• Tidak ada hasil yang ditemukan

42 5.1. Kebijakan Terkait Dengan Perencanaan Belanja

Arah kebijakan belanja daerah di kabupaten OKU Timur Tahun 2022 akan lebih dipertajam sesuai dengan prioritas serta target dan sasaran pembangunan, Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening Kas Umum Daerah yang tidak perlu diterima kembali oleh daerah dan pengeluaran lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan diakui sebagai pengurang ekuitas yang merupakan kewajiban daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran.

Selanjutnya arah kebijakan belanja daerah Kabupaten OKU Timur menerapkan 4 (empat) langkah strategis sebagai upaya keberlanjutan proses pemulihan ekonomi serta pencapaian berbagai sasaran dan target pembangunan nasional serta pembangunan daerah Tahun 2022 menjadi pertimbangan penting dalam menyusun Rancangan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2022, strategi ditempuh melalui penetapan arah kebijakan yaitu :

1. Peningkatan pertumbuhan ekonomi didukung sektor pertanian;

2. Pemerataan pembangunan infrastruktur diseluruh wilayah;

3. Percepatan penurunan kemiskinan dan peningkatan kualitas SDM;

4. Stabilitas keamanan dan peningkatan kualitas pelayanan public.

Sebagaimana diketahui bahwa belanja daerah memiliki peran yang sangat penting sebagai stimulan dalam memacu dan memicu perekonomian daerah. Sehubungan dengan itu, maka mengalokasikan anggaran benar-benar diarahkan pada kegiatan yang dapat memberikan multiflier effect yang besar terhadap perekonomian. Pengelolaan belanja daerah ditujukan pada peningkatan proporsi belanja yang memihak kepentingan publik dan stimulan untuk perluasan kesempatan kerja guna menurunkan angka kemiskinan.

Kemudian penggunaan belanja daerah juga harus dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas kebutuhan dasar masyarakat (Pendidikan, kesehatan, perumahan dan permukiman), penanggulangan masalah sosial, menjaga kelayakan fasilitas umum dan fasilitas sosial. Selanjutnya, arah pengelolaan belanja daerah berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada

43 pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Organisasi Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan bidang kewenangan/urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya, disamping itu tetap harus menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam penggunaannya belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi, efektif, ekonomis sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan program-program strategis.

Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah berpedoman pada standar harga satuan regional, analisis standar belanja, dan/atau standar teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Urusan Pemerintahan daerah diselaraskan dan dipadukan dengan belanja negara yang diklasifikasikan menurut fungsi yang antara lain terdiri atas:

a. pelayanan umum;

b. ketertiban dan keamanan;

c. ekonomi;

d. perlindungan lingkungan hidup;

e. perumahan dan fasilitas umum;

f. kesehatan;

g. pariwisata;

h. pendidikan; dan i. perlindungan sosial.

Belanja Daerah menurut organisasi disesuaikan dengan susunan organisasi yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Belanja Daerah menurut Program dan Kegiatan disesuaikan dengan Urusan Pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Program dan Kegiatan rinciannya paling sedikit mencakup:

a. target dan Sasaran;

b. indikator capaian Keluaran; dan c. indikator capaian Hasil.

44 5.2. Kebijakan Rencana Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Transfer dan

Belanja Tidak Terduga

Nomenklatur Program dalam Belanja Daerah serta indikator capaian Hasil dan indikator capaian Keluaran yang didasarkan pada prioritas nasional disusun berdasarkan nomenklatur Program dan pedoman penentuan indikator Hasil dan indikator Keluaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Klasifikasi Belanja Daerah terdiri atas:

A. Belanja Operasi;

Belanja Operasi merupakan pengeluaran anggaran untuk Kegiatan sehari-hari Pemerintah Daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi dirinci atas jenis:

1. Belanja Pegawai;

 Belanja pegawai digunakan untuk menganggarkan kompensasi yang diberikan kepada Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD, serta pegawai ASN dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penganggaran belanja pegawai antara lain berupa gaji/uang representasi dan tunjangan, tambahan penghasilan pegawai ASN, belanja penerimaan lainnya pimpinan dan anggota DPRD serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, insentif pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah/jasa layanan lainnya yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan dan honorarium.

Kebijakan penganggaran belanja pegawai dimaksud memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan ASN disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan ASN serta pemberian gaji ketiga belas dan tunjangan hari raya.

b. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon ASN sesuai dengan formasi pegawai Tahun 2022.

c. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5% dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan.

d. Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/wakil Kepala Daerah, pimpinan dan anggota DPRD serta

45 ASN daerah dibebankan pada APBD Tahun Anggaran 2022 sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

e. Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, pimpinan dan anggota DPRD serta ASN daerah dibebankan pada APBD disesuaikan dengan yang berlaku bagi pegawai ASN sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

f. Penganggaran tambahan penghasilan kepada pegawai ASN memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

g. Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

h. Penganggaran honorarium memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, rasionalitas dan efektifitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud.

2. Belanja Barang dan Jasa

 Belanja barang dan jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang/jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan, termasuk barang/jasa yang akan diserahkan atau dijual kepada masyarakat/pihak ketiga/pihak lain dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan Pemerintah Daerah.

3. Belanja Bunga

 Belanja bunga digunakan Pemerintah Daerah untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang berdasarkan perjanjian pinjaman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Belanja Subsidi

 Pemerintah Daerah dapat menganggarkan belanja subsidi dalam APBD Tahun Anggaran 2022 agar harga jual produksi atau jasa yang dihasilkan oleh badan usaha milik Negara, BUMD dan/atau badan usaha milik swasta, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-46 undangan yang menghasilkan produk atau jasa pelayanan dasar masyarakat.

5. Belanja Hibah

 Belanja hibah berupa uang, barang, atau jasa dapat dianggarkan dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Belanja Bantuan Sosial

 Belanja bantuan sosial berupa uang dan/atau barang dapat dianggarkan dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Belanja Modal

Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan asset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 1 (satu) periode akuntansi.

C. Belanja Tidak Terduga

Belanja tidak terduga merupakan pengeluaran anggaran atas beban APBD untuk keperluan darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, serta pengembalian atas kelebihan pembayaran atas penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.

D. Belanja Transfer

Belanja transfer merupakan pengeluaran uang dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Daerah lainnya dan/atau dari Pemerintah Daerah kepada pemerintah desa. Belanja transfer dirinci atas jenis:

a. belanja bagi hasil; dan b. belanja bantuan keuangan

47 Target belanja daerah kabupaten OKU Timur Tahun 2020 sebesar Rp1.985.978.421.527,00 terealisasi sebesar Rp1.900.173.326.953,73 atau sebesar 95,68% jika dibandingkan dengan target belanja daerah Tahun 2019 sebesar Rp2.113.073.405.390 terealisasikan sebesar Rp1.977.249.387.035,6 Atau sebesar 93,57%, maka realisasi belanja daerah Tahun 2020 mengalami penurunan sebesar Rp 77.076.060.826,6 atau sebesar 3,90%, hal ini disebabkan menurunnya Pendapatan Daerah sebagai sumber pembiayaan belanja daerah, sebagai dampak dari Pandemi COVID-19.

Berdasarkan evaluasi terhadap realisasi belanja daerah Tahun Anggaran 2019, Tahun Anggaran 2020, dan realisasi belanja sampai dengan semester I Tahun Anggaran 2021 serta memperhatikan kondisi dan realisasi pendapatan daerah saat ini yang terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) berikut disajikan estimasi target belanja daerah Tahun Anggaran 2022 pada tabel berikut:

Tabel 5.1

Estimasi Target Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022 Kabupaten OKU Timur

Akun Uraian Proyeksi/ Target Tahun 2022

Sumber: BPKAD Kabupaten OKU Timur Tahun 2021

48 6.1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Kebijakan Pembiayaan Daerah pada APBD Kabupaten OKU Timur terkait dengan proyeksi Penerimaan Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Penerimaan Pembiayaan Daerah berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) serta Penerimaan Piutang Daerah.

Komponen pembiayaan dalam struktur APBD merupakan formasi keuangan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus dalam tindakan keuangan yang mengakibatkan pembebanan dalam APBD. Defisit atau surplus anggaran terjadi apabila ada selisih antara anggaran pendapatan dan anggaran belanja.

Dalam hal APBD diperkirakan defisit, APBD dapat didanai dari penerimaan pembiayaan daerah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD.

Penerimaan Pembiayaan bersumber dari:

a. SiLPA

Penganggaran SiLPA harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2021 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran 2022 yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan.

SiLPA bersumber dari:

1. Pelampauan penerimaan PAD;

2. Pelampauan penerimaan pendapatan transfer;

3. Pelampauan penerimaan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah;

4. Pelampauan penerimaan pembiayaan;

5. Penghematan belanja;

6. Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan; dan/ atau

7. Sisa dana akibat tidak tercapainya capaian target kinerja dan sisa dana pengeluaran pembiayaan.

BAB VI KEBIJAKAN PEMBIAYAAN

Dokumen terkait