• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

3. Keadilan

Keadilan merupakan suatu unsur penting dalam lingkungan manapun, karena

keadilan dapat memberikan kontribusi positif atau negatif bagi pihak-pihak yang

mengalami, melihat, atau bahkan hanya mendengarkan. Keadilan sudah lama

menjadi pokok pembicaraan serius oleh berbagai elemen masyarakat, jadi tentunya

bukan sesuatu yang asing lagi bagi kita semua.

a. Pengertian Keadilan

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.

Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu

banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau

benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah

ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang

sama. Namun apabila kedua orang tidak memiliki kesamaan sesuai dengan ukuran

yang telah ditetapkan maka masing-masing orang akan menerima bagian yang

tidak sama. Pelangggaran terhadap proporsi yang telah ditetapkan tersebut disebut

ketidak adilan.

Secara umum keadilan digambarkan sebagai situasi sosial ketika

merupakan sesuatu yang dirasakan oleh setiap individu melalui proses persepsi,

bila hal yang terjadi pada diri seseorang menimbulkan kerugian maka ia akan

mengatakan bahwa telah terjadi ketidak adilan, namun bila seseorang mengalami

keuntungan akan sesuatu hal maka orang tersebut akan mengatakan bahwa ia

mengalami keadilan.

Berdasarkan pada definisi yang dikemukankan, terlihat bahwa keadilan

merupakan sesuatu yang berkaitan dengan pikiran seseorang akan output yang

diberikan dan input yang diperolehnya.

b. Unsur Keadilan Non finansial

Keadilan non finansial merupakan bentuk keadilan dimana terjadi

kesamaan antara apa yang diberikan oleh pegawai dengan apa yang didapatkan

oleh pegawai dari hasil kerja mereka. Dalam keadilan non finansial, hasil atau

apa yang diterima oleh pegawai tidak berupa barang atau benda dan atau uang,

melainkan berbagai macam perlakuan yang dialami dalam lingkungan kerja.

Unsur tersebut berkaitan dengan keadilan non finansial, yang berkaitan dengan

beberapa hal, yaitu:

1) Komunikasi

Komunikasi merupakan proses transfer pemahaman (understanding) sesuatu

yang berarti (meaningful) (Dian Wijayanto, 2012: 159). Komunikasi juga

merupakan bentuk interaksi antara individu yang satu dengan yang lain atau

individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Komunikasi

merupakan cara paling efektif dalam menyelesaikan berbagai masalah yang

mempertahankan keberadaannya. Bentuk komunikasi ini dapat berupa

komunikasi verbal maupun non verbal dan komunikasi formal maupun

informal.

Gambar 1. Proses Komunikasi

Sumber: Robbins S. P ( dalam Dian Wijayanto 2012: 160)

Komunikasi dalam suatu organisasi merupakan hal yang sangat penting,

sehingga organisasi tersebut dapat bekerja semaksimal mungkin karena

mendapat masukan atau pendapat dan disana terjadi musyawarah antar

individu dalam organisasi sehingga mengasilkan keputusan yang adil.

Komunikasi dalam organisasi dapat terjadi dari berbagai arah menurut

Wayne dan Don (2006: 184-190), namun yang berkaitan dengan penelitian

ini yaitu:

Komunikasi ke atas, dalam organisasi komunikasi ini berarti bahwa

informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih

Source Enconding Channel Decoding Receiver

Message Message Message Message

tinggi. Bentuk informasi komunikasi yang biasanya terjadi pada aliran

komunikasi ke atas:

(1) Menjelaskan persoalan-persoalan kerja yang belum dipecahkan

bawahan yang mungkin memerlukan beberapa bantuan.

(2) Memberikan saran atau gagasan yang bertujuan untuk perbaikan

dalam unit-unit mereka atau dalam organisasi sebagai suatu

keseluruhan.

(3) Mengungkapkan bagaimana pikiran dan perasaan yang dirasakan

bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan

organisasi.

2) Tugas

Seorang pegawai terkadang menginginkan tugas yang besar untuk menguji

dirinya atas apa yang ia kerjakan. Tugas yang memiliki resiko besar

membuat pegawai merasa memiliki arti penting dalam organisasinya dan

memberikan rasa percaya dalam dirinya bahwa ia dapat melakukannya dan

keinginan untuk membuktikan bahwa sebagai pegawai ia dapat diandalkan.

3) Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu ekspektasi positif bahwa orang lain tidak

akan bertindak secara oportunistik, baik dalam pernyataan, tindakan atau

keputusan. Oportunis yang dipersepsikan dalam hal ini adalah sesuatu yang

bersifat negatif (Robbins dan Judge, 2008: 97). Kepercayaan dari atasan

akan membuat pegawai memiliki keinginan dan semangat yang tinggi dalam

serta tidak merasa diremehkan sebagai seorang bawahan. Kepercayaan juga

dapat membuat pegawai lebih menghargai atasannya serta lebih berani

berinovasi dalam organisasinya.

Kepercayaan yang sangat kuat di dalam mengembangkan suatu organisasi.

Orang-orang dalam organisasi tidak akan berbuat yang terbaik jika mereka

tidak percaya bahwa mereka diperlakukan adil, bahwa tidak ada kronisme

dan setiap orang memiliki sasaran yang nyata. Ketika kita melihat orang lain

bertindak dengan cara-cara yang menyatakan bahwa mereka mempercayai

kita, maka kita menjadi lebih cenderung ingin bertimbal-balik dengan lebih

mempercayai mereka. (Kreitner dan kinicki, 2005: 119)

4) Peluang/Kesempatan

Peluang/Kesempatan dalam bekerja merupakan hal yang ingin diperoleh

setiap pegawai. Setiap pegawai berharap memperoleh peluang/kesempatan

yang sama dalam organisasi. Peluang/kesempatan yang sama bagi setiap

pegawai memberikan angapan bahwa setiap pegawai mendapatkan bagian

dalam hal pembuktian dirinya serta rasa diperlakukan secara adil dalam

organisasi. (Arep dan Tanjung, 2003: 34-46)

c. Keadilan dalam Organisasi

Robbins dan Judge (2008: 249-251) mendefinisikan keadilan organisasi

sabagai keseluruhan persepsi tentang apa yang adil di tempat kerja. Dalam

lingkungan kerja, sterdapat 3 (tiga) tipe keadilan yang populer dilingkungan

pegawainya berkaitan dengan berbagai hal mengenai keadilan, yaitu keadilan

distributif, keadilan prosedural dan keadilan interaksional.

1) Keadilan distributif merupakan keadilan yang diterima seseorang sebagai

hasil dari keputusan alokasi, misalnya standar gaji.

2) Keadilan prosedural berkaitan dengan prosedur-prosedur yang digunakan

organisasi untuk mendistribusikan hasil-hasil dan sumber daya-sumber daya

yang terdapat dalam organisasi tersebut kepada para anggotanya.

3) Keadilan interaksional merupakan perlakuan interaksional pembuat

keputusan terhadap bawahan atau pegawai ketika mengimplementasikan

prosedur pembagian sumber daya yang ada.

Berdasarkan pada keadilan organisasi yang dibagi menjadi 3 (tiga) tipe

keadilan, terlihat bahwa semua tipe keadilan tersebut berkaitan dengan

bagaimana pendistribusian atau pembagian sumberdaya dilakukan secara

merata. Namun menurut penulis seharusnya didalam suatu organisasi harus

diberikan tambahan 1 (satu) tipe keadilan lagi, yaitu:

Keadilan komutatif merupakan keadilan yang berhubungan dengan

persamaan yang diterima oleh setiap orang tanpa melihat jasa orang

tersebut. Keadilan ini sering disebut dengan keadilan hak asasi, suatu

keadilan yang secara alami dimiliki manusia, yang sangat ditekankan pada

keadilan komutatif adalah kebebasan seseorang dalam berpendapat tanpa

melihat berbagai kekurangan atau kelebihan yang dimiliki seseorang yang

Dokumen terkait