SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP
KUALITAS HASIL AUDIT INTERNAL
(Studi Empiris pada Auditor Internal di Jakarta )Oleh:
Dian Safitri
NIM :107082003698
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Dian Safitri
No. Induk Mahasiswa : 107082003698
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya;
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung
jawab atas karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, Agustus 2011 Yang Menyatakan
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dian Safitri
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Mei 1989
3. Alamat : Jl. Kwini Rt.001/003 No.21,
Kel.Balekambang, Kec.Kramat Jati, Jakarta
Timur 13530.
4. Status dalam Keluarga : Anak ke 6 dari 6 bersaudara
5. Telepon : 08568203565/02170042325
6. Email : diansafit@yahoo.com
II. PENDIDIKAN
1. TK Titian Ibu Tahun 1995-1996
2. SDN Gedong 04 Pagi Tahun 1996-2001
3. SLTP N 35 Jakarta Timur Tahun 2001-2004
4. SMA N 14 Jakarta Timur Tahun 2004-2007
5. S1 Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2007-2011
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H. M. Sidup (Alm)
2. Tempat, TanggalLahir : Jakarta, 31 Desember 1948
3. Ibu : Hj. Rohayah
4. Tempat, TanggalLahir : Jakarta, 31 Desember 1955
5. Alamat : Jl. Kwini Rt.001/003 No.21,
Kel.Balekambang, Kec.Kramat Jati, Jakarta
ANALYZE THE INFLUENCE OF EXPERIENCE,EXPERTISE, AND USEFULL OF INFORMATION TECHNOLOGY TO QUALITY OF
INTERNAL AUDIT RESULT
ABSTRACT
This study examines the influence of experience, expertise, and information technology utilization to quality of internal audit result. Respondents in this study were internal auditors who took course in Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) Jakarta. The number of auditor that were training in this study were 60 internal auditors. The method of determining the sample is by using convenience sampling method. The data processing methods is multiple regression analyze.
The results of this study indicate that the experience, expertise, and information technology utilization influence simultaneously and significantly to quality of internal audit result.
ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS
HASIL AUDIT INTERNAL
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh pengalaman, keahlian, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas hasil audit internal. Responden dalam penelitian ini adalah para auditor internal yang mengikuti pelatihan pada Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 60 auditor internal yang sedang menjalani pelatihan. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalahconvenience sampling. Metode pengolahan data yang digunakan penelitian adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman, keahlian, dan pemanfaatan teknologi informasi secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit internal.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Analisis Pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan Pemanfaatan
teknologi Informasi Terhadap Kualitas Hasil Audit Internal”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang
Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah
menganugerahkan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah S.W.T. atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tuaku tercinta, kakak-kakakku (Ahmad,Uki,Oji,Yumi,Taufik)
yang telah memberikan rasa cinta, perhatian, kasih sayang, semangat, serta
doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
3. Keluarga besarku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan guna
penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan
selama ini.
8. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,Ak.,MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II
yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan
dan konsultasi yang telah diberikan selama ini.
9. Ibu Rini, SE., M.Si, Ak selaku dosen yang telah memberikan banyak masukan
dan motivasi yang begitu berarti.
10. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
11. Terima kasih yang tak terhingga untuk sahabatku tercinta khususnya Apri,
Tati, Destia, Dania, Mela, Dhila yang udah ngasih semangat dalam pembuatan
12. Terima kasih untuk teman-teman ku akuntansi kelas E tahun 2007, anak-anak
Barbie, geng solehah, dan teman-teman di Akuntansi Audit yang sudah
memberikan kenangan yang terindah dari awal kuliah sampai selesai.
13. Terima kasih buat Cynthia Faradina Ulfa yang sudah bersedia jadi korban
pertanyaan dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih juga buat Winah, Ira,
Sofi, dan Ainia teman seperjuangan kompre dan skripsi tanpa kalian saya
tidak akan termotivasi untuk menyelesaikan skripsi.
14. Terima kasih yang tak terhingga dan paling khusus untuk “squidy”-ku,
Muhammad Yasin, yang sudah memberikan motivasi dan semangat dalam
proses pembuatan skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Agustus 2011
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan Skripsi... ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif... iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi... iv
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ... v
Daftar Riwayat Hidup... vi
Abstract... vii
Abstrak... viii
Kata Pengantar... ix
Daftar Isi... xii
Daftar Tabel... xv
Daftar Gambar ... xvi
Daftar Lampiran... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah ... 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
1. Tujuan Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori... 13
1. Ruang Lingkup Audit Internal ... 13
2. Kualitas Hasil Audit... 17
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 23
4. Pengalaman Auditor... 29
5. Keahlian Auditor... 31
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 37
C. Hubungan Antar Variabel ... 44
1. Pengalaman Terhadap Kualitas Hasil Audit Internal... 44
2. Keahlian Terhadap Kualitas Hasil Audit Internal... 45
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi dengan Kualitas Hasil Audit Internal... 46
D. Kerangka Pemikiran... 49
E. Hipotesis... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 52
B. Metode Penentuan Sampel... 52
C. Metode Pengumpulan Data ... 53
D. Metode Analisis Data... 53
1. Uji Kualitas Data... 53
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian... 58
1. Variabel Independen ... 58
2. Variabel Dependen... 59
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 64
1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 64
2. Sejarah YPIA ... 64
B. Hasil Penelitian ... 65
1. Karakteristik Responden ... 66
2. Hasil Uji Kualitas Data ... 70
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 75
4. Hasil Uji Hipotesis ... 79
5. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 82
6. Pembahasan... 84
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87
B. Implikasi ... 88
C. Saran... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 91
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal ... 15
2.2 Penelitian Terdahulu ... 38
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 60
4.1 Data Sampel Penelitian ... 66
4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia... 67
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 67
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja ... 68
4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 69
4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman ... 70
4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Keahlian... 71
4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan TI... 71
4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Hasil Audit Internal... 72
4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman... 73
4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keahlian... 74
4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pemanfaatan TI... 74
4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Hasil Audit Internal... 74
4.15 Hasil Uji Multikoloniaritas ... 75
4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 79
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran... 49
4.2 Hasil Uji Normalitas Data... 77
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Surat Penelitian Skripsi ... 94
2 Kuesioner Penelitian ... 95
3 Deskriptif Responden... 106
4 Daftar Jawaban Responden ... 109
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, pemanfaatan teknologi informasi menjadi sangat penting
keberadaannya dalam organisasi bisnis karena berkaitan dengan ketepatan
waktu dan kebenaran penyediaan informasi yang dibutuhkan pemakai.
Perkembangan teknologi informasi tersebut perlu didukung oleh banyak faktor
yang diharapkan dapat memberikan kesuksesan dari pemanfaatan teknologi
informasi itu sendiri yang tercermin melalui kepuasan para penggunanya.
Teknologi informasi tidak hanya sebagai alat bantu dalam pengolahan data,
namun juga digunakan untuk mengetahui lebih cepat jika timbul permasalahan
dalam organisasi dan memfokuskan pada unsur tertentu guna mengambil
tindakan dan keputusan secara cepat dan cermat.
Pemanfaatan teknologi informasi adalah salah satu cara agar organisasi
bisnis dapat memberikan keunggulan kompetitif dan mampu bersaing dengan
para kompetitornya. Rockart (1995) dalam Jurnaili (2005) menyatakan bahwa
teknologi informasi merupakan sumber daya keempat setelah sumber daya
manusia, sumber daya uang, dan sumber daya mesin yang digunakan untuk
membentuk dan mengoperasikan perusahaan.
Teknologi informasi adalah faktor yang sangat mendukung dalam
penerapan sistem informasi dan merupakan suatu solusi organisasi dan
timbul dalam praktiknya. Teknologi informasi sebuah organisasi terdiri dari
perangkat keras, perangkat lunak, perangkat telekomunikasi, manajemen basis
data, dan teknologi lain yang digunakan untuk menyimpan data dan membuat
data tersedia dalam bentuk informasi kepada pembuat keputusan.
Teknologi informasi saat ini memainkan peranan penting dalam
mendukung keputusan oleh manajemen. Hal ini mendorong adanya suatu
kebutuhan penting untuk melakukan evaluasi secara objektif tentang
keberhasilan atau kegagalan sistem yang bermanfaat dalam proses
pengambilan keputusan. Evaluasi yang dilakukan tersebut akan berguna dalam
membantu tercapainya keberhasilan atas pengembangan teknologi informasi.
Dalam bidang akuntansi, perkembangan teknologi informasi memiliki
dampak yang sangat signifikan, terutama terhadap sistem informasi akuntansi
dalam suatu organisasi bisnis. Dampak nyata yang dirasakan adalah
pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual menjadi
sistem komputerisasi. Hal ini juga dialami oleh para akuntan, yang berprofesi
sebagai pengelola keuangan yang dituntut untuk melakukan pengendalian dan
pemantauan terhadap efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan.
Sistem informasi akuntansi berbasis komputer dirancang untuk
mengubah data akuntansi menjadi informasi. Atau merupakan sebuah
serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan dan diproses menjadi
informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Informasi adalah salah
ekstern perusahaan. Setiap saat informasi diperlukan baik oleh manajemen
maupun pengguna lainnya dalam rangka untuk pengambilan keputusan.
Perkembangan dalam mengolah informasi akuntansi ini juga pada akhirnya
berdampak pada jasa yang diberikan oleh seorang auditor internal. Dulu,
auditor tidak harus ahli dalam bidang komputer untuk keperluan auditnya.
Namun sekarang dengan kemajuan teknologi, seorang auditor tidak hanya
harus ahli dalam bidangnya tetapi juga harus memiliki kemampuan tertentu di
bidang komputer.
Auditor internal dalam suatu perusahaan berperan penting dalam
memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan
apakah sistem informasi tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan
perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan. Dalam
melaksanakan tugasnya, auditor internal berperan sebaik mungkin
melaksanakan tugas utamanya, yaitu melakukan penilaian dan evaluasi
terhadap sistem dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Maraknya kasus yang terjadi akibat lemahnya pengendalian internal
menjadi tamparan bagi para auditor internal untuk kembali menunjukkan
eksistensinya di mata publik. Seperti yang belum lama ini terjadi pada kasus
Bank Mega terkait pembobolan dana PT Elnusa Tbk dan Pemkab Batubara
Sumatera Utara di kantor cabang pembantu (KCP) Bank Mega Bekasi
Jababeka.
Dari hasil pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran ketentuan
tercermin dari kelemahan sistem dan prosedur (Standard Operating
Procedure/SOP) dan pengendalian intern. Beberapa sanksi pun dijatuhkan
kepada pihak Bank Mega diantaranya, yaitu menghentikan penambahan
nasabah Deposit on Call (DoC) baru dan perpanjangan DoC lama, termasuk
untuk produk sejenis seperti Negotiable Certificate of Deposit (NCD) selama
1 (satu) tahun serta menghentikan pembukaan jaringan kantor baru selama 1
(satu) tahun.
Sebagai pemecahan solusi Bank Indonesia akhirnya mengintruksikan
kepada Bank Mega untuk mereview seluruh kebijakan dan prosedur,
khususnya aktivitas pendanaan (funding) termasuk penetapan target, limit dan
kewenangan untuk kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas dan
individu, baik nominal maupun suku bunga, pengaturan wilayah kerja kantor
serta mekanisme inisiasi nasabah baru. Selain itu juga memperbaiki fungsi
internal control dan risk management, termasuk kecukupan jumlah auditor di
setiap kantor, proses check and balance baik melalui tahapan kewenangan
maupun sistem, fungsi pengawasan kantor pusat terhadap kantor-kantor
dibawahnya dan prinsipknow your employee.
Bersamaan dengan semakin kompleksnya komputer karena
perkembangan kapasitas multiprogramming yang canggih, disertai dengan
hubungan-hubungan telekomunikasi dan variasi yang luas mengenai peralatan
input dan output yang baru, peranan auditor bertambah dengan dimensi lain,
belum ada atau belum “dipertimbangkan” dalam ruang lingkup auditor
(Utomo, 2006)
Para auditor harus memahami sistem komputer karena sistem ini
memiliki dampak yang besar terhadap cara-cara yan dipergunakan organisasi
dalam bisnisnya. Seperti yang disebutkan oleh Utomo (2006) yang
menyatakan bahwa sistem yang dikomputerisasi bukanlah semata-mata alat
yang baru dipergunakan untuk memroses pekerjaan administrasi. Seringkali,
sistem pengendalian internal harus disusun kembali karena karakteristik suatu
sistem komputer. Hal ini telah menimbulkan adanya serangkaian kesenjangan
pengendalian yang mengakibatkan terbukanya risiko-risiko baru untuk
organisasi-organisasi yang menggunakan komputer. Tiga kepentingan utama
auditor adalah :
1. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan auditor dan
dalam sistem pengolahan data jika dipergunakan suatu komputer.
2. Peluang-peluang yang diberikan oleh komputer untuk pelaksanaan
tugas-tugas auditing dengan lebih efektif dan efisien.
3. Meningkatnya kemungkinan-kemungkinan untuk pencurian,
pemerasan, dan spionase yaitu kejahatan dengan mempergunakan
komputer sebagai akibat dari suatu lingkungan yang dikomputerisasi.
4. Pengandalan pengendalian komputer bukti pendukung elektronik dapat
diandalkan hanya apabila pengendalian dapat diandalkan.
Penelitian yang berkaitan dengan judul penulis telah beberapa kali
auditor ahli dan non ahli memang mempunyai perbedaan daalm memberikan
suatu pendapat jika mereka tidak mendapat tekanan sosial maupun ekonomis
dalam proses pemberian pendapat, perbedaannya menjadi tidak signifikan.
Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2003) menyebutkan bahwa auditor
memberikan pendapatnya berdasarkan investigasi yang dilakukan, oleh karena
itu agar pendapat auditor tersebut benar, maka proses investigasi yang
dilakukan harus sesuai dengan prosedur audit yang telah ditetapkan. Hal ini
menunjukkan bahwa pendapat auditor yang baik akan tergantung pada
prosedur audit yang dilakukan dan juga keahlian auditor.
Penelitian-penelitian untuk mengungkap faktor-faktor keahlian audit
perlu dilakukan secara berkesinambungan. Hal tersebut karena ada dua alasan
pokok dilakukannya penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor keahlian
ini. Pertama, kantor akuntan publik berkepentingan dalam meningkatkan
efisiensi dan efektifitas proses audit. Dengan demikian kantor akuntan butuh
untuk meningkatkan pemahaman para auditornya terhadap faktor-faktor yang
penting bagi keahlian sehingga pada akhirnya akan berguna dalam merancang
keputusan yang akan diambilnya, mengembangkan program pelatihan,
menetapkan pedoman tarif jasa audit, dan menerapkan prosedur untuk
evaluasi. Alasan kedua adalah meningkatkan kualitas audit, Sri Murtini dan
Edi Wijayanto (2003).
Penelitian yang dilakukan oleh Abdolmohammadi dan Shanteau
penting bagi keahlian auditor. Hasil penelitian ini mempunyai tiga implikasi,
pertama profesional dapat mengidentifikasikan seperangkat atribut yang
dihubungkan dengan keahlian mereka. Kedua, terdapat beberapa perbedaan
persepsi antara ketiga subyek. Ketiga, hasil penelitian mempunyai implikasi
guna mendefinisikan dan mengukur keahlian, untuk mengembangkan sistem
keahlian dan untuk menetapkan prosedur pelatihan, evaluasi, dan promosi.
Penelitian yang dilakukan oleh Murtanto dan Gudono (1999)
memperlihatkan bahwa pengalaman dan pengetahuan masih merupakan
karakteritik yang penting bagi keahlian auditor, namun untuk meningkatkan
kualitas profesi auditor juga perlu memperhatikan karakteristik lain yang
terungkap melalui penelitian ini.
Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih
(Christ,1993). Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik daripada
mereka yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup dalam tugasnya.
Boner dan Walker (1994) dalam Herliansyah (2006), mengatakan bahwa
peningkatan pengetahuan yang muncul dari pelatihan formal sama bagusnya
dengan yang didapat dari pengalaman khusus. Oleh karena itu pengalaman
kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja
akuntan publik, sehingga pengalaman dimasukkan sebagai salah satu
Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional,
auditor harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan tersebut berupa
kegiatan-kegiatan, seperti seminar, simposium, lokakarya pelatihan itu sendiri
dan kegiatan penunjang ketrampilan lainnya. Melalui program pelatihan para
auditor juga mengalami proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan situasi yang akan ditemui (Putri dan Bandi, 2002).
Pengetahuan auditor yang berkenaan dengan bukti relevan dan tidak relevan
mungkin akan berkembang dengan adanya program pelatihan auditor ataupun
dengan bertambahnya pengalaman auditor itu sendiri. Keberadaan informasi
yang tidak relevan terhadap sasaran mengurangi kesamaan antara sasaran dan
keadaan hipotesis yang disarankan oleh informasi yang relevan.
Dengan demikian maka kompleksitas tugas yang dihadapi oleh
seorang auditor akan menambah pengalaman serta pengetahuannya. Pendapat
ini didukung oleh Abdolmohammadi dan Wright (1987) yang menunjukkan
bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat kesalahan yang
lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang lebih berpengalaman.
Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2003) menyatakan bahwa pengalaman
dan pengetahuan merupakan dua faktor yang berpengaruh terhadap keahlian
auditor. Beberapa penelitian menggunakan lamanya pengalaman audit sebagai
pengukur keahlian seorang auditor (Hamilton dan Wright, 1982). Pendapat itu
dibantah oleh peneliti-peneliti lain dengan memberikan bukti empiris bahwa
yaitu pengetahuan. Perbedaan timbul karena beberapa penelitian
mempertimbangkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan
tugas-tugas eksperimental ketika pengetahuan tersebut dibutuhkan dan cara
penggunaan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan tugas.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena yang pertama, masih buruknya pengendalian internal dan
manajemen risiko seperti kasus yang terjadi pada Bank Mega yang disebabkan
karena auditor internal tidak berperan aktif dalam proses audit sehingga sistem
pengendalian internal tidak berjalan dengan baik dan buruknya pemanfaatan
teknologi informasi. Hal tersebut tidak sesuai dengan peran auditor internal
yang sesungguhnya, yaitu memberikan informasi untuk manajemen tentang
pelaksanaan sistem pengendalian internal, serta memiliki tujuan membantu
fungsi pengawasan terhadap sistem pengendalian internal dan menghasilkan
laporan hasil audit yang berkualitas. Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat
diketahui bahwa kualitas hasil audit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor,
baik faktor dari lingkungan maupun faktor dari dalam diri seseorang.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
”Analisis Pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan Pemanfaatan Teknologi
Informasi Terhadap Kualitas Hasil Audit Internal (Studi Empiris Pada Auditor Internal di Jakarta).”
Terdapat perbedaan dari penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu
Winidyaningrum (2010). Dimana perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah:
1. Perbedaan dalam hal objek penelitian. Pada penelitian ini objek yang
diteliti adalah auditor internal yang mengikuti pelatihan di Yayasan
Pendidikan Internal Auditor, sedangkan pada penelitian sebelumnya,
yaitu pada penelitian Sukriah (2009), objek yang diteliti adalah
Inspektorat se-pulau Lombok. Pada penelitian Lubis (2009), objek
yang diteliti adalah Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Pada
penelitian Winidyaningrum (2010), objek yang diteliti adalah
Pemerintah Daerah Subosukawonosraten.
2. Perbedaan yang kedua adalah dalam hal periode penelitian. Penelitian
ini menggunakan data pada tahun 2011, sedangkan pada penelitian
sebelumnya, yaitu pada penelitian Sukriah, data yang digunakan yaitu
data dari tahun 2009. Pada penelitian Lubis, data yang digunakan yaitu
data dari tahun 2009. Pada penelitian Winidyaningrum, data yang
digunakan yaitu data dari tahun 2010.
3. Perbedaan yang ketiga dalam hal variabel penelitian. Variabel
Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengalaman,
keahlian, dan pemanfaatan teknologi informasi, sedangkan pada
penelitian sebelumnya, yaitu penelitian Sukriah (2009) tidak
memasukan variabel keahlian dan pemanfaatan teknologi informasi.
etik. Pada penelitian Winidyaningrum (2010) tidak memasukan
variabel pengalaman dan keahlian auditor.
B. Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah faktor pengalaman dapat meningkatkan kualitas hasil audit
internal?
2. Apakah faktor keahlian dapat meningkatkan kualitas hasil audit internal?
3. Apakah faktor pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan
kualitas hasil audit internal?
4. Apakah secara bersama-sama faktor pengalaman, keahlian, serta
pemanfaatan teknologi informasi dapat menigkatkan kualitas hasil audit
internal?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui secara empiris seberapa besar pengaruh faktor
pengalaman auditor dalam meningkatkan kualitas hasil audit internal
b. Untuk mengetahui secara empiris seberapa besar pengaruh faktor keahlian
c. Untuk mengetahui secara empiris seberapa besar pengaruh faktor
pemanfaatan teknologi informasi dalam meningkatkan kualitas hasil audit
internal
d. Untuk mengetahui secara empiris seberapa besar pengaruh faktor
pengalaman, keahlian, serta pemanfaatan teknologi informasi secara
bersama-sama dalam meningkatkan kualitas hasil audit internal
2. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuannya, maka penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi semua pihak, antara lain :
a. Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan
efektivitas organisasinya dalam memberikan pelayanan pada kliennya.
b. Auditor Internal, sebagai referensi dan bahan masukan dalam
meningkatkan kerjanya melalui pengalaman, keahlian, dan
pemanfaatan teknologi informasi.
c. Pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai bukti empiris untuk
pengembangan teori mengenai akuntansi keprilakuan.
d. Peneliti-peneliti berikutnya, sebagai salah satu bahan referensi untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Ruang Lingkup Audit Internal a. Pengertian Audit Internal
Pengertian audit internal menurut Sawyer (2009:3) adalah
sebagai berikut:
“Audit internal adalah suatu aktivitas independen dalam
memberikan jasa konsultasi dan penjaminan (keyakinan) secara objektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan perbaikan operasi suatu organisasi, dengan maksud untuk membantu organisasi mencapai tujuannya dengan cara menggunakan pendekatan yang sistematis dan terarah (sesuai disiplin ilmu) dalam mengevaluasi dan memperbaiki efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses tata kelola (governance processes).”
Sedangkan menurut Institute of Internal Auditor (IIA) dalam Sawyer
(2009:9) adalah sebagai berikut:
“Internal auditing is an independent, objective assurance, and
consulting activitydesigned to add value and improve an
organization’s operations. It helps an organization accomplish its
objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and government process.”
Pengertiannya sebagai berikut:
“Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan
meningkatkan efektifitas proses pengelolaan risiko, kecukupan control, dan pengelolaan organisasi.”
Menurut Agoes (2004:221) pengertian audit internal adalah:
“Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.”
Pengertian audit internal menurut Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) PSA No.69 paragraf 6 adalah :
“Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen
dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tantang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: keandalan pelaporan, efektifitas dan efisiensi operasi,
kepatuhan terhadap hukum dan pereaturan yang berlaku.”
Berbeda dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang tujuannya adalah memberikan pendapat
atas kewajaran laporan keuangan yang disusun manajemen, maka
tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal adalah untuk
membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam
melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa,
penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit
internal adalah suatu fungsi atau kegiatan yang bebas dalam suatu
b. Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
Terdapat perbedaan antara auditor internal dan auditor eksternal,
berkaitan dengan posisi serta fokus perhatian dari seorang auditor
[image:32.598.113.517.174.659.2]internal dibandingkan dengan auditor eksternal.
Tabel 2.1.
Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
No. Auditor Internal Auditor Eksternal
1. Dilakukan oleh auditor internal yang merupakan pegawai perusahaan.
Dilakukan oleh auditor eksternal (Kantor Akuntan Publik) yang merupakan orang luar
perusahaan.
2. Pihak luar perusahaan menganggap auditor internal tidak independen.
Auditor eksternal adalah pihak yang independen.
3. Tujuan pemeriksaan adalah untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Tujuan pemeriksaan adalah untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan.
4. Laporan auditor internal tidak berisi opini mengenai
kewajaran laporan keuangan tetapi berupa temuan
pemeriksaan (audit finding) mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern, beserta saran-saran perbaikannya.
Laporan auditor eksternal tidak berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan, selain itu berupamanagement letter, yang berisi pengetahuan kepada manajemen mengenai
kelemahan-kelemahan dalam pengendalian intern beserta saran-saran perbaikannya.
Tabel 2.1. (Lanjutan)
5. Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman padainternal auditing standarsyang ditentukan olehInstitute of Internal Auditors, norma pemeriksaan intern yang ditentukan BPKP atau BPK dan norma pemeriksaan satuan pengawas intern.
Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman pada Standar Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
6. Auditor internal mendapatkan gaji dan tunjangan lainnya.
Auditor eksternal mendapatkan audit feeatas jasa yang
diberikannya.
7. Pimpinan (penanggung jawab) pemeriksaan intern tidak harus seorangregistered accountant.
Pemeriksaan intern dipimpin oleh penanggung jawabnya yaitu seorang akuntan publik yang terdaftar dan mempunyai nomor register (registered public accouuntant).
8. Auditor internal mendapatkan gaji dan tunjangan sosial lainnya sebagai pegawai perusahaan.
Auditor eksternal mendapatkan audit feeatas jasa yang
diberikannya.
Sumber: Agoes, 2004: 224-225
c. Persamaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
Menurut Agoes (2004), terdapat lima persamaan antara auditor
internal dan auditor eksternal, yaitu:
1) Masing-masing auditor harus mempunyai latar belakang
pendidikan dan pengalaman kerja di bidang akuntansi, keuangan,
[image:33.598.113.518.130.537.2]2) Keduanya harus membuat rencana pemeriksaan (audit plan),
program pemeriksaan (audit program) secara tertulis.
3) Semua prosedur pemeriksaan dan hasil pemerikisaan harus
didokumentasikan secara lengkap dan jelas dalam kertas kerja
pemeriksaan (audit working papers).
4) Audit staf harus selalu melakukan Continuing Professional
Education(Pendidikan Profesi Berkelanjutan).
5) Baik Internal maupun Eksternal auditor harus mempunyai Audit
Manual, sebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan dan
harus memiliki Kode Etik serta sistem pengendalian mutu.
2. Kualitas Hasil Audit
Kualitas hasil kerja berhubungan dengan seberapa baik sebuah
pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Bagi auditor, kualitas kerjanya dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan
yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar
dari setiap pekerjaan yang diselesaikan (Tan dan Alison 1999, dalam
Mardisar 2007:5). Sedangkan menurut Irahandayani (2003) kualitas kerja
auditor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: berkualitas (dapat
dipertanggungjawabkan) dan tidak berkualitas (tidak dapat
De Angelo (1998) dalam Alim (2007:4), kualitas audit
didefinisikan sebagai probabilitas auditor menemukan dan melaporkan
tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Deis
dan Giroux (1992) masih dalam artikel yang sama melakukan penelitian
tentang empat hal yang dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas
audit, yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap
suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan
audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang diberikan akan
semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka
kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah yang
banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien,
semakin sehat kondisi keuangna klien maka akan ada kecenderungan klien
tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikiuti standar, dan (4)
review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor
tesebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak
ketiga.
Kualitas jasa auditor internal dalam proses pelaksaaan pemeriksaan
intern sangat ditentukan oleh kemampuan auditor internal menerapkan
norma pemeriksaan intern dalam menjalankan tugasnya Institute of
Internal Auditors dalam Boynton (2007) telah menetapkan lima standar
praktik pemeriksaan yang mengikat anggota-anggotanya, yang meliputi
pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan, dan pengelolaan bagian pemeriksaan
intern.
Norma pemeriksaan intern tersebut merupakan indikator yang
menentukan kualitas jasa auditor internal dalam melaksanakan praktik
pemeriksaan. Kalau dikaitkan dengan tugas auditor internal yang
melakukan penilaian atas efektivitas pengendalian intern perusahaan,
semakin lengkap indikator tersebut dipatuhi oleh auditor internal, semakin
berkualitaslah hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal dan
semakin meningkatlah pengendalian intern yang berlaku dalam
perusahaan.
AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Elfarini (2007)
menyatakan bahwa :
“Kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan atas kualitas audit merupakanfungsi dari persepsi mereka atas independensi
dan keahlian auditor.”
Seorang auditor memberikan opini sesuai dengan prosedur audit yang
telah dijalankan. Opini yang diberikan auditor tidak mencerminkan
kualitas audit.
a. Hasil Audit Internal
Dalam Oktaviani (2009:25), hasil audit internal dapat memberikan
berbagai jenis layanan kepada organisasi, yaitu membantu
1) Pengendalian Akuntansi Internal
Pengendalian internal merupakan proses yang dipengaruhi oleh
dewan direksi, manajer serta personel lain dalam suatu entitas yang
dirancang untuk memberikan jaminan yang layak berkaitan dengan
pencapaian berbagai tujuan dengan kategori: (1) efektifitas dan
efisiensi operasi, (2) reliabilitas laporan keuangan, dan (3) ketaatan
terhadap ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
(Sawyer, 1998 dalam Tugiman, 2002).
2) Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan
Pencegahan, pendeteksian penyimpangan dan penyalahgunaan
wewenang pada semua pelaksanaan tugas unsur-unsur departemen
yang terkait dengan bidang tugas suatu entitas.
3) Pemeriksaan Keuangan
Pemeriksaan keuangan merupakan visi yang dibuat untuk
mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Governance) serta
bebas dari praktek korupsi,kolousi, dan nepotisme.
4) Pemeriksaan Ketaatan
Pemeriksaan ketaatan dilakukan dengan penelaahan atas
kontrol keuangan dan operasi serta transaksi untuk melihat
kesesuaiannya dengan aturan, standar, regulasi, dan prosedur yang
5) Pemeriksaan Operasional
Pemeriksaan operasional dilakukan dengan cara telaah
komprehensif atas fungsi yang bervariasi dalam perusahaan untuk
menilai efisiensi dan ekonomi operasi dan efektifitas fungsi-fungsi
tersebut dalam mencapai tujuannya.
6) Pemeriksaan Manajemen
Penelaahan atas semua aktivitas sesuai dengan perspektif
manajemen atau konsultan manajemen. Audit berorientasi
manajemen memfokuskan diri pada membantu organisasi
mencapai tujuannya (Sawyer, 2005:27)
7) Pemeriksaan Kontrak
Kontrak kontruksi atau operasi seringkali melibatkan uang
dalam jumlah besar. Kontrak operasi bisa memberikan jasa atau
operasi terprogram. Manajemen mungkin tidak begitu memahami
biaya kontruksi dan operasi seperti produksi yang dilakukan
sendiri, oleh karena itu auditor internal bisa sangat membantu
dalam mengaudit kontrak seperti ini (Sawyer, 2005:294)
8) Pemeriksaan Sistem Informasi
Teknologi memilik dampak yang sangat besar terhadap apa dan
bagaimana audit dilakukan. Auditor internal modern harus
mengetahui bagaimana data berawal, bagaimana proses
pengolahannya, dan dimana letak risiko keamanannya. Dengan
pemrosesan data elektronik, semua auditor internal membutuhkan
paling tidak beberapa keahlian. Pengamanan data telah menjadi
risiko yang besar yang dihadapi oleh organisasi modern (Sawyer
2005:32).
9) Pengembangan Kualitas Internal
Kontrol yang baik tidak hanya melindungi organisasi tetapi
juga karyawan. Manajemen bertanggung jawab secara moral;
bahwa tidak ada celah untuk melakukan kecurangan. Kebanyakan
karyawan akan menghargai operasi yang dikendalikan dengan baik
(Sawyer 2005:69). Oleh karena itu, kualitas pengendalian internal
harus terus dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
10) Hubungan dengan Entitas di Luar Perusahaan
Evaluasi yang dilakukan dengan penelaahan atas hubungan
organisasi dengan pihak lain di luar organisasi. Misalnya evaluasi
atas perjanjian dan hasil yang telah dicapai dari penerusan atau
pemberian pinjaman pemerintah dan kredit program kepada salah
satu sektor BUMN. Evaluasi ini dilakukan untuk menetukan
apakah manfaat yang diinginkan telah tercapai. Hasil dari evaluasi
ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangannya dalam
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi a. Pengertian Teknologi Informasi
Ada banyak definisi dari Teknologi Informasi, Supriyanto
(2007) menyebutkan salah satunya diambil dari Information
Technology Training Package ICA99 yang diterbitkan olehAustralian
National Training Authority (ANTA), mendefinisikan:
“The Information Technology Industry is defined as technology development and application of computers and communications based technology for processing, presenting and managing data and information. This includes computer hardware and component manufacturing, computer software development and various computer related service, together with communications equipment
component manufacturing and services.”
Pengertiannya sebagai berikut:
“Teknologi Informasi Industri terdefinisikan sebagai
pengembangan teknologi dan aplikasi dari komputer dan teknologi berbasis komunikasi untuk memproses penyajian, mengelola data dan informasi. Termasuk didalamnya pembuatan hardware komputer dan komponen komputer, pengembangan software komputer dan berbagai jasa yang berhubungan dengan komputer, bersama-sama dengan perlengkapan komunikasi, pembuatan
komponen dan jasa.”
Wardiningsih (2009) mendefinisikan:
“Teknologi Informasi didefinisikan sebagai teknologi yang
digunakan untuk memperoleh, menyajikan, dan memanfaatkan data. Perkembangan teknologi informasi dapat menunjang pembuatan-pembuatan keputusan didalam organisasi-organisasi modern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan didalam
organisasi dapat diselesaikan secara cepat, akurat, dan efisien.”
membantu bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pemrosesan informasi; (2) tidak hanya terbatas
pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang
digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi juga mencakup
teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi; (3) teknologi
yang menggabungkan komputasi (computer) dengan jalur komunikasi
berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.
Menurut Triwahyuni (2003) dalam Nugroho (2008), teknologi
informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi
komunikasi. Penjelasan teknologi yang mendasari teknologi informasi
adalah sebagai berikut:
a. Teknologi Komputer
Teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan
dengan komputer seperti printer, pembaca sidik jari, dan bahkan
CD-Rom. Komputer adalah mesin serbaguna yang dapat dikontrol
dengan program, digunakan untuk mengolah data menjadi
informasi. Program adalah deretan intruksi yang digunakan untuk
mengendalikan komputer sehingga komputer dapat melakukan
tindakan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pembuatnya. Data
adalah bahan mentah bagi komputer yang dapat berupa angka
maupun gambar. Informasi adalah bentuk data yang telah diolah
b. Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi atau teknologi telekomunikasi
adalah teknologi yang berhubungan dengan komunikasi jarak jauh.
Termasuk dalam kategori ini adalah telepon, radio, dan televisi.
Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan
untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,
menyusun, menyimpoan, memanipulasi data dalam berbagai cara
untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi
yang relevan, akurat, dan tepat waktu. teknologi informasi
digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintah dan
merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
b. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang
diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melakukan
tugasnya, pengukuran berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi
pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang
digunakan (Jin, 2003).
Kell (2001) dalam Sasongko (2008) menjelaskan manfaat dari
penerapan sistem teknologi informasi, antara lain:
1. Penerapan system teknologi informasi dapat memberikan
pengolahan data yang konsisten dibandingkan dengan system
manual karena terdapat keanekaragaman pengolahan transaksi
2. Pelaporan akuntansi yang menggunakan komputer dapat
meningkatkan efektivitas manajemen perusahaan dalam
menganalisis, mensupervisi, dan mereview kegiatan operasional
perusahaan.
Pemanfaatan teknologi informasi menurut Thompson et
al.(1991) dalam Jin (2003) merupakan manfaat yang diharapkan oleh
pengguna system informasi dalam melaksanakan tugasnya atau
perilaku dalam menggunakan teknologi pada saat melakukan
pekerjaan. Pengukurannya berdasarkan intensitas pemanfaatan,
frekuensi pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang
digunakan. Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung
oleh keahlian personil yang mengoperasikannya dapat meningkatkan
kinerja perusahaan maupun kinerja individu yang bersangkutan.
Lucas dan Spitler (1999) sebagaimana dikutip oleh Jin (2003)
mengemukakan bahwa agar teknologi informasi dapat dimanfaatkan
secara efektif. Anggota dalam organisasi harus dapat menggunakan
teknologi informasi dengan baik sehingga memberikan kontribusi
terhadap kinerjanya. Oleh karena itu sangat penting bagi anggota untuk
mengerti dan memprediksi kegunaan system tersebut. Investasi yang
paling besar dalam teknologi informasi tidak akan bermanfaat apabila
teknologi tersebut tidak diterima oleh anggota organisasi. Tingkat
teknologi tersebut atau tidak memanfaatkannya secara maksimal sesuai
dengan kemampuannya.
Secara garis besar, teknologi informasi dikelompokkan menjadi
dua bagian, yaitu: perangkat lunak (software) dan perangkat keras
(hardware). Perangkat keras menyangkut pada peralatan-peralatan
yang bersifat fisik, seperti memori, printer, dan keyboard. Adapun
perangkat lunak terkait dengan intruksi-intruksi untuk mengatur
perangkat keras agar bekerja sesuai dengan tujuan intruksi-intruksi
tersebut (Supriyati, 2006).
Sugeng dan Indrianto (1998) mendefinisikan pemanfaatan
teknologi informasi sebagai perilaku menggunakan teknologi dalam
menyelesaikan tugas. Pemanfaatan teknologi informasi merupakan
keputusan individu untuk menggunakan atau tidak teknologi yang
bersangkutan yang dipengaruhi oleh faktor yang menjadi
antecedentnya.
Tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila
audit dilaksanakan dalam suatu lingkungan system informasi
komputer. Namun, penerapan prosedur audit mungkin mengharuskan
auditor untuk mempertimbangkan teknik-teknik yang menggunakan
komputer dengan istilah Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)
atau Computer Assisted Audit Techniques (CAAT), yang digunakan
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses audit (IAI,
Menurut IAI (2009) TABK dapat digunakan dalam berbagai prosedur
audit dibawah ini:
a. Pengujian rincian transaksi dan saldo, seperti penggunaan
perangkat lunak audit menguji semua transaksi dalam file
komputer.
b. Prosedur review analitik, seperti penggunaan perangkat lunak audit
untuk mengidentifikasi fluktuasi yang tidak biasa.
c. Menguji pengendalian atas pengendalian umum system informasi
komputer.
d. Mengakses komputer
e. Mengelompokkan data berdasarkan kriteria.
f. Membuat laporan
Audit teknologi informasi memiliki ciri digunakannya alat
audit berbantuan komputer (Computer Assisted Audit Tools-CAAT),
atau istilahnya yang lebih modern dan lengkap adalah alat dan teknik
audit berbantuan komputer (Computer Assisted Audit Tools-CAATT).
CAATT memungkinkan para auditor melihat jejak audit apa pun yabg
ada dalam bentuk elektronik yang biasanya tidak dapat dilihat oleh
orang lain dan karenanya memungkinkan untuk menganalisis berbagai
transaksi, peristiwa, serta saldo melalui sistem tersebut (Singleton,
4. Pengalaman Auditor
Pengalaman sebagai salah satu variabel yang banyak digunakan
dalam berbagai penelitian. Marinus, Wray (1997) dalam Herliansyah
(2006) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur
dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau
tugas (job). Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas
yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar
melakukannya dengan yang terbaik. Lebih jauh Kolodner (1983) dalam
risetnya menunjukkan bagaimana pengalaman dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Namun dilain pihak
beberapa riset menunjukkan kegagalan temuan tersebut (seperti Ashton,
1991; Blocher et al.1993), hal ini karena menurut Ashton (1991) sering
sekali dalam keputusan akuntansi dan audit memiliki sedikit waktu untuk
dapat belajar.
Selain itu, beberapa badan menghubungkan antara pengalaman dan
profesionalitas sebagai hal yang sangat penting didalam menjalankan
profesi akuntan publik. AICPA AU section 100-110 mengaitkan
professional dan pengalaman dalam kinerja auditor :
“The professional qualifications required of the independend auditor are those of person with the education and experience to practice as such. They do not include those of person trained for
qualified to engage in another profession or accupation”.
Menurut The Institute of Chartered Accountant in Australia (1997:28):
insight into one’s profession, but to have accepted and internalized
those values. Professional value clarification is an activity both of individual accountants, in identifying and gaining critical insight into the meaning and application of those values, and activity of professional it self.”
Selain itu untuk menjadi professional menurut The Institute of Chartered
Accountant in Australia (1997:30) adalah :
“Extensive training must be undertaken tobe able to practice in the profession. A significant amount of the training consists of intellectual component. The profession provides a valueable
service to the community”.
Menurut Jeffrey dalam Sri Sularso dan Ainun Na’im (1999:156),
memperlihatkan bahwa seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam
suatu bidang memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya
dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai
peristiwa-peristiwa. Menurut Butts dalam Sri Sularso dan Ainun Na’im
(1999:156), mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang
berpengalaman membuat judgment lebih baik dalam tugas-tugas
profesional ketimbang akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman. Hal
ini dipertegas oleh Haynes et al (1998) yang menemukan bahwa
pengalaman audit yang dipunyai auditor ikut berperan dalam menentukan
pertimbangan yang diambil.
Marinus dkk. (1997) dalam Herliansyah dkk. (2006) menyatakan
bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu
yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas (job).
memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi
kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab munculnya
kesalahan.
Penelitian sebelumnya oleh Ariesanti (2001) menyatakan bahwa
pengalaman auditor tidak banyak memberikan kontribusi untuk
meningkatkan keahlian auditor, yang berarti pengalaman tidak pula
berpengaruh terhadap kualitas audit. Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hendro dan Aida (2006) yang menyatakan profesionalisme
yang tinggi akan membuat kebebasan auditor semakin terjamin.
5. Keahlian Auditor
Murtanto dan Gudono (1999) dalam Dwi Ananing (2006:14)
mendefinisikan keahlian (expertise) adalah keterampilan dari seseorang
yang ahli. Ahli (expertise) mendefinisikan sebagai seseorang yang
memiliki tingkat keterampilan tertentu dan pengetahuan yang tinggi dalam
subjek tertentu yang diperoleh dari pengalaman dan pelatihan. Murtanto
dan Gudono (1999) dalam Salery (2008:25) mendefinisikan ahli sebagai
orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan
mudah, cepat, inisiatif, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat
kesalahan. Dan dalam pengertian lainnya, keahlian sebagai keberadaan
dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap
masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut, dan keterampilan untuk
Secara umum belum ada kesepakatan mengenai definisi keahlian
diantara peneliti. Konsekuensinya, konsep dari keahlian harus
dioperasionalkan dengan melihat beberapa variabel atau ukuran, seperti
pengalaman (lamanya seseorang bekerja dibidang tersebut), Mohammad
dan Wright (1987) dalam Mayangsari (2003). Selain itu, Butt J.L. (1988)
dalam Suraida (2005), mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang
berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik dalam
tugas-tugas professional dibanding dengan akuntan pemeriksa yang belum
berpengalaman.
Definisi keahlian dalam bidang auditing pun sering diukur dengan
pengalaman. Murtanto dan Gudono (1999) dalam Salery (2008:26)
mengatakan bahwa ukuran keahlian tidak cukup hanya pengalaman tetapi
diperlukan pertimbangan-pertimbangan lain dalam pembuatan suatu
keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah
unsur lain selain pengalaman.
Dalam perkembangan berikutnya, variabel keahlian diukur dengan
memasukkan unsur kinerja, seperti kemampuan (ability), pengetahuan
(knowledge), dan pengalaman (experience). Secara praktik, definisi
keahlian sering ditunjukkan dengan pengakuan resmi (official recognition)
seperti kecerdasan partner dan penerimaan consensus (consensual
aclamation) seperti pengakuan terhadap seorang spesialis industri papan
Hasil penelitian Murtanto dan Gudono (1999) menunjukkan bahwa
komponen keahlian untuk auditor di Indonesia terdiri atas:
a. Komponen Pengetahuan (Knowledge Component)
Merupakan komponen penting dalam suatu keahlian. Komponen
ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur, dan
pengalaman. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa pengalaman
akan memberikan hasil bagi pengetahuan.
b. Ciri Psikologis (Psychological Traits)
Merupakan self-presentation-image attributes of experts seperti
kemampuan berkomunikasi, kreativitas, kemampuan bekerja sama
dengan orang lain, dan kepercayaan pada keahlian. Gibbins dan
Larocque’s (1990) dalam Murtanto dan Gudono (1999) juga
menunjukkan bahwa kepercayaan dan komunikasi untuk bekerja sama
adalah unsur penting bagi keahlian audit.
c. Kemampuan Berpikir (Cognitif Abilities)
Merupakan kemampuan untuk mengakumulasi dan mengolah
informasi. Beberapa karakteristik yang dapat dimasukkan sebagai
unsur kemampuan berfikir misalnya kemampuan beradaptasi pada
situasi yang baru, kemampuan untuk memfokuskan pada fakta yang
relevan serta kemampuan untuk dapat menghindari tekanan yang
d. Strategi Penentuan Keputusan (Decision Strategies)
Merupakan kemampuan auditor dalam membuat keputusan secara
sistematis baik formal maupun informal akan membantu dalam
mengatasi keterbatasan manusia, begitu pula dengan membuat
keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain, turut serta dalam
membentuk keahlian audit. Para profesional auditing sangat
berkepentingan dalam mengembangkan dan menggunakan strategi
penentuan keputusan dalam membuat keputusan secara umum.
e. Analisis Tugas (Task Analysis)
Analisis tugas banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman
audit dan analisis tugas ini akan mempunyai pengaruh terhadap
penentuan keputusan.
Murtanto dan Gudono (1999) dalam Salery (2008:27) menyebutkan
bahwa tenaga ahli adalah mereka yang lebih mempunyai pelatihan dan
pengalaman, bisa melakukan suatu pekerjaan sedangkan yang lainnya
tidak bisa, mereka efisien dan tangkas dalam mengambil tindakan.
Seorang tenaga ahli mengetahui berbagai hal dan mempunyai banyak jalan
dan taktik didalam melengkapi tugas. Mereka dapat menghubungkan
berbagai informasi yang tidak berhubungan dan memecahkan masalah
yang mereka hadapi. Oleh karena itu, suatu tenaga ahli adalah satu tingkat
dengan level keterampilan dan pengetahuan dalam praktek tertentu, siapa
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik pada Pernyataan
Standar Auditing No.04 mengenai standar umum pertama, yang berbunyi
“audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagaiauditor.” Standar ini menegaskan
bahwa betapa pun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang
lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi
persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika ia tidak
memiliki pendidikan serta pengalaman yang memadai dalam bidang
auditing.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2005:9) menyebutkan
bahwa auditor intern harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab
perorangan. Fungsi audit intern secara kolektif harus memiliki atau
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa keahlian
adalah keterampilan yang dimiliki oleh seorang (auditor) yang diperoleh
dari pendidikan, pengalaman, dan pengetahuan lain yang dapat digunakan
dalam menunjang tugas dan tanggung jawabnya sebagai auditor, sehingga
dapat berjalan dengan maksimal.
Ada berbagai komponen keahlian audit. Tant dan Libby (1997)
managerial (manajemen diam-diam) dan pengetahuan spesifik. Mereka
menggolongkan keahlian audit kedalam dua kelompok:
a. Keahlian Teknis
Adalah kemampuan dasar untuk seorang auditor dalam bentuk
pengetahuan akan prosedur dan kemampuan lain yang berhubungan
dalam lingkup akuntansi yang umum. Menurut Bonner dan Lewis
(1990), keahlian melibatkan tiga bentuk, yakni:
1) Akuntansi dan Pengetahuan Auditing
2) Sub-Pengetahuan Khusus
3) Pengetahuan Bisnis Umum
b. Bukan Keahlian Teknis
adalah kemampuan auditor yang dipengaruhi oleh pengalaman
pribadi, meliputi:
1) Karakteristik psikologis yang mencakup kepercayaan diri, tanggung
jawab, ketentuan, daya tegas dan kekuatan, kecakapan dan
kreatifitas, kecocokan, kejujuran, dan kecepatan.
2) Kemampuan berpikir logis dan memecahkan masalah secara cepat,
cerdas, serta pemikiran terperinci.
3) Strategi pengambilan keputusan membutuhkan kebebasan,
objektivitas, dan integritas.
Keahlian tidak teknis menurut Murtanto dan Gudono (1999) dalam
Gudono (1999) dalam Salery (2008:29) mengklasifikasikan keahlian
tidak teknis sebagai hubungan antarpribadi, karakteristik, psikologi,
dan kemampuan berpikir.
B. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan acuan penelitian ini, penulis menggunakan penelitian
Tabel 2.2
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Metodologi Penelitian No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1. Nung
Harjanto (1999)
Pengendalian
Kualitas Audit untuk Memenuhi Harapan pihak Internal dan Eksternal.
Variabelcorporate governancedan kinerja perusahaan, alat
pengujian analisis regresi berganda.
Objek penelitian, variabel peran auditor internal dan sistem pengendalian internal.
Dengan menerapkan
pengendalian kualitas audit, auditor diharapkan mampu memenuhi harapan pihak internal dan eksternal
perusahaan atas suatu audit yang efektif dan efisien.
2. Adamrah Amran (2001) Pemahaman Atas Struktur Pengendalian Intern dalam Melaksanakan Audit Sistem Informasi Teknologi Variabel system pengendalian internal dan pemanfaatan teknologi informasi.
Variabel pengalaman dan keahlian auditor.
Agar auditor mampu memahami struktur pengendalian iintern perusahaan yang menggunakan sistem IT, maka auditor harus melakukan review pendahuluan dan review lanjutan. Review pendahuluan yang dimaksud adalah melakukan penilaian tentang ada tidaknya
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Metodologi Penelitian No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
3. Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2003) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keahlian Auditor
Variabel pengalaman dan keahlian auditor.
Variabel pemanfaatan teknologi informasi.
Bahwa pengalaman dan pengetahuan berpengaruh terhadap keahlian auditor.
4. Agus Prasetyo Utomo (2006) Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Proses Auditing dan Pengendalian Internal. Variabel pemanfaatan teknologi informasi dan system pengendalian internal.
Variabel pengalaman dan keahlian auditor.
Para auditor harus memahami sistem komputer karena sistem ini memiliki dampak yang besar terhadap cara-cara yang
dipergunakan organisasi dalam bisnisnya. Sistem yang
dikomputerisasi bukanlah semata-mata alat yang baru dipergunakan untuk memroses pekerjaan administrasi.
5. Muh. Arief Effendi (2006) Perkembangan Profesi Internal Audit Abad 21.
Variabel internal audit. Variabel pengalaman, keahlian, dan pemanfaatan teknologi informasi.
[image:56.842.85.731.55.482.2]Tabel 2.2 (Lanjutan)
Metodologi Penelitian No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
6. Naniek Noviari (2007) Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi terhadap Perkembangan Akuntansi Variabel pemanfaatan teknologi informasi.
Variabel pengalaman dan keahlian auditor.
Kemajuan teknologi
mempengaruhi perkembangan akuntansi. Peranan TI terhadap perkembangan akuntansi pada setiap babak berbeda-beda. Semakin maju TI, semakin banyak pengaruhnya pada bidang akuntansi. 7. Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari (2007) Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor
Variabel kualitas hasil kerja auditor.
Objek penelitian, variabel auditor internal,
pengalaman, dan pemanfaatan teknologi informasi.
Pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas hasil kerja lebih kuat dibanding pengaruh interaksi akuntabilitas dengan
pengetahuan terhadap kualitas hasil kerja. Sedangkan untuk kompleksitas pekerjaan tinggi, kualitas hasil kerja auditor dapat ditingkatkan dengan
akuntabilitas tinggi yang didukung oleh pengetahuan audit yang tinggi.
[image:57.842.85.732.54.454.2]Tabel 2.2 (Lanjutan)
Metodologi Penelitian No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
8.
Rizal Iskandar Batubara (2008)
Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan
Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Variabel kualitas hasil pemeriksaan, alat pengujian analisis regresi berganda. Objek penelitian, variabel auditor internal, pengalaman, dan pemanfaatan teknologi informasi. Kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara parsial berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Untuk latar belakang pendidikan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil
pemeriksaan. 9. Ika Sukriah, Akram, Biana Adha Inapty (2009) Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi
Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Variabel pengalaman dan kualitas hasil pemeriksaan, alat pengujian analisis regresi berganda, menggunakan purposive sampling. Objek penelitian, variabel auditor internal dan pemanfaatan teknologi informasi.
Pengalaman kerja, obyektifitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Semakin banyak pengalaman kerja, semakin obyektif auditor melakukan pemeriksaan dan semakin tinggi tingkat kompetensi yang
dimiliki auditor, maka semakin meningkat atau semakin baik kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukannya.
[image:58.842.85.731.56.466.2]Tabel 2.2 (Lanjutan)
Metodologi Penelitian No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
10. Haslinda Lubis (2009) Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional, dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara
Variabel keahlian auditor, alat pengujian analisis regresi berganda.
Objek penelitian, variabel pengalaman dan
pemanfaatan teknologi informasi.
B