• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1 Pembelajaran Kooperatif

3. Keaktifan siswa

Dalam proses pendidikan, pembelajaran di desain untuk membelajarkan siswa. Artinya, pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pendidikan mengarahkan guru untuk menerapkan pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Dalam hal ini, Dasim Busimansyah

menjelaskan bahwa, “aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan dan mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah”19

Dengan demikian, keaktifan siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran dan aktifitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan prinsip utama dalam proses pembelajaran karena dengan keaktifan siswa tersebut, maka lambat laun akan mengantar mereka menuju belajar mandiri.

18

Ibid.

19

Dasim Budimansyah, PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (PT. Ganesindo, 2009), Cet.3, h.70

Namun, seperti yang dikatakan oleh Rusman bahwa “keaktifan siswa dalam pembelajaran bukan berarti siswa dibuat aktif menggantikan peran guru sehingga guru tidak perlu memainkan perannya dalam pembelajaran. Tetapi, aktifitas belajar siswa diciptakan dan dikondisikan oleh guru sebagai mediator dan fasilitator belajar siswa”.20 Dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, mereka akan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Walaupun demikian, jika dalam proses pembelajaran hanya mengandalkan keaktifan siswa saja tidaklah cukup, sebab pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai. Apabila pembelajaran hanya membuat siswa aktif tetapi tidak efektif maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti pemahaman biasa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan berupa kegiatan fisik yang mudah diamati seperti membaca, menulis, berdiskusi, melakukan pengamatan dan kegiatan psikis yang sulit diamati seperti mendengarkan dan menyimak. Sehingga, kadar keaktifan siswa tidak hanya ditentukan oleh aktifitas fisik akan tetapi juga ditentukan oleh aktifitas nonfisik seperti mental, intelektual dan emosional.21

Oleh sebab itu, aktif tidaknya siswa dalam pembelajaran hanya siswa sendiri yang mengetahuinya. Sehingga, apabila siswa yang tampaknya hanya mendengarkan saja tidak berarti memiliki kadar keaktifan yang rendah dibandingkan dengan siswa yang sibuk mencatat. Sebab, mungkin saja siswa yang hanya mendengarkan itu tidak sekedar mendengarkan tetapi menyimak, menganalisa dalam pikirannya dari setiap informasi yang disampaikan. Sebaliknya, siswa yang sibuk mencatat tidak bisa dikatakan memiliki kadar keaktifan yang tinggi jika hanya sekedar aktif mencatat tanpa diikuti aktifitas mental dan emosi. Dengan demikian, siswa dapat dikatakan belajar secara aktif apabila siswa tersebut memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam kegiatan belajarnya.

20

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed.2, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet.5, h.394

21

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet.7, h.141

Untuk mengetahui proses pembelajaran memiliki kadar keaktifan yang tinggi, sedang atau lemah dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajatan maupun dalam mengevaluasi pembelajaran. Semakin siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut, maka kadar keaktifan siswa semakin tinggi.

.

a. Kadar keaktifan siswa dilihat dari proses perencanaan

1.1Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta pengalaman dan motivasi yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kegiatan pembelajaran.

1.2Adanya keterlibatan siswa dalam meyusun rancangan pembelajaran. 1.3Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih sumber

belajar yang diperlukan.

1.4Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan mengadakan media pembelajaran yang akan digunakan.

b. Kadar keaktifan siswa dilihat dari proses pembelajaran

1.1Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

1.2Siswa belajar secara langsung (experiental learning). Dalam proses pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip diberikan melalui pengalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan, melakukan sendiri dan lain sebagainya. Demikian juga pengalaman itu bisa dilakukan dalam bentuk kerjasama dan interaksi dalam kelompok. 1.3Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang

kondusif.

1.4Keterlibatan siswa dalam memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.

1.5Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung. 1.6Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa

atau antara guru dan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan semua siswa secara merata. Artinya, pembelajaran atau proses tanya jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu.

c. Kadar keaktifan siswa dilihat dari kegiatan evaluasi pembelajaran

1.1Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah dilakukannya.

1.2Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan semacam tes dan tugas-tugas yang harus dikerjakannya.

1.3Kemauan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun secara lisan berkenaan hasil belajar yang diperolehnya. 22

Selanjutnya, Yuhdi Munadi (2011) mengemukakan ciri-ciri pokok pembelajaran aktif, antara lain adalah:

a. Interaktif yang ditandai dengan adanya dialog antara siswa dengan siswa dan dialog antara siswa dengan guru dan bisanya memanfaatkan sumber- sumber belajar yang bervariasi (media pembelajaran).

b.Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dengan sikap berikut: 1.1Mendorong setiap siswa untuk ikut aktif memberi pendapat

1.2Mendorong setiap siswa untuk ikut berbuat

1.3Mendorong setiap siswa utuk ikut aktif mencari sumber c. Menantang, yakni ditandai dengan sikap sebagai berikut:

1.1Mendorong kompetensi antar siswa 1.2Mengundang siswa untuk terlibat penuh 1.3Membangkitkan gairah belajar siswa.23

Selanjutnya, secara khusus Wina Sanjaya mengemukakan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bertujuan sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna, artinya siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi tetapi juga bagaimana memanfaatkan informasi itu untuk kehidupannya.

b. Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, artinya melalui keaktifan siswa diharapkan tidak hanya kemampuan intelektual saja yang berkembang tetapi juga seluruh pribadi siswa termasuk sikap dan mental. 24

Dokumen terkait