• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KEBIJAKAN DAN PROGRAM CSR

5.4 Kebijakan CSR PT Indocement terhadap Ekonomi (Profit)

Komitmen atau kebijakan CSR PT Indocement dalam aspek ekonomi (profit) adalah “Senantiasa menjalankan seluruh kegaitan usaha dengan tetap memperhatikan pembangunan bisnis perusahaan secara berkelanjutan” (Table 7). Pada awal tahun 2004, PT Indocement masih menanggung beban utang sejumlah Rp 5.290 miliar akibat krisis keuangan Asia, sekalipun sejumlah Rp 2.007 miliar dari utangnya telah diselesaikan pada tahun sebelumnya. PT Indocement juga membayar utang sejumlah Rp 681 miliar pada tahun 2004 sehingga PT Indocement berfokus pada pemulihan kondisi kesehatan keuangan yang berkesinambunga. Pada tahun 2005, kondisi keuangan mulai membaik ditunjukkan dengan pengurangan beban utang sebesar Rp 739 miliar menjadi Rp 3.870 miliar. Kemudian pada akhir tahun 2006 jumlah utang PT Indocement menurun menjadi Rp 2.271 miliar dan pada tahun 2007 PT Indocement telah menyelesaikan keseluruhan utang serta menyisakan US$ 150 juta atas pinjamannya (PT Indocement, 2008).

Menguatnya arus kas dari tahun ke tahun, menunjukkan kesehatan keuangan PT Indocement yang semakin membaik dan stabil. Arus kas yang sehat menghasilkan dana internal yang memadai bagi perseroan untuk melaksanakan berbagai program pengembangan berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi. Adanya peningkatan ekonomi secara bertahap menunjukkan komitmen PT Indocement untuk tetap memperhatikan pengembangan kapasitas untuk mempertahankan pertumbuhan dan keunggulan perseroan dengan memanfaatkan peluang secara tepat di masa depan.

PT Indocement telah memberi kontribusi nyata dalam aspek ekonomi perusahaan dan ekonomi negara., juga ekonomi bagi karyawan dan masyarakat sekitar. Total keuntungan PT Indocement pada tahun 2007 adalah sekitar Rp 1 triliun, dengan total pajak penghasilan yang diserahkan kepada pemerintah sekitar Rp 435 milyar (Tabel 5). Kaitannya dengan pendanaan program CSR bagi masyarakat, baik dalam Program Lima Pilar maupun Proyek Pembangunan Berkelanjutan, selama tiga tahun terakhir PT Indocement mengalokasikan dana sebesar Rp 4 milyar rata-rata per tahun (PT Indocement, 2008). PT Indocement menganggap pengeluaran ini sebagai investasi, bukan sebagai biaya operasional.

Tabel 5. Konsistensi Kebijakan dan Implementasi CSR PT Indocement pada Aspek Lingkungan (Planet) ASPEK TRIPLE

BOTTOM LINES KEBIJAKAN IMPLEMENTASI

LINGKUNGAN (PLANET)

Visi: Membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunias, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi sehingga tercipta hubungan yang harmonis

Misi: Menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap menerapkan konsep ramah lingkungan

(environment friendly) Komitmen lainnya:

1. Menjalankan perusahaan untuk selalu mematuhi undang-undang, peraturan yang berlaku dan standar yang relevan

2. Menjalankan perusahaan dengan melaksanakan pengendalian risiko untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, selamat, dan sehat

3. Berupaya untuk menghemat sumber daya alam, mengutamakan keselamatan kerja serta

mengendalikan dan mengurangi dampak terutama emisi debu melalui kegiatan perbaikan secara terus menerus

1. Pemantauan polusi debu

Dipasang alat Penangkap Debu Elektrostatik, pemantauan partikel kontinu dan peyaring debu di setiap cerobong. 2. Pemantauan tingkat kebisingan

Memberikan penutup atau pelindung kedap suara pada ban berjalan.

3. Pemantauan polusi gas rumah kaca

Melaksanan Program Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB) sesuai Protokol Kyoto.

4. Standar PROPER

Meraih Peringkat Hijau tahun 2004 karena melampaui dan memenuhi standar PROPER.

5. Jatropha (Jarak Pagar)

Biji jarak itu dipakai sebagai bahan bakar alternative (biofuel) dalam proses pembakaran indocement. 6. Waste Energy

Menghasilkan biomas (bahan bakar alternatif) dan kompos (pupuk).

7. Proyek Konversi Energi

Pemanfaatan energi yang berasal dari kotoran sapi yang diubah menjadi biogas. Mengurangi emisi gas methan yang merusak ozon.

     

Tabel 6. Konsistensi Kebijakan dan Implementasi CSR PT Indocement pada Aspek Sosial (People) ASPEK TRIPLE

BOTTOM LINES KEBIJAKAN IMPLEMENTASI

SOSIAL (PEOPLE)

Visi: Membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunias, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi sehingga tercipta hubungan yang harmonis

Misi: Menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas

(wholesome)

Komitmen terhadap stakeholders:

1. Karyawan, mencakup : sistem pengupahan, dana pension, K3, meningkatkan bakat karyawan (pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan) 2. Supplier, mencakup kerjasama yang memenuhi

standard dan peraturan yang berlaku serta harga bersaing

3. Konsumen, mencakup: kualitas baik, harga yang layak bersaing dan delivering time

4. Media, mencakup: melakukan koordinasi dan gathering dalam informasi yang seimbang 5. Dunia Pendidikan, mencakup kerjasama

penelitian magang, pihak independen

6. Masyarakat Binaan, mencakup: meningkatkan program untuk menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis dengan lingkungan sekitar

1. Karyawan, Mancakup: Dilakukan Berbagai Program Pelatihan Dan Pengembangan SHE (Safety, Health, And Environmental) Dalam Rangka Peningkatan Sumber Daya Manusia Serta Karyawan Dinilai Berdasarkan Pencapaian Prestasi Kerja Jika Dahulu Berdasarkan Loyalitas

Terhadap Perushaan.

2. Supplier dan Konsumen, mencakup: membangun kepercayaan dan kerjasama melalui penetapan kualitas dan harga yang saling menguntungkan.

3. Media, mencakup: melakukan kerjasama dengan beberapa media cetak dan elektronik untuk meliputi berbagai kegiatan CSR perusahaan.

4. Dunia Pendidikan, mencakup: melakukan berbagai kerjasama penelitian (contoh: program Jatropha), kerjasama PKL/magang dan sebagai pihak independen (melakukan pmetaan sosial dan evaluasi)

5. Masyarakat Binaan, mancakup implementasi Program Lima Pilar dan Sustainable Developmenet Project (SDP). Program Lima Pilar mencakup kegiatan pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosbudag (sosial, budaya dan

olahraga) dan keamanan yang dilakukan setiap tahunya di 12 desa binaan dan cenderung bersifat filantropis.

Sedangkan Sustainable Developmenet Project (SDP) merupakan proyek jangka panjang yang in-line dengan core bisnis perusahaan seperti Jatropha, Pengelolaan Sampah (Waste to Energy), Peternakan dan UMKM.

Tabel 7. Konsistensi Kebijakan dan Implementasi CSR PT Indocement pada Aspek Ekonomi (Profit) ASPEK TRIPLE

BOTTOM LINES KEBIJAKAN IMPLEMENTASI

EKONOMI (PROFIT)

Visi: Membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunias, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi sehingga tercipta hubungan yang harmonis

Misi: Menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan pembangunan bisnis perusahaan secara berkelanjutan

Komitmen lainnya:

Besar anggaran didasarkan pada analisa kebutuhan masyarakat dan prioritas kebutuhan tersebut, tidak diukur

dari berapa besar manfaat yang diberikan dan dirasakan masyarakat

a. Keuntungan Perusahaan pada tahun 2007 sekitar satu triliun rupiah, dengan total pajak kepada pemerintah sekitar 435 milyar rupiah

b. Alokasi dana CSR bagi CD dan SDP sekitar 4 milyar pertahun (4.3 milyar tahun 2006 dan 3.6 milyar tahun 2007) terbagi atas:

Pendanaan kegiatan fisik CSR yang telah dianggarkan secara rutin sebagai biaya investasi (Opex).

Pendanaan guna membiayai aktivitas yang dianggarkan dalam biaya penyelenggaraan (FOH).

Berdasarkan tiga tabel diatas (tabel 5, 6 dan 7) memperlihatkan jika PT Indocement telah menetapkan komitmen dan kebijakan CSR secara tertulis lalu diimplementasikan ke dalam berbagai kegiatan dan program. Secara tertulis, kebijakan CSR PT Indocement telah mempertimbangkan prinsip triple bottom lines yaitu turut memperhatikan keberlanjutan pembangunan dalam aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Namun, dalam wujud implementasi CSR belum memberikan perhatian yang maksimal terhadap aspek sosial (planet) dan aspek ekonomi (profit). Tidak ada secara rinci bagaimana bentuk CSR kepada stakeholders eksternal seperti konsumen, pemasok, NGO dan lain-lain serta transparansi terkait dana kepada stakeholders eksternal (masyarakat). Selain itu, masyarakat di 12 desa binaan sendiri merasakan bahwa implementasi program yang telah dilaksanakan belum tepat sasaran. Hal ini mungkin karena PT Indocement belum menetapkan skala prioritas melalui penetapan wilayah Ring 1, 2 dan 3 yang disusun berdasarkan kontribusi dampak negatif yang diterima masyarakat.

Dokumen terkait