• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi keadilan non finansial dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai : studi kasus pada Pegawai Negeri Sipil di Kantor Puskesmas Bondo Kodi - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh persepsi keadilan non finansial dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai : studi kasus pada Pegawai Negeri Sipil di Kantor Puskesmas Bondo Kodi - USD Repository"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI KEADILAN NON FINANSIAL DAN MOTIVASI

KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Pegawai Negeri Sipil di Kantor Puskesmas Bondo Kodi

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Paulina Maghu

NIM : 082214091

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

PENGARUH PERSEPSI KEADILAN NON FINANSIAL DAN

MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Pegawai Negeri Sipil di Kantor Puskesmas Bondo Kodi

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Paulina Maghu

NIM : 082214091

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Learn from yesterday,

Life for today,

Hope for tomorrow.

(Albert Einstein)

Segala perkara dapat kutanggung

di dalam Dia yang memberi

kekuatan kepadaku.

(Filipi 4:13)

Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Papa dan Mamaku tercinta

Adik-adikku tersayang

(6)
(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan kasih dan karunia yang telah Ia berikan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, “ PENGARUH PERSEPSI KEADILAN NON FINANSIAL DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI : Studi Kasus pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Puskesmas Bondo Kodi”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih-Nya yang tak terhingga.

2. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M. Si., Man., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. A. Triwanggono, M. S., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

5. Drs. G. Hendra Poerwanto, M. Si., selaku Dosen Pembimbing II, yang juga telah

mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.

6. Ibu Dr. Henny M. Kaka, selaku Kepala Puskesmas Bondo Kodi yang telah memberikan

izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

7. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

8. Bapakku Daniel Maghu, Mamaku Wehelmina Albertus, adik-adikku tersayang Lodowyk

Maghu, Salomina Alukana Maghu, dan Melkianus Edi Maghu yang selalu mendukung,

mendoakan, memotivasi serta memberikan bantuan baik moril maupun materiil selama

penyusunan skripsi ini sampai selesai dengan baik.

9. Paulus Bagus Handoko, orang yang selalu mendukung, mendoakan, menghibur, dan

(9)
(10)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii

HALAMAN PERSEMBAHAN………. iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS……… iv

HALAMAN KATA PENGANTAR………... v

HALAMAN DAFTAR ISI... vii

HALAMAN DAFTAR TABEL………. xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR………. xii

HALAMAN ABSTRAK………. Xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Sistematika Penulisan... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 8

1. Sumber Daya Manusia... 8

a. Pengertian Sumber Daya Manusia... 8

b. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia... 9

(11)

viii

a. Pengertian Persepsi... 10

b. Jenis-jenis Persepsi... 11

c. Faktor-faktor Pembentuk Persepsi... 12

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi... 13

3. Keadilan... 14

a. Pengertian Keadilan... 14

b. Unsur Keadilan Non Finansial... 15

c. Keadilan dalam Organisasi... 18

4. Motivasi... 20

a. Pengertian Motivasi Kerja... 20

b. Unsur Motivasi Kerja...………... 21

c. Manfaat Motivasi Kerja... 23

d. Faktor-faktor yang Membentuk Motivasi... 24

5. Kinerja... 26

a. Pengertian Kinerja... 26

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja... 26

c. Metode Penilaian Kinerja... 27

d. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja... 27

B. Penelitian Terdahulu... 33

C. Kerangka Konseptual Penelitian... 34

D. Hipotesis... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 36

B. Subjek dan Objek Penelitian... 36

C. Waktu dan Lokasi Penelitian... 37

D. Variabel Penelitian... 37

1. Identifikasi Variabel... 37

2. Definisi Variabel... 38

3. Pengukuran Variabel... 39

E. Populasi dan Sampel Penelitian... 40

F. Sumber Data... 41

G. Teknik Pengumpulan Data... 42

(12)

ix

1. Pengujian Validitas... 44

2. Pengujian Reliabilitas... 45

I. Teknik Analisis Data... 46

J. Uji Asumsi Klasik... 47

1. Uji Multikolonieritas... 47

2. Uji Heteroskedastisitas... 47

3. Uji Normalitas... 48

K. Pengujian Hipotesis... 48

1. Koefisien Determinasi (R2)... 48

2. Uji F... 49

3. Uji t... 49

BAB IV GAMBARAN UMUM PUSKESMAS A. Sejarah Puskesmas Bondo Kodi……….. 51

B. Visi dan Misi Puskesmas………... 56

C. Pemasaran, Keuangan, dan Produksi………... 56

D. Profil Pegawai……….. 58

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data……… 60

B. Uji Kevalidan Data………. 60

1. Validitas………. 60

2. Reliabilitas………. 61

C. Hasil Penelitian……… 62

1. Analisis Deskriptif………..……….... 62

2. Deskripsi Variabel Penelitian………...……….. 64

D. Analisis Data……….. 66

1. Analisis Regresi Berganda……… 66

2. Hasil Uji Asumsi Klasik……… 67

a. Uji Normalitas……… 67

b. Uji Multikolonieritas……….. 68

c. Uji Heteroskedastisitas……….. 69

(13)

x

a. Uji F……… 70

b. Uji t………. 71

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)……….. 73

E. Pembahasan………. 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 78

B. Keterbatasan Penelitian……… 78

C. Saran………... 79

DAFTAR PUSTAKA………... 81

LAMPIRAN……… 84

Lampiran 1. Kuesioner………. 84

Lampiran 2. Data Variabel Responden………. 92

Lampiran 3. Hasil Perhitungan Skor Variabel……….. 95

Lampiran 4. Hasil Uji Deskriptif Responden……… 96

Lampiran 5. Hasil Uji Deskriptif Variabel……… 97

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Persepsi Keadilan Non Finansial……… 98

Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja……… 100

Lampiran 8. Hasil Uji Validitas Kinerja Pegawai……….. 102

Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas……….. 104

Lampiran 10. Hasil Uji Asumsi Klasik………... 106

(14)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Profil Pegawai……….. 58

Tabel 2 Rangkuman tes Validitas Variabel……… 61

Tabel 3 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas……… 62

Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. 62

Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan………... 63

Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja……….. 63

Tabel 7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Persepsi Keadilan Non Finansial…….. 64

Tabel 8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Motivasi Kerja……… 65

Tabel 9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Kinerja Pegawai……… 66

Tabel 10 Hasil Uji Regresi Linier Berganda……… 67

Tabel 11 Hasil Uji Normalitas………... 68

Tabel 12 Hasil Uji Multikolonieritas………. 68

Tabel 13 Hasil Uji Hipotesis Analisis Simultan ( Uji F)………... 70

Tabel 14 Hasil Uji Hipotesis Analisis Parsial (Uji t)………. 71

(15)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Proses Komunikasi……… 16

Gambar 2 Ciri-ciri Orang Termotivasi………... 24

Gambar 3 Kerangka Konseptual Penelitian……… 34

Gambar 4 Struktur Organisasi Puskesmas………. 52

(16)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI KEADILAN NON FINANSIAL

DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Puskesmas

Bondo Kodi

Paulina Maghu

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi keadilan non

finansial dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Pegawai Negeri

Sipil di Puskesmas Bondo Kodi. Populasi dalam penelitian ini adalah staff di

Kantor Puskesmas Bondo Kodi yang seluruhnya berjumlah 27 orang, dengan

sampel sebanyak 27 orang. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan

dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi linier

berganda. Hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh persepsi keadilan

non finansial dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja

pegawai dan ada pengaruh positif persepsi keadilan non finansial dan motivasi

kerja secara sendiri-sendiri terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian ini juga

diketahui bahwa pegawai di Puskesmas Bondo Kodi memiliki kinerja yang

sangat tinggi.

Kata kunci : Pengaruh persepsi keadilan non finansial dan motivasi kerja

(17)

THE INFLUENCE OF NON FINANCIAL FAIRNESSAND WORK MOTIVATION

TOWARDSTHE WORKERS’ WORK PERFORMANCE

A Case Study on the Civil Servants at the office of People’s HealthCareCentre

Of Bondo Kodi

Paulina Maghu

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2014

ABSTRACT

The objective of the research was to identify theinfluence of non financial fairness and

work motivation on the work performance of the civil servants at the People’s Health Care Centre of BondoKodi. The population of the research was the staff of the People’s Health Care Centreat BondoKodi office which consisted of all 27 civil servants, who wereall the sample. The

data collecting technique used questionnaires and documentation, whereas the data analyzing

techniqueused a multiple linear regression technique. The result of the research was that there

was an influence of the perception of each of non financial fairness and work motivation on the

work performance of the workers. The result also indicated that the civil servants at BondoKodi

Health Care Centre had got an excellent work performance.

Key words: Theinfluence of non financial fairness and work motivation on the work

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi,

baik organisasi tersebut bersifat formal atau non formal. Dalam suatu organisasi,

apapun teknik, teknologi, mesin dan berbagai perangkat canggih yang digunakan

tidak akan melebihi kemampuan manusia. Semua atribut yang ada ataupun digunakan

membutuhkan sumber daya manusia dalam proses serta pengambilan keputusan.

Pentingnya sumber daya manusia dalam organisasi terkadang menimbulkan

berbagai masalah. Masalah tersebut mengkibatkan organisasi mengalami kerugian

yang sangat besar atau bahkan mengalami kehancuran, dikarenakan apa yang menjadi

tujuan awal organisasi dan yang sudah direncanakan tidak dilakukan sebagaimana

mestinya oleh pegawai. Beberapa tahun belakangan ini banyak terjadi unjuk rasa atau

demo yang dilakukan oleh pegawai agar aspirasinya didengarkan oleh pengurus

organisasi atau pemimpinnya.

Banyak unsur yang menjadi penyebab timbulnya suatu masalah seperti unjuk

rasa, bila dilihat dari apa yang menjadi masalah bagi pegawai maka dapat dibagi

dalam 2 hal, yaitu yang berhubungan dengan finansial dan non finansial. Unsur yang

berhubungan dengan finansial sudah sangat jelas berupa gaji atau bonus, sedangkan

unsur yang berhubungan dengan non finansial berupa sesuatu yang tidak dapat dilihat

secara kasat mata.

Unsur finansial dan non finansial apabila dikaitkan dengan lingkungan

(19)

sangat jarang hal ini diperdebatkan dalam organisasi oleh para pegawai. Sedangkan

unsur non finansial yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata dan tidak ditentukan

atau tidak memiliki aturan yang baku seperti, pemberian tugas, pemberian

tanggungjawab, komunikasi dan berbagai hal lainnya yang menjadi penyebab

kenyamanan, semangat, dan keinginan seorang pegawai untuk memberikan yang

terbaik. Masalah non finansial inilah yang terkadang sulit untuk diselesaikan dan

diberikan standarisasi yang jelas agar hal seperti ini tidak terulang lagi.

Seperti yang sebelumnya telah disampaikan oleh penulis bahwa belakangan

ini terjadi berbagai demo yang dilakukan para pegawai, kebanyakan aspirasi yang

disampaikan merupakan unsur yang bersifat finansial dan aspirasi tersebut lebih

sering dilakukan oleh pegawai swasta, sedangkan pegawai pemerintahan atau PNS

sangat jarang melakukan demo, bahkan demo yang berkaitan dengan masalah non

finansial. Padahal jika diperhatikan maka keadilan yang bersifat non finansial

memiliki keunggulan atau peranan yang sama dengan keadilan finansial dalam

menghidupkan suatu organisasi.

Keadilan merupakan masalah yang sering terjadi di dalam organisasi dan

selalu menjadi berita terhangat di media massa, baik elektronik maupun cetak.

Perasaan keadilan ini memberikan gambaran kepada pegawai bahwa sejauh mana

mereka dihargai dan dihormati dalam organisasi tersebut. Pegawai akan merasa

memiliki organisasi apabila ia diperlakukan adil dan sebaliknya ia akan merasa tidak

memiliki organisasi apabila yang ia rasakan adalah perasaan ketidakadilan. Rasa

memiliki yang membuat pegawai mengalami semangat kerja untuk mencapai tujuan

organisasi, namun rasa tidak memiliki menyebabkan pegawai tidak mempunyai

semangat untuk bekerja. Semangat kerja yang diutarakan tadi sering pula disebut

(20)

seseorang mengenai berbagai hal yang mempengaruhinya untuk melakukan sesuatu

yang berkaitan dengan pekerjaaannya.

Organisasi dapat berjalan karena didalamnya terdapat pekerja yang tangguh

dan memiliki keinginan kuat dalam memajukan organisasi tersebut. Namun perlu

diingat bahwa seorang pekerja memiliki perasaan yang rumit untuk dipahami,

terkadang apa yang kita lihat atau dengar akan berbeda bila ditafsirkan oleh orang lain

meskipun apa yang kita lihat dan dengar itu merupakan hal yang sama. Oleh karena

itu dalam suatu organisasi akan terjadi berbagai macam tanggapan mengenai hal yang

sama. Dalam suatu organisasi terdapat berbagai macam kriteria orang yang harus

dihadapi dan memiliki persepsinya masing-masing yang tentu saja sukar untuk

disatukan ketujuan awal organisasi. Persepsi menurut Robbins (2008: 175) “proses

dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka

guna memberikan arti bagi lingkungan mereka”. Gambaran-gambaran yang ditangkap

oleh indera mengakibatkan pegawai kehilangan tujuan utama perusahaan dalam

dirinya.

Perasaan bahwa seseorang diperlakukan adil atau tidak serta motivasinya

dalam bekerja memberikan kontribusi dalam organisasi, bila seseorang merasa

diperlakukan adil dan termotivasi dengan baik maka ia tentunya akan bekerja dengan

sangat efektif dan efisien, namun bila yang terjadi sebaliknya, maka hasil yang terjadi

akan sebaliknya pula. Apa yang dilakukan pegawai dapat dinilai lewat kinerja

mereka. Kinerja merupakan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pegawai

atau sesuatu bukti yang menyatakan seberapa pegawai merasa diperlakukan adil atau

tidak dan seberapa pegawai memiliki semangat motivasi yang tinggi atau tidak

(21)

Berdasarkan pada apa yang telah penulis kemukakan di awal tadi, masalah

yang dialami oleh suatu organisasi dapat menimbulkan kerugian bagi berbagai pihak

dan bahkan menimbulkan kebangkrutan. Masalah ini kebanyakan juga hanya terjadi

dilingkungan pegawai swasta, maka membuat penulis bertanya-tanya mengenai

persepsi keadilan non finansial, motivasi kerja dan kinerja pegawai dilingkungan

Pegawai Negeri Nipil (PNS). Berdasarkan rasa ingin tahu tersebut, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH KEADILAN NON

FINANSIAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI”. Studi

Kasus di Kantor Puskesmas Bondo Kodi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan oleh penulis,

maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah persepsi keadilan non finansial dan motivasi kerja berpengaruh terhadap

kinerja pegawai?

C. Batasan Masalah

Beberapa hal akan ditekankan dalam penelitian yang bertujuan memfokuskan

pada apa yang ingin diteliti oleh penulis, maka perlu dilakukan pembatasan seperti :

1. Persepsi keadilan yang ingin diteliti oleh penulis adalah persepsi keadilan non

finansial, hal ini karena yang menjadi responden adalah Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dimana hal-hal yang berkaitan dengan finansial sudah ditetapkan atau

ditentukan oleh pemerintah pusat.

2. Responden pada penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), sedangkan

(22)

ini karena penulis menginginkan tidak terdapat perbedaan lain yang berpengaruh

terhadap penelitian penulisdan karena calon pegawai negeri sipil dan pegawai

kontrak belum memiliki Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dikemukakan oleh penulis

pada latar belakang masalah dan rumusan masalah dari penelitian ini. Maka tujuan

penelitian ini untuk mengetahui pengaruh persepsi keadilan non finansial dan

motivasi kerja terhadap kinerja pegawai.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat membantu pihak Puskesmas dan

dijadikan acuan dalam melihat seperti apa sikap pegawai yang termotivasi agar

dapat digunakan untuk mengevaluasi cara pemberian motivasi dan perlakuan

keadilan non finansial kepada pegawai agar dipersepsikan adil sehingga kinerja

pegawaipun makin meningkat.

2. Bagi Universitas

Penulis berharap penelitian ini dapat menambah kepustakaan dan menjadi bahan

pembelajaran bagi para mahasiswa guna menambah pengetahuan, khususnya

mengenai persepsi keadilan non finansial, motivasi kerja dan kinerja pegawai

(23)

3. Bagi peneliti

Penelitian ini menambah pengetahuan penulis mengenai berbagai teori,

lingkungan kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) terutama yang berkaitan dengan

persepsi keadilan non finansial, motivasi kerja dan kinerja mereka.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Pada bab pendahulaun akan dijelaskan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Pada bab kajian pustaka akan dijelaskan mengenai teori-teori yang

berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, penelitian

terdahulu, kerangka konseptual penelitian, dan hipotesis.

BAB III Metode Penelitian

Pada bab metode penelitian ini akan dijelaskan mengenai jenis

penelitian, subjek dan objek penelitian, lokasi dan waktu penelitian,

variable penelitian, populasi dan sampel, sumber data, teknik

pengumpulan data, teknik pengujian instrumen, teknik analisis data,

uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.

BAB IV Gambaran Umum

Dalam bab ini berisi gambaran umum kantor Puskesmas Bondo Kodi

yang meliputi sejarah, lokasi, struktur organisasi, program kerja, Visi

dan Misi, biodata pegawai (jenis kelamin, lama bekerja, golongan, dan

(24)

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Bab analisis data akan dijelaskan mengenai analisis data dan

penjelasan pembahasan mengenai hasil yang diperoleh.

BAB VI Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari analisis data

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sumber Daya Manusia

a. Pengertian Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan unsur paling mendasar dalam

pergerakan organisasi, bisa dikatakan bahwa sumber daya manusia adalah roda

yang menyebabkan organisasi bergerak. Pengertian sumber daya manusia

menurut Samsudin (2006: 21) adalah sebagai berikut :

“Sumber daya manusia adalah orang-orang yang merancang, dan

menhasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu, memasarkan produk,

mengalokasikan sumber daya finansial, serta merumuskan strategi dan

tujuan organisasi”.

Pengertian sumber daya manusia menurut Gomes (1995: 1) adalah sebagai

berikut :

“Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat

dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas”.

Berdasarkan definisi sumber daya manusia yang telah dikemukakan oleh

para ahli dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia merupakan unsur

terpenting dan menjadi unsur utama yang harus ada guna menentukan tujuan

(26)

b. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Samsudin (2006: 22), pengertian manajemen sumber daya

manusia adalah sebagai berikut :

“Aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia dalam

organisasi dapat didayagunakan secara efektif dan efisien guna mencapai

berbagai tujuan”.

Gomes (1995: 3), memberikan pengartian yang berbeda mengenai

manajemen sumber daya manusia, yaitu :

“Suatu gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai

sumber daya yang cukup potensial yang perlu dikembangkan sedemikian

rupa sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi

organisasi dan bagi pengembangan dirinya”.

Menurut Moses N. Kiggundu (dalam Gomes, 1995: 4) mengungkapkan

manajemen sumber daya manusia sebagai berikut :

“Human resource management is the development and untilization of

personnel for the effective achievement of individual, organizational,

community, national, and international goals and objectives”.

Dapat disimpikan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan

suatu seni atau proses yang dilakukan guna memaksimalkan tujuan organisasi

dan mengembangkan diri sumber daya manusia tersebut. Serta memberikan

masukan yang dapat mengatur bagaimana daya atau cara seseorang berfikir

dalam organisasinya sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang

(27)

2. Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Dalam setiap organisasi terdapat banyak individu, dimana setiap individu

memiliki gambaran dan pendapat mereka masing-masing mengenai berbagai hal

yang terjadi. Pandangan seseorang terhadap sesuatu yang dialami, dilihat atau

didengar tentang berbagai hal disebut persepsi. Persepsi menurut Thoto (1983:

141-142) adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam

memahami informasi mengenai lingkungannya, baik lewat penglihatan,

pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Sedangkan persepsi

menurut Robbins (dalam Mulyadi, 1989: 233) adalah proses dimana seseorang

mengorganisasikan dan menginterpretasi kesan atau tangkapan inderanya agar

memiliki makna dalam konteks lingkungannya.

Menurut penjelasan atau definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi

mencakup tiga aspek utama yaitu:

1) Aspek kognitif

Aspek kognitif berkaitan dengan proses diterimanya stimulus oleh reseptor

indera dan diproses ke sistem saraf pusat yaitu otak. Aspek kognitif

merupakan representasi dari apa yang dipercayai oleh individu, berisi

kepercayaan individu mengenai apa yang berlaku atau yang benar bagi

objek yang dipersepsikannya.

2) Aspek afektif

Aspek afektif ini menyangkut kesan-kesan yang dirasakan individu dalam

(28)

merupakan perasaan emosional subjektif dari individu terhadap objek

persepsi, yang merupakan perasaan memihak atau tidak memihak,

mendukung atau tidak mendukung terhadap objek yang dipersepsikan.

3) Aspek konatif

Aspek konatif ini menyangkut bagaimana perilaku atau kecenderungan

berperilaku individu berkaitan dengan stimulus yang dihadapinya. Aspek

konatif berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu

objek yang dipersepsikan. Hal ini menunjukkan kecenderungan berperilaku

seseorang berkaitan dengan bagaimana cara orang tersebut mempersepsikan

objek yang dihadapi.

b. Jenis-jenis Persepsi berdasarkan Indera

Persepsi dibagi atas beberapa bagian bila dikaitkan dengan indera manusia,

yaitu:

1) Persepsi visual

Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah

persepsi yang paling awal berkembang pada bayi. Persepsi visual

merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus

persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.

2) Persepsi auditori

Persepsi ini didapatkan melalui indera pendengaran yaitu telinga, yang

sangat peka terhadap tekanan nada yang didengarkan.

3) Persepsi peraba

(29)

4) Persepsi penciuman

Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu

hidung.

5) Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu

lidah.

c. Faktor-faktor Pembentuk Persepsi

Dalam memandang hingga mempersepsikan sesuatu hal tidak secara

langsung seseorang melakukannya tanpa ada alasan atau unsur yang membentuk

persepsi tersebut. Maka perlu dikemukakan faktor-faktor yang membentuk

persepsi seseorang, yaitu:

1) Perhatian

Perhatian biasanya tidak selalu menangkap seluruh rangsang yang berada

disekitar kita secara bersamaan atau sekaligus, tetapi memfokuskan

perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus perhatian antara

satu orang dengan orang yang lain akan menyebabkan perbedaan persepsi

itu sendiri.

2) Set

Set merupakan harapan seseorang akan rangsang yang timbul. Perbedaan

(30)

3) Kebutuhan

Kebutuhan sesaat maupun kebutuhan menetap pada diri seseorang akan

memberikan pengaruh terhadap persepsi orang tersebut. Perbedaan

kebutuhan juga dapat meberikan pengaruh yang berbeda terhadap persepsi.

4) Sistem Nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat juga berpengaruh pula

terhadap persepsi.

5) Ciri Kepribadian

Pola kepribadian yang dimiliki oleh individu dapat menghasilkan persepsi

yang berbeda pula.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi yang terjadi pada diri seseorang tidak terjadi begitu saja atau

tidak terjadi secara kebetulan, ada beberapa faktor yang menjadi pengaruh

munculnya persepsi. Faktor-faktor tersebut menyebabkan orang dapat

mempunyai interprestasi yang berbeda-beda mengenai suatu stimulus yang

sama. Menurut Robbins (dalam Komang, Ni wayan, dan Agung, 2008:20) ada

tiga faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu:

1) Pelaku persepsi

Suatu persepsi akan ditafsirkan seperti apa dan bagaimana tergantung dari

karakteristik individu yang menafsirkannya.

2) Target persepsi

Karakteristik-karakteristik dari target yang diamati dapat mempengaruhi

(31)

3) Situasi

Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar sepeti waktu, suasana tempat kerja,

dan juga keadaan sosial seseorang dapat mempengaruhi persepsinya.

Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana

saja persepsi tersebut timbul dan perlu mendapat perhatian.

3. Keadilan

Keadilan merupakan suatu unsur penting dalam lingkungan manapun, karena

keadilan dapat memberikan kontribusi positif atau negatif bagi pihak-pihak yang

mengalami, melihat, atau bahkan hanya mendengarkan. Keadilan sudah lama

menjadi pokok pembicaraan serius oleh berbagai elemen masyarakat, jadi tentunya

bukan sesuatu yang asing lagi bagi kita semua.

a. Pengertian Keadilan

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.

Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu

banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau

benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah

ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang

sama. Namun apabila kedua orang tidak memiliki kesamaan sesuai dengan ukuran

yang telah ditetapkan maka masing-masing orang akan menerima bagian yang

tidak sama. Pelangggaran terhadap proporsi yang telah ditetapkan tersebut disebut

ketidak adilan.

Secara umum keadilan digambarkan sebagai situasi sosial ketika

(32)

merupakan sesuatu yang dirasakan oleh setiap individu melalui proses persepsi,

bila hal yang terjadi pada diri seseorang menimbulkan kerugian maka ia akan

mengatakan bahwa telah terjadi ketidak adilan, namun bila seseorang mengalami

keuntungan akan sesuatu hal maka orang tersebut akan mengatakan bahwa ia

mengalami keadilan.

Berdasarkan pada definisi yang dikemukankan, terlihat bahwa keadilan

merupakan sesuatu yang berkaitan dengan pikiran seseorang akan output yang

diberikan dan input yang diperolehnya.

b. Unsur Keadilan Non finansial

Keadilan non finansial merupakan bentuk keadilan dimana terjadi

kesamaan antara apa yang diberikan oleh pegawai dengan apa yang didapatkan

oleh pegawai dari hasil kerja mereka. Dalam keadilan non finansial, hasil atau

apa yang diterima oleh pegawai tidak berupa barang atau benda dan atau uang,

melainkan berbagai macam perlakuan yang dialami dalam lingkungan kerja.

Unsur tersebut berkaitan dengan keadilan non finansial, yang berkaitan dengan

beberapa hal, yaitu:

1) Komunikasi

Komunikasi merupakan proses transfer pemahaman (understanding) sesuatu

yang berarti (meaningful) (Dian Wijayanto, 2012: 159). Komunikasi juga

merupakan bentuk interaksi antara individu yang satu dengan yang lain atau

individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Komunikasi

merupakan cara paling efektif dalam menyelesaikan berbagai masalah yang

(33)

mempertahankan keberadaannya. Bentuk komunikasi ini dapat berupa

komunikasi verbal maupun non verbal dan komunikasi formal maupun

informal.

Gambar 1. Proses Komunikasi

Sumber: Robbins S. P ( dalam Dian Wijayanto 2012: 160)

Komunikasi dalam suatu organisasi merupakan hal yang sangat penting,

sehingga organisasi tersebut dapat bekerja semaksimal mungkin karena

mendapat masukan atau pendapat dan disana terjadi musyawarah antar

individu dalam organisasi sehingga mengasilkan keputusan yang adil.

Komunikasi dalam organisasi dapat terjadi dari berbagai arah menurut

Wayne dan Don (2006: 184-190), namun yang berkaitan dengan penelitian

ini yaitu:

Komunikasi ke atas, dalam organisasi komunikasi ini berarti bahwa

informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih

Source

Enconding

Channel

Decoding

Receiver

Message

Message

Message

Message

(34)

tinggi. Bentuk informasi komunikasi yang biasanya terjadi pada aliran

komunikasi ke atas:

(1) Menjelaskan persoalan-persoalan kerja yang belum dipecahkan

bawahan yang mungkin memerlukan beberapa bantuan.

(2) Memberikan saran atau gagasan yang bertujuan untuk perbaikan

dalam unit-unit mereka atau dalam organisasi sebagai suatu

keseluruhan.

(3) Mengungkapkan bagaimana pikiran dan perasaan yang dirasakan

bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan

organisasi.

2) Tugas

Seorang pegawai terkadang menginginkan tugas yang besar untuk menguji

dirinya atas apa yang ia kerjakan. Tugas yang memiliki resiko besar

membuat pegawai merasa memiliki arti penting dalam organisasinya dan

memberikan rasa percaya dalam dirinya bahwa ia dapat melakukannya dan

keinginan untuk membuktikan bahwa sebagai pegawai ia dapat diandalkan.

3) Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu ekspektasi positif bahwa orang lain tidak

akan bertindak secara oportunistik, baik dalam pernyataan, tindakan atau

keputusan. Oportunis yang dipersepsikan dalam hal ini adalah sesuatu yang

bersifat negatif (Robbins dan Judge, 2008: 97). Kepercayaan dari atasan

akan membuat pegawai memiliki keinginan dan semangat yang tinggi dalam

(35)

serta tidak merasa diremehkan sebagai seorang bawahan. Kepercayaan juga

dapat membuat pegawai lebih menghargai atasannya serta lebih berani

berinovasi dalam organisasinya.

Kepercayaan yang sangat kuat di dalam mengembangkan suatu organisasi.

Orang-orang dalam organisasi tidak akan berbuat yang terbaik jika mereka

tidak percaya bahwa mereka diperlakukan adil, bahwa tidak ada kronisme

dan setiap orang memiliki sasaran yang nyata. Ketika kita melihat orang lain

bertindak dengan cara-cara yang menyatakan bahwa mereka mempercayai

kita, maka kita menjadi lebih cenderung ingin bertimbal-balik dengan lebih

mempercayai mereka. (Kreitner dan kinicki, 2005: 119)

4) Peluang/Kesempatan

Peluang/Kesempatan dalam bekerja merupakan hal yang ingin diperoleh

setiap pegawai. Setiap pegawai berharap memperoleh peluang/kesempatan

yang sama dalam organisasi. Peluang/kesempatan yang sama bagi setiap

pegawai memberikan angapan bahwa setiap pegawai mendapatkan bagian

dalam hal pembuktian dirinya serta rasa diperlakukan secara adil dalam

organisasi. (Arep dan Tanjung, 2003: 34-46)

c. Keadilan dalam Organisasi

Robbins dan Judge (2008: 249-251) mendefinisikan keadilan organisasi

sabagai keseluruhan persepsi tentang apa yang adil di tempat kerja. Dalam

lingkungan kerja, sterdapat 3 (tiga) tipe keadilan yang populer dilingkungan

(36)

pegawainya berkaitan dengan berbagai hal mengenai keadilan, yaitu keadilan

distributif, keadilan prosedural dan keadilan interaksional.

1) Keadilan distributif merupakan keadilan yang diterima seseorang sebagai

hasil dari keputusan alokasi, misalnya standar gaji.

2) Keadilan prosedural berkaitan dengan prosedur-prosedur yang digunakan

organisasi untuk mendistribusikan hasil-hasil dan sumber daya-sumber daya

yang terdapat dalam organisasi tersebut kepada para anggotanya.

3) Keadilan interaksional merupakan perlakuan interaksional pembuat

keputusan terhadap bawahan atau pegawai ketika mengimplementasikan

prosedur pembagian sumber daya yang ada.

Berdasarkan pada keadilan organisasi yang dibagi menjadi 3 (tiga) tipe

keadilan, terlihat bahwa semua tipe keadilan tersebut berkaitan dengan

bagaimana pendistribusian atau pembagian sumberdaya dilakukan secara

merata. Namun menurut penulis seharusnya didalam suatu organisasi harus

diberikan tambahan 1 (satu) tipe keadilan lagi, yaitu:

Keadilan komutatif merupakan keadilan yang berhubungan dengan

persamaan yang diterima oleh setiap orang tanpa melihat jasa orang

tersebut. Keadilan ini sering disebut dengan keadilan hak asasi, suatu

keadilan yang secara alami dimiliki manusia, yang sangat ditekankan pada

keadilan komutatif adalah kebebasan seseorang dalam berpendapat tanpa

melihat berbagai kekurangan atau kelebihan yang dimiliki seseorang yang

(37)

4. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan atau gerakan yang berasal dari diri seseorang

untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan ataupun yang diinginkan guna

mencapai tujan yang telah ditentukan. Argumen ini didukung dengan pernyataan

Chung dan Megginson (dalam Gomes, 1995: 177-178), motivasi dirumuskan sebagai

perilaku yang ditunjukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang

dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan.

a. Pengertian Motivasi Kerja

Beberapa definisi motivasi kerja yang dikemukakan oleh para ahli adalah

sebagai berikut :

1) Motivasi kerja menurut Robbins dan Counter (2007: 129) merupakan

kesediaan melaksanakan usaha tingkat tinggi untuk mencapai sasaran

organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut untuk

memenuhi kebutuhan individual tertentu.

2) Gibson, Ivancevich, Donnelly dan Konopaske (2006: 132) mengemukakan

bahwa, “motivation is the forces acting on an employee that initiate and

direct behavior”.

3) Menurut Kreitner dan Kinicki (dalam Suwatno dan Donni 2011: 171),

motivasi kerja merupakan kumpulan proses psikologis yang menyebabkan

pergerakan, arahan, dan kegigihan dari sikap sukarela yang mengarah pada

tujuan organisasi.

4) Berelson dan Steiner (dalam Sastrohadiwiryo, 2001: 267) mengatakan

(38)

memberikan energi, mendorong kegiatan atau menggerakkan dan mengarah

atau menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberikan

kepuasan atau mengurangi ketidak seimbangan.

Definisi yang telah dikemukakan di atas dapat dikatakan bahwa motivasi

kerja daya gerak dan kesediaan yang dimiliki seseorang dalam organisasi baik

dipengaruhi oleh kesadaran sendiri maupun orang lain bahkan lingkungan kerja

yang kemudian mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.

b. Unsur Motivasi Kerja

Seorang pegawai yang termotivasi dapat diketahui dari berbagai hal yang

dilakukannya baik berupa caranya beradaptasi dengan orang lain maupun

caranya beradaptasi dengan pekerjaannya sendiri. Unsur-unsur yang

membuktikan bahwa seorang pegawai memiliki motivasi kerja di dalam

organisasi adalah sebagai berikut:

1) Sikap

Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Menurut

Robbins (dalam Ardana, Mujiati, dan Sriatri, 2008: 21-22) :

Sikap merupakan pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau

tidak tentang obyek, orang atau peristiwa.

Berkaitan dengan sikap terdapap 3 tipikal sikap, yaitu :

a) Kepuasan kerja, seseorang yang mempunyai tingkat kepuasan kerja

yang tinggi akan cenderung menungjukkan sikap positif terhadap

(39)

yang rendah akan cenderung menungjukkan sikap negatif terhadap

pekerjaannya.

b) Keterlibatan kerja, sampai sejauh mana seseorang memihak pada

pekerjaannya, berpartisipasi aktif di dalamnya serta menganggap

kinerjanya penting bagi organisasi.

c) Komitmen pada organisasi, sampai tingkat mana seorang pegawai

memihak pada organisasinya, dan bertekad setia di dalamnya.

2) Perilaku (Behavior)

Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Dengan kata lain, perilaku

kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan

tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak selalu diketahui secara sadar oleh

individu yang bersangkutan (J Winardi, 2004: 371). Pernyataa di atas juga

dikemukakan oleh Siswanto (2005: 120) serta menambahkan bahwa unit

dasar atau sesutu yang menungjukkan sebuah perilaku dapat dilihat dari

aktivitas.

3) Intensitas ( Intensity)

Pegawai yang selalu merasa tertantang serta berusaha keras dengan

pekerjaan yang diberikan dan tidak bersungut-sungut atau bahkan tidak

menawarkan pekerjaannya atau tidak membebankan pekerjaannya kepada

karyawan lain untuk mengerjaan pekerjaan tersebut merupakan karyawan

(40)

4) Disiplin (Discipline)

Mengenai unsur disiplin maka ada beberapa hal yang harus menjadi

perhatian kita. Pegawai yang selalu menghadiri upacara, mengerjakan tugas

tepat pada waktu yang telah ditentukan dan tidak pernah terlambat bahkan

tidak pernah meninggalkan tempat kerjanya dalam keadaan apapun dan

tanpa alasan yang tidak jelas maka sudah pasti pegawai tersebut memiliki

motivasi kerja. Disiplin menurut Heidjrachman dan Husnam (dalam

Sinambela, 2012: 238) merupakan kepatuhan seorang pegawai terhadap

perintah dan berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang diperlukan

guna memajukan organisasinya walaupun tidak ada perintah dari atasan.

c. Manfaat Motivasi Kerja

Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga

produktivitas kerja meningkat. Sedangkan manfaat bekerja dengan orang-orang

yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien.

Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dalam skala waktu dan

sumberdaya yang sudah ditentukan, sesuatu yang dikerjakan apabila disertai

dengan motivasi yang mendorongnya akan membuat orang tersebut senang

mengerjakan tugasnya. Hal ini akan menimbulkan rasa dihargai, dihormati, dan

pekerja memiliki rasa percaya diri karena bisa melakukan berbagai hal yang

dapat membuat organisasinya dibanggakan masyarakat dan terutama dirinya

juga menjadi kebanggaan organisasi. Serta pekerjaan itu betul-betul menjadi

(41)

Gambar 2. Ciri-ciri Orang yang Termotivasi

Sumber : Ishak Arep dan Hendri Tanjung (2003), Manajemen Motivasi.

Pegawai yang termotivasi akan memiliki berbagai unsur yang menandakan

bahwa pegawai tersebut memiliki motivasi dalam bekerja di organisasi

tempatnya bernaung, unsur-unsur bahwa pegawai tersebut termotivasi terlihat

pada gambar di atas.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Samsudin (2006: 175-176), mengungkapkan bahwa terdapat 2 hal yang

mempengaruhi motivasi, yaitu:

1) Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau dapat

berfungsi tanpa perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Faktor individu yang

biasanya menjadi penyebab atau mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu adalah:

Orang yang Termotivasi

Bekerja sesuai Standar

Senang bekerja

Merasa bahagia

Bekerja keras

Sedikit pengawasan

(42)

(a) Minat, seseorang akan merasa terdorong untuk melakukan sesuatu

kegiatan kalau kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sesuai

dengan minatnya.

(b) Sikap positif, seseorang yang mempunyai sifat positif terhadap suatu

kegiatan dengan rela ikut dalam kegiatan tersebut, dan akan berusaha

sebisa mungkin menyelesaikan kegiatan yang dihadapinya dengan

sebaik-baiknya atau bahkan mencapai tingkat maksimum dengan

berbagai usaha.

(c) Kebutuhan, setiap orang mempunyai kebutuhan tertentu dan akan

berusaha melakukan kegiatan apapun asal kegiatan tersebut bisa

memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya.

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang akan dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar. Faktor yang biasanya mendorong

motivasi ini yaitu:

(a) Motivator, yang terdiri dari prestasi kerja, pengharapan, tanggung

jawab yang diberikan, kesempatan untuk mengembangkan diri dan

pekerjaan itu sendiri.

(b) Faktor kesehatan kerja, merupakan kebijakan dan administrasi

perusahaan yang baik, supervisi teknisi yang memadai, gaji yang

(43)

5. Kinerja

Kinerja pada dasarnya merupakan tindakan seseorang terhadap pekerjaan atau

tanggung jawab yang diberikan organisasi kepadanya.

a. Pengertian Kinerja

Robbins (dalam Sinambela, 2012: 5) mengungkapkan bahwa:

Kinerja adalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan individu

dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Pendapat didukung oleh Prawirosentono (dalam Sinambela, 2012: 5), yang

menyatakan bahwa:

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok

orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan

moral dan etika.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang telah

dilakukan pegawai berdasarkan pemberian tugas atau tanggungjawab sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan oleh organisasinya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai dikemukankan oleh

para ahli, yaitu :

Menurut Mitchell (dalam Sinambela, 2012: 9), faktor-faktor yang

(44)

(a) Faktor kemampuan, secara umum terbagi menjadi 2 yaitu kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (skill).

(b) Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap pegawai dalam

menghadapi situasi kerja. Motivasi seharusnya sudah terbentuk dari

awal, bukan karena keterpaksaan, kebetulan ataupun desakan.

c. Metode Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk dilakukan oleh

seorang manajer atau pimpinan. Namun ini bukan hal mudah, karena banyak

unsur yang harus dipertimbangkan dan penggunaan metode dalam penilaianpun

harus sesuai.

Pada lingkungan pemerintahan atau pegawai negeri sipil, Gouzali (2000:

484-490) mengemukakan bahwa bentuk penilaian kinerja selama ini

menggunakan DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) yang di dalamnya

terdapat 8 (delapan) unsur penilaian, yaitu:

1) Kesetiaan, yang dimaksud dengan kesetiaan dalam DP3 adalah kesetiaan

pada Pancasini, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. Kesetiaan seorang

pegawai dapat terlihat pada ciri-ciri antara lain:

(a) Tidak pernah meragukan kebenaran Pancasila, baik dalam ucapan,

sikap, dan tingkah laku.

(b) Menjunjung tinggi kehormatan Negara dan Pemerintah, serta senantiasa

(45)

(c) Berusaha memperdalam pengetahuan tentang Pancasila, UUD

(Undang-Undang Dasar) 1945, GBHN (Garis-garis Besar Haluan

Negara), dan program-program pemerintah.

(d) Tidak pernah menjadi simpatisan atau anggota perkumpulan atau tidak

pernah terlibat dalam gerakan yang bertujuan mengubah dan atau

menentang Pancasila, UUD 1945, dan bentuk Negara Kesatuan RI.

(e) Tidak pernah mengeluarkan ucapan, membuat tulisan atau melakukan

tindakan-tindakan yang dapat dinilai bertujuan mengubah dan atau

menentang Pancasila, UUD 1945, Negara, Dan Pemerintah.

2) Prestasi Kerja, ini merupakan hasil pelaksanaan pekerjaan yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

Prestasi kerja seorang karyawan ini dipengaruhi oleh kecakapan,

keterampilan, pengalaman, kesungguhan, dan lingkungan kerja sendiri.

Ciri-ciri prestasi kerja yang dituntut oleh DP3 antara lain:

(a) Menguasai seluk beluk bidang tugas dan bidang-bidang lain yang

terkait.

(b) Mempunyai keterampilan yang amat baik dalam melaksanakan tugas.

(c) Mempunyai pengalaman yang luas dalam bidang tugas dan bidang lain

yang terkait.

(d) Bersungguh-sungguh dan tidak mengenal waktu dalam melaksanakan

tugas.

(e) Mempunyai kesegaran jasmani dan rohani yang baik.

(46)

(g) Hasil pekerjaan melebihi dari yang dituntut pemimpin.

3) Tanggung jawab, ini merupakan kesanggupan seorang pegawai dalam

menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik, tepat

waktu serta berani mengambil resiko untuk keputusan yang dibuat atau

tindakan yang dilakukan. Suatu tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

akan terlihat pada ciri-ciri antara lain:

(a) Dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.

(b) Berada di tempat tugas dalam segala keadaan yang bagaimanapun.

(c) Mengutamakan kepentingan dinas dari kepentingan diri dan golongan.

(d) Tidak pernah berusaha melemparkan kesalahan yang dibuatnya kepada

orang lain.

(e) Berani memikul resiko dari keputusan yang dibuatnya.

(f) Selalu menyimpan dan atau memelihara barang-barang dinas yang

dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya.

4) Ketaatan, hal ini merupakan kesanggupan seorang pegawai untuk menaati

segala peraturan kedinasan yang berlaku, dan menaati perintah dinas yang

diberikan atasan yang berwenang, serta sanggup tidak melanggar larangan

yang ditentukan. Ciri-ciri suatu ketaatan yang dituntut DP3 terlihat antara

lain:

(a) Menaati segala peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang

berlaku.

(b) Menaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang berwenang

(47)

(c) Selalu menaati jam kerja yang sudah ditentukan.

(d) Selalu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan

sebaik-baiknya.

5) Kejujuran, ini merupakan sikap mental yang keluar dari dalam diri manusia

sendiri. Ia merupakan ketulusan hati dalam melaksanakan tugas, dan mampu

untuk tidak menyalahgunakan wewenang dan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Ciri-ciri pegawai yang disebut mempunyai kejujuran

dalam DP3 terlihat pada:

(a) Selalu melaksanakan tugasnya dengan penuh keikhlasan tanpa merasa

dipaksa.

(b) Tidak pernah menyalahgunakan wewenang yang ada padanya.

(c) Melaporkan hasil pekerjaan kepada atasan menurut apa adanya.

6) Kerja sama, hal ini merupakan kemampuan mental seorang pegawai untuk

dapat bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan

tugas-tugas yang telah ditentukan. Ciri-ciri kerja sama yang dituntut DP3 antara

lain:

(a) Berusaha mengetahui bidang tugas orang lain yang berkaitan erat

dengan bidang tugasnya sendiri.

(b) Dapat menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang lain dengan

cepat, karena ia yakin bahwa pendapat orang lain itu yang benar.

(c) Selalu menghargai pendapat orang lain, dan tidak mendesakkan

pendapatnya sendiri.

(48)

(e) Mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain menurut waktu dan

bidang tugas yang ditetapkan.

(f) Bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah walaupun ia

berbeda pendapat.

7) Prakarsa, hal ini merupakan kemampuan seorang pegawai untuk mengambil

keputusan, langkah-langkah, serta melaksanakannya, sesuai dengan

tindakan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok, tanpa menunggu

perintah atasan. Ciri-ciri bahwa seorang pegawai mempunyai prakarsa

terlihat dari:

(a) Mempunyai kemauan keras untuk melaksanakan tugas tanpa menunggu

perintah.

(b) Selalu berusaha mencari tata kerja yang berdaya guna dan berhasil

guna.

(c) Berusaha memberi saran yang baik kepada atasan untuk melakukan

pelaksanaan tugas.

8) Kepemimpinan, merupakan kemampuan seorang pegawai untuk

mempengaruhi dan meyakinkan orang lain, sehingga orang-orang tersebut

dapat digerakkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas-tugas yang

ada. Ciri-ciri bahwa seorang pegawai itu mempunyai kepemimpinan terlihat

dari:

(a) Kemampuan mengambil keputusan yang cepat dan tepat.

(49)

(c) Kemampuan untuk mengemukakan pendapat yang jelas kepada orang

lain.

(d) Menguasai bidang tugasnya dengan baik dan mampu memberi

ketauladanan dengan baik kepada bawahan.

(e) Berusaha memupuk dan mengembangkan kerjasama dengan baik.

(f) Mampu melatih dan mengembangkan bawahan dengan baik.

(g) Dapat menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam

melaksanakan pekerjaan.

(h) Bersedia mempertimbangkan saran-saran bawahan dan memperhatikan

nasib serta mendukung bawahan untuk maju.

Penilaian kinerja pada Pegawai Negeri Sipil dilakukan secara periodik dan

dilakukan oleh atasan yang berada didinas terkait atau pimpinan setempat

dimana karyawan tersebut bekerja. Tujuannya adalah untuk mengetahui

keberhasilan atau ketidak berhasil seorang Pegawai Negeri Sipil, dan untuk

mengetahui kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh

Pegawai Negeri Sipil tersebut dalam melaksanakan tugasnya. Kemudian hasil

penilaian kinerja ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan

Pegawai Negeri Sipil, antara lain kenaikan pangkat, pengangkatan jabatan,

pendidikan, pelatihan, dan pemberian penghargaan. Penilaian kinerja Pegawai

Negeri Sipil dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun

(50)

d. Tujuan dan Manfaat penilaian kinerja

Berdasarkan pada penilaian kinerja yang dilakukan dengan DP3 (Daftar

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan), maka tujuan atau manfaat dari penilaian

kinerja tersebut terdiri dari:

1) Sebagai sumber data bagi administrasi kepegawaian seperti perencanaan

kepegawaian serta kegiatan pengembangan jangka panjang bagi organisasi

yang bersangkutan.

2) Untuk memberikan konseling kepada pegawai.

3) Memberikan umpan balik yang dapat mendorong kearah kemajuan untuk

memungkinkan, memperbaiki dan meningkatkan kualitas kerja pegawai.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian tentang persepsi keadilan, pemberian motivasi, yang

berpengaruh terhadap kinerja pegawai telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa

peneliti. Berikut ini adalah ringkasan beberapa penelitian terdahulu :

1. Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pekerja Sosial

Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur, yang dilakukan

oleh Dewi Ma’rifah (2006). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Motivasi kerja

dan Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.

2. Tony Listianto dan Bambang Setiaji (2007), meneliti tentang Pengaruh Motivasi,

Kepuasan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai dengan studi kasus di

(51)

bahwa Motivasi, Kepuasan kerja, Disiplin kerja mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka berpikir konseptual yang diajukan untuk penelitian ini berdasarkan

pada teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Untuk memudahkan pemahaman, maka

kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3. Kerangka Konseptual Penelitian

Persepsi Keadilan Non Finansial (X1) :

1.

Komunikasi

2.

Tugas/Pekerjaan

3.

Kepercayaan

4.

Peluang/Kesempatan

Motivasi Kerja (X2)

1.

Intensitas

(Intensity)

2.

Disiplin

(Discipline)

3.

Perilaku

4.

Sikap

Kinerja Pegawai (Y) :

1.

Kesetiaan

2.

Prestasi Kerja

3.

Tanggung Jawab

4.

Ketaatan

5.

Kejujuran

(52)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang

diajukan dan jawabannya perlu diuji kembali. Beberapa penelitian dan definisi yang

mengungkapkan bahwa banyak hal yang mempengaruhi kinerja pegawai, baik itu

pengaruh eksternal atau internal, dan non finansial. Berdasarkan penelitian dan definisi

para ahli, penulis mengambil beberapa unsur yaitu, persepsi keadilan non finansial dan

motivasi kerja yang digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap kinerja pegawai.

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :

Hipotesis

Hipotesis atau dugaan sementara yang dikemukakan penulis antara

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dan antara kedua variabel

independen terhadap variabel dependen adalah:

H1 : Ada pengaruh positif persepsi keadilan non finansial dan motivasi

kerja secara sendiri-sendiri terhadap kinerja pegawai.

H2 : Ada pengaruh persepsi keadilan non finansial dan motivasi kerja

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif yang berupa

penelitian studi kasus. Penelitian diarahkan untuk menggali data dan

mengolah data sehingga diperoleh informasi berdasarkan tujuan penelitian.

Pengambilan data dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner.

Kuesioner akan diberikan kepada pegawai kantor Puskesmas Bondo Kodi.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Suatu penelitian harus disampaikan subjek dan objek yang teliti

sehingga menjadi jelas respondennya dan unsur apa yang ingin diteliti oleh

peneliti.

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang bekerja di kantor Puskesmas Bondo Kodi. Pegawai yang

menjadi responden adalah pegawai tetap bukan Calon Pegawai Negeri

Sipil (CPNS) dan pegawai kontrak.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah persepsi keadilan non finansial, motivasi

(54)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada tahun 2013 dan yang akan menjadi

respondennya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan kantor

Puskesmas Bondo Kodi.

1. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Mei 2013.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian adalah Kantor Puskesmas Bondo Kodi Jln. Kali

Kecamatan Kodi, Sumba Barat Daya.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah atribut atau obyek yang mempunyai

variasi antara satu orang dengan orang lainnya atau antara satu objek

dengan objek lainnya. (Sugiyono, 2011: 38-39)

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau timbulnya

variabel lain. Variabel idependen padapenelitian ini terdiri atas

dua variabel yaitu:

(1) Persepsi Keadilan Non Finansial (X1)

(2) Motivasi Kerja (X2).

b. Variabel Dependen

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang

(55)

independen (variabel bebas). Variabel dependen pada penelitian

ini adalah kinerja pegawai (Y).

2. Definisi Variabel

a. Kinerja pegawai (Y)

Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang telah dilakukan oleh

pegawai baik itu memuaskan atau bahkan tidak memuaskan atau

baik ataupun buruknya hasil kerja seseorang. Berkaitan dengan

kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), maka terdapat indikator

kinerja pegawai yang terdiri dari:

1) Kesetiaan

2) Prestasi Kerja

3) Tanggung Jawab

4) Ketaatan

5) Kejujuran

6) Kerja Sama

b. Persepsi keadilan non finansial (X1)

Persepsi keadilan non finansial berhubungan dengan rasa keadilan

yang bersifat kompleks, karena hal ini berkaitan dengan

perasaaan setiap orang yang memiliki gambaran atau persepsi

sendiri dalam menilai hal-hal yang terjadi dalam lingkungannya,

walaupun apa yang terjadi antara orang yang satu dengan yang

lainnya sama. Hal ini menjadi lebih kompleks ketika tidak ada

bahkan tidak terdapatnya standarisasi menyenai keadilan non

finansial itu sendiri. Beberapa indikator yang sering digunakan

(56)

1) Komunikasi

2) Tugas/Pekerjaan

3) Kepercayaan

4) Peluang/Kesempatan

c. Motivasi kerja (X2)

Motivasi kerja merupakan suatu semangat atau dorongan dalam

diri seseorang yang terpengaruh baik dari luar dirinya maupun dari

dalam dirinya untuk melakukan apa yang menjadi tugasnya dengan

baik dan benar dalam waktu kurang atau sesuai dengan yang telah

ditentukan sebelumnya. Beberapa indikator yang dapat digunakan

untuk mengetahui apakah seseorang memiliki motivasi kerja atau

tidak, indikator itu terdiri dari:

1) Intensitas (Intensity)

2) Disiplin(Discipline)

3) Perilaku

4) Sikap

3. Pengukuran Variabel

Dalam mengukur variabel penelitian ini, pada variabel

independennya (Persepsi Keadilan Non Finansial dan Motivasi Kerja)

peneliti menggunakan skala Likert. Skala ini digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang kejadian sosial yang terjadi disekitarnya. Dengan skala

Likert, maka variabel independen yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

(57)

tersebut berkaitan dengan apakah pegawai merasa di perlakukan adil

secara non finansial dan apakah pegawai merasa bahwa terdapat

motivasi kerja dalam dirinya baik yang dipengaruhi dari dalam dirinya

ataupun dari luar dirinya. Pada variabel dependen yang pertanyaannya

sudah didasari pada ketentuan penilaian kinerja pada Pegawai Negeri

Sipil (PNS) yang terdiri dari 8 unsur, namun dalam penelitian ini

hanya digunakan 6 unsur yang telah dicantumkan pada kerangka

konseptual penelitian.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah pegawai di kantor Puskesmas Bondo

Kodi sebanyak 27 orang, Seperti yang telah dikemukakan oleh

Arikunto (1991:107), apabila ukuran populasi di bawah 100,

sebaiknya penelitian dilakukan pada populasi. Populasi dalam

penelitian ini terdiri dari berberapa jabatan, yaitu:

a) Kepala Puskesmas 1 orang

b) Wakil Kepala Puskesmas 1 orang

c) Bendahara 1 orang

d) Kepala Rawat Nginap 1 orang

e) Perkesmas 1 orang

f) Hygenitisasi 1 orang

g) Rekaman Medis 1 orang

h) Klinik KB 1 orang

(58)

j) Bidan Desa 3 orang

k) Staf 16 orang.

2. Sampel

Berkaitan dengan jumlah populasi yang tidak mencapai 100 orang,

maka sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Sampel jenuh

merupakan keseluruhan anggota populasi yang dijadikan sampel atau

yang jumlah populasinya kurang dari 30 orang. Hal ini dilakukan

karena jumlah populasi yang kecil (Hikmat, 2011: 65). Responden

pada penelitian ini berjumlah 27 orang dari populasi sebanyak 27

orang, penilaian ini berkaitan dengan persepsi bawahan terhadap

atasannya.

F. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumber atau yang menjadi responden dalam peneliti. Data primer

dalam penelitian ini berupa persepsi keadilan non finansial, motivasi

kerja pegawai.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain

berupa dokumentasi yang sebelumnya telah diolah. Data sekunder

(59)

G. Tehnik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Teknik pengumpulan data dengan kuesioner merupakan satu teknik

pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada

responden, dengan harapan responden akan memberikan respon

terhadap pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Dalam kuesioner ini

nantinya akan digunakan model pertanyaan tertutup, yakni bentuk

pertanyaan yang sudah disertai alternatif jawaban sebelumnya,

sehingga responden dapat memilih salah satu dari alternatif tersebut.

Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya

mengenai suatu pernyataan. Skala pengukuran jawaban yang

digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang berkenaan dengan fenomena sosial yang terjadi. (sugiyono,

2011: 93). Skala ini terdiri dari lima kategori yang dimulai dari sangat

setuju sampai sangat tidak setuju, atau dari sangat baik sampai sangat

tidak baik, dan juga dari sangat sering sampai sangat tidak sering

seperti berikut ini :

a. Sangat Tinggi (ST) skor = 5

b. Tinggi (T) skor = 4

c. Cukup (C) skor = 3

d. Rendah (R) skor = 2

e. Sangat Rendah (SR) skor = 1

(60)

a. Sangat Adil (SB) skor = 5

b. Adil (S) skor = 4

c. Cukup (N) skor = 3

d. Tidak Adil (TS) skor = 2

e. Sangat Adil (STS) skor = 1

Atau

a. Sangat Sering (SS) skor = 5

b. Sering (S) skor = 4

c. Netral (N) skor = 3

d. Tidak Sering (TS) skor = 2

e. Tidak pernah (TP) skor = 1

Pada variabel dependen diberikan sebutan yang sudah menjadi

ketentuan dalam menilai kinerja pegawai. (Sastrohadiwiryo, 2001:

239-240)

Bentuk sebutannya terdiri dari:

a. Sangat Tinggi (ST) skor = 5

b. Tinggi (T) skor = 4

c. Cukup (C) skor = 3

d. Rendah (R) skor = 2

e. Sangat Rendah (SR) skor = 1

Adapun kelompok koesioner adalah sebagai berikut :

Bagian Pertama: Identitas responden yang terdiri dari : Nama,

Jenis kelamin, Pendidikan terakhir, dan Lama

Gambar

Gambar 1 Proses Komunikasi…………………………………………………………
Gambar 1. Proses Komunikasi
Gambar 2. Ciri-ciri Orang yang Termotivasi
Gambar 3. Kerangka Konseptual Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memahami kapasitas (intelegensi, bakat dan minat) anak didiknya, seorang guru akan mampu merancang model pembelajaran seperti apa yang sesuai

Hubungan pengalaman karies dan karies yang tidak dirawat dengan kualitas hidup pada remaja usia 12-18 tahun di Kecamatan Medan Sunggal.. x +

The transactions recording system (purchases and sales) LPG at distributor level is generally better than at the level of sub-resellers (SP), as shown in Table

PEMBELAJARAN SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Thus, we address a completely different problem compared to [4][5][10], since in our case we are mainly interested in detecting the characteristics of the environment rather than

 Konsentrasi dan lamanya pemaparan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan harian ikan (SGR) Mujair (Oreocromis mossambicus), dimana konsentrasi yang berpengaruh secara nyata

Agar sistem yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, maka penulis berusaha untuk merancang sistem dengan mengambil langkah-langkah antara lain dengan membuat suatu bagan diagram

Proses produksi dan peta kerja dimaksudkan untuk mempelajari proses produksi pembuatan susu kental manis rasa coklat sehingga didapat 30% dapat mempercepat proses produksi