• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Dalam dokumen rkpd kabupaten rembang tahun 2015 (Halaman 107-112)

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

A. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Arah kebijakan ekonomi daerah disusun berdasarkan kajian internal dan eksternal serta berpedoman pada dokumen RPJMD 2011-2015. Untuk menjamin keberlanjutan arah pembangunan, arah kebijakan ekonomi Kabupaten Rembang Tahun 2014 harus sejalan dengan kebijakan ekonomi nasional dan provinsi Tahun 2014. Arah pembangunan perekonomian diprioritaskan pada sektor yang memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB, juga pada sektor yang memiliki prospek ke depan yang baik serta tahan terhadap gejolak ekonomi. Berikut arah kebijakan ekonomi daerah Tahun 2015 yang mendasarkan pada perkembangan ekonomi daerah, nasional dan global serta tantangan yang masih akan dihadapi :

a) Pro Growth: Mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui koordinasi dan efektivitas kebijakan sektor riil. Pemilihan potensi komoditas unggulan sebagai basis pengembangan wilayah merupakan bagian terpenting dalam upaya meningkatkan daya saing daerah. Pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya dari UMKM akan terus dilakukan termasuk memberdayakan peranan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan ini akan dilaksanakan dengan terus melakukan peningkatan sumberdaya manusia dalam hal manajerial maupun teknis untuk mendorong penguatan daya saing produk, fasilitasi kemudahan dalam akses permodalan bagi UMKM, fasilitasi promosi

produk-produk industri dan promosi pariwisata untuk mendatangkan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara;

b) Pro Poor: Mendorong peningkatan pemerataan distribusi pendapatan melalui percepatan pertumbuhan ekonomi di pedesaan, pesisir pantai dan penciptaan keseimbangan pembangunan di setiap wilayah. Pengembangan kawasan- kawasan khusus seperti pengembangan kawasan minapolitan, pengembangan sentra-sentra produksi andalan pada sektor-sektor potensial, percepatan pembangunan pertanian melalui program revitalisasi pembangunan pertanian dan pembangunan perdesaan melalui peningkatan produksi pangan, peningkatan produktivitas pertanian dan pengembangan diversifikasi usaha di perdesaan, pemberdayaan ekonomi rakyat dan memperluas cakupan program pembangunan yang berbasis masyarakat, pengembangan produk unggulan (core business daerah) yang meliputi: agribisnis, industri pertambangan, UMKM dan hasil perikanan;

c) Pro Job: Meningkatkan investasi daerah yang ramah lingkungan dan mampu memperluas kesempatan kerja dan berusaha yang pada gilirannya mampu meningkatkan pendapatan perkapita. Kebijakan yang ditempuh antara lain melalui perbaikan iklim investasi yang kondusif bagi dunia usaha, baik skala usaha kecil, menengah maupun besar. Beberapa langkah yang ditempuh dalam menciptakan iklim investasi dan daya tarik investasi melalui penyediaan informasi potensi daerah, penyederhanaan perijinan dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu atap, membangun prasarana penunjang, melindungi kepastian hukum dan penyediaan tenaga kerja di daerah, meningkatkan produktivitas dan akses UMKM pada sumberdaya produktif serta mendorong perkembangan sektor- sektor ekonomi yang memberikan dampak multiplier yang tinggi terhadap pendapatan masyarakat.

d) Pro Environment: Percepatan pembangunan sarana dan prasarana dilakukan untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi maupun peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Cakupan sarana dan prasarana dasar tersebut diarahkan untuk menyediakan sarana dan prasarana dasar di bidang kesehatan, pendidikan, sosial ekonomi masyarakat, pekerjaan umum, perhubungan dan irigasi. Selain itu, prasarana yang dibangun juga ditujukan untuk meningkatkan aksesibilitas guna memperlancar aliran investasi dan produksi untuk menciptakan keterkaitan ekonomi antar wilayah dengan tetap memperhatikan aspek berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Untuk menjamin keberlanjutan pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang diharapkan maka perlu dilakukan perbaikan kualitas lingkungan melalui upaya pemantauan kualitas lingkungan

dan rehabilitasi lahan serta penerapan sanksi bagi pelanggar masalah lingkungan.

A.1. Kondisi Ekonomi DaerahTahun 2013 Dan Perkiraan Tahun 2015

Perkembangan kondisi ekonomi daerah dapat dilihat dari indikator ekonomi makro serta perekonomian daerah. Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dengan perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan perekonomian global. Ada faktor-faktor perekonomian yang tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti yang menyangkut kebijakan pemerintah pusat menyangkut sektor moneter maupun sektor riil. Kemudian juga pengaruh perekonomian global seperti pengaruh naik turunnya harga minyak dunia, dan nilai tukar mata uang asing, dan yang terakhir adalah pengaruh krisis keuangan global yang telah berdampak pada meningkatnya pemutusan hubungan kerja dan kelesuan pasar ekspor. Ditengah tekanan faktor eksternal, kinerja perekonomian Kabupaten Rembang selama kurun waktu tiga tahun terakhir terjaga dalam level pertumbuhan yang positif dan mencapai

rata-rata 4,38% per tahun. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Rembang mencapai 5,03 % dan proyeksi tahun 2015 diharapkan akan mencapai peningkatan diatas kisaran 5%. Proyeksi ini didasarkan pada asumsi membaiknya kondisi perekonomian baik regional maupun nasional. Perekonomian Kabupaten Rembang selama ini masih ditopang oleh 3 sektor primer yaitu Pertanian, Perdagangan Umum dan Jasa, dimana akan terus berlanjut di tahun 2015. Meskipun pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Rembang tahun 2013 masih dibawah target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5,76 %, akan tetapi dengan melihat kondisi makro ekonomi maka di tahun 2015 perekonomian Kabupaten Rembang akan tumbuh di kisaran

5,02%. Sementara itu, laju inflasi sampai dengan tahun 2013 cenderung

masih terjaga pada kisaran 6,88 %.

Tabel 3.1

Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi (%) Tahun 2012 s/d 2014

No Indikator 2012 2013 2014*

1. Pertumbuhan ekonomi (%) 4,48 5,03 4,86

2. Inflasi (%) 4,28 6,88 5,00

*2014 angka sangat sementara

Gambaran kondisi perekonomian Kabupaten Rembang tersebut terlihat melalui perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB (berdasarkan harga konstan tahun 2000) pada tahun 2012 dan prediksi 2015 menunjukan perkembangan yang bersifat positif. Total PDRB (Atas dasar harga konstan tahun 2000), tahun 2012 sebesar Rp. 2.500.796 juta rupiah dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 2.626.475,93 juta rupiah. Struktur PDRB tersebut didominasi oleh tiga sektor yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor Jasa-jasa.

Laju pertumbuhan ekonomi ditinjau dari sisi pengeluaran yang terjadi selama tahun 2013 dan prediksi tahun 2015 cenderung lebih banyak ditopang oleh faktor konsumsi termasuk dipacu kredit konsumsi yang banyak disalurkan oleh lembaga keuangan. Pengeluaran pemerintah termasuk penyumbang signifikan yang mendorong perekonomian daerah melalui pelayanan publik dan investasi pemerintah. Selanjutnya besaran PDRB per kapita di suatu daerah dapat menggambarkan secara relatif tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Besarnya PDRB per kapita (ADHK tahun 2000) pada tahun 2013 sebesar 4.313.455,40 rupiah dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2014. Perkembangan PDRB dan PDRB perkapita tahun 2012 dan prediksi 2013 dan 2014 selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.2

PDRB dan PDRB Perkapita Kabupaten Rembang Tahun 2012 dan 2013 (ADHKTahun 2000)

No Indikator 2012 2013 2014*

1. PDRB ADHK tahun 2000 (juta rupiah) 2.500.796 2.626.475,93 2.605.164 2. PDRB Perkapita ADHK tahun 2000

(ribu rupiah)

4.218,41 4.313,45 4.491,49

*2014 angka sangat sementara

Sumber : Bappeda Kab. Rembang (data diolah)

A.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015

Secara umum tantangan dan prospek perekonomian pada tahun 2015 diproyeksi dalam kondisi yang tumbuh positif. Meskipun akan menghadapi event Pemilukada akan tetapi dengan kesadaran seluruh pemangku kepentingan maka diharapkan situasi perpolitikan tidak akan mempengaruhi kondisi perekonomian di Kabupaten Rembang. Berikut adalah gambaran kondisi perekonomian pada tahun 2015:

Pertama, Perekonomian Kabupaten Rembang yang relatif stabil dan terjaga dari sisi variabel ekonomi makronya, menjadi kekuatan bagi fundamental perekonomian Rembang untuk beberapa tahun mendatang. Meskipun pemulihan kondisi perekonomian global dan kebijakan nasional dapat berdampak pada kinerja perekonomian Kabupaten Rembang, namun terjaganya daya beli masyarakat diharapkan dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat stabil diatas angka 5% di tahun 2014 dan 2015. Selain itu, variabel inflasi juga dapat terjaga di bawah angka 5%.

Kedua, Tingkat pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Rembang yang semakin terkendali diharapkan dapat menjadi kekuatan bagi peningkatan perekonomian Kabupaten Rembang ke depannya. Pada tahun 2012 tingkat pengangguran tercatat 5,80% dan meningkat menjadi 5,98% di tahun 2013. Ditargetkan angka ini semakin menurun pada periode 2013-2015.

Ketiga, Iklim investasi di Kabupaten Rembang yang semakin baik, terlihat dari meningkatnya jumlah dan nilai investasi baik PMDN sejak tahun 2012. Hal ini tidak lepas dari tingkat kondusifitas daerah yang terjamin serta

adanya fasilitas Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) yang

memudahkan birokrasi pelayanan perijinan, meskipun perlu terus

dioptimalkan. Oleh karena itu di tahun 2013-2015 diharapkan dengan iklim investasi yang terjaga, nilai investasi di Kabupaten Rembang semakin meningkat.

Keempat, Kinerja pengelolaan keuangan Kabupaten Rembang lebih baik dibandingkan kabupaten/kota lainnya. Hal ini terlihat dari realisasi APBD yang meningkat di tahun 2013 menjadi 1,1 triliun rupiah menjadikan Pemerintah Kabupaten Rembang akan lebih leluasa dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan.

Kelima, Struktur keuangan Kabupaten Rembang yang semakin menunjukkan perbaikan, ditandai dengan meningkatnya capaian penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di tahun 2013 yaitu 97,37% atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaiannya pada 2012 yang hanya sebesar 88,17%. Capaian PAD ini diharapkan meningkat di tahun 2013-2015 mendatang, dikarenakan berjalannya manajemen pajak dan retribusi yang cukup baik.

Ketujuh, Kebijakan pemerintah yang semakin memperhatikan kesejahteraan ekonomi masyarakat, baik melalui program pendampingan pertanian, perkebunan dan peternakan, pembangunan sentra PKL yang semakin bertambah tiap tahunnya serta pemberian pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan skill dan kemampuan kewirausahaan. Selain itu, peningkatan

ketahanan pangan dengan program desa mandiri pangan secara tidak langsung menjaga sektor pertanian di Rembang agar tetap ada serta diharapkan dapat menjadi salah satu ikon pariwisata baru di Kabupaten Rembang.

Tabel 3.3

Prediksi Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Rembang Tahun 2015

No Indikator Makro Ekonomi Target

1 PDRB Juta Rupiah( ADHK 2000 ) 3.054.548,66

2 PDRB / kapita ADHK 2000 4.577.530

3 Laju Pertumbuhan Ekonomi ( %) 5,33

4 Inflasi ( % ) 5.00 5 Angka Kemiskinan (%) 18,00 6 Angka Pengangguran (%) 5,00 7 IPM 74,80 8 IPG 65,25 9 IDG 70.55

Sumber : Bappeda (Hasil Analisis)

Dari uraian di atas dan mengacu pada kebijakan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Rembang 2010-2015, maka fokus kebijakan pembangunan daerah pada tahun 2014- 2015 menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia di segala bidang kompetensi, profesional, mandiri dan bermanfaat dengan di dasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan pengembangan tatakelola pemerintahan yang baik, responsif terhadap perkembangan dan perubahan dinamika kebijakan serta proaktif dalam mengantisipasi perkembangan global, ditopang oleh teknologi komunikasi dan informasi yang memadai.

Dalam dokumen rkpd kabupaten rembang tahun 2015 (Halaman 107-112)