Mengatakan bahwa kearifan lokal (local genius) adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal (I Ketut Gobyah).
A.
1. Pengertian Kearifan Lokal
Kearifan Lokal adalah sebuah tema humaniora yang diajukan untuk memulihkan peradaban dari krisis modernitas. Ia diunggulkan sebagai
“pengetahuan” yang “benar” berhadapan dengan standar “saintisme” modern yaitu semua pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan positivisme (suatu cara penyusunan pengetahuan melalui observasi gejala untuk mencari hukum-hukumnya).
Sains modern dianggap memanipulasi alam dan kebudayaan dengan mengobyektivkan semua segi kehidupan alamiah dan batiniah dengan akibat hilangnya unsur “nilai” dan “moralitas” Sains modern menganggap unsur “nllia’ dan
“moralitas” sebagai unsur yang tidak relevan untuk memahami ilmu pengetahuan.
Local secara spesifik menunjuk pada ruang interaksi terbatas dengan sistem nilai yang terbatas pula. Sebagai ruang interaksi yang sudah didesain sedemikian rupa yang di dalamnya melibatkan suatu pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia atau manusia dengan lingkungan fisiknya. Pola interaksi yang sudah terdesain tersebut disebut settting.
Setting adalah sebuah ruang interaksi tempat seseorang dapat menyusun hubungan-hubungan face to face dalam lingkungannya. Sebuah setting kehidupan
A. DESKRIPSI SINGKAT BAB III
B. URAIAN MATERI
BAB III. KEARIFAN LOKAL
17 | Pelatihan Dasar Penyuluhan Sosial ASN
yang sudah terbentuk secara langsung akan memproduksi nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut yang akan menjadi landasan hubungan mereka atau menjadi acuan tingkah-laku mereka.
2. Pengertian Kearifan Lokal Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian kearifan lokal menurut para ahli, terdiri atas:
a. S. Swars, Menyatakan bahwa secara konseptual, kearifan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional. Kearifan lokal adalah nilai yang dianggap baik dan benar sehingga dapat bertahan dalam waktu yang lama, bahkan melembaga (Mariane, 2014).
b. Phongphit dan Nantasuwan, Menyatakan kearifan lokal sebagai pengetahuan yang berdasarkan pengalaman masyarakat turun-temurun antargenerasi.
Pengetahuan ini menjadi aturan bagi kegiatan sehari-hari masyarakat ketika berhubungan dengan keluarga, tetangga, masyarakat lain dan lingkungan sekitar (Kongprasertamorn (2007) dalam Afandi dan Wulandari (2012)).
c. Quaritch Wales, Menjelaskan bahwa local genius atau kearifan lokal berarti kemampuan budaya setempat dalam menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan.
d. Haryati Soebadio, Mengatakan bahwa local genius adalah juga culture identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri (Ayatrohaedi (1986) dan Saragih (2013)).
e. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, Memberikan pengertian tentang kearifan lokal, yaitu nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara lain untuk melindungi dan mengolah lingkungan hidup secara lestari.
f. Rahyono (2009), Menurutnya kearifan lokal merupakan kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat. Artinya, kearifan lokal di sini adalah hasil dari masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan belum tentu dialami oleh masyarakat yang lain.
g. Apriyanto (2008), Kearifan lokal adalah berbagai nilai yang diciptakan, dikembangkan dan dipertahankan oleh masyarakat yang menjadi pedoman hidup mereka.
h. Paulo Freire (1970), Menurutnya pendidikan berbasis kearifan lokal adalah pembelajaran yang mengajarkan peserta didik untuk selalu konkret dengan apa yang mereka hadapi. Hal ini sebagaimana Paulo Freire, seorang filsuf pendidikan dalam bukunya Cultural Action for Freedom (1970), menyebutkan dengan dihadapkannya pada problem dan situasi konkret yang dihadapi, peserta didik
18 | Pelatihan Dasar Penyuluhan Sosial ASN
akan semakin tertantang untuk menanggapinya secara kritis. Oleh karena itu di perlukan adanya integrasi ilmu pengetahuan dengan kearifan lokal.
i. Warigan (2011), Menurutnya nilai-nilai yang ada kearifan lokal di Indonesia sudah terbukti turut menentukan kemajuan masyarakatnya.
j. Al Musafiri, Utaya & Astina (2016), Dalam penelitian yang dilakukan, menyebutkan bahwa kearifan lokal memiliki peran untuk mengurangi dampak globalisasi dengan cara menanamkan nilai-nilai positif kepada remaja.
Penanaman nilai tersebut didasarkan pada nilai, norma serta adat istiadat yang dimiliki setiap daerah.
k. Sibarani (2012), Kearifan lokal merupakan suatu bentuk pengetahuan asli dalam masyarakat yang berasal dari nilai luhur budaya masyarakat setempat untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat atau dikatakan bahwa kearifan lokal.
3. Ciri-Ciri Kearifan Lokal
Kearifan lokal memiliki beberapa ciri-ciri yaitu:
a. Mempunyai kemampuan memgendalikan.
b. Merupakan benteng untuk bertahan dari pengaruh budaya luar.
c. Mempunyai kemampuan mengakomodasi budaya luar.
d. Mempunyai kemampuan memberi arah perkembangan budaya.
e. Mempunyai kemampuan mengintegrasi atau menyatukan budaya luar dan budaya asli.
4. Fungsi Kearifan Lokal
a. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
b. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia, misalnya berkaitan c. dengan upacara daur hidup, konsep kanda pat rate.
d. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, misalnya pada upacara saraswati, kepercayaan dan pemujaan pada pura Panji.
e. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
f. Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal/kerabat.
g. Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian.
h. Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan penyucian roh leluhur.
i. Bermakna politik, misalnya upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron client.
5. Wujud Kearifan Lokal
19 | Pelatihan Dasar Penyuluhan Sosial ASN
a. Teezzi, Marchettini, dan Rosini mengatakan bahwa akhir dari sedimentasi kearifan lokal ini akan berwujud menjadi tradisi atau agama. Dalam masyarakat kita, kearifan-kearifan lokal dapat ditemui dalam nyayian, pepatah, sasanti, petuah, semboyan, dan kitab-kitab kuno yang melekat dalam perilaku sehari-hari. Kearifan lokal biasanya tercermin dalam kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat yang telah berlangsung lama.
b. Keberlangsungan kearifan lokal akan tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu. Nilai-nilai itu menjadi pegangan kelompok masyarakat tertentu yang biasanya akan menjadi bagian hidup tak terpisahkan yang dapat diamati melalui sikap dan perilaku mereka sehari-hari.
c. Proses sedimentasi ini membutuhkan waktu yang sangat panjang, dari satu generasi ke generasi berikut. Teezzi, Marchettini, dan Rosini mengatakan bahwa kemunculan kearifan lokal dalam masyarakat merupakan hasil dari proses trial and error dari berbagai macam pengetahuan empiris maupun non-empiris atau yang estetik maupun intuitif.
d. Kearifan lokal lebih menggambarkan satu fenomena spesifik yang biasanya akan menjadi ciri khas komunitas kelompok tersebut, misalnya alon-alon asal klakon (masyarakat Jawa Tengah), rawe-rawe rantas malang-malang putung (masyarakat Jawa Timur), ikhlas kiai-ne manfaat ilmu-ne, patuh guru-ne barokah urip-e (masyarakat pesantren), dan sebagainya.
e. Kearifan lokal merupakan pengetahuan eksplisit yang muncul dari periode yang panjang dan berevolusi bersama dengan masyarakat dan lingkungan di daerahnya berdasarkan apa yang sudah dialami. Jadi dapat dikatakan kearifan lokan disetiap daerah berbeda-beda tergantung lingkungan dan kebutuhan hidup.
6. Local Genius sebagai Kearifan Lokal
a. Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius. Local genius ini merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales. Para antropolog membahas secara panjang lebar pengertian local genius ini. Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwa local genius adalah juga cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri. Sementara Moendardjito mengatakan bahwa unsur budaya daerah potensial sebagai local genius karena telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang. Ciri-cirinya adalah:
1) mampu bertahan terhadap budaya luar
2) memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
20 | Pelatihan Dasar Penyuluhan Sosial ASN
3) mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam 1 budaya asli
4) mempunyai kemampuan mengendalikan
5) mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
b. I Ketut Gobyah dalam “Berpijak pada Kearifan Lokal” mengatakan bahwa kearifan lokal (local genius) adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan local merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup.
c. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung didalamnya dianggap sangat universal. S. Swarsi Geriya dalam “Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg Bali”
mengatakan bahwa secara konseptual, kearifan lokal dan keunggulan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan perilaku yang melembaga secara tradisional. Kearifan lokal adalah nilai yang dianggap baik dan benar sehingga dapat bertahan dalam waktu yang lama dan bahkan melembaga.
d. Dalam penjelasan tentang ‘urf, Pikiran Rakyat terbitan 6 Maret 2003 menjelaskan bahwa tentang kearifan berarti ada yang memiliki kearifan (al- ‘addah al-ma’rifah), yang dilawankan dengan al-‘addah al-jahiliyyah. Kearifan adat dipahami sebagai segala sesuatu yang didasari pengetahuan dan diakui akal serta dianggap baik oleh ketentuan agama. Adat kebiasaan pada dasarnya teruji secara alamiah dan niscaya bernilai baik, karena kebiasaan tersebut merupakan tindakan sosial yang berulang-ulang dan mengalami penguatan (reinforcement).
e. Apabila suatu tindakan tidak dianggap baik oleh masyarakat maka ia tidak akan mengalami penguatan secara terus-menerus. Pergerakan secara alamiah terjadi secara sukarela karena dianggap baik atau mengandung kebaikan. Adat yang tidak baik akan hanya terjadi apabila terjadi pemaksaan oleh penguasa. Bila demikian maka ia tidak tumbuh secara alamiah tetapi dipaksakan.
7. Ruang Lingkup Kearifan Lokal
a. Kearifan lokal merupakan fenomena yang luas dan komprehensif. Cakupan kearifan lokal cukup banyak dan beragam sehingga sulit dibatasi oleh ruang.
Kearifan tradisional dan kearifan kini berbeda dengan kearifan lokal. Kearifan lokal lebih menekankan pada tempat dan lokalitas dari kearifan tersebut sehingga tidak harus merupakan sebuah kearifan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
21 | Pelatihan Dasar Penyuluhan Sosial ASN
b. Kearifan lokal bisa merupakan kearifan yang belum lama muncul dalam suatu komunitas sebagai hasil dari interaksinya denganlingkungan alam dan interaksinya dengan masyarakat serta budaya lain. Oleh karena itu, kearifan lokal tidak selalu bersifat tradisional karena dia dapat mencakup kearifan masa kini dan karena itu pula lebih luas maknanya daripada kearifan tradisional.
c. Untuk membedakan kearifan lokal yang baru saja muncul dengan kearifan lokal yang sudah lama dikenal komunitas tersebut, dapat digunakan istilah: kearifan kini, kearifan baru, atau kearifan kontemporer. Kearifan tradisional dapat disebut kearifan dulu atau kearifan lama.
d. Contoh Kearifan Lokal
Adapun contoh kearifan lokal yang diantaranya yaitu:
1) Hutan larangan adat “desa rumbio di kec. kampar prov. Riau”
Kearifan lokal ini dibuat dengan tujuan untuk agar masyarkat sekitar bersama-sama melestarikan hutan disana, dimana ada peraturan untuk tidak boleh menebang pohon dihutan tersebut dan akan dikenakan denda seperti beras 100 kg atau berupa uang sebesar Rp 6.000.000,- jika melanggar.
2) Awig-Awig (Lombok Barat dan Bali) merupakan aturan adat yang menjadi pedoman untuk bertindak dan bersikap terutama dalam hal berinteraksi dan mengolah sumber daya alam dan lingkungan didaerah Lombok Barat dan Bali.
3) Cingcowong (Sunda/Jawa Barat) merupakan upacara untuk meminta hujan tradisi Cingcowong ini dilakukan turun temurun oleh masyarakat Luragung guna untuk melestarikan budaya serta menunjukan bagaimana suatu permintaan kepada yang Maha Kuasa apabila tanpa adanya patuh terhadap perintahnya.
4) Bebie (Muara Enim-Sumatera Selatan) merupakan tradisi menanam dan memanen padi secara bersama-sama dengan tujuan agar pemanenan padi cepat selesai dan setelah panen selesai akan diadakan perayaan sebagai bentuk rasa syukur atas panen yang sukses.
5) Papua, terdapat kepercayaan te aro neweak lako (alam adalah aku). Gunung Erstberg dan Grasberg dipercaya sebagai kepala mama, tanah dianggap sebagai bagian dari hidup manusia. Dengan demikian maka pemanfaatan sumber daya alam secara hati-hati.
6) Serawai, Bengkulu, terdapat keyakinan celako kumali. Kelestarian lingkungan terwujud dari kuatnya keyakinan ini yaitu tata nilai tabu dalam berladang dan tradisi tanam tanjak.
7) Dayak Kenyah, Kalimantan Timur, terdapat tradisi tana‘ ulen. Kawasan hutan dikuasai dan menjadi milik masyarakat adat. Pengelolaan tanah diatur dan dilindungi oleh aturan adat.
22 | Pelatihan Dasar Penyuluhan Sosial ASN
8) Masyarakat Undau Mau, Kalimantan Barat. Masyarakat ini mengembangkan kearifan lingkungan dalam pola penataan ruang pemukiman, dengan mengklasifikasi hutan dan memanfaatkannya. Perladangan dilakukan dengan rotasi dengan menetapkan masa bera, dan mereka mengenal tabu sehingga penggunaan teknologi dibatasi pada teknologi pertanian sederhana dan ramah
9) Masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh Jawa Barat.
Mereka mengenal upacara tradisional, mitos, tabu, sehingga pemanfaatan hutan hati-hati. Tidak diperbolehkan eksploitasi kecuali atas ijin sesepuh adat.
10) Bali dan Lombok, masyarakat mempunyai awig-awig. Kerifan lokal merupakan suatu gagasan konseptual yang hidup dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang secara terus-menerus dalam kesadaran masyarakat, berfungsi dalam mengatur kehidupan masyarakat dari yang sifatnya berkaitan dengan kehidupan yang sakral sampai yang profan.
Kearifan Lokal adalah sebuah tema humaniora yang diajukan untuk memulihkan peradaban dari krisis modernitas.
1. Kearifan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional.
2. Kearifan lokal memiliki beberapa ciri-ciri yaitu:
e. Mempunyai kemampuan memgendalikan.
f. Merupakan benteng untuk bertahan dari pengaruh budaya luar.
g. Mempunyai kemampuan mengakomodasi budaya luar.
h. Mempunyai kemampuan memberi arah perkembangan budaya.
3. Keberlangsungan kearifan lokal akan tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu. Nilai-nilai itu menjadi pegangan kelompok masyarakat tertentu yang biasanya akan menjadi bagian hidup tak terpisahkan yang dapat diamati melalui sikap dan perilaku mereka sehari-hari.
4. Local genius adalah juga cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri.
C. RANGKUMAN
23 | Pelatihan Dasar Penyuluhan Sosial ASN
Diskusi-2: Topik Mengiidentifikasi Kearifan Lokal (LK-M17.2) (30’) 1. Peserta dibagi dalam 3 kelompok @ 10 orang
2. Masing-masing kelompok diminta untuk mengidentifikasi apa kearifan local yang relevan dan dapat dijaikan materi Penyuluhan Sosial lapangan
3. Pemaparan Hasil Diskusi kelompok secara panel 3 kelompok 4. Tanyak Jawab dari Kelompok lain
5. Komentar dari Fasilitator dan Kesimpulan
B.
1. Fasilitator menanyakkan kepada peserta apa yang sudah dipahami tentang materi kearifan lokal dalam penyuluhan sosial
2. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan refleksi terkait dengan materi kearifan lokal yang dapat dijadikan sebagai materi Penyuluhan Sosial lapangan
3. Fasilitator menyampaikan rangkuman intisari materi yang sudah dibahas guna memastikan pemahaman peserta.
LEMBAR KERJA
C. UMPAN BALIK
24 | Pelatihan Dasar Penyuluhan Sosial ASN
Tradisi adalah segala sesuatu yang disalurkan atau diwariskan dari masa lalu ke masa kini atau sekarang. Tradisi dalam arti sempit ialah warisan-warisan sosial khusus yang memenuhi syarat yaitu yang tetap bertahan hidup di masa kini, yang masih kuat ikatannya dengan kehidupan masa kini.
Tradisi dilihat dari aspek benda materialnya adalah benda material yang menunjukkan dan mengingatkan kaitan khususnya dengan kehidupan masa lalu. Contoh tradisi; Candi, Puing kuno, Kereta Kencana, sejumlah benda-benda peninggalan lainnya, jelas termasuk ke dalam pengertian tradisi.
A.
1. Pengertian Tradisi
Berikut ini terdapat beberapa pengertian tradisi menurut para ahli, terdiri atas:
a. Menurut imtima:2007, Tradisi adalah rumusan, cara, atau konsep yang pertama kali lahir yang dipergunakan oleh banyak orang pada masanya.
b. Menurut WJS Poerwadaminto (1976), Tradisi
adalah seluruh sesuatu yang melekat pada kehidupan dalam masyarakat yang dijalankan secara terus menerus, seperti: adat, budaya, kebiasaan dan kepercayaan.
c. Menurut Soerjono Soekamto (1990), Tradisi adalah suatu kegiatan yang dijalankan oleh sekelompok masyarakat dengan secara berulang-ulang.
BAB IV:
TRADISI KEHIDUPAN MASYARAKAT
A. DESKRIPSI SINGKAT BAB IV
B. URAIAN MATERI
25 | Pelatihan Dasar Penyuluhan Sosial ASN
d. Menurut Bastomi (1984), Tradisi adalah dari sebuah kebudayaan, dengan tradisi sistem kebudayaan akan menjadi kokoh. Apabila tradisi dihilangkan maka terdapat harapan suatu kebudayaan akan berakhir saat itu juga.
e. Menurut Van Reusen (1992), Tradisi adalah suatu norma adat istiadat, kaidah-kaidah, harta-harta. tetapi tradisi bukan suatu yang tidak dapat diganti.
Tradisi justru perpaduan dengan berbagai perbuatan manusia dan diangkat dalam keseluruhannya.
f. Menurut Ensiklopedia, Tradisi adalah sesuatu hal yang telah dilakukan sejak lama dan terus menerus menjadi bagian dari kehidupan kelompok masyarakat hingga sekarang.
g. Menurut Shils (1981), Tradisi adalah segala sesuatu yang disalurkan maupundiwariskan dari masa lalu ke masa kini. Kriteria tradisi dapat lebih dibatasi dengan mempersempit cakupannya.
h. Menurut Piotr Sztompka (2011), Tradisi adalah keseluruhan benda material dan ide yang bersumber dari masa lalu, tetapi benar-benar masih terdapat kini, belum dihancurkan, dirusak maupun dilupakan.
i. Menurut KBBI, Tradisi adalah adat istiadat yang turun temurun dari nenek moyang yang sudah dilaksanakan oleh masyarakat; penilaian maupun anggapan bahwa cara-cara yang sudah ada adalah yang paling baik dan benar.
j. Menurut Coomans, M (1987), Tradisi adalah suatu gambaran perilaku dan tingkah laku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan dijalankansecara turun temurun dimulai sejak dari nenek moyang.
k. Menurut Wikipedia, Tradisi adalah tradisi atau kebiasaan adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu atau agama yang sama.
l. Menurut Funk dan Wagnalls, Tradisi adalah suatu pengetahuan, doktrin, istiadat, praktek dan lain-lain yang dimengerti sebagai pengetahuan yang sudah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang termasuk cara menyampaikan pengetahuan dan istiadat tersebut.
m. Menurut Hasan Hanafi, Tradisi adalah semua warisan masa lampau yang masuk pada kita dan masuk kedalam kebudayaan yang sekarang masih berlaku.
n. Menurut Mardimin, Tradisi adalah suatu istiadat yang turun temurun sejak dari nenek moyang dalam suatu masyarakat dan sebagai kebiasaan istiadat dan kesadaran kolektif sebuah masyarakat.
o. Menurut Khazanah Bahasa Indonesia, Tradisi adalah segala sesuatu seperti adat, kebiasaan, ajaran, dan sebagainya, yang turun temurun dari nenek moyang.
p. Menurut Ensiklopedia, Tradisi adalah adat “istiadat” dari sebuah masyarakat yang telah menjalankan secara turun menurun sejak dari nenek moyang.
26 | Pelatihan Dasar Penyuluhan Sosial ASN
q. Menurut Cannadine, Tradisi adalah lembaga baru didasari dengan daya pikat kekunoan yang melanggar zaman, namun menjadi karya yang mengagumkan.
r. Menurut Harapandi Dahri, Tradisi adalah suatu istiadat yang teraplikasikan secara terus-menerus dengan beraneka macam simbol dan aturan yang berlaku pada sebuah kelompok.
2. Tujuan Tradisi
Tradisi yang dimiliki masyarakat bertujuan agar membuat hidup manusia kaya akan budaya dan nalai-nilai bersejarah. Selain itu, tradisi juga akan menciptakan kehidupan yang harmonis. Namun hal tersebut akan terwujud hanya apabila manusia menghargai, menghormati dan menjalankan suatu tradisi secara baik dan benar serta sesuai aturan.
3. Fungsi Tradisi
a. Tradisi berfungsi sebagai penyedia fragmen warisan historis yang kita pandang bermanfaat. Tradisi yang seperti onggokan gagasan dan material yang dapat digunakan orang dalam tindakan kini dan untuk membangun masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu.
b. Contoh: peran yang harus diteladani “misalnya tradisi kepahlawanan, kepimpinan karismatis, dan sebagainya”.
4. Penyebab Perubahan Tradisi
Dalam hal ini disebabkan oleh banyaknya tradisi dan bentrokan antara tradisi yang satu dengan saingannya. Benturan itu dapat terjadi antara tradisi masyarakat atau antara kultur yang berbeda atau di dalam masyarakat tertentu.
Perubahan tradisi dari segi kuantitatifnya terlihat dalam jumlah penganut atau pendukungnya. Rakyat dapat ditarik untuk mengikuti tradisi tertentu yang kemudian memengaruhi seluruh rakyat satu negara atau bahkan dapat mencapai skala global.
Perubahan tradisi dari segi kualitatifnya yaitu perubahan kadar tradisi, gagasan, simbol dan nilai tertentu ditambahkan dan yang lainnya dibuang.
Contoh tradisi mandi balimau kasai di sungai Kampar, Riau oleh masyarakat Kampar setiap satu hari sebelum memasuki bulan suci ramadhan, masyarakat Kampar meyakini bahwa mandi balimau kasai yang dilakukan di sungai Kampar tersebut guna untuk memersihkan atau mensucikan diri dari dosa selama setahun yang lalu agar memasuki bulan Ramadhan dalam keadaan suci.
Hal tersebut adalah suatu tradisi turun temurun dari leluhur yang hingga saat ini masih dilakukan oleh masyarakat Kampar, Riau.
5. Beberapa Contoh Tradisi Dan Kearifan Lokal
27 | Pelatihan Dasar Penyuluhan Sosial ASN
a. Suku Batak
Berdasarkan Sensus Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2010, Suku Batak merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia. Batak merupakan rumpun suku-suku yang mendiami sebagian besar wilayah Sumatera Utara. Beberapa suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Mandailing.
Suku Batak menjadi yang paling banyak disoroti karena sangat unik dengan bahasa, budaya, dan adat kebiasaan yang khas. Berikut ini telah diulas empat kebiasaan Suku Batak yang hanya dapat ditemui di Provinsi Sumatera Utara.
1) Tarian Sigale-gale
Tarian Sigale-gale merupakan tarian yang dilakukan oleh sebuah boneka kayu yang
Tarian Sigale-gale merupakan tarian yang dilakukan oleh sebuah boneka kayu yang