• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan keberlanjutan dilakukan setelah kegiatan program Pamsimas reguler selesai dilakukan yang ditandai dengan telah terbangunnya sarana air minum dan sanitasi, dan juga berjalannya mekanisme pengelolaan dan pemeliharaan. Tahapan keberlanjutan bertujuan untuk memberikan penguatan pada aspek-aspek yang mempengaruhi keberlanjutan. Tahapan keberlanjutan dilaksanakan dalam periode 6-12 bulan dengan dampingan dari Tim Fasilitator Masyarakat Keberlanjutan yang ada di tingkat Kabupaten/Kota, serta oleh Dinas-dinas terkait.

8.1 PENGUKURAN CAPAIAN PROGRAM

Pengukuran capaian program adalah proses dimana masyarakat mengkaji dan menilai apakah kegiatan program yang sudah dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan, dan apakah capaian yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang telah disepakati dalam perencanaan partisipatif (PJM ProAKSi dan RKM). Melalui kegiatan refleksi capaian, masyarakat dapat menemukan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan, dan juga faktor-faktor yang menghambat pencapaian tujuan kegiatan. Kegiatan refleksi capaian akan menghasilkan Rencana Kerja, yang akan memastikan pemenuhan tujuan dan capaian RKM maupun PJM ProAKSi. Sehingga, Rencana Kerja akan lebih difokuskan pada komponen kegiatan yang capaian dan tujuannya masih belum terpenuhi.

Pengukuran capaian dilakukan dengan menggunakan tools/alat bantu MPA untuk Monitoring Keberlanjutan Tahap 29. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Tim Fasilitator Keberlanjutan dan LKM. Proses ini dilakukan segera setelah kegiatan regular Pamsimas selesai atau di bulan pertama pada tahapan keberlanjutan.

8.2 PENGUATAN KELEMBAGAAN BP-SPAMS

Sasaran penguatan keberlanjutan di tingkat masyarakat adalah optimalnya fungsi sarana dan prasarana terbangun serta terjadinya perluasan cakupan layanan sarana dan prasarana terbangun. Untuk menjamin terwujudnya sasaran tersebut, di tingkat masyarakat dibentuk Badan Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BP-SPAMS) dan adanya rencana pengembangan dan perluasan dalam bentuk Pembangunan Jangka Menengah Program Air Minum, Kesehatan dan Sanitasi (PJM ProAKSI).

Penguatan BP-SPAMS secara internal dilakukan melalui: 1) Pengukuran Capaian Kinerja BP-SPAMS

2) Penyusunan Rencana Kerja BP-SPAMS 3) Pelaksanaan Rencana Kerja

4) Pemantauan dan Evaluasi

Pemerintah Daerah melalui SKPD terkait di dalam pengelolaan AMPL berkewajiban memberikan pembinaan dan penguatan kepada BP-SPAMS antara lain melalui pelaksanaan bimbingan teknis, dukungan pendanaan operasional dan pemeliharaan, pengembangan kemitraan dan lainnya.

8.3 ASOSIASI BP-SPAMS

Dalam rangka meningkatkan kapasitas BP-SPAMS yang telah terbentuk, pembinaan oleh Pemerintah Daerah dapat dilakukan antara lain dengan fasilitasi pembentukan Asosiasi BP-SPAMS. Asosiasi ini dimaksudkan sebagai wadah komunikasi, pertukaran informasi, pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan SPAMS di masyarakat. Pada tahap lebih lanjut, Asosiasi BP-SPAMS diharapkan mampu menjadi mediator antara BP-SPAMS dengan mitra strategisnya, baik SKPD, PDAM, dunia usaha/swasta (CSR), dan organisasi non pemerintah peduli pembangunan air minum dan sanitasi perdesaan.

Pembentukan asosiasi BP-SPAMS di tingkat kabupaten/kota dapat dilakukan berdasarkan inisiatif pemerintah daerah atau atas inisiatif para pengurus BP-SPAMS. Adanya Asosiasi BP-SPAMS di kabupaten/kota diharapkan mampu menjadi mitra strategis Pemerintah Daerah dalam peningkatan kapasitas BP-SPAMS untuk melanjutkan upaya pemeliharaan, peningkatan kualitas dan perluasan cakupan pelayanan SPAMS terbangun.

8.4 SINKRONISASI HASIL PERENCANAAN MASYARAKAT DENGAN

PERENCANAAN DI TINGKAT DESA

PJM ProAKSI berfungsi sebagai dokumen pelengkap perencanaan pembangunan AMPL di masyarakat. PJM ProAKSi disusun secara partisipatif oleh masyarakat (miskin,kaya, perempuan, laki-laki) sehingga lebih menyentuh kebutuhan masyarakat. Review PJM ProAKSI dan hasil pengukuran capaian kinerja AMPL tahun sebelumnya selanjutnya menjadi acuan di dalam penyusunan Rencana Kerja BP-SPAMS. Untuk mendukung rencana peningkatan cakupan layanan air minum dan sanitasi di desa maka perlu dilakukan sinkronisasi antara PJM ProAKSI dengan RPJM Desa.

Sinkronisasi bertujuan untuk membantu memastikan efektivitas program dan kegiatan AMPL di desa yang pendanaannya bersumber dari swadaya masyarakat dan Alokasi Dana Desa (ADD). Melalui sinkronisasi dimungkinkan untuk teridentifikasinya kebutuhan dukungan kebijakan desa dalam bidang air minum dan sanitasi, seperti Peraturan Desa tentang Perlindungan Sumber Air. LKM berperan dalam sinkronisasi PJM ProAKSI dan

RPJM Desa yang dipimpin Kepala Desa dan dapat difasilitasi oleh Fasilitator Masyarakat Keberlanjutan (FMK) yang masih bertugas.

8.5 KEMITRAAN

Kemitraan adalah suatu pola kerjasama yang saling menguntungkan antar pihak yang bermitra berdasarkan ikatan tertulis/formal. Kemitraan bertujuan untuk meningkatkan manfaat dari penggunaan secara bersama sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak. Kemitraan pada prinsipnya sama dengan gotong royong yang telah mengakar di masyarakat, khususnya di perdesaan.

Kemitraan harus didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:

1) Kesamaan perhatian/kepentingan 2) Saling percaya dan menghormati 3) Tujuan yang jelas dan terukur

Prinsip kemitraan mencakup: 1) Persamaan/equality 2) Keterbukaan/transparansi

3) Saling menguntungkan/mutual benefit

Pelayanan air minum dan sanitasi desa dari hasil pelaksanaan Pamsimas yang dikelola oleh BP-SPAMS. Dalam mendukung keberlanjutan pelayanan BP-SPAMS yang sesuai dengan kinerja yang diharapkan, baik dalam hal kinerja teknis, keuangan, dan administrasi, BP-SPAMS dapat mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak yang peduli dengan pelayanan air minum dan sanitasi, khususnya di perdesaan.

Kemitraan yang dimaksud dapat dilakukan melalui program CSR, lembaga keuangan/perbankan, lembaga non pemerintah (LSM) dan lainnya. Kemitraan ini dapat dikembangkan secara mandiri oleh BP-SPAMS ataupun melalui fasilitasi pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten/kota. Jika di tingkat kabupaten/kota telah ada asosiasi BP-SPAMS, maka asosiasi BP-SPAMS dapat berperan dalam memediasi dan menfasilitasi kemitraan antara BP-SPAMS dengan mitra strategisnya.

Keberhasilan kemitraan ini dinilai sebagai salah satu elemen penting bagi percepatan pencapaian target akses air minum dan sanitasi, baik di tingkat desa, maupun di kabupaten/kota.

Tahapan kegiatan keberlanjutan di tingkat masyarakat secara lebih lengkap dapat dilihat dalam Petunjuk Teknis Penguatan Keberlanjutan Program Pamsimas.

BAB 9. PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN

Dokumen terkait