• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak Kebendaan pada Efek Beragun Aset Pada Pembiayaan Sekunder Perumahan Telah disebutkan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan hak kebendaan secara

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI HAK KEBENDAAN PEMBELI EFEK BERAGUN ASET PADA PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN

A. Hak Kebendaan pada Efek Beragun Aset Pada Pembiayaan Sekunder Perumahan Telah disebutkan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan hak kebendaan secara

sederhananya dapat dikatakan sebagai sebagai hak yang melekat pada benda. C.B Macpherson menyebutkan bahwa Property bukanlah tentang benda itu sendiri melainkan tentang hak atas benda tersebut. Berkaitan dengan pengertian dari property tersebut C.R. Noyes menyebutkan bahwa “the term of property may be defined to be the interest which can be acquired in external object or things. The things themselves are not in a true sense, property, but they constitute its foundation and material, and the idea of property springs out the connection or control, or interest which, according to law, may acquired in them or over them”. Dari pendapat yang dikemukakan oleh Noyes tersebut maka dapatlah dipahami bahwa yang dimaksud dengan property adalah suatu kepentingan yang dapat diberikan atas suatu objek atau benda. Benda-benda tersebut sendiri bukanlah dalam artian sesungguhnya tetapi benda-benda tersebut menentukan pondasi atau material dan ide dari property yang memunculkan hubungan atau kontrol atau kepentingan yang dapat diberikan oleh hukum atas benda-benda tersebut.

Oleh karenanya jika sedang membahas tentang hak kebendaan maka tentu akan berbicara mengenai kepentingan seseorang atas benda tersebut, hanya saja yang dimaksud dengan kepentingan disini adalah kepentingan yang dijamin oleh hukum, oleh karenanya yang dimaksud hak disini adalah hak hukum. Hal ini sesuai dengan makna hak hukum yang telah disebutkan sebelumnya yakni “suatu kepentingan seseorang, kelompok ataupun asosiasi yang oleh “hukum” dijamin keberadaannya, dan pelaksanaan dari pada kepentingan tersebut

dapat dipaksakan kepada tiap-tiap orang lain dihadapan “hukum” yang memiliki hubungan hukum dengan orang tersebut”. Hans Kelsen menyebutkan bahwa di setiap hak yang dilekatkan kepada suatu pihak selalu melekat padanya kewajiban bagi pihak lain.300

1. Hak kebendaan pada Efek Beragun Aset yang bersifat ekuitas

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam hal pembiayaan sekunder perumahan, maka efek beragun yang diterbitkan pada pembiayaan sekunder perumahan secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yakni :

2. Hak kebendaan pada Efek Beragun Aset yang bersifat Utang.

1. Hak Kebendaan pada Efek Beragun Aset yang Bersifat Ekuitas.

Efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan yang bersifat ekuitas ini disebut juga sebagai mortgage pass-through securities (MPTs). Dalam Mortgage pass- through Securities (MPTs), efek yang diterbikan adalah unit penyertaan, yang merefleksikan kepemilikan yang tidak terbagi dalam suatu pool yang di dalamnya terdapat berbagai macam mortgage loan.301 Secara sederhananya unit penyertaan dapat dikatakan sebagai suatu satuan bagi suatu kumpulan modal/uang yang dikumpulkan dalam suatu wadah (reksa dana/investasi kolektif) dengan maksud untuk diinvestasikan kepada suatu wadah investasi tertentu (portofolio efek302

Pengertian Unit Penyertaan itu dapat dilihat di dalam Undang-undang pasar modal yang menyebutkan unit penyertaan adalah satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap pihak dalam portofolio investasi kolektif.

).

303

300 Hans Kelsen Op cit, hal 75

301

Gunawan Widjaja & E Paramitha Sapardan, Op.cit, hal 65.

302

Pasal 1 angka 24 UU No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal menyebutkan “portofolio efek adalah kumpulan efek yang dimiliki oleh pihak.

303

Pasal 1 angka 5 UU No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

Wadah yang dijadikan untuk mengumpulkan dana tersebut yang kemudian akan diinvestasikan ke dalam portofolio efek disebut sebagai reksa dana. Reksa dana sendiri menurut Undang-undang

Pasar Modal adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.304

Reksa dana dioperasikan oleh manajer investasi, yang menanam reksa dana dan berusaha untuk menghasilkan keuntungan bagi investor reksa dana tersebut. Portofolio reksa dana distrukturkan dan dijaga agar tetap sesuai objek reksa dana yang dinyatakan di dalam prospektus.

Dapat juga dikatakan bahwa apa yang dimaksud dengan reksa dana adalah suatu kendaraan investasi yang mengumpulkan sejumlah dana yang dikumpulkan dari beberpa investor untuk tujuan diinvestasikan ke dalam sekuritas-sekuritas seperti saham,obligasi, instrumen pasar uang dan aset-aset lain yang serupa.

305

Dari pemahaman tersebut maka dapat dilihat bahwa pihak yang menginvestasikan dana yang dikumpulkan melalui reksa dana tersebut ke dalam portofolio efek disebut sebagai manajer investasi. Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio efek untuk para nasbah atau mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri usahanya berdasarkan ketentuan perundang- undangan yang berlaku.306

Apa yang dimaksud sebagai reksa dana dalam terminologi KUHPerdata dapat disebut sebagai persekutuan perdata. Persekutuan perdata adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih yang berjanji untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan itu dengan maksud supaya keuntungan yang diperoleh dari persekutuan itu dibagi antara Dalam hal kerangka pembiayaan sekunder perumahan maka pihak yang menjalankan peran sebagai manajer investasi adalah pihak conduit, yakni lembaga keuangan yang didirikan khusus dengan tujuan melakukan sekuritisasi aset.

304

Pasal 1 angka 27 UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

30

306

mereka.307 Jika di dalam persekutuan perdata “sesuatu” yang dimasukkan tersebut dapat berupa uang dapat juga berupa benda lain308 atau hanya berupa tenaganya309

Di dalam persekutuan perdata tersebut pihak yang menjadi pengurusnya adalah pihak yang dijadikan pengurus berdasarkan perjanjian kontrak investasi kolektif,

, maka di dalam reksa dana maka barang sesuatu yang dimasukkan dalam persekutuan itu harus berupa uang dengan sejumlah tertentu.

310

a. Hak untuk mendapatkan pembayaran.

yaitu manajer investasi dengan mana para pihak persekutuan itu mengikatkan dirinya dalam suatu perjanjian yang disebut sebagai kontrak investasi kolektif. Kontrak Investasi kolektif adalah kontrak yang dibuat oleh manajer investasi (sebagai pengelola kontrak investasi) dengan bank custodian (selaku penyimpan harta kekayaan reksa dana).Oleh karena itu pemegang efek beragun aset yang bersifat ekuitas, yakni berupa unit penyertaan, memiliki hak yang sama dengan hak yang dimiliki oleh sekutu pada persekutuan perdata. Adapun hak-hak yang melekat pada efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan antara lain sebagai berikut :

b. Hak untuk memindahkan kepemilikan atas efek beragun aset.

c. Hak untuk membebankan atau menjadikan efek beragun aset sebagai jaminan bagi pelunasan utang dari pemegang efek beragun aset.

307

Pasal 1618 KUHPerdata.

308

Pasal 1625 KUHPerdata menyebutkan “Tiap peserta wajib memasukkan ke dalam perseroan itu segala sesuatu yang sudah ia janjikan untuk dimasukkan, dan jika pemasukkan itu terdiri dari suatu barang tertentu, maka wajib memberikan pertanggungan menurut cara yang sama dengan cara jual-beli.”

309

Pasal 1627 KUHPerdata menyebutkan “para peserta yang sudah berjanji akan menyumbangkan tenaga dan usahanya kepada perseroan mereka, wajib memberik perhitungan tanggung jawab kepada perseroan itu atas hasil dari kegiatan mereka masing-masing.”

310

Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-53/PM/1997 butir (a) menyebutkan “Kontrak Invetasi Kolektif adalah Kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Custodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan dimana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola investasi kolektif dan ban Custodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. ”

d. Hak untuk mendapatkan pelunasan piutang karena hak tanggungan atas rumah dan tanah yang dijadikan jaminan pada kredit pemilikan rumah (KPR).

e. Hak untuk mendapatkan keterbukaan atas fakta materil.

a. Hak Untuk Mendapatkan Pembayaran

Menurut KUHPerdata bahwa suatu persekutuan perdata itu dibentuk dengan maksud untuk membagikan keuntungan dihasilkan oleh perseroan tersebut.311

Walaupun dalam hal ini tentunya tidak diperjanjikan secara tegas mengenai pembagian dari keuntungan tersebut, akan tetapi adalah sesuatu yang logis apabila suatu persekutuan perdata (yang dalam hal ini adalah pool dari piutang-piutang yang dijadikan dasar penerbitan efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan), yang diperlengkapi dengan unit penyertaan sebagai suatu kesatuan kepemilikan atas persekutuan perdata maka pembagian keuntungan tersebut dibagi pula secara proporsional sesuai dengan kepemilikan unit penyertaan pada persekutuan perdata itu, kecuali ditentukan lain secara tegas oleh para anggota persekutuan itu. Hal ini sesuai dengan KUHPerdata yang menyebutkan bahwa jika dalam perjanjian perseroan tidak ditetapkan Oleh karena setiap anggota sekutu pada persekutuan perdata yang dalam hal ini pemegang unit penyertaan (mortgage pass-through securities (MPTs)) memiliki hak untuk mendapatkan keuntungan yang dihasilkan oleh persekutuan perdata yang dalam hal ini adalah reksa dana pada pembiayaan sekunder perumahan (pool dari piutang-piutang yang dijadikan dasar penerbitan efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan). Pembagian keuntungan itu dibagi secara proporsional secara sesuai dengan besaran (nilai nominal) unit penyertaan (mortgage pass-through securities (MPTs).

311

bagian masing-masing peserta dari keuntungan dan kerugian perseroan, maka bagian tiap peserta itu dihitung menurut perbandingan besarnya sumbangan modal yang dimasukkan oleh masing-masing.312

Keuntungan yang dimaksud disini adalah pembayaran yang akan diterima oleh para pemegang unit penyertaan (mortgage pass-through securities), yang bersumber pada arus kas dari piutang-piutang berupa kredit pemilikan rumah yang diterbitkan oleh kreditur asal/originator (yang dalam hal ini adalah pihak bank) yang dijadikan dasar bagi penerbitan efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan. Arus keuangan yang di dalamnya termasuk utang pokok beserta bunganya yang berasal dari pool tersebut, akan didistribusikan kepada pemegang MPTs ini. Karena pembayaran kepada investor pemegang MPTs ini dilakukan secara “bersamaan” dengan penerimaan issuer atau

servicer dari nasabah debitur mortgage loan, maka efek beragun aset yang lahir dari jenis sekuritisasi yang demikian disebut dengan pass-through. Mortgage pass-through securities memiliki masa jatuh tempo paling lama dibandingkan dengan mortgage yang lain yang berada dalam pool. Sebagai contoh, apabila di dalam pool terdapat 75 % yang memiliki jangka waktu lima belas tahun, dan yang 25 % lagi memiliki jangka waktu dua puluh tahun, MPT ini baru akan jatuh tempo secara keseluruhan dalam jangka waktu dua puluh tahun.313

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam salah satu asas dari kebendaan adalah bahwa benda itu dapat dipindahkan atau dialihkan. Jadi dalam hal ini yang terjadi adalah peralihan atas hak kebendaan dari seseorang kepada orang lain dengan b. Hak Untuk Memindahkan Kepemilikan Atas Efek Beragun Aset.

312

Pasal 1633 KUHPErdata.

313

segala akibat hukum yang ada.314

Menurut KUHPerdata bahwa hak untuk menuntut pembayaran sejumlah uang tertentu, karena dia berupa suatu hak maka dikategorikan sebagai benda tidak berwujud. Akan tetapi selain juga merupakan benda tidak berwujud, maka hak untuk menuntut pembayaran sejumlah uang tertentu itu juga suatu benda bergerak.

Peralihan hak atas kebendaan tersebut dilakukan melalui suatu perjanjian kebendaan (zakelijk overeenkomsten).

Untuk mengetahui hak ini, maka terlebih dahulu harus diketahui mengenai sifat dari pada efek beragun aset ini. Secara sederhananya efek beragun aset adalah suatu surat berharga yang diterbitkan oleh penerbit dengan menjadikan piutang-piutang yang dimiliki oleh kreditur asal sebagai jaminan untuk membayar kepada pihak pembeli efek beragun aset sebagai haknya untuk mendapatkan pembayaran sebagaimana disebutkan sebelumnya. Dari pengertian tersebut maka dapat diketahui bahwa sebenarnya nilai dari pada efek beragun aset itu ada pada hak pembeli/pemegang efek beragun aset untuk menuntut pembayaran sejumlah uang tertentu.

315

Apabila suatu benda itu tergolong sebagai suatu benda tidak berwujud sebagaiman dimaksud dalam Pasal 503 KUHPerdata, maka penyerahannya dilakukan dengan cara membuat suatu akta cessie baik berbentuk akta otentik ataupun akta di bawah tangan.316

314

Ibid, hal 180

315

Pasal 511 angka 4 KUHPerdata

316

Pasal 513 KUHPerdata

Akan tetapi walaupun pada suatu efek beragun aset nilai sesungguhnya berada pada hak untuk menuntut pembayaran sejumlah uang tertentu akan tetapi, tetap saja hak untuk menuntut pembayaran sejumlah uang tertentu tersebut telah terepresentasikan oleh suatu benda yang sebenarnya berwujud, yakni berupa sepucuk surat yang terdaftar pada suatu pasar modal, yakni berupa efek beragun aset tersebut. Sementara sifat efek beragun aset yang didaftarkan pada suatu pasar modal, sudah pasti diatur sedemikian rupa sehingga mudah

untuk diperdagangkan, oleh karenannya sifat dari pada efek beragun aset itu adalah mudah untuk dipindahkan dari tangan investor yang satu ke tangan investor yang lain. Suatu surat berharga yang paling mudah untuk dipindahtangankan adalah surat berharga atas bawa. Oleh karenanya secara idealnya penyerahan atas efek beragun aset tersebut diserahkan dengan cara penyerahan efek beragun aset itu saja kepada investor yang lain, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 613 ayat (3) KUHPerdata.

Dalam hal suatu pasar modal yang sudah modern, peralihan suatu efek yang dari investor yang satu ke investor yang lain telah dirancang sedemikian rupa sehingga, penyerahan hak milik atas efek tersebut yang dalam hal ini adalah efek beragun aset menjadi lebih mudah, yakni tanpa adanya peralihan efek beragun aset itu secara nyata karena pemindahan hak milik atas efek tersebut cukup dilakukan melalui pencatatan yang dilakukan oleh adminitrasi efek. Sistem perdagangan seperti ini disebut juga sebagai sistem scriptless trading, yang secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu sistem perdagangan efek di pasar modal tanpa menggunakan warkat. Scriptless trading itu sendiri dapat juga diartikan sebagai ”securities trading where only book entries represent the security holding and settlement, and no physical certificate, is issued or exchange”317

Telah disebutkan sebelumnya bahwa hak yang terdapat pada efek beragun aset, nilainya terdapat pada hak untuk menuntut pembayaran sejumlah uang tertentu dari seseorang

,

yang dapat diartikan bahwa merupakan suatu perdagangan efek dimana hanya ada pencatatan dalam buku yang merepresentasikan pemegangan efek dan penyelesaiannya, dan tidak ada fisik sertifikat yang diterbitkan atau dikeluarkan.

c. Hak Untuk Membebankan atau Menjadikan Efek Beragun Aset Sebagai Jaminan Bagi Pelunasan Utang dari Pemegang Efek Beragun Aset.

31

(yakni pihdak debitur asal). Kemudian hak untuk menuntut pembayaran tersebut atau benda berupa efek beragun aset tersebut menurut ketentuan Pasal 511 angka 4 KUHPerdata digolongkan menjadi benda tidak bergerak. Di dalam hukum keperdataan Indonesia, lembaga jaminan bagi suatu kebendaan yang tergolong sebagai benda bergerak ada 2 yakni gadai dan jaminan fidusia. Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh kreditur, atau oleh kuasanya, sebagai jaminan atas utangnya, dan yang memberi wewenang kepada kreditur untuk mengambil pelunasan piutangnya dan barang itu dengan mendahului kreditur-kreditur lain, dengan pengecualian biaya penjualan sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan dan biaya penyelamatan barang itu, yang dikeluarkan setelah barang itu sebagai gadai dan harus didahulukan.318

Sedangkan yang dimaksud dengan jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak maupun tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditur lainnya.

319

Sedangkan yang dimaksud dengan fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya yang diadakan tersebut tetap dalam penguasaan benda itu.320

Adapun apabila dalam hal ini efek beragun aset tersebut hendak dibebankan melalui lembaga jaminan gadai maka benda yang akan dijadikan jaminan gadai (dalam hal ini adalah efek beragun aset) tersebut harus diserahkan kepada kekuasaan kreditur atau orang yang

318

Pasal 1150 KUHPerdata

319

Pasal 1 angka 2 UU No 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia.

320

memberikan gadai atau yang dikembalikan atas kehendak kreditur. Hak gadai tersebut menjadi hapus bila gadai itu lepas dari kekuasaan pemegang gadai. Namun bila barang itu hilang, atau diambil dari kekuasan pemegang gadai. Namun bila barang itu hilang, atau diambil dari kekuasannya, maka ia berhak untuk menuntutnya kembali menurut Pasal 1977 alinea kedua KUHPerdata, dan bila hak gadai itu telah kembali, maka hak gadai tersebut dianggap tidak pernah hilang.321 Hak gadai atas benda bergerak yang tidak berwujud, kecuali surat tunjuk dan surat bawa lahir dengan pemberitahuan mengenai penggadaian itu kepada orang yang kepadanya hak gadai itu harus dilaksanakan. Orang ini dapat menuntut bukti tertulis mengenai pemberitahuan itu, dan mengenai izin dan pemberian gadainya.322

Dalam hal ini telah disebutkan sebelumnya bahwa nilai sebenarnya dari efek beragun aset khususnya pada pembiayaan sekunder perumahan terletak pada piutang kreditur asal atas debitur asal yakni berupa piutang yang muncul dari penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR). Oleh karenanya dalam hal pihak pembeli atau pemegang efek beragun aset hendak mengikatkan diri pada suatu perjanjian pinjam-meminjam uang (utang-piutang) dengan perjanjian gadai sebagai perjanjian accesoir-nya, maka pihak pembeli/pemegang efek beragun aset tersebut dapat menjanjikan bahwa pihak kreditur akan mendapatkan

Sebenarnya, jika dilihat pada pengertian gadai tersebut dapat dilihat bahwa maksud diadakannya gadai itu adalah untuk memberikan kepastian kepada kreditur bahwa piutangnya atas debitur akan dibayar. Pada awalnya kepastian yang diberikan kepada kreditur bahwa piutangnya akan dibayar, itu berasal dari penjualan barang-barang bergerak yang dijadikan objek gadai. Dalam hal yang digadaikan adalah piutang, sebenarnya untuk memberikan kepastian kepada kreditur bahwa piutangnya akan dibayar tidak harus melalui penjualan atas piutang tersebut, akan tetapi dapat juga dapat melalui tagihan atau pembayaran yang dilakukan oleh debitur dari debiturnya kreditur tersebut.

321

Pasal 1152 KUHPerdata

322

pembayarannya dari uang yang seharusnya diterima oleh pihak pembeli/pemegang efek beragun aset dari debitur asal yang ditarik oleh pihak servicer. Dengan demikian pihak kreditur tidak harus menunggu jangka waktu yang lama dalam hal untuk menerima pembayarannya. Pembayaran dari piutang dari pihak kreditur bagi pemegang efek beragun aset tersebut dapat dicicilkan dari pembayaran dari debitur asal pada efek beragun aset tersebut, dimana pembayaran tersebut seharusnya merupakan hak dari pemegang efek beragun aset. Oleh karenanya dalam hal ini telah terjadi pemindahan hak untuk melakukan tagihan dari pemegang efek beragun aset tersebut kepada kreditur dari pemegang efek beragun aset tersebut. Dengan demikian maka pihak kreditur tersebut dapat juga memperhitungkan bunga itu dengan bunga yang terutang padanya.323

Apabila efek beragun aset tersebut dijaminkan melalui lembaga jaminan fidusia maka hal tersebut harus dibuat dalam bentuk akta notaris dalam bahasa Indonesia dan merupakan Adapun apabila efek beragun aset tersebut hendak dijaminkan melalui lembaga jaminan selain gadai, maka efek beragun aset tersebut dapat dibebankan melalui jaminan fidusia. Dalam hal ini sesuai dengan pengertian jaminan fidusia sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, maka terjadi suatu peralihan hak milik, yang mana dalam hal ini apabila efek beragun aset dijaminkan dalam jaminan fidusia, maka hak milik atas efek beragun aset tersebut beralih atas dasar kepercayaan dari pihak pemegang efek beragun aset kepada pihak kreditur dari pemegang efek beragun aset tersebut. Walaupun hak milik atas efek beragun aset tersebut beralih tidak berarti bahwa penguasaan atas efek beragun aset tersebutpun juga ikut beralih. Dalam hal jaminan fidusia, penguasaan benda yang dijadikan objek jaminan fidusia tidak ikut beralih sebagaimana hak milik atas objek jaminan fidusia tersebut.

323

Pasal 1158 KUHPerdata menyebutkan “Bila suatu piutang digadaikan, dan piutang ini menghasilkan bunga, maka kreditur boleh memperhitungkan bunga itu dengan bunga yang terutang kepadanya”

akta jaminan fidusia.324 Akta jaminan fidusia tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai325

a) Identitas pihak pemberi dan penerima fidusia :

b) Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia

c) Uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan fidusia d) Nilai penjaminan dan

e) Nilai benda yang menjadi objek jaminan fidusia.

Dalam hal ini karena adanya suatu peralihan kepemilikan tersebut, maka dapat dipahami pula bahwa di dalam akta fidusia tersebut selain terkandung mengenai perjanjian penjaminan terkandung pula suatu akta cessie yang kemudian menyebabkan hak milik atas efek beragun aset tersebut beralih dari pihak debitur (dalam hal ini adalah pemegang efek beragun aset) kepada pihak kreditur. Karena pada dasarnya suatu perjanjian fidusia tersebut tidak menyebabkan adanya suatu peralihan benda secara fisik, maka hal tersebut menyebabkan jaminan fidusia tersebut dapat diberikan kepada lebih dari satu penerima fidusia.326

Penyerahan jaminan fidusia itu kepada lebih dari satu kreditur akan menyebabkan terjadi suatu perikatan tanggung menanggung dimana dalam hal ini pihak yang lebih dari satu adalah pihak krediturnya. Dalam hal ini kreditur-kreditur tersebut bertindak bersama- sama yang dalam hal ini memberikan implikasi bahwa ketika debitur tersebut membayar seluruh utangnya kepada salah satu kreditur saja, maka menyebabkan debitur tersebut lepas dari segala tuntutan pihak kreditur-kreditur lainnya untuk pembayaran atas piutang