• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, DAN RUMUSAN

A. Kajian Teori

2. Keaktifan Bertanya

Kegiatan pembelajaran di dalam mengajukan pertanyaan adalah

keaktifan yang biasa dilakukan oleh guru. Bahkan, mungkin tidak ada

pembelajaran yang tidak melibatkan keaktifan bertanya. Dalam kondisi

demikian, keaktifan bertanya lebih didominasi oleh guru. Sedangkan anak

relatif jarang diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

bertanya. Padahal bertanya adalah keaktifan mental yang sangat penting

Daniel M. dan David R. (2008: 69), berpendapat bahwa jenis

pertanyaan dapat dilihat dari beberapa bentuk atau isi dari sebuah

pertanyaan. Seperti;

a. Tingkat kognitif pertanyaan.

Tingkat kognitif pertanyaan mengacu pada tingkat

kesulitan pertanyaan, khususnya apakah pertanyaan itu

membutuhkan ketrampilan berfikir canggih (tingkat “tinggi”) atau membutuhkan penerapan aturan atau retensi fakta-fakta

yang lebih bersifat mendasar (tingkat “rendah). Pertanyaan tingkat-rendah seharusnya relatif lebih mudah dijawab, dan

kebanyakan kasus memunculkan jawaban yang benar.

Pertanyaan-pertanyaan tingkat tinggi membutuhkan lebih

banyak pemikiran sehingga lebih sulit dijawab.

b. Pertanyaan terbuka dan tertutup.

Perbedaan lain yang terkait dengan pertanyaan adalah

antara pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan tertutup

hanya memiliki satu jawaban yang jelas. Sementara pertanyaan

terbuka memiliki jawaban yang terbuka.

c. Pertanyaan-pertanyaan proses dan produk.

Perbedaan lainnya adalah antara pertanyaan proses dan

produk (hasil). Pertanyaan produk dirancang untuk mendapatkan

digunakan untuk memunculkan prosedur, proses, dan aturan

yang digunakan untuk menjawab.

Belajar yang berhasil adalah melalui berbagai macam keaktifan,

baik keaktifan fisik maupun psikis. Aktifitas fisik ialah peserta didik

giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja,

tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta

didik yang memiliki keaktifan psikis (kejiwaan) adalah jika jiwanya

bekerja sebanyak banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa keaktifan bertanya adalah seluruh

peran dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif

untuk bertanya sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif dengan

mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan,

mengasosiasikan ketentuan satu dengan yang lain.

J. Piaget dalam Ahmad R. HM. (2004: 7) Mengatakan bahwa dua

keaktifan (psikis dan fisik) memang harus dipandang sebagai hubungan

yang erat. Seseorang anak berfikir sepanjang ia berbuat, tanpa berbuat

anak tak berfikir. Agar ia berfikir aktif ia harus diberi kesempatan untuk

berbuat sendiri.

Guru hanya merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan

bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta

didik itu sendiri sesuai kemampuan, bakat, dan latar belakang

masing-masing. Belajar adalah suatu proses dimana peserta didik harus aktif.

a. Untuk membangkitkan keaktifan jiwa peserta didik, guru

perlu:

1) Untuk mengajukan pertanyaan dan membimbing diskusi

peserta didik.

2) Memberi tugas-tugas untuk memecahkan

masalah-masalah, menganalisis, mengambil keputusan dan

sebagainya.

3) Menyelenggarakan berbagai percobaan dengan

menyimpulkan keterangan, memberikan pendapat, dan

sebagainya.

b. Untuk membangkitkan keaktifan jasmani, maka guru perlu:

1). Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan

keterampilan di bengkel, laboratorium, dan sebagainya.

2). Menadakan pameran, karya wisata, dan sebagainya.

Menurut Bermawy M. (2009: 69) mengatakan bahwa

pembelajaran aktif sebagai efek langsung atau tidak langsung dari proses

pembelajaran siswa memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah:

a. Pembelajaran aktif mendorong siswa terbiasa hidup

kolaboratif yang sama-sama bertujuan mencapai keberhasilan

pembelajaran.

b. Pembelajaran aktif membantu siswa menemukan perspektif

berbeda karena perbedaan pengalaman hidup, kecenderungan

c. Pembelajaran aktif mendorong kesadaran siswa untuk

bersikap toleran terhadap perbedaan, ambiguitas, dan

kompleksitas. Keempat, pembelajaran aktif membantu siswa

mengenal menemukan akar asumsi-asumsi mereka.

d. Pembelajaran aktif mendorong siswa terbiasa mendengar

yang santun, asertif, dan attensive (penuh perhatian).

e. Pembelajaran aktif mengembangkan sikap menghargai

tumbuhnya perbedaan pandangan dan sikap, khususnya di

kalangan siswa.

f. Pembelajaran aktif membantu siswa selalu terkesan dengan

topik pelajaran.

g. pembelajaran aktif mendorong siswa untuk memiliki sikap

hormat terhadap ucapan dan pengalaman mereka.

h. Pembelajaran aktif membantu siswa belajar menghargai

proses dan kebiasaan berfikir demokratis.

i. Pembelajaran aktif membuktikan kepada siswa bahwa

mereka juga sebagai ko-pencipta ilmu pengetahuan di

samping guru.

j. Pembelajaran aktif dapat mendorong siswa mengembangkan

kebiasaan mengkomunikasikan pikiran adan ide secara jelas.

k. Pembelajaran aktif menumbuhkan wawasan luas dan

l. Pembelajaran aktif membantu siswa mengembangkan pola

berfikir pada level sintesis (ranah kognitif: merangkum

berbagai unsur menjadi satu kesatuanyang utuh).

m. Pembelajaran aktif menggiring siswa kearah terjadinya

transformasi intelektual yang natural.

Bagian-bagian dari keaktifan bertanya siswa, diantaranya adalah:

a. Keaktifan jiwa dalam bertanya.

Keaktifan jiwa dalam bertanya adalah jika jiwanya

bekerja sebanyak banyaknya atau banyak berfungsi dalam

bertanya. Keaktifan jiwa dalam bertanya disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya adalah;

1) Kesadaran.

Kesadaran dalam bertanya siswa, hal tersebut

dapat cermati dengan keinginan mereka untuk bertanya

tentang materi yang belum mereka pahami atau mereka

mempersiapkan pertanyaan dari rumah karena siswa

yang rajin cenderung belajar sendiri sebelum diajar oleh

guru.

2) Tanggung Jawab.

Siswa dikatakan bertanggung jawab untuk

bertanya didasari oleh motivasi dalam diri atau keinginan

tidak paham mereka dan langsung menanyakannya

kepada guru.

3) Keberanian .

Keberanian merupakan faktor yang paling

mempengaruhi siswa dalam bertanya, ini dapat dicermati

dalam kelas siswa yang pandai saja belum tentu berani

bertanya, oleh karena itu agar siswa mau bertanya

syaratnya adalah tidak takut untuk bertanya.

b. Keaktifan jasmani dalam bertanya.

Keaktifan jasmani dalam bertanya adalah peserta

didik giat dan aktif dalam bertanya dengan anggota badan,

membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, tidak hanya

duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif.

Keaktifan jasmani dalam bertanya disebabkan oleh beberapa

aspek, diantaranya adalah;

1) Keterampilan.

Keterampilan dalam bertanya dapat dicermati

ketika siswa dalam mengutarakan pertanyaan cenderung

tidak bersikap pasif dilihat dari gerak tubuhnya dengan

gaya suara, ekspresi wajah, dan gerak tubuh siswa. Hal

tersebut akan menumbuhkan kehangatan dan

yang bertanya, sehingga pembelajaran yang ada di kelas

lebih menarik.

2) Kreativitas.

Kreativitas dalam bertanya dapat dicermati dengan

isi dari pertanyaan siswa yang lebih mengembangkan

jawaban guru dari pertanyaan yang diajukan, seperti

pertanyaan yang diawali dengan kata “mengapa?” kata tersebut menjadikan jawaban yang disampaikan oleh

guru lebih luas dan lebih detail karena jenis pertanyaan

yang disampaikan lebih terbuka.

3) Inovasi.

Inovasi akan tumbuh jika diawali dengan tindakan

yang kreatif. Dengan adanya inovasi dalam bertanya

akan membuat siswa yang lain tertarik untuk bertanya.

Karena dengan adanya siswa yang terampil dalam

bertanya menumbuhkan ketertarikan siswa yang lain

untuk bertanya dengan pengembangan pertanyaan dari

siswa yang bertanya sebelumya.

Sehingga dalam penelitian ini keaktifan bertanya dalam jiwa

peserta didik aspek yang diukur adalah kesadaran, tanggung jawab, dan

keberanian dalam bertanya. Sedangkan keaktifan bertanya dalam fisik

peserta didik aspek yang diukur adalah keterampilan, inovasi, dan

Dokumen terkait