TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
5. Keahlian Auditor
Murtanto dan Gudono (1999) dalam Dwi Ananing (2006:14)
mendefinisikan keahlian (expertise) adalah keterampilan dari seseorang
yang ahli. Ahli (expertise) mendefinisikan sebagai seseorang yang
memiliki tingkat keterampilan tertentu dan pengetahuan yang tinggi dalam
subjek tertentu yang diperoleh dari pengalaman dan pelatihan. Murtanto
dan Gudono (1999) dalam Salery (2008:25) mendefinisikan ahli sebagai
orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan
mudah, cepat, inisiatif, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat
kesalahan. Dan dalam pengertian lainnya, keahlian sebagai keberadaan
dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap
masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut, dan keterampilan untuk
Secara umum belum ada kesepakatan mengenai definisi keahlian
diantara peneliti. Konsekuensinya, konsep dari keahlian harus
dioperasionalkan dengan melihat beberapa variabel atau ukuran, seperti
pengalaman (lamanya seseorang bekerja dibidang tersebut), Mohammad
dan Wright (1987) dalam Mayangsari (2003). Selain itu, Butt J.L. (1988)
dalam Suraida (2005), mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang
berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik dalam
tugas-tugas professional dibanding dengan akuntan pemeriksa yang belum
berpengalaman.
Definisi keahlian dalam bidang auditing pun sering diukur dengan
pengalaman. Murtanto dan Gudono (1999) dalam Salery (2008:26)
mengatakan bahwa ukuran keahlian tidak cukup hanya pengalaman tetapi
diperlukan pertimbangan-pertimbangan lain dalam pembuatan suatu
keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah
unsur lain selain pengalaman.
Dalam perkembangan berikutnya, variabel keahlian diukur dengan
memasukkan unsur kinerja, seperti kemampuan (ability), pengetahuan
(knowledge), dan pengalaman (experience). Secara praktik, definisi
keahlian sering ditunjukkan dengan pengakuan resmi (official recognition)
seperti kecerdasan partner dan penerimaan consensus (consensual
aclamation) seperti pengakuan terhadap seorang spesialis industri papan
Hasil penelitian Murtanto dan Gudono (1999) menunjukkan bahwa
komponen keahlian untuk auditor di Indonesia terdiri atas:
a. Komponen Pengetahuan (Knowledge Component)
Merupakan komponen penting dalam suatu keahlian. Komponen
ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur, dan
pengalaman. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa pengalaman
akan memberikan hasil bagi pengetahuan.
b. Ciri Psikologis (Psychological Traits)
Merupakan self-presentation-image attributes of experts seperti
kemampuan berkomunikasi, kreativitas, kemampuan bekerja sama
dengan orang lain, dan kepercayaan pada keahlian. Gibbins dan
Larocque’s (1990) dalam Murtanto dan Gudono (1999) juga
menunjukkan bahwa kepercayaan dan komunikasi untuk bekerja sama
adalah unsur penting bagi keahlian audit.
c. Kemampuan Berpikir (Cognitif Abilities)
Merupakan kemampuan untuk mengakumulasi dan mengolah
informasi. Beberapa karakteristik yang dapat dimasukkan sebagai
unsur kemampuan berfikir misalnya kemampuan beradaptasi pada
situasi yang baru, kemampuan untuk memfokuskan pada fakta yang
relevan serta kemampuan untuk dapat menghindari tekanan yang
d. Strategi Penentuan Keputusan (Decision Strategies)
Merupakan kemampuan auditor dalam membuat keputusan secara
sistematis baik formal maupun informal akan membantu dalam
mengatasi keterbatasan manusia, begitu pula dengan membuat
keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain, turut serta dalam
membentuk keahlian audit. Para profesional auditing sangat
berkepentingan dalam mengembangkan dan menggunakan strategi
penentuan keputusan dalam membuat keputusan secara umum.
e. Analisis Tugas (Task Analysis)
Analisis tugas banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman
audit dan analisis tugas ini akan mempunyai pengaruh terhadap
penentuan keputusan.
Murtanto dan Gudono (1999) dalam Salery (2008:27) menyebutkan
bahwa tenaga ahli adalah mereka yang lebih mempunyai pelatihan dan
pengalaman, bisa melakukan suatu pekerjaan sedangkan yang lainnya
tidak bisa, mereka efisien dan tangkas dalam mengambil tindakan.
Seorang tenaga ahli mengetahui berbagai hal dan mempunyai banyak jalan
dan taktik didalam melengkapi tugas. Mereka dapat menghubungkan
berbagai informasi yang tidak berhubungan dan memecahkan masalah
yang mereka hadapi. Oleh karena itu, suatu tenaga ahli adalah satu tingkat
dengan level keterampilan dan pengetahuan dalam praktek tertentu, siapa
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik pada Pernyataan
Standar Auditing No.04 mengenai standar umum pertama, yang berbunyi
“audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagaiauditor.” Standar ini menegaskan
bahwa betapa pun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang
lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi
persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika ia tidak
memiliki pendidikan serta pengalaman yang memadai dalam bidang
auditing.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2005:9) menyebutkan
bahwa auditor intern harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab
perorangan. Fungsi audit intern secara kolektif harus memiliki atau
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa keahlian
adalah keterampilan yang dimiliki oleh seorang (auditor) yang diperoleh
dari pendidikan, pengalaman, dan pengetahuan lain yang dapat digunakan
dalam menunjang tugas dan tanggung jawabnya sebagai auditor, sehingga
dapat berjalan dengan maksimal.
Ada berbagai komponen keahlian audit. Tant dan Libby (1997)
managerial (manajemen diam-diam) dan pengetahuan spesifik. Mereka
menggolongkan keahlian audit kedalam dua kelompok:
a. Keahlian Teknis
Adalah kemampuan dasar untuk seorang auditor dalam bentuk
pengetahuan akan prosedur dan kemampuan lain yang berhubungan
dalam lingkup akuntansi yang umum. Menurut Bonner dan Lewis
(1990), keahlian melibatkan tiga bentuk, yakni:
1) Akuntansi dan Pengetahuan Auditing
2) Sub-Pengetahuan Khusus
3) Pengetahuan Bisnis Umum
b. Bukan Keahlian Teknis
adalah kemampuan auditor yang dipengaruhi oleh pengalaman
pribadi, meliputi:
1) Karakteristik psikologis yang mencakup kepercayaan diri, tanggung
jawab, ketentuan, daya tegas dan kekuatan, kecakapan dan
kreatifitas, kecocokan, kejujuran, dan kecepatan.
2) Kemampuan berpikir logis dan memecahkan masalah secara cepat,
cerdas, serta pemikiran terperinci.
3) Strategi pengambilan keputusan membutuhkan kebebasan,
objektivitas, dan integritas.
Keahlian tidak teknis menurut Murtanto dan Gudono (1999) dalam
Gudono (1999) dalam Salery (2008:29) mengklasifikasikan keahlian
tidak teknis sebagai hubungan antarpribadi, karakteristik, psikologi,
dan kemampuan berpikir.