• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN

C. Pembahasan

1. Keaktifan Siswa

cukup. (2) Dengan pengulangan materi pembelajaran dan menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran materi bangun datar segiempat ada peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan signifikan antara skor pre test dengan post test yang dianalisis dengan menggunakan uji t. Saran yang dapat diberikan yaitu guru perlu mencoba menerapkan model pembelajaran ini sebagai variansi dalam proses belajar mengajar agar keaktifan siswa dan hasil belajar dapat meningkat.

viii

ABSTRACT

Cicilia Winarti, 2011. The Level of Activity and Learning Outcomes of Class 7a Students on the Subject of Geometric Shapes by Using Cooperative

Method’s Jigsaw Type 2 in SMP Kanisius Sleman. Mathematics Education

Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aims to (1) discover students’ level of activity by using cooperative learning method’s Jigsaw type 2 and (2) to find out whether learning Mathematics by using cooperative learning method’s Jigsaw type 2 is able to improve students’ learning outcomes. The data needed are students’ activity during the learning process and students’ learning outcomes.

The subjecs of this research were Class VIIA students of SMP Kanisius Sleman. This class consisted of 22 students. The research was conducted in the second semester in the academic year 2010/2011, using plane figures as the topic of study. In this research, the descriptive quantitative method was applied. The data were collected by observation and tests (pretest, quizzes, and post-test). Activity data were gathered by observation and were analyzed by counting the percentage of activities, to determine every student’s activity level in each discussion, and then determine students’ level of activity in the whole by referring to the average of students’ activity percentage in the discussion of the expert group and the discussion in original group. Data of students’ learning outcomes were collected by students’ scores on pretest, quizzes, and post-test, that were analyzed by T-test to determine whether students’ learning outcomes had improved.

The research findings were: (1) Students’ level of activity during the learning process by using cooperative method’s Jigsaw type 2 had sufficient level of activity; (2) By repeating learning material and using cooperative method’s Jigsaw type 2 in learning geometric shape square, there was significant improvement of students’ learning outcomes that was showed between pretest and post-test scores analyzed by T-test. Suggestion given from this research is that the teachers need to give it a try on applying this learning method as a variation in the learning-teaching process, in order to improve student’s level of activity and learning outcomes.

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA Pada Pokok Bahasan Bangun Datar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II di SMP Kanisius Sleman”.

Skripsi ini tidak dapat saya selesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari pihak lain. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. R. Rohandi, M.Ed, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd.,selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan sekaligus selaku dosen penguji atas saran serta kritik yang bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu memberikan pengarahan dan dengan penuh sabar membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd., selaku dosen penguji atas saran dan kritik yang bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

x

7. Ibu Nur Sukapti, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Kanisius Sleman yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Bapak A. Tatak Handaya K.,S.Pd selaku guru matematika yang telah membantu dan memberi pengarahan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di SMP Kanisius Sleman.

9. Siswa-siswi kelas VII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2010/2011 yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.

10. Orangtuaku, Valentinus Ngadirun dan Antonia Sudaryanti serta kakakku terkasih, terima kasih atas doa, kesabaran, perhatian, dukungan dan kesempatan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat selesai.

11. Agnes Rani Utami, Cosmas Wenny, Patricia Tiwik dan Gregorius Kriswan Cahyanto terima kasih telah membantu dalam penelitian dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat selesai.

12. Agatha Piscesia Paskalin dan teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2007, terima kasih atas bantuan dan kebersamaan kita selama berjuang dan belajar di kampus ini.

13. Brindil, Mitha, Ditha, Riris, Ani, dan Sintha terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya selama berada di kost Green House.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang mampu menyempurnakan penelitian ini. Semoga penelitian ini berguna bagi semua.

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Istilah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 6

xii

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Pembelajaran Matematika ... 7

B. Pembelajaran Kooperatif ... 8

C. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II ... 14

D. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran ... 20

E. Hasil Belajar Siswa... 22

F. Materi Pembelajaran ... 23

G. Kerangka Berpikir ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 38

C. Subyek Penelitian ... 38

D. Bentuk Data ... 39

1. Data Keaktifan Siswa ... 39

2. Data Hasil Belajar Siswa ... 39

E. Metode Pengumpulan Data ... 40

F. Instrumen ... 40

1. Instrumen Pembelajaran ... 40

2. Instrumen Penelitian ... 40

G. Metode Analisis Data ... 45

1. Analisis Data Keaktifan Siswa ... 45

xiii

3. Analisis Reliabilitas Tes Uji Coba Hasil Belajar Siswa ... 50

4. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ... 51

H. Rencana Penelitian ... 54

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 57

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 57

1. Sebelum Penelitian ... 57 2. Pelaksanaan Penelitian ... 59 a) Pertemuan I ... 60 b) Pertemuan II ... 60 c) Pertemuan III ... 66 d) Pertemuan IV ... 70 e) Pertemuan V ... 74 f) Pertemuan VI ... 78 B. Analisis Data ... 78

1. Data Uji Coba Hasil Belajar Siswa ... 79

a. Validitas ... 79

b. Reabilitas ... 79

2. Data Keaktifan Siswa ... 81

3. Data Hasil Belajar... 91

a. Analisis Hasil Kuis ... 92

xiv

i. Uji Normalitas ... 102

ii. Uji Homogenitas ... 104

iii. Uji t ... 105

C. Pembahasan ... 108

1. Keaktifan Siswa ... 108

2. Hasil Belajar ... 112

a. Hasil Kuis ... 112

b. Hasil Pre Test dan Post Test ... 114

D. Hambatan dalam Penggunaan Metode Kooperatif tipe Jigsaw II dalam Pembelajaran Matematika ... 115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 117

A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Cara Menemukan Rumus Luas Persegipanjang... 25

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ... 41

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Kuis I,II dan III ... 43

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Kuis IV ... 44

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Pre Test dan Post Test ... 45

Tabel 3.5 Keaktifan Siswa ... 46

Tabel 3.6 Kriteria Keaktifan Siswa ... 46

Tabel 3.7 Kriteria Keaktifan Siswa Secara Keseluruhan ... 48

Tabel 3.8 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi ... 51

Tabel 3.9 Kriteria Hasil Belajar Siswa ... 52

Tabel 3.10 Kriteria Hasil Belajar Seluruh Siswa ... 52

Tabel 3.11 Kriteria Skor Peningkatan Individu ... 53

Tabel 3.12 Kriteria Penghargaan Kelompok ... 53

Tabel 3.13 Lembar Penilaian Tim ... 53

Tabel 4.1 Daftar Pembagian Kelompok ... 61

Tabel 4.2 Analisis Butir Soal Untuk Hasil Belajar Siswa (Uji Coba) ... 79

Tabel 4.3 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Ahli dan Kelompok tidak lengkap pada Pertemuan Kedua ... 81

Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Diskusi Asal ... 82

Tabel 4.5 Tingkat Keaktifan Siswa pada Pertemuan II... 83

xvi

Tabel 4.7 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Ahli dan Kelompok

Asal Tidak Lengkap pada Pertemuan III ... 84

Tabel 4.8 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Diskusi Asal ... 85

Tabel 4.9 Tingkat Keaktifan Siswa Pertemuan III ... 86

Tabel 4.10 Tingkat Keaktifan Siswa Secara Keseluruhan ... 86

Tabel 4.11 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Ahli pada Pertemuan Keempat ... 87

Tabel 4.12 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Diskusi Asal pada Pertemuan Keempat ... 87

Tabel 4.13 Tingkat Keaktifan Siswa Pertemuan IV... 88

Tabel 4.14 Tingkat Keaktifan Siswa Secara Keseluruhan ... 89

Tabel 4.15 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Ahli pada Pertemuan Kelima ... 89

Tabel 4.16 Hasil Observasi Keaktifan Kelompok Asal Pertemuan Kelima ... 90

Tabel 4.17 Tingkat Keaktifan Siswa Pertemuan V ... 91

Tabel 4.18 Tingkat Keaktifan Siswa Secara keseluruhan ... 91

Tabel 4.19 Data Hasil Kuis I ... 92

Tabel 4.20 Kriteria Hasil Kuis I ... 93

Tabel 4.21 Tingkat Hasil Belajar Seluruh Siswa ... 93

Tabel 4.22 Data Hasil Kuis II ... 94

Tabel 4.23 Kriteria Hasil Kuis II ... 94

Tabel 4.24 Tingkat Hasil Belajar Seluruh Siswa ... 95

xvii

Tabel 4.26 Kriteria Hasil Kuis III ... 96

Tabel 4.27 Tingkat Hasil Belajar Seluruh Siswa ... 96

Tabel 4.28 Data Hasil Kuis IV ... 97

Tabel 4.29 Kriteria Hasil Kuis IV ... 98

Tabel 4.30 Tingkat Hasil Belajar Seluruh Siswa ... 98

Tabel 4.31 Peningkatan Skor Individu dan Tim ... 99

Tabel 4.32 Uji Normalitas Skor Pre Test ... 102

Tabel 4.33 Uji Normalitas Skor Post Test ... 104

Tabel 4.34 Data Hasil Pre Test dan Post Test ... 105

Tabel 4.35 Hasil Analisis Keaktifan Siswa Setiap Pertemuan ... 108

Tabel 4.36 Keaktifan Siswa Secara Keseluruhan Setiap Pertemuan ... 110

Tabel 4.37 Rata-rata Hasil Kuis Setiap Peretmuan ... 112

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bangun Persegipanjang ... 24

Gambar 2.2 Bangun Persegi ... 26

Gambar 2.3 Bangun Jajargenjang ... 28

Gambar (i) ... 29

Gambar (ii) ... 29

Gambar (iii) ... 29

Gambar 2.4 Bangun Belah Ketupat ... 30

Gambar 2.5 Bangun Trapesium Sembarang ... 32

Gambar (i) ... 33

Gambar (ii) ... 33

Gambar 2.6 Bangun Trapesium Siku-Siku ... 32

Gambar 2.7 Bangun Trapesium Sama Kaki ... 33

Gambar 2.8 Bangun Layang-layang ... 34

Gambar 4.1 Diagram Keaktifan Siswa Setiap Pertemuan ... 108

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 122

Lampiran 2 Jawaban Lembar Kerja Siswa ... 170

Lampiran 3 Jawaban Kuis Siswa ... 224

Lampiran 4 Bentuk Soal Pre Test dan Post Test ... 236

Lampiran 5 Jawaban Soal Pre Test dan Post Test ... 244

Lampiran 6 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan I ... 250

Lampiran 7 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan II ... 256

Lampiran 8 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan III ... 262

Lampiran 9 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan IV ... 267

Lampiran 10 Catatan Kelas ... 272

Lampiran 11 Surat Permohonan Ijin Observasi dan Penelitian ... 276

Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 277

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang menjadi dasar ilmu-ilmu pengetahuan yang lain dan seringkali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tak heran bila di era modern saat ini tidak ada orang yang tidak memerlukan peran matematika. Peran matematika sangat penting mendukung kemajuan di berbagai bidang seperti di bidang IPTEK dan transportasi. Oleh karena itu diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Pembelajaran matematika perlu diberikan kepada anak sejak usia dini agar anak mulai mengenal dan bisa menyukai matematika karena pelajaran matematika masih dianggap menjadi pelajaran yang paling sulit bagi sebagian besar siswa. Pembelajaran matematika yang berlangsung di sekolah saat ini pun cenderung masih menggunakan pendekatan konvensional. Guru masih sering menggunakan metode ceramah sehingga kegiatan pembelajaran cenderung bersifat monoton dan dapat dengan mudah menimbulkan rasa bosan pada diri siswa. Padahal guru merupakan salah satu penentu dalam pendidikan karena dapat mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa. Siswa menjadi kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran matematika karena siswa hanya belajar dari apa yang telah

diberikan guru saja pada saat pembelajaran berlangsung. Akibatnya, hasil belajar siswa pun kurang memuaskan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, pembelajaran matematika yang berlangsung di SMP Kanisius Sleman yang beralamat di Jalan Bhayangkara no.17 Murangan Triharjo Sleman Yogyakarta, menggunakan metode ceramah, pemberian soal-soal latihan, dan diskusi kelompok biasa. Dengan gambaran tersebut, keaktifan atau keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran matematika masih kurang karena ketika guru bertanya masih jarang siswa yang menjawab dengan sukarela dan belum digunakannya model-model pembelajaran di sekolah tersebut membuat siswa menjadi bosan sehingga kualitas pemahaman matematika masih rendah.

Untuk membantu siswa memahami pelajaran matematika dengan lebih baik diperlukan suatu model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan hendaknya sesuai dengan materi yang akan disampaikan, sesuai dengan perkembangan peserta didik, dan juga kemampuan guru. Salah satu alternatif metode pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk terlibat aktif dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah metode kooperatif. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin (1995, dalam Rusman 2011: 205) dinyatakan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap dan toleransi dan menghargai pendapat orang lain. Metode ini memberikan kesempatan untuk siswa agar dapat bekerjasama, berbagi pendapat,

pengetahuan, pengalaman, mendengarkan siswa lain, bertanggungjawab dan pada saat yang sama dapat meningkatkan prestasi akademik.

Model pembelajaran kooperatif yang dipilih penulis adalah model pembelajaran kooperatif Jigsaw II karena menurut Slavin metode ini mempunyai tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada pemahaman konsep daripada penguasaan kemampuan. Dalam metode pembelajaran kooperatif Jigsaw II ini siswa diajak belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang dengan memperhatikan keheterogenan. Setiap siswa diberi tugas untuk membaca beberapa topik kemudian diberi lembar ahli yang terdiri dari topik-topik yang berbeda. Siswa dengan bagian materi yang sama dari kelompok yang berlainan berkumpul menjadi satu dan membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Kemudian kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompoknya. Selain itu Lie (1994, dalam Rusman 2011: 218) menyatakan bahwa Jigsaw merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran yang fleksibel. Jhonson dan Jhonson (dalam Rusman 2011: 219) telah melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif Jigsaw dan hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memperoleh prestasi belajar yang lebih baik, mempunyai sikap yang lebih positif terhadap pembelajaran dan dapat saling menghargai pendapat orang lain.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, maka peneliti ingin mengetahui tingkat keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII dalam pokok

bahasan bangun datar dengan menggunakan metode kooperatif Jigsaw II di SMP Kanisius Sleman.

B. Rumusan Masalah

1. Seberapa tinggi tingkat keaktifan belajar siswa SMP Kanisius Sleman kelas VII A selama mengikuti pembelajaran pada materi bangun datar dengan menggunakan metode kooperatif Jigsaw II?

2. Apakah pembelajaran bangun datar dengan menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMP Kanisius Sleman kelas VII A?

C. Batasan Istilah

Istilah-istilah dalam rumusan masalah penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran Matematika

Herman Hudojo (2001: 92), pembelajaran matematika merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman/pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku. Misalnya, setelah belajar matematika maka siswa tersebut mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan matematikanya dimana sebelumnya ia tidak dapat melakukannya.

2. Pembelajaran Kooperatif

Inti dari pembelajaran kooperatif (Slavin 1982: 8) adalah para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru.

3. Metode Kooperatif Jigsaw II adalah suatu metode pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok.

4. Keaktifan

Keaktifan atau keterlibatan belajar berarti siswa ikut ambil bagian dalam suatu proses pembelajaran. Keaktifan yang diamati berupa oral activities dan mental activities seperti bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapatnya, menanggapi pendapat teman lain, bekerja sama dalam kelompok.

5. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari aktivitas selama belajar yang mengakibatkan perubahan, meliputi perubahan kognitif, motivasi, dan tingkah laku.

6. Bangun datar

Pembelajaran bangun datar adalah proses pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar khususnya pada pengidentifikasian

sifat-sifat, luas, dan keliling bangun datar, yaitu: persegi, persegipanjang, jajar genjang, belah ketupat, trapesium, dan layang-layang.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII A pada pokok bahasan bangun datar dengan menggunakan metode kooperatif Jigsaw II di SMP Kanisius Sleman.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini, yaitu :

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengalaman peneliti terutama dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan model tertentu.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran yang aktif, efektif, efisien dan menyenangkan bagi siswa. 3. Bagi siswa, mendorong siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran dan membantu siswa memahami materi pelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw II.

4. Bagi pihak sekolah, metode kooperatif tipe Jigsaw II dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merancang dan menyelenggarakan kegiatan pembelajaran matematika serta dapat memberikan gambaran tentang bagaimana keaktifan dan hasil belajar siswa SMP Kanisius Sleman.

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Matematika

1. Pengertian Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku. Misalnya, setelah belajar matematika maka siswa tersebut mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan matematikanya dimana sebelumnya ia tidak dapat melakukannya (Herman Hudojo, 2001: 96). Sedangkan menurut Syarif (2008, dalam

http://syarifartikel.blogspot.com/2008/11/pembelajaran-matematika-di-sd.html) pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang pelajar melaksanakan kegiatan belajar matematika. Herman Hudojo (2001: 135) mengatakan pula bahwa belajar matematika berarti belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut.

Sehingga dalam pembelajaran matematika guru harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika.

2. Tujuan Pembelajaran Matematika

Menurut Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran Departemen Pendidikan Nasional (2008: 19) pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan alogaritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau membuat gagasan.

c. Memecahkan masalah, meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menafsirkan solusi yang diperoleh. d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, menafsirkan solusi yang

diperoleh.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Rusman (2011: 202) pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai

enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Sama seperti yang dikatakan Slavin (2005: 8) bahwa inti dari model pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan guru. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk dapat bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan guru (Widyantini 2006: 4).

Model pembelajaran ini muncul dan dikembangkan berdasarkan teori belajar konstruktivisme yang berasal dari gagasan Piaget dan Vigotsky. Dukungan teori Vigotsky (dalam Agus Suprijono 2009: 56) terhadap model pembelajaran kooperatif adalah penekanan belajar sebagai proses dialog interaktif. Vigotsky menekankan siswa mengkontruksi pengetahuannya melalui interaksi sosial dengan orang lain. Tujuan dari model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta pengembangan ketrampilan sosial (Widyantini 2006 : 4).

2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan hanya belajar dalam kelompok karena ada unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif. Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2008 dalam Rusman 2011: 212) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Prinsip ketergantungan positif

Keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan.

b. Tanggung jawab perseorangan

Setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggungjawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.

c. Interaksi tatap muka

Setiap anggota kelompok diberikan kesempatan untuk berinteraksi tatap muka pada saat diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

d. Partisipasi dan komunikasi

Siswa dilatih untuk dapat ikut berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

e. Evaluasi proses kelompok

Evaluasi kelompok perlu dilakukan agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Ada banyak keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif menurut Sugiyanto (2009: 43) diantaranya adalah:

b) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan

c) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial

d) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen

e) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri/egois

f) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa g) Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan

saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekan h) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia

Dokumen terkait