• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERADAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

F. Keberadaan KEK dalam Undang-Undang Penanaman Modal

4. Hubungan KEK dengan upaya meningkatkan penanaman modal

Penanaman modal sebagai sarana pengembangan ekonomi setidaknya akan menjadi suatu hubungan yang tidak terelakkan. Hubungan ini terjadi karena adanya rasa saling membutuhkan antara satu sama lain dalam memenuhi kebutuhannya. Di satu sisi penanam modal memerlukan bahan baku, tenaga kerja, sarana dan prasarana, pasar, jaminan keamanan dan kepastian hukum untuk dapat lebih mengembangkan usaha serta memperbesar perolehan keuntungan. Di lain sisi penerima modal membutuhkan sejumlah dana, teknologi dan keahlian bagi kepentingan pembangunan dalam bentuk penanaman modal.32

32

Negara Indonesia dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional, diperlukan peningkatan penanaman modal melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis oleh karena itulah dicanangkan pembentukan KEK. Pada dasarnya KEK merupakan kawasan yang diberikan eksklusivitas dalam bentuk berbagai insentif serta kemudahan berusaha lainnya. Apabila berbagai insentif tersebut dikombinasikan dengan kesiapan infrastruktur dan pengelolaan yang dilakukan secara profesional, maka daya saing penanaman modal wilayah yang bersangkutan dapat meningkat.33

Syarat utama menarik minat penanam modal asing yakni adanya kesempatan ekonomi yang seluas-luasnya di daerah tujuan penanaman modal. Melihat pengalaman Cina dan India, kesempatan bagi penanam modal untuk mengolah modal yang dimilikinya menjadi kian terbuka lebar karena di dalam KEK terdapat economic opportunities yang besar yang membuka jalan bagi penanam modal untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari modal yang ditanamkan. Inilah yang menjadikan KEK sebagai primadona dalam meningkatkan

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai sebuah kawasan ekonomi bebas sengaja dibangun sebagai magnet untuk menarik penanam modal serta untuk mengembangkan ekonomi di kawasan tersebut secara keseluruhan. Strategi dan kebijakan ini dilakukan dengan memberikan fasilitas dan insentif baik berupa insentif fiskal maupun nonfiskal yang amat menarik dan bersifat khusus sehingga penanam modal menjadi tertarik untuk menanam modal karena akan mendapatkan keuntungan ekonomi pada awal penanaman modal diputuskan.

33

Superintending Company of Indonesia (SUCOFINDO). Laporan Kajian Mengenai Kelembagaan, Insentif, Kebijakan/Peraturan Terkait dan Infrastruktur pada Wilayah/Lokasi yang

pertumbuhan penanaman modal di negara-negara tersebut. KEK dapat terdiri dari satu zona atau lebih, seperti zona pengolahan ekspor, zona logistik, zona industri, zona pengembangan teknologi, zona pengembangan pariwisata, zona energi dan/atau zona ekonomi lain.

5. Pelayanan Penanaman Modal di KEK

Izin Prinsip dalam rangka pendirian perusahaan baru /dalam rangka memulai usaha sebagai penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri/dalam rangka perpindahan lokasi proyek untuk penanaman modal dalam negeri. Diajukan kepada Instansi Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Bidang Penanaman Modal (PTSP BKPM/PDPPM/PDKPM/PTSP KPBPB/PTSP KEK).34

6. Fasilitas Penanaman Modal di KEK

Pemerintah menerbitkan peraturan baru yaitu Peraturan Pemerintah No. 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus. PP No 96 Tahun 2015 adalah sebagai pengaturan lanjutan secara khusus mengenai fasilitas dan kemudahan di KEK.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu, fasilitas tertentu tersebut meliputi di bidang:

a. Fasilitas Perpajakan, Kepabean, dan Cukai

Badan usaha dan pelaku usaha dapat diberikan fasilitas perpajakan, kepabean, dan cukai dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Ditetapkan sebagai badan usaha untuk membangun dan/atau mengelola KEK dari pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota atau kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangannya;

2) Memiliki perjanjian pembangunan dan/atau pengelolaan KEK antara badan usaha dengan pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota, atau kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangannya;

3) Membuat batas tertentu areal kegiatan KEK; 4) Merupakan wajib pajak badan dalam negeri;

5) Telah mendapatkan izin prinsip penanaman modal dari administrator KEK; dan

6) Memiliki sistem informasi yang tersambung dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Fasilitas dan Kemudahan Perpajakan, Kepabeanan, dan Cukai, meliputi: (1) Badan Usaha dan Pelaku Usaha diberikan fasilitas perpajakan, kepabeanan,

dan cukai berupa: a) Pajak Penghasilan;

Fasilitas pengurangan PPh badan untuk jangka waktu minimal 10 tahun dan maksimal 25 tahun sejak produksi komersial dapat diperoleh

pengusaha dengan modal investasi minimal Rp1 triliun dan bidang usahanya merupakan rantai produksi kegiatan utama KEK. Modal investasinya Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun, jangka waktu pengurangan PPh selama 5-15 tahun. Jangka waktu pengurangan PPh yang sama diberikan untuk investasi di bawah Rp 500 miliar.Besaran pengurangan PPh badan diberikan paling rendah 20 persen dan paling tinggi 100 persen.35

b) Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah;

Sementara untuk, pemasukan barang yang berasal dari impor oleh pelaku usaha di KEK mendapat fasilitas penangguhan bea masuk, pembebasan cukai dan tidak dipungut pajak dalam rangka Impor. Syaratnya, barang impor itu merupakan bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan barang kena cukai.

Pajak Pertambahan Nilai

1) Fasilitas PPN dan PPnBM tidak dipungut

(a) Impor barang dari Luar daerah pabean ke KEK

(b) pemasukan barang dari luar daerah KEK (dalam negeri) ke KEK 2) Pengembalian PPN

Pemegang paspor luar negeri atas barang yang dibeli dari toko retail di KEK pariwisata.

35

3) Pembebasan PPnBM

Penyerahan properti/hunian di KEK pariwisata Bea Masuk

Pembebasan bea masuk dalam rangka pembangunan/pengembangan, yaitu:

a) Badan usaha diberikan pembebasan bea masuk untuk impor barang modal selama tiga tahun.

b) Pelaku usaha diberikan pembebasan bea masuk untuk impor barang modal dan bahan baku produksi selama dua tahun

c) Jenis dan jumlah barang ditetapkan oleh administrator Penangguhan bea masuk untuk pelaku usaha, yaitu

(a) Ditangguhkan BM atas impor bahan baku produksi, barang modal, pengemas

(b) Diberlakukan tarif bea masuk 0% atas hasil produksi yang menggunakan TKDN 40%36

c) Kepabeanan dan/atau cukai

(1) Dibebaskan cukai untuk bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan barang kena cukai.

(2) Pembebasan Bea Masuk

(3) Pajak Dalam Rangka Impor tidak dipungut atas Pemasukan Barang Modal dari luar daerah pabean

(4) Pembebasan cukai sepanjang barang tersebut bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan barang cukai.37

(2) Untuk mendapatkan fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Badan Usaha harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a) memiliki penetapan sebagai Badan Usaha untuk membangun dan/atau mengelola KEK dari Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota atau Kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangannya;

b) memiliki perjanjian pembangunan dan/atau pengelolaan KEK antara Badan Usaha dengan Pemerintah Provinsi, atau Pemerintah Kabupaten/Kota, atau Kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangannya; dan

c) membuat batas tertentu areal kegiatan KEK

(3) Untuk mendapatkan fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pelaku Usaha harus memenuhi syarat umum sebagai berikut:

a) merupakan Wajib Pajak badan dalam negeri; dan

b) telah mendapatkan Izin Prinsip Penanaman Modal dari Administrator KEK.38

Terdapat syarat-syarat yang wajib dipenuhi pelaku atau badan usaha dalam memperoleh kemudahan tersebut, yaitu:

37

38

1. Pelaku atau badan usaha tersebut memiliki penetapan sebagai badan usaha untuk membangun atau mengelola KEK dari pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota atau kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangannya.

2. memiliki perjanjian pembangunan atau pengelolaan KEK antara badan usaha dengan pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota atau kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangannya.

3. Ketiga, membuat batas tertentu areal kegiatan KEK.

Selain itu, pelaku atau badan usaha tersebut wajib memenuhi syarat umum lain seperti merupakan wajib pajak badan dalam negeri. Serta, telah mendapatkan izin prinsip penanaman modal dari administrator KEK.39

Sedangkan wajib pajak badan baru yang melakukan penanaman modal baru sebesar Rp500 miliar sampai Rp1 triliun dan bidang usahanya merupakan rantai produksi kegiatan utama di KEK diberikan fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan untuk jangka waktu paling sedikit lima tahun paling lama 15 tahun sejak produksi komersial dan telah merealisasikan nilai penanaman

Dalam PP disebutkan, wajib pajak badan baru yang melakukan penanaman modal baru lebih dari Rp1 triliun dan bidang usahanya merupakan rantai produksi kegiatan utama di KEK diberikan fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan untuk jangka waktu paling sedikit 10 tahun dan paling lama 25 tahun sejak produksi komersial dan telah merealisasikan nilai penanaman modal.

39

modal.40

Fasilitas tersebut berupa, penangguhan bea masuk, pembebasan cukai sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan barang kena cukai dan tidak dipungut pajak dalam rangka impor. Selain itu toko yang berada pada KEK pariwisata dapat berpartisipasi dalam skema pengembalian pajak pertambahan nilai kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Sedangkan terkait

Untuk wajib pajak badan baru yang melakukan penanaman modal baru dengan rencana penanaman modal baru kurang dari Rp. 500 miliar dan bidang usaha beserta rantai produksinya merupakan kegiatan utama yang berlokasi di KEK yang ditentukan oleh Dewan Nasional KEK, dapat diberikan fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan untuk jangka waktu paling kurang 5 tahun dan paling lama 15 tahun sejak produksi komersial dan telah merealisasikan nilai penanaman modal.

Besaran pengurangan pajak penghasilan badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diberikan paling rendah 20 persen dan paling tinggi 100 persen dari jumlah pajak penghasilan badan yang terutang,” demikian bunyi Pasal 7 Ayat (4) PP tersebut sebagaimana dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet. Dalam PP ini juga disebutkan beberapa fasilitas terkait pemasukan barang impor oleh pelaku usaha di KEK yang berasal dari lokasi pelaku usaha lain dalam satu KEK, pelaku usaha pada KEK lainnya, tempat penimbunan berikat di luar KEK dan kawasan perdagangan bebas serta pelabuhan bebas.

pembelian rumah tinggal atau hunian pada KEK yang kegiatan utama di KEK pariwisata diberikan kemudahan pembebasan pajak penjualan atas barang mewah dan pembebasan pajak penghasilan atas penjualan atas barang yang tergolong sangat mewah.

Adapun dalam hal pada bidang usaha lainnya di KEK ditetapkan sebagai jasa keuangan dapat diberikan fasilitas perpajakan, kepabeanan dan cukai. Melalui PP ini, pemerintah juga mendorong pemerintah daerah agar dapat menetapkan pengurangan, keringanan, dan pembebasan atas pajak daerah atau retribusi daerah kepada badan usaha atau pelaku usaha di KEK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah. Pengurangan pajak daerah atau retribusi daerah sebagaimana dimaksud diberikan paling rendah 50 persen dan paling tinggi 100 persen yang ditetapkan dengan peraturan daerah. “Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan,” demikian bunyi Pasal 87 PP.

Impor barang modal untuk pembangunan dan pengembangan KEK mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam rangka impor hingga tiga tahun. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 104/PMK.010/2016 tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan, dan Cukai pada KEK. Pembebasan bea masuk dan tidak dipungut Pajak Dalam Rangka Impor (selanjutnya disebut PDRI) diberikan untuk jangka waktu pengimporan paling lama tiga tahun sejak berlakunya keputusan pembebasan bea masuk dan PDRI,” bunyi penggalan Pasal 40 ayat (2). Pajak dalam rangka impor

(PDRI) meliputi pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), dan/atau pajak penghasilan (PPh) Pasal 22.41

Apabila melenceng dari ketentuan itu, badan usaha wajib membayar bea masuk dan PDRI serta dikenai sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan perpajakan. Tidak hanya itu, untuk pelaku usaha di KEK yang merupakan wajib pajak badan dalam negeri dan telah mendapatkan izin prinsip penanaman modal dari adminitrastor KEK juga mendapatkan fasilitas serupa. Fasilitas pembebasan bea masuk dan tidak dipungut PDRI atas impor barang modal dan/atau barang dan bahan untuk pembangunan atau pengembangan industri diberikan hanya selama dua tahun. Saat produksinya, terhadap pemasukan barang dari luar daerah pabean juga diberikan fasilitas penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, dan tidak

Jenis dan jumlah barang yang mendapat fasilitas pembebasan bea masuk dan tidak dipungut PDRI ditetapkan oleh administrator KEK. Fasilitas, masih dalam beleid ini, diberikan dengan ketentuan barang modal digunakan di KEK sesuai tujuan pemasukannya oleh badan usaha. Barang modal, dalam aturan tersebut, dinyatakan sebagai barang yang digunakan oleh badan usaha dan pelaku usaha, berupa peralatan dan perkakas untuk pembangunan, perluasan, dan kontruksi, mesin, peralatan pabrik, dan cetakan (moulding). Disamping itu, ada juga suku cadang yang dimasukan tidak bersamaan dengan barang modal bersangkutan.

41

dipungut PDRI. Namun saat diekspor keluar dari daerah pabean berlaku ketentuan kepabeanan dan perpajakan yang ada.42

Setelah dikeluarkan dari satu kesatuan dalam aturan tentang tax holiday, KEK mendapat pengurangan pajak penghasilan yang lebih besar dan lebih lama. Dalam kebijakan ini ada tingkatan pemberian insentif pengurangan pajak penghasilan (PPh) badan berkisar antara lima tahun sampai dengan 25 tahun. Dalam aturan sebelumnya – saat menjadi satu dengan beleid tax holiday hanya sampai 15 tahun dengan deskresi Menteri Keuangan hingga 20 tahun. Besaran fasilitas pengurangan PPh badan diberikan paling rendah 20% dan paling tinggi 100% dari jumlah PPh badan yang terutang. Besarnya pengurangan itu diberikan dengan persentase yang sama tiap tahun selama jangka waktu yang diberikan. Wajib pajak yang dapat diberikan fasilitas pengurangan PPh badan merupakan WP baru. Selain itu, melakukan penanaman modal baru atau melakukan penanaman modal baru dan perluasan atas penanaman modal baru. Untuk perluasan, kegiatan itu harus dilakukan di KEK. Tidak hanya itu bidang usaha perluasan itu harus merupakan kegiatan utama di KEK dengan nilai yang sama dengan penanaman baru.43

b. Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang

Larangan impor dan ekspor di KEK dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang larangan dan pembatasan impor dan ekspor. Pengeluaran barang impor uintuk dipakai dari KEK ke tempat lain dalam daerah pabean (selanjutnya disebut TLDDP) dilakukan sesuai dengan ketentuan

42 Ibid

pembatasan di bidang impor, kecuali sudah dipenuhi pada saat pemasukannya. Barang yang terkena ketentuan pembatasan impor dan ekspor dapat diberikan pengecualian dan/atau kemudahan. Pengeluaran barang untuk ekspor dilengkapi dengan Surat Keterangan Asal (selanjutnya disebut SKA) yang diterbitkan oleh instansi penerbit SKA. Barang yang dikeluarkan ke TLDDP dilengkapi dengan surat keterangan kandungan nilai lokal yang diterbitkan oleh instansi penerbit SKA. Penggunaan SKA yang diterbitkan oleh negara asal dari luar negeri dapat diberlakukan untuk pengeluaran barang dari KEK ke TLDDP. SKA tersebut dapat dipergunakan untuk pengeluaran barang secara parsial dari KEK ke TLDDP dengan menggunakan pemotongan kuota.

Dasar hukum Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang, yaitu

(1) Ketentuan larangan impor dan ekspor di KEK berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang larangan dan pembatasan impor dan ekspor.

(2) Pemasukan barang impor ke KEK belum diberlakukan ketentuan pembatasan di bidang impor kecuali ditentukan lain berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan.

(3) Pengeluaran barang impor untuk dipakai dari KEK ke tempat lain dalam daerah pabean berlaku ketentuan pembatasan di bidang impor, kecuali sudah dipenuhi pada saat pemasukannya.

(4) Terhadap barang yang terkena ketentuan larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan pengecualian dan/atau kemudahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(5) Barang yang terkena ketentuan pembatasan impor dan ekspor dapat diberikan pengecualian dan/atau kemudahan.

(6) Ketentuan pengecualian dan/atau kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur melalui peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan.44

c. Fasilitas dan Kemudahan Ketenagakerjaan

Gubernur membentuk Dewan Pengupahan KEK dan Lembaga Kerja Sama Tripartit Khusus KEK yang terdiri dari pemerintah daerah, serikat pekerja, dan asosiasi pengusaha di KEK untuk melakukan komunikasi, konsultasi, deteksi dini terhadap suatu isu permasalahan ketenagakerjaan dengan memberikan saran dan pertimbangan dalam langkah penyelesaian isu permasalahan tersebut. Badan usaha dan pelaku usaha di KEK yang merupakan pemberi kerja dan akan mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (selanjutnya disebut TKA), harus memiliki rencana penggunaan TKA dan izin mempekerjakan TKA. Perjanjian kerja bersama antara serikat pekerja dengan pegusaha didaftarkan pada adiministrator KEK dan diterbitkan dalam waktu tidak lebih dari 4 (empat) hari. Khusus tentang fasilitas fiskal, Menteri Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.010/2016 tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan dan Cukai pada Kawasan Ekonomi Khusus.

44

d. Fasilitas dan Kemudahan Keimigrasian

Pada Administrator KEK dapat ditunjuk pejabat imigrasi yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang imigrasi45

1) Penanaman modal;

Untuk orang asing yang akan melakukan kunjungan ke KEK dapat diberikan visa kunjungan untuk 1 (satu) kali perjalanan dan beberapa kali perjalanan dalam rangka melakukan tugas pemerintah, bisnis, dan/atau keluarga. Pejabat Imigrasi di KEK dapat memberikan persetujuan visa tinggal terbatas kepada orang asing yang bermaksud tinggal terbatas di KEK dalam rangka;

2) Bekerja sebagai tenaga ahli;

3) Mengikuti suami/istri pemegang izin tinggal terbatas;

4) Mengikuti orang tua bagi anak sah berumur di bawah 18 (delapan belas) tahun; atau

5) Memiliki rumah bagi orang asing.

Bagi orang asing yang bekerja di KEK dan telah memiliki izin tinggal sementara, diberikan izin tinggal tetap, dengan ketentuan;

1) Sebagai pengurus badan usaha atau pelaku usaha yang melakukan penanaman modal paling kurang Rp1.000.000.000,00 (satu miliar Rupiah); atau

2) Melakukan penanaman modal paling kurang Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar Rupiah). Untuk wisatawan asing yang lanjut usia dan telah memiliki izin tinggal sementara, dapat diberikan izin tinggal tetap.

Dasar hukum Fasilitas dan Kemudahan Keimigrasian dalam KEK yaitu Pasal 62, Pasal 63, Pasal 64, Pasal 65, Pasal 66, Pasal 67, Pasal 68, Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71 dan Pasal 72 Peraturan Pemerintah No. 96 Tahun 2015 Tentang Fasilitas Dan Kemudahan Di Kawasan Ekonomi Khusus yang berbunyi Pasal 62

Pada Administrator KEK dapat ditunjuk pejabat imigrasi yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang imigrasi.

Pasal 63

Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang imigrasi dapat menetapkan KEK sebagai Tempat Pemeriksaan Imigrasi.

Pasal 64

Visa Kunjungan Saat Kedatangan dapat diberikan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi, diberikan langsung 30 (tiga puluh) hari dan dapat diperpanjang oleh pejabat imigrasi di kantor Administrator KEK sebanyak 5 (lima) kali dengan jangka waktu masing-masing selama 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 65 Kepada orang asing yang akan melakukan kunjungan ke KEK diberikan visa kunjungan untuk 1 (satu) kali perjalanan.

Pasal 66

(1) Visa kunjungan dapat diberikan untuk beberapa kali perjalanan kepada orang asing yang akan melakukan kunjungan ke KEK dalam rangka: a. tugas pemerintahan; b. bisnis; dan/atau c. keluarga.

(2) Permohonan visa kunjungan beberapa kali perjalanan diajukan kepada menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk pada perwakilan Republik Indonesia dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan: a. paspor yang sah dan masih berlaku paling singkat 6 (enam) bulan; b. rekomendasi dari pejabat Administrator KEK; dan c. pasphoto berwarna.

Pasal 67

(1) Pejabat Imigrasi di KEK dapat memberikan persetujuan Visa Tinggal Terbatas kepada orang asing yang bermaksud tinggal terbatas di KEK dalam rangka: a. penanaman modal;

b. bekerja sebagai tenaga ahli;

c. mengikuti suami/istri pemegang Izin Tinggal Terbatas;

d. mengikuti orang tua bagi anak sah berumur di bawah 18 (delapan belas) tahun; atau

e. memiliki rumah bagi orang asing.

(2) Pejabat Imigrasi di KEK dapat memberikan persetujuan Visa Tinggal Terbatas kepada wisatawan asing lanjut usia yang berkunjung ke KEK pariwisata.

Pasal 68

Pejabat Pemberi Visa pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri setelah memperoleh persetujuan dari Pejabat Imigrasi di KEK dapat memberikan visa tinggal terbatas kepada orang asing yang melakukan penanaman modal, dengan jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun, bagi orang asing yang memiliki paspor kebangsaan.

Pasal 69

(1) Izin tinggal terbatas diberikan untuk waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat di perpanjang.

(2) Setiap kali perpanjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dengan ketentuan keseluruhan izin tinggal diwilayah KEK tidak lebih dari 15 (lima belas) tahun.

(3) Ketentuan yang mengatur seluruh pendapatan negara yang berkaitan dengan izin tinggal terbatas tetap berlaku.

Pasal 70

(1) Bagi orang asing yang bekerja di KEK diberikan Izin Tinggal Sementara. (2) Bagi orang asing yang bekerja di KEK dan telah memiliki Izin Tinggal

Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan Izin Tinggal Tetap, dengan ketentuan:

a. sebagai pengurus Badan Usaha atau Pelaku Usaha yang melakukan penanaman modal paling kurang Rp1.000.000,00 (satu miliar rupiah); atau b. melakukan penanaman modal paling kurang Rp10.000.000,00 (satu miliar

rupiah).

(3) Bagi wisatawan asing yang lanjut usia dan telah memiliki Izin Tinggal Sementara, dapat diberikan Izin Tinggal Tetap.

Pasal 71

(1) Bagi orang asing yang memiliki rumah tinggal atau hunian di KEK pariwisata diberikan:

a. Izin Tinggal Sementara; atau

b. Izin Tinggal Tetap dalam hal orang asing memiliki Izin Tinggal Sementara.

(2) Pemberian Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan sejak orang asing telah diberikan Izin Tinggal Sementara.

(3) Dalam rangka pemberian Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan Usaha bertindak sebagai penjamin sebagaimana dimaksud dalam

Dokumen terkait