• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM

6.1 Program Pelatihan Montir Sepeda Motor dan

PT Indocement berkomitmen secara berkelanjutan untuk melaksanakan Program Lima Pilar (Community Development), khusunya kepada masyarakat di 12 desa binaan. Kegiatan pelatihan montir sepeda motor dan membatik limbah kertas semen merupakan realisasi dari Pilar Pendidikan dalam Program Lima Pilar PT Indocement. Menurut informan PT Indocement (Ibu LI) yang diwawancarai, mengungkapkan bahwa kedua pelatihan ini dilakukan berdasarkan hasil survei pemetaan sosial yang dilakukan di 12 desa binaan. Pemetaan sosial tersebut dilakukan PT Indocement melalui pihak ketiga (independen). Hasil pemetaan sosial tersebut memperlihatkan data sosiodemografi dan kebutuhan masyarakat di 12 desa binaan terkait kondisi kependudukan, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan potensi sumber daya manusia. Seperti yang dikemukan oleh salah satu informan (Ibu LI) bahwa di 12 desa binaan masih banyak pemuda usia produktif yang tidak bekerja atau pengangguran. Oleh karena itu, PT Indocement turut memfasilitasi para pemuda desa binaan melalui kegiatan pelatihan montir sepeda motor dengan harapan dapat menciptakan montir sepeda motor yang siap kerja.

Tujuan pelatihan montir sepeda motor ini adalah turut membantu program pemerintah dalam meningkatkan keterampilan sumber daya manusia melalui pemberian pelatihan. Pelatihan ini melibatkan kerjasama dengan pihak Dinas Ketenagakerjaan dan Dinas Transmigrasi Kabupaten Bogor. Kegiatan pelatihan ini telah dilaksanakan secara terencana dan berkelanjutan, diperlihatkan dengan

dihasilkan tiga angkatan peserta pelatihan yang dilakukan masing-masing pada tahun 2007, 2008 dan 2009. Jumlah perserta pelatihan adalah 12 peserta yang berasal dari 12 desa binaan dengan syarat usia 17 – 35 tahun. Proses rekrutmen peserta dilakukan melalui sosialisasi baik secara tertulis maupun lisan melalui Bilikom, surat edaran melalui kantor desa dan tokoh masyarakat. Mempertimbangkan kapasitas dan sumberdaya pelatihan, dilakukan seleksi terhadap calon peserta (terutama bagi yang belum bekerja dan punya motivasi yang tinggi), sehingga hanya 12 peserta terbaik yang lolos seleksi pada setiap angkatan. Pemberitahuan lolos seleksi dilakukan secara tertulis melalui kantor desa. Materi pelatihan yang diberikan mencakup kelompok materi inti dan materi tambahan. Kelompok materi pelatihan inti mencakup teori dan praktik pengantar sepeda motor, kelistrikan, chasis, turun mesin, dan toube shoting. Materi tambahan terkait aspek ketenagakerjaan, meliputi pembentukan sikap mental, serta Keselamatan, Keamanan dan Kesehatan Kerja (K3). Metode pelatihan dilakukan dalam bentuk teori dan praktik. Dari segi alokasi waktu, praktik memiliki bobot lebih yaitu sekitar 85 persen, sedangkan teori dengan bobot 15 persen. Pelatihan ini dilaksanakan di Gedung Sekolah Magang Indocement (SMI).

Sedangkan tujuan pelatihan membatik limbah kertas semen adalah sebagai bentuk kepedulian PT Indocement dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal yaitu mengembangkan usaha ekonomi lokal di lingkungan desa binaan sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru untuk industry rumahtangga yang dapat menambah pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa binaan, serta meningkatkan kepedulian pada lingkungan. Pelatihan ini melibatkan kerjasama dengan Batik Harris Riadi, Pekalongan dengan pemberian materi seputar limbah kertas, teori dan praktik membatik, penggunaan warna alam serta belajar membatik diatas limbah kertas semen. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 2 hingga 6 Februari tahun 2009 dan dilangsungkan di Base Camp Quarry A PT Indocement unit operasi Citeureup. Pelatihan diikuti oleh 12 orang peserta yang berasal dari empat desa binaan yaitu Desa Lulut, Leuwi Karet, Gunung Sari, dan Pasir Mukti. Target PT Indocement setelah pelatihan ini selesai dilaksanakan adalah peserta pelatihan akan dibuat kelompok usaha membatik limbah kertas semen yang selanjutnya akan dibuat aneka produk

kerajinan tangan dan dibantu modal usaha melalui program UMKM (Usaha Masyarakat Kecil Menengah).

Gambaran umum peserta pelatihan montir sepeda motor dan limbah kertas semen mencakup jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendidikan terakhir, jumlah anggota keluarga, jumlah tanggungan, pengalaman kerja sebelumnya dan motivasi mengikut pelatihan, disajikan pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Jumlah dan Persentase Peserta Pelatihan Berdasarkan Identitas

No. Identitas Peserta Jumlah

(N) Persentase (%) Laki-laki 4 50,0 Jenis Kelamin Perempuan 4 50,0 1. Jumlah 8 100,0 < 30 tahun 5 62,5 Usia ≥ 30 tahun 3 37,5 2. Jumlah 8 100,0 Belum Menikah 1 12,5 Status Perkawinan Menikah 7 87,5 3. Jumlah 8 100,0 SD / Sederajat 2 25,0 SLTP / Sederajat 4 50,0 SLTA / Sederajat 2 25,0 Diploma 0 0,0 Pendidikan Terakhir Sarjana 0 0,0 4. Jumlah 8 100,0 < 4 orang 4 50,0 Jumlah Anggota Keluarga ≥ 4 orang 4 50,0 5. Jumlah 8 100,0 < 3 orang 6 75,0 Jumlah Tanggungan ≥ 3 orang 2 25,0 6. Jumlah 8 100,0 Tidak Bekerja 2 25,0 Pengalaman Kerja

Sebelum Pelatihan Bekerja 6 75,0

7.

Jumlah 8 100,0

Karena ingin belajar 6 75,0

Karena hobi 2 25,0

Karena terpaksa/disuruh

orang 0 0,0

Motivasi

Karena ajakan orang 0 0,0

8.

Berdasarkan Tabel 8, terlihat bahwa semua peserta yang mengikuti pelatihan montir sepeda motor berjenis kelamin laki-laki sedangkan peserta yang mengikuti pelatihan membatik limbah kertas semen berjenis kelamin perempuan. Lima orang peserta termasuk ke dalam usia muda ( < 30 tahun) dan tiga orang peserta termasuk usia dewasa ( ≥ 30 tahun). Mayoritas peserta berstatus menikah dan memiliki tangungggan rata-rata dua hingga tiga orang dalam keluarga. Namun terdapat dua peserta yang memiliki jumlah tanggungan sebanyak 4 orang diluar isteri dan anak. Mayoritas pendidikan akhir peserta adalah tamatan SLTA dan sudah bekerja baik sebelum dan sesudah pelatihan. Sebelum mengikuti pelatihan tiga peserta bekerja musiman sebagai pekerja kontraktor, satu peserta sebagai pekerja pabrik, guru dan pegawai negeri. Sedangkan setelah pelatihan beberapa dari peserta pelatihan montir sepeda motor jika ada waktu luang bekerja sebagai buruh untuk menambah penghasilan. Peserta mengikuti pelatihan atas dasar keinginan sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Sedangkan peserta pada pelatihan montir sepeda motor sebelum mengikuti pelatihan sudah menyukai sedikit tentang perbaikan motor, seperti yang diungkapkan oleh peserta bahwa:

“Sebelum ikut pelatihan juga udah seneng ngotak-ngatik motor sendiri jadi taulah dikit-dikit tentang motor walaupun nga pernah sekolah tau kerja yang berhubungan sama motor/bengkel” ( Kang SM, Kang HM, Kang AS, Kang AJ).

Dokumen terkait