• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam dokumen MATERI PPKN PENGEMBANGAN BUDAYA DAERAH D (Halaman 56-67)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan baik jasmani maupun rohani.Nilai-nilai dalam sila ini meliputi keselarasan, keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta nilai kedermawanan terhadap sesama. Sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia tidak perlu dijelaskan lagi, betapa sesungguhnya nilai- nilai keadilan itu menjadi landasan yang membangkitkan semangat

perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan, kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Nilai-nilai Pancasila sebagai budaya bangsa hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia.Nilai-nilai tersebut menjadi sumber moral dan menciptakan kebudayaan daerah. Pancasila sebagai sumber dari kebudayaan bangsa meliputi se3ni, adat istiadat, pemikiran, tata cara bergaul, ekonomi, sikap, dan sifat manusia Indonesia. Dengan landasan Pancasila maka kebudayaan yang tumbuh merupakan kebudayaan yang baik.Pancasila sebagai landasan untuk menyaring kebudayaan asing yang tidak baik.

Banyak filosofi bangsa ini yang tercermin dalam lima sila pada pancasila. Tiap butir Sila mengandung banyak nilai kehidupan luhur perjalanan bangsa ini, perjuangan para pahlawan bangsa maupun cita-cita utama didirikanya sebuah negara yang bernama Indonesia. Tetapi, pancasila sudah mulai sepi dari pembicaraan publik padahal Pancasila sebagai dasar negara merupakan puncak kesepakatan nasional. Nilai-nilai Pancasila sudah mulai dilupakan dan hanya menjadi kalimat-kaimat yang hampa karena tidak direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh rakyat dan pemimpin Negara ini. Inilah sebuah fakta di negeri yang katanya kaya akan segalanya tetapi miskin akan penerapan norma luhur bangsa sendiri, sebuah fakta sosial yang tidak bisa terelakan. Akar penyebabnya karena putra-putri Ibu Pertiwi cenderung melupakan jati diri bangsa tersebut. Para pedagang asing begitu leluasa menjajakan ideologi impor dari berbagai penjuru dunia. Pancasila hanya dianggap sebagai simbol semata. Para pejabat hanya mementingkan dirinya maupun golongannya untuk mencari keuntungan. Mereka seakan tidak ingat tugas dan amanah yang diberikan kepada dirinya. Penyelewengan terhadap Pancasila-pun sedang terjadi akhir-akhir ini, sila pertama yang berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa, dalam sila ini terkandung isi bahwa negara kita mengakui tentang rasa tenggangrasa antar umat beragama, negara kita juga mengatur tentang agama yang dipelihara oleh Pemerintah yaitu Islam, kristen, katholik, Hindu, Budha, Dan Khonghucu. Jadi apabila seorang atau kelompok ingin merubah sila pertama menjadi sebuah idiologi menurut kepercayaan tertentu baik

mayoritas maupun minoritas maka penyelewengan terhadap nilai-nilai Pancasila- pun benar adanya.

Fakta Selanjutnya yaitu tentang sila kedua. Dalam sila ini diakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda- bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Tetapi hal ini seakan tidak berlaku bagi rakyat Indonesia. Fakta jika Pancasila itu ditinggalkan pun terlihat pada Sila Ketiga dan kelima. Dalam sila ini dituliskan tentang bagaimana rakyat Indonesia dulu saling membantu, saling bergotong royong demi kemajuan dan kepentingan negara. Tetapi saat ini semuanya berubah, globalisasi merubah watak dan karakter warga masyarakat yang dulunya memelihara kebersamaan dan gotong royong sekarang menjadi warga negara yang Individual. Ini bukan karakter dan watak dari Idiologi pancasila tetapi ini adalah sebuah idiologi baru yang entah dari mana asalnya. Dalam sila ketiga dicantumkan pula bagaimana seorang yang beridiologi Pancasila harus Cinta terhadap tanah airnya tetapi kenyataan berkata lain, sekarang banyak warga masyarakat yang tidak mengerti apa saja isi dari Pancasila itu sendiri contoh lain banyak warga masyarakat yang malah sibuk belajar bagaimana berbahasa Inggris yang Baik dan Benar tetapi masyarakat itupun seolah-olah lupa dengan bahasa Indonesia maupun bahasa dari daerahnya itu sendiri. Tetapi, ini Fakta yang memang ada di negeri kita. Nilai demokrasi yang terdapat dalam sila keempat yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, sekarang hilang. Ini terbukti banyak permasalahan yang akhirnya menimbulkan korban jiwa, padahal jelas dalam sila tersebut semua permasalahan harus diselesaikan dengan musyawarah untuk mencapai sebuah kesepakatan yang harus dilaksanakan. Fakta-fakta diatas hanyalah sebagian kecil dari realita sosial tentang hilangnya Idiologi Pancasila. Realita sosial yang ada tetapi mungkin tidak kalian rasakan. Hal ini terjadi di negeri kita, terjadi terhadap idiologi Pancasila. Jika hal ini terus terjadi tanpa ada penangan yang tepat,Negara ini akan menjadi Negara yang aburadul dan tidak terkontrol, bahkan Negara ini akan rubuh dengan sendirinya karena salah satu tiang penyangga Negara ini telah goyah dan terlupakan. Sebagai pemuda Indonesia sudah selayaknya kita kembali sebagai generasi Pancasila, sebuah generasi yang menjunjung Keberagaman, Persamaan

Hak maupun Kewajiban, generasi yang selalu bergandengan tangan untuk menyelesaikan semua permasalahan dengan cara yang baik benar dan sesuai dengan Undang-Undang, sebuah generasi yang cinta dengan bangsa maupun negaranya. Yakinlah bahwa Pancasila sudah menjadi yang terbaik bagi Indonesia tercinta.

Dengan demikian jelaslah bahwa Pancasia itu harus diperlukan bukan sekedar sebagai ideologi politik, melainkan sebagai nilai budaya inti (core value) yang menjiwai kehidupan dan berfungsi sebagai motor serta symbol pengikat persatuan dalam masyarakat majemuk Indonesia yang sedang mengalami perkembangan. Sebagai perangkat nilai inti, Pancasila tidak hanya akan berfungsi sebagai kerangka acuan bagi segenap warga negara dalam menghadapi tantangan, melainkan juga sebagai kendali yang mengikat arah perkembangan kebudayaan agar tidak terlepas dari akarnya. Sementara itu sebagai simbol pengikat persatuan, Pancasila yang terwujud sebagai konfigurasi perangkat nilai budaya inti yang diyakini kebenarannya sebagai acuan bersama, mempunyai kekuatan integratif dalam masyarakat majemuk yang mempunyai aneka ragam latar belakang kebudayaan. Oleh karena itu ia harus diwujudkan secara nyata dalan pengembangan kebudayaan bangsa yang akan berfungsi sebagai acuan bagi masyarakat dalam menyelanggarakan kehidupan sehari-hari maupun dalam menggapai tantangan kemajuan.

Mengingat arti pentingnya Pancasila sebagai kerangka acuan yang memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, ia harus “dilestarikan” secara aktif melalui proses pendidikan dalam arti luas. Nilai – nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh (integrated value) harus diutamakan dan dikukuhkan dalam kehidupan masyarakat sehari – hari dan bukannya untuk dihafalkan unsur - unsurnya secara lepas, apabila dipuja – puja sebagai sesuatu yang sakti. Perlakuan nilai - nilai inti Pancasila secara lepas hanya akan memicu fanatisme dan memancing konflik sosial, politik dan kebudayaan yang semakin tajam dikalangan masyarakat majemuk yang cenderung memilih pengutamaan salah satu nila inti sebagai simbol integratif kelompok sosial masing - masing. Sementara itu pemuja Pancasila sebagai rumusan etos budaya bangsa yang sakti atau sacral, hanya akan menambah jauh nilai - nilai budaya inti dari kehidupan nyata para pendukungnya.

Oleh karena itu Pancasila harus diterjemahkan sebagai kerangka acuan bagi perkembangan pranata sosial dan pengembangan sikap serta pola tingkah laku masyarakat dalam menghadapi tantangan hidup yang penuh dinamika.

Pancasila merupakan cerminan dari kebudayaan yang kita miliki. Kebudayaan kita selalu beralaskan pada butir-butir Pancasila sehingga kebudayaan dapat juga sebagai jati diri bangsa yang dapat mewakili kepribadian Bangsa Indonesia. Wujud kebudayaan dapat menjadi daya pembeda antara kepribadian bangsa satu dengan bangsa lainnya. Banyak kebudayaan bangsa lain yang masuk ke masyarakat Indonesia tetapi menerima begitu saja tanpa memilah-milah atau menyaring mana yang positif dan negatif, mana yang sesuai dan mana yang tidak sesuai dengan karakter dan nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia yang beralaskan Pancasila. Masyarakat perlu diberikan pemahaman, agar dapat menghayati dan mengamalkan dengan tepat mengenai nilai luhur Pancasila dalam kebudayaan Bangsa. Pancasila menjadi nyawa untuk Bangsa Indonesia , dan menjadi dasar Negara yang memberi kekuatan bangsa untuk mempertahankan dan memperkokoh tiang Negara. Dengan adanya Pancasila sebagai dasar Negara, bangsa Indonesia tidak akan terombang ambing dalam menghadapi permasalahan dan dapat menjadi negara kokoh dan mempunyai arah tujuan yang jelas untuk dicapai. Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga Negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalannkan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan Negara Indonesia sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar Negara tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pancasila ialah sebagai dasar negara yang sering disebut dasar falsafah negara (philosophiche grondslag atau dasar filsafat negara) ideologi negara (staatsidee), dari negara.

2. Pengertian budaya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Sedangkan pendapat lain menyatakan budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi berkaitan dengan unsur rohani dan daya berkaitan dengan unsur jasmani manusia. Dengan demikian budaya merupakan hasil budi dan daya manusia

3. Pancasila sebagai budaya bangsa, yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Indikator Pancasila dijadikan sebagai roh kebudayaan Bangsa Indonesia adalah setiap kebudayaan yang dimiliki Bangsa Indonesia selalu beralaskan Pancasila dan Pancasila sebagai penyaring kebudayaan- kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia.

3.2 Saran

Pancasila merupakan cerminan dari kebudayaan yang kita miliki. Kebudayaan- kebudayaan kita selalu beralaskan pada butir-butir Pancasila. Sehingga kebudayaan dapat juga sebagai jati diri bangsa yang dapat mewakili kepribadian bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia harus menjaga kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia yang beralaskan pada butir-butir Pancasila dan mewakili kepribadian bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Fikri.2014.Pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara. Tersedia online di http://www.multipengetahuan.com/2014/09/pengertian-pancasila-sebagai- dasar.html. [diakses pada 20 Mei 2017 pukul 6.10 WIB].

Andriani, R. 2015. Pengertian Budaya dan Karakter Bangsa. Tersedia online di http://www.membumikanpendidikan.com/2015/03/pengertian-pendidikan- budaya-dan.html. [diakses 20 Mei 2017 pukul 7.35 WIB].

Raharjo, U. 2015. Pancasila sebagai Acuan dalam Standarisasi Budaya Nasional Indonesia. Tersedia online di www.kompasiana.com/kreativisme/pancasila- sebagai-acuan-dalam-standarisasi-budaya-nasional-

indonesa_5528aa556ea834e26c8b4593. [20 Mei 2017 pukul 8.10 WIB]. Koentjaraningrat. 1974. Pengantar Antropologi. Aksara Baru, Jakarta.

Nyoman K.R. 2005. Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan Fakta. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Harris, M. 1999. Theories of Culture in Postmodern Times. Altamira Press, New York.

Suparlan, P. 1982. “Kebudayaan, Masyarakat, dan Agama: Agama sebagai Sasaran Penelitian Antropologi”. Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia (Indonesian Journal of Cultural Studies), Juni jilid X (1). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta.

Siregar, L. 2002. Antropologi dan Konsep Kebudayaan. Jurnal Antropologi Papua 1(1)

BIODATA

Nama Lengkap : Faradina Fernanda Imanini Tempat Tanggal Lahir : Kendal, 17 Ferbruari 1997 NIM : 26020214120032

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Kos : Jl. Tunjungsari 1, nomor 104 Telepon : 081319232852

BIODATA

Nama : Dwi Nur Hanifah NIM : 26020214120035 Asal : Semarang, Jawa Tengah

Alamat : Jl. Condrokusuma raya rt 5 rw 4 no 81, Semarang Barat No. Hp : 085727122039

Email : dwinurhanifah831@gmail.com Hobi : Melukis

Cita-cita : Mentri Kelautan

Asal SMA : SMA Negeri 5 Semarang Status : Mahasiswa

Pesan : Semoga akan menjadi lebih baik lagi Kesan : Sangat menyenangkan belajar PKN

BIODATA

Nama : Fauzan Hamdilah NIM : 26020214120039 Asal : Pekanbaru, Riau

Alamat : Jl.Bulusan Selatan VII Perum.Bukit Cemara Residence, Cluster Cemara Hijau, Nomor 8A, Bulusan, Semarang

No. Hp : 081277753020

Email : fauzanhamdilah@gmail.com Hobi : Game, Peliharaan Kucing Cita-cita : Membuka Usaha Sendiri Asal SMA : SMA Negeri 1 Pekanbaru Status : Mahasiswa

Pesan : Semoga kedepannya pkn menjadi mata kuliah terfavorit Kesan : Sangat menyenangkan belajar PKN

BIODATA

Nama : Aulia Septine Herlintang Tempat Tanggal Lahir : Jepara, 28 September 1996

NIM : 26020214120040

Golongan Darah : O

Asal : Jepara

Alamat : Jalan Talang 2A Candisari, Semarang.

Nomor Hp : 085741616296

Email : auliaseptine@gmail.com Hobi : Wisata kuliner, jalan-jalan Cita-cita : Dokter, Polisi

Dalam dokumen MATERI PPKN PENGEMBANGAN BUDAYA DAERAH D (Halaman 56-67)