• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH DAERAH

6.2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Dalam hal APBD diperkirakan surplus, APBD dapat digunakan untuk pengeluaran Pembiayaan Daerah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD.

50 Pengeluaran Pembiayaan bersumber dari :

a. Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo

Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo didasarkan pada jumlah yang harus dibayarkan sesuai dengan perjanjian pinjaman dan pelaksanaannya merupakan prioritas utama dari seluruh kewajiban Pemerintah Daerah yang harus diselesaikan dalam tahun anggaran berkenaan berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

b. Penyertaan Modal Daerah

Pemerintah Daerah dapat melakukan penyertaan modal pada BUMN dan/atau BUMD.

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dapat dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan dalam Tahun Anggaran 2022 telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah mengenai penyertaan modal daerah yang bersangkutan dan pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Pembentukan Dana Cadangan

Pemerintah Daerah dapat membentuk dana cadangan yang penggunaannya diprioritaskan untuk mendanai kebutuhan pembangunan prasarana dan sarana daerah yang tidak dapat dibebankan dalam 1 (satu) tahun anggaran serta dapat digunakan untuk mendanai kebutuhan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

d. Pemberian Pinjaman Daerah

Pemberian pinjaman daerah digunakan untuk menganggarkan pemberian pinjaman daerah yang diberikan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah lainnya, BUMN, BUMD, dan/atau masyarakat.

Pemberian pinjaman daerah dilaksanakan setelah mendapat persetujuan DPRD dan menjadi bagian yang disepakati dalam KUA dan PPAS, kecuali diatur lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pengeluaran pembiayaan lainnya digunakan untuk menganggarkan pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-perundangan.

Dalam hal APBD diperkirakan surplus, APBD dapat digunakan untuk pengeluaran Pembiayaan Daerah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

51

Pengeluaran pembiayaan daerah tahun 2020 dianggarkan sebesar Rp31.694.500.000,94 dan terealisasi sebesar Rp31.684.951.235,00 yaitu

sebesar Rp 2.544.000.000,00 untuk penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah pada Bank Sumsel Babel dan sebesar Rp.29.140.451.235,00 untuk Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri.

Berikut kami sajikan estimasi pembiayaan daerah tahun anggaran 2022 pada tabel berikut ini :

Tabel 6.1

Proyeksi Target Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2022 Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

1 2 7

7 PEMBIAYAAN DAERAH

7,1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 70.000.000,00 7.1.1 SiLPA Tahun Anggaran Sebelumnya 70.000.000,00 7,2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 34.150.000.000,00 7.2.2 Penyertaan Modal Daerah 5.000.000.000,00 7.2.3 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Yang Jatuh Tempo 29.150.000.000,00 PEMBIAYAAN NETTO (34.080.000.000,00) Kode

Akun Uraian Proyeksi/ Target Tahun 2022

Sumber: BPKAD Kabupaten OKU Timur Tahun 2021

52 Dalam upaya pencapaian target yang direncanakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sector pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan elemen yang cukup penting peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan dengan pembiayaan, maka pendapatan daerah masih merupakan alternatif pilihan utama dalam mendukung program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Arah Pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2022 yaitu melalui estimasi sumber-sumber PAD, pendapatan transfer dan lain-lain pendapatan daerah lainnya. Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah akan diperhatikan upaya untuk peningkatan pendapatan pajak dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Sejalan dengan uraian tersebut diatas, upaya yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten OKU Timur dalam mencapai target pendapatan daerah antara lain sebagai berikut:

1) Membangun komunikasi yang konstruktif dengan berbagai pihak, baik dalam lingkungan pemerintahan, kalangan pengusaha, akademisi, maupun masyarakat.

2) Menjaga konsistensi pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tetap sensitif pada dinamika perkembangan sosial ekonomi masyarakat.

3) Melakukan pembenahan dan pengembangan internal kelembagaan secara terus menerus dalam mendukung peningkatan kualitas pelayanan.

4) Memantapkan kerjasama (kolaborasi) antar sektor dalam mengantisipasi akan terjadinya benturan kepentingan terkait dengan penerapan penegakan aturan (regulatory function) dan pengelolaan pendapatan (budgetory function).

5) Peningkatan upaya sosialisasi / penyuluhan pendapatan daerah khususnya pajak daerah dan retribusi daerah.

6) Peningkatan pelayanan kepada masyarakat, baik kecepatan pelayanan pembayaran maupun kemudahan untuk memperoleh informasi, serta transparansi dan akuntabilitas pelayanan.

BAB VII STRATEGI

PENCAPAIAN

53 7) Peningkatan, pengendalian dan pengawasan terhadap pemungutan

pendapatan daerah.

8) Penertiban sistem dan prosedur pemungutan pendapatan daerah.

9) Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah.

10) Melakukan identifikasi dan validasi data Piutang Pajak khususnya yang berasal dari pelimpahan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Baturaja.

11) Pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah yang potensial.

12) Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, DPR-RI Daerah pemilihan Sumatera Selatan dan Kabupaten dalam pelaksanaan Pendapatan Transfer.

13) Melakukan koordinasi dengan Instansi vertikal / teknis terkait baik ditingkat Provinsi maupun pusat untuk mengintensifkan penerimaan khususnya Dana Transfer Pusat dan Dana Bagi Hasil Pajak Daerah Provinsi.

14) Peningkatan akurasi data-data yang terkait dengan perhitungan DBH Pajak/Bukan Pajak, DAU, DAK , Dana Bagi Hasil Pajak Daerah Provinsi sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan.

Selanjutnya terkait dengan pelaksanaan strategi optimalisasi pendapatan daerah sebagai sumber pembiayaan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik perlu didukung dengan penetapan kebijakan belanja daerah yaitu sebagai berikut:

1. Belanja daerah harus mendukung target capaian prioritas pembangunan nasional Tahun 2022 sesuai dengan kewenangan masing-masing tingkatan Pemerintah Daerah, mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan daerah, dan kemampuan pendapatan daerah serta dalam rangka penerapan tatanan normal baru, produktif danaman COVID-19 di berbagai aspek kehidupan, baik aspek pemerintahan, kesehatan, social dan ekonomi;

2. Belanja daerah selain untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, juga digunakan untuk mendanai pelaksanaan unsure pendukung, unsure penunjang, unsure pengawas, unsure kewilayahan, unsure pemerintahan umum dan unsure kekhususan;

3. Belanja daerah difokuskan pada kegiatan yang berorientasi produktif dan memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pelayanan publik, pertumbuhan ekonomi daerah;

4. Pengalokasian belanja untuk mendanai urusan Pemerintahan Daerah yang besarannya telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan

54 perundang-undangan, antara lain alokasi belanja untuk fungsi pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pengawasan, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, dan kelurahan atau desa;

5. Menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran;

6. Penetapan besaran alokasi belanja daerah berpedoman pada standar harga satuan regional, analisis standar belanja, rencana kebutuhan barang milik daerah dan/atau standar teknis yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang selanjutnya digunakan untuk menyusun RKA-SKPD dalam penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.

Dokumen terkait