• Tidak ada hasil yang ditemukan

rkpd kabupaten rembang tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "rkpd kabupaten rembang tahun 2015"

Copied!
394
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH [ RKPD ]

KABUPATEN REMBANG

TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG

(2)

BUPATI REMBANG

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI REMBANG

NOMOR 7

TAHUN 2014

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN REMBANG TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI REMBANG,

Menimbang

:

a.

bahwa

untuk

melaksanakan

ketentuan

Pasal

7

Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor

23

Tahun

2013

tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian

dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan

Bupati

tentang

Rencana

Kerja

Pemerintah

Daerah

Kabupaten Rembang Tahun 2015;

Mengingat

:

1.

Undang - Undang Nomor 13 Tahun 1950, tentang

Pembentukan Daerah - daerah Kabupaten dalam

Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

2.

Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2003 tentang

Keuangan

Negara

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2003

Nomor

47,

Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3.

Undang Undang Nomor

1

Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

(3)

5.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844);

6.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun

2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan

Ruang

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2007

Nomor

66,

Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

8.

Undang Undang

Nomor

12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang

Undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234);

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2005

Nomor

140,

Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4578);

10.

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang

Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik

Indonesia

Tahun

2006

Nomor

96,

Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

11.

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang

Tata

Cara

Penyusunan

Rencana

Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 97 Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4664);

(4)

13.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4815);

14.

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4816);

15.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4817);

16.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

17.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

2010

tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun

2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan

Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2012 Nomor 450) Sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39

Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang

Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang

Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja

Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2012 Nomor 540);

19.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);

20.

Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2

(5)

21.

Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kabupaten Rembang sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Rembang Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan

atas Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja

Perangkat Daerah Kabupaten Rembang;

22.

Peraturan Daerah Kabupaten Rembang

Nomor 1

Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Rembang Tahun

2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 1

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Rembang

Nomor 92);

23.

Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 10

Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Rembang

Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Tahun 2010

Nomor 10 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten

Rembang Nomor 98);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

:

PERATURAN

BUPATI

TENTANG

RENCANA

KERJA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN

2015

Pasal 1

(1) Menetapkan

Rencana

Kerja

Pemerintah

Daerah

Kabupaten

Rembang

Tahun

2015

sebagaimana

tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

(2) Rencana

Kerja

Pemerintah

Daerah

Kabupaten

Rembang Tahun 2015 sebagaimana dimaksud pada

ayat

(1)

merupakan

penjabaran

dari

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Rembang Tahun 2010 2015.

(6)

Pasal 2

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Bupati ini dengan penempatannya

dalam Berita Daerah Kabupaten

Rembang.

Diundangkan Di Rembang

pada tanggal

21

Mei 2014

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN REMBANG

HAMZAH FATONI

BERITA DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2014 NOMOR 7

Ditetapkan Di Rembang

pada tanggal

Mei 2014

Plt. BUPATI REMBANG

WAKIL BUPATI

(7)

DAFTAR ISI

BAB

I

PENDAHULUAN

...

I

-

1

A

Latar Belakang ...

I

-

1

B.

Dasar Hukum Penyusunan ...

I

-

3

C

Hubungan antar dokumen ...

I

-

5

D

Sistematika ...

I

-

6

E

Maksud dan Tujuan ...

I

-

7

BAB

II

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN

LAPORAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN ...

II

-

1

A.

Gambaran Umum Kondisi Daerah .………

II

-

1

B

Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD

sampai dengan tahun berjalan ...

II

-

3

1

Evaluasi Agregatif Pembangunan Daerah

Kabupaten Rembang ...

II

-

3

2

Evaluasi Kinerja Urusan Kewenangan ...

II

-

10

C

Permasalahan/Isu Pembangunan Daerah ...

II

-

86

BAB

III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ...

III

-

1

A

Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ...

III

-

1

1

Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan

Perkiraan Tahun 2014 ...

III

-

3

2

Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah

Tahun 2015 ...

III

-

4

B.

Arah Kebijakan Keuangan Daerah ...

III

-

6

1

Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ...

III

-

6

2

Arah Kebijakan Belanja Daerah ...

III

-

8

3

Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ...

III

-

11

BAB

IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV

-

1

A

Tujuan

dan

Sasaran

Pembangunan

RPJMD

2010-2015 ...

IV

-

1

B

Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

2015 ...

IV

-

4

BAB

V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 ...

V

-

1

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

2. 1.

Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Rembang ...

II-1

Tabel

2. 2.

Capaian Indikator Agregat IPM Kabupaten Rembang Tahun

2012-2013 ...

II-3

Tabel

2. 3.

Pertumbuhan Ekonomi, Laju Inflasi dan Nilai Tukar Petani (%)

Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ...

II-6

Tabel

2. 4.

PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dan Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2013 (juta Rupiah) ...

II-7

Tabel

2. 5.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Konstan

(2000) Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah) ...

II-8

Tabel

2. 6.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Berlaku

Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah) ...

II-8

Tabel

2. 7.

Data Penduduk Miskin dan Tingkat Pengangguran Terbuka

di Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ...

II-9

Tabel

2. 8.

Capaian IPG dan IDG Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ...

II-10

Tabel

2. 9.

Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendidikan

di Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ...

II-11

Tabel

2.10.

Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan

Di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013 ...

II-11

Tabel

2.11.

Angka Kelulusan Masing-masing jenjang Pendidikan

Di Kabupaten Rembang 2011 – 2013 ...

II-12

Tabel

2.12.

Angka Transisi SMP dan SMA Tahun 2011-2013 ...

II-12

Tabel

2.13.

Angka Putus Sekolah Jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA

Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ...

II-13

Tabel

2.14.

Jumlah Sekolah di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013 ...

II-13

Tabel

2.15.

Jumlah Murid di Kabupaten Rembang Tahun 2012 – 2013 (orang) ...

II-14

Tabel

2.16.

Jumlah Guru di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013 ...

II-14

Tabel

2.17.

Ratio Guru Terhadap Murid Tahun Ajaran 2011 – 2013 ...

II-14

Tabel

2.18.

Ratio Kelas terhadap Murid Tahun Ajaran 2011 – 2013 ...

II-15

Tabel

2.19.

Ratio Sekolah terhadap Murid Tahun Ajaran 2011 – 2013 ...

II-15

Tabel

2.20.

Kondisi Ruang Kelas Masing-masing Satuan Pendidikan Berdasarkan

Tingkat Kerusakan 2011 -2013 (Unit) ...

II-15

Tabel

2.21.

Persentase Kondisi Ruang Kelas Masing-masing Satuan Pendidikan

di Kabupaten Rembang Berdasarkan Tingkat Kerusakan 2011-2013...

II-16

Tabel

2.22.

Jumlah Guru Berdasarkan Kualifikasinya Untuk Jenjang Pendidikan

SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA di Kabupaten Rembang 2011 – 2013..

II-17

Tabel

2.23.

Persentase SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang Memiliki Sarana

Pendukung Pembelajaran di Kabupaten Rembang 2011 – 2013 ...

II-18

Tabel

2.24.

Persentase SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang melaksanakan

MBS di Kabupaten Rembang 2011 – 2013 ...

II-19

Tabel

2.25.

Hasil Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

Kabupaten Rembang Tahun 2013 ...

II-19

Tabel

2.26.

Rasio Jumlah Dokter Terhadap Jumlah Penduduk Tahun

2011-2013

...

II-20

Tabel

2.27.

Perkembangan Status Gizi Balita Tahun 2011 - 2013 ...

II-21

Tabel

2.28.

Jumlah

Posyandu dan Balita Tahun 2011 – 2013 ...

II-21

Tabel

2.29.

Jumlah

Posyandu dan Balita Menurut Kecamatan Tahun 2013 ...

II-22

Tabel

2.30.

Rasio Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Terhadap Jumlah

Penduduk Tahun 2011 s.d 2013 ...

II-23

Tabel

2.31.

Kunjungan Puskesmas di Kab. Rembang Tahun 2011- 2013 ...

II-23

Tabel

2.32.

Jumlah Kunjungan Rawat di Kabupaten Rembang Tahun 2011 –

2013. ...

II-24

Tabel

2.33.

Hasil Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

Kabupaten Rembang tahun 2013 ...

II-25

Tabel

2.34.

Panjang Jalan Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ...

II-26

Tabel

2.35.

Jumlah dan Panjang Jembatan di Kab. Rembang Tahun 2011 – 2013 ..

II-28

Tabel

2.36.

Panjang Saluran Irigasi Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ...

II-31

Tabel

2.37.

Kondisi Permukiman di Kabupaten Rembang Tahun 2012 – 2013 ...

II-32

Tabel

2.38.

Pemberian Rekomendasi Penerbitan Izin Prinsip BKPRD Kabupaten

Rembang Tahun 2011-2012 ...

II-36

Tabel

2.39.

Data Organisasi Kepemudaan di Kabupaten Rembang Tahun 2011 –

(9)

Tabel

2.40.

Data Sarana dan Prasarana Olahraga di Kabupaten Rembang

Tahun 2011-2013 ...

II-39

Tabel

2.41.

Jenis dan Klub Cabang Olahraga di Kabupaten Rembang

Tahun 2011- 2013 ...

II-39

Tabel

2.42.

Jenis Cabang Olahraga Unggulan di Kabupaten Rembang

Tahun 2011 – 2013 ...

II-40

Tabel

2.43.

Organisasi Olahraga di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013 ...

II-40

Tabel

2.44.

Prestasi Atlet menurut Cabang Olahraga Kabupaten Rembang

Tahun 2011-2013 ...

II-41

Tabel

2.45.

Pelayanan Perijinan Di Kabupaten Rembang Tahun 2010-2012 ...

II-42

Tabel

2.46.

Perkembangan Nilai Realisasi Investasi Swasta (PMA/PMDN)

di Kabupaten Rembang Tahun 2010-2012

...

II-44

Tabel

2.47.

Perkembangan Koperasi dan UKM di Kabupaten Rembang

Tahun 2010-2012 ...

II-46

Tabel

2.48.

Cakupan Pelayanan Administrasi kependudukan Kabupaten Rembang

Tahun 2010 – 2012 ...

II-46

Tabel

2.49.

Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan KTP, KK, Akte Lahir Tahun

2010-2012 ...

II-47

Tabel

2.50.

Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Rembang Tahun 2010-2012 ...

II-48

Tabel

2.51.

Tingkat Pendidikan Pencari Kerja Tahun 2010-2012 (orang) ...

II-48

Tabel

2.52.

Jenis dan jumlah Peserta pelatihan di BLK Kabupaten Rembang

Tahun 2010-2012 ...

II-49

Tabel

2.53.

Perkembangan Neraca Bahan Makanan 6 Bahan Makanan Pokok

Masyarakat di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2012 ...

II-53

Tabel

2.54.

Matrik Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban

Kekerasan Kabupaten Rembang Tahun 2012 ...

II-51

Tabel

2.55.

Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah dan swasta

Tahun 2010-2012 ...

II-53

Tabel

2.56.

Jumlah Kasus KDRT Tahun 2010-2012 ...

II-53

Tabel

2.57.

Jumlah Kasus KDRT Menurut Kecamatan Tahun 2012 ...

II-54

Tabel

2.58.

Matrik Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Layanan

Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Kabupaten

Rembang Tahun 2010-2012 ...

II-54

Tabel

2.59.

Perkembangan Pembangunan Keluarga Berencana

dan Keluarga Sejahtera Tahun 2010 – 2012 ...

II-56

Tabel

2.60.

Data Bidang Perhubungan Kabupaten Rembang Tahun 2010 – 2012....

II-59

Tabel

2.61.

Data Status Tanah Bersertifikasi di Kabupaten Rembang

Tahun 2010−2012 ...

II-60

Tabel

2.62.

Angka Kriminalitas Kabupaten Rembang tahun 2010-2012 ...

II-62

Tabel

2.63.

Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2010-2012 ...

II-63

Tabel

2.64.

Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk Tahun 2010-2012 ....

II-63

Tabel

2.65.

Rasio Jumlah Pos Siskamling Per Kecamatan Tahun 2010-2012 .

II-64

Tabel

2.66.

Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Rembang

Tahun 2010−2012

...

II-67

Tabel

2.67.

Proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD

Kabupaten Rembang 2011−2013 ...

II-68

Tabel

2.68.

Jumlah PNS Dirinci Menurut Strata Pendidikan PNS Per Golongan

Pemerintah Kabupaten Rembang tahun 2012 ...

II-69

Tabel

2.69.

Strata Pendidikan Jabatan Eselon Pada Pemerintah Kabupaten

Rembang tahun 2012 ...

II-69

Tabel

2.70.

Lembaga Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ...

II-71

Tabel

2.71.

Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

Tahun 2010-2012

...

II-72

Tabel

2.72.

Jenis PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial)

Kabupaten Rembang Tahun 2010- 2012 ...

II-73

Tabel

2.73.

Data Jenis Kesenian Tradisional di Kabupaten Rembang Tahun 2013 ..

II-74

Tabel

2.74.

Kegiatan Tradisi/Keagamaan di Kabupaten Rembang Tahun 2013 ...

II-75

Tabel

2.75.

Data Bidang Kebudayaan Tahun 2010 -2012 ...

II-76

Tabel

2.76.

Jumlah Koleksi Buku, Kunjungan di Perpustakaan Daerah, Data

Kerasipan Tahun 2010-2012 ...

II-76

Tabel

2.77.

Jumlah Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut

(10)

Tabel

2.78.

Jumlah dan Nilai Produksi Perikanan Budidaya Air Payau

Di Kabupaten Rembang Tahun 2010-2012 ...

II-78

Tabel

2.79.

Perkembangan Sektor Petanian Kabupaten Rembang

Tahun 2010 -2012 ...

II-79

Tabel

2.80.

Perkembangan Sektor Peternakan Kabupaten Rembang

Tahun 2010 – 2012 ...

II-80

Tabel

2.81.

Pembangunan Kehutanan di Kabupaten Rembang

Tahun 2010 - 2012 ...

II-82

Tabel

2.82.

Data Obyek Wisata di Kabupaten Rembang Tahun 2012 ...

II-83

Tabel

2.83.

Jumlah Kunjungan Obyek Wisata Tahun 2010 - 2012 ...

II-84

Tabel

2.84.

Jumlah Sarana Perdagangan dan Industri Kabupaten Rembang

Tahun 2010 – 2012 ...

II-85

Tabel

3. 1.

Pertumbuhan Ekonomi, Laju Inflasi dan Nilai Tukar Petani (%)

Tahun 2012 dan 2014 ...

III-3

Tabel

3. 2.

PDRB dan PDRB Perkapita Kabupaten Rembang Tahun 2012 dan

2015 (ADHK Tahun 2000) ...

III-5

Tabel

3. 3.

Prediksi Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Rembang Tahun 2015 ....

III-6

Tabel

3. 4.

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Rembang tahun 2015 ...

III-8

Tabel

3. 5.

Proyeksi Belanja Kabupaten Rembang Tahun 2015 ...

III-10

Tabel

3. 6

Proyeksi Pembiayaan Rembang Tahun 2015 ...

III-13

Tabel

4. 1.

Prioritas dan Sasaran Serta Target Pembangunan Daerah

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua

kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, maka dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah daerah berkewajiban menyusun

perencanaan

pembangunan

daerah

sebagai

satu

kesatuan

sistem

perencanaan pembangunan nasional. Oleh karena itu, setiap pemerintah

daerah diharuskan menyusun rencana pembangunan yang sistematis, terarah,

terpadu dan berkelanjutan, salah satu dokumen perencanaan pembangunan

tersebut adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerah yang disebut

dengan RKPD, disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan Rancangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Hal itu berarti, RKPD

sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD (PPAS) yang selanjutnya

KUA-PPAS yang telah disepakati digunakan sebagai acuan dalam proses

penyusunan RAPBD.

(12)

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten

Rembang tahun 2015 mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Rembang

Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Rembang Tahun 2010-2015 yang menyatakan

bahwa, pada tahun 2015 adalah tahun kelima pelaksanaan RPJMD Kabupaten

Rembang Tahun 2010-2015 yang merupakan tahap ketiga bagi upaya

terwujudnya masyarakat Rembang yang maju, mandiri, dinamis dan sejahtera,

dengan fokus pada (1) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di segala

bidang kompetensi, profesional, mandiri dan bermanfaat dengan didasari

keimanan dan ketakwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa dan

(2)

pengembangan

tatakelola pemerintahan yang baik, responsif

terhadap

perkembangan dan perubahan dinamika kebijakan serta proaktif dalam

mengantisipasi perkembangan global, ditopang oleh teknologi komunikasi dan

informasi yang memadai.

Sejalan dengan hal

tersebut,

dalam upaya pencapaian

tujuan

pembangunan tahun 2015-2015, maka RKPD Kabupaten Rembang Tahun

2015 disusun dengan memperhatikan hasil evaluasi kinerja pembangunan

yang telah dicapai pada tahun sebelumnya serta capaian indikator pada

masing-masing urusan. Selain itu juga memperhatikan Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) dan RKPD Provinsi Jawa Tengah serta capaian indikator

amanat afirmatif seperti Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian target

Millenium

Development

goals

(RAD

MDGs), pencapaian kesepakatan

pendidikan untuk semua (education for all), implementasi Standar Pelayanan

Minimal (SPM), Program Keluarga Harapan (PKH) dan Rencana Aksi Daerah

Pangan dan Gizi. Penyusunan RKPD tahun 2015 juga mempertimbangkan

sinergitas pembangunan antara pusat dan daerah, menampung aspirasi

masyarakat dan dunia usaha, mengacu pada peningkatan keterpaduan dan

sinkronisasi kebijakan program kegiatan yang

pro poor, pro job, pro growth

dan

pro environment,

pelaksanaan masterplan percepatan dan perluasan

pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) dan masterplan percepatan dan

perluasan

penanggulangan

kemiskinan

Indonesia

(MP3KI),

dengan

meningkatkan keterkaitan antar sektor dan antar wilayah.

Penyusunan RKPD tahun 2015 dilaksanakan melalui 3 tahapan yaitu

penyusunan rancangan awal RKPD, penyusunan rancangan akhir RKPD dan

penetapan RKPD dengan menggunakan pendekatan

teknokratik, partisipatif,

(13)

menggunakan metode dan kerangka berfikir ilmiah oleh lembaga atau satuan

kerja yang secara fungsional bertugas untuk menyusun perencanaan

pendapatan, perencanaan belanja dan perencanaan pembiayaan, termasuk

melalui proses konsultasi dengan para pakar. Proses partisipatif dilakukan

dengan mengikutsertakan seluruh pemangku kepentingan pembangunan

antara lain melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(Musrenbang). Proses

bottom-up

dilakukan secara berjenjang mulai dari Desa,

Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Sedangkan proses

top-down

antara lain diimplementasikan dalam bentuk

Politik Program.

B. Dasar Hukum Penyusunan

Penyusunan RKPD Tahun 2015 ini mendasarkan pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

(14)

11. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 3

Tahun

2007

tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi dan

Perangkat Daerah;

21. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan

Pengendalian

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana

Pembangunan Daerah;

23. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2009 -2015;

24. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan

yang Berkeadilan;

(15)

Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Tengah;

26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 03 Tahun 2008 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2005

– 2025;

27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 04 Tahun 2009 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008 – 2013;

28. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 1 Tahun 2010 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Rembang

Tahun 2005 – 2025;

29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah;

30. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah Kabupaten Rembang

Tahun 2010 – 2015;

31. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2031;

32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah;

34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan

Daerah Tahun 2015

C. Hubungan Antar Dokumen

(16)

berarti bahwa RKPD Kabupaten Rembang Tahun 2015 disusun mengacu pada

RPJM Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2010-2015 dengan memperhatikan

RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 dan RKP Tahun 2015. Selanjutnya

RKPD Kabupaten Rembang Tahun 2015 akan menjadi dasar dalam

penyusunan Rencana Kerja SKPD di seluruh Kabupaten Rembang.

Dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Rembang agar tidak

bertentangan dengan pengaturan pemanfaatan ruang yang telah ada, maka

dalam penyusunannya memperhatikan Rencana Tata Ruang

Wilayah

Kabupaten

Rembang

dan

untuk

menjaga

konsistensi

pelaksanaan

pembangunan masing-masing urusan, maka dalam penyusunan RKPD

Kabupaten Rembang Tahun 2015 juga memperhatikan dokumen-dokumen

perencanaan lainnya seperti misalnya Strategi Penanggulangan Kemiskinan

Daerah (SPKD), Rencana Aksi Daerah Pemberdayaan Perempuan (RAD-PP),

Rencana Aksi Daerah Kabupaten Layak Anak (RAD-KLA), Rencana Aksi

Pendidikan Untuk Semua (PUS), Rencana Aksi Program Keluarga Harapan

(PKH), Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi, Rencana Induk Pengembangan

Kawasan, Rencana Induk Pengembangan Pariwisata serta dokumen lainnya.

D. Sistematika

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Rembang Tahun

2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I.

PENDAHULUAN

Memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan

antar dokumen, sistematika serta

maksud dan tujuan

penyusunan RKPD.

BAB II.

EVALUASI

PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013

DAN

LAPORAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Memuat gambaran umum kondisi daerah, evaluasi kinerja

pembangunan daerah yang berisi hasil pelaksanaan program

dan kegiatan RKPD

tahun

2013

dan

capaian kinerja

penyelenggaraan pemerintahan daerah serta permasalahan

pembangunan daerah.

BAB III.

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

(17)

2015 serta tantangan dan prospek ekonomi daerah tahun 2015)

serta arah kebijakan keuangan daerah (berisi arah kebijakan

pendapatan daerah, arah kebijakan belanja daerah dan arah

kebijakan pembiayaan daerah).

BAB IV.

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

TAHUN 2015

Memuat visi dan misi pembangunan daerah jangka menengah,

tujuan pembangunan

tahap

ketiga

RPJMD 2010-2015,

kebijakan umum pembangunan daerah, sasaran, prioritas

pembangunan daerah dan prioritas program tahun 2015.

BAB V.

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

TAHUN 2015

Memuat rencana kerja Pemerintah Kabupaten Rembang tahun

2015

terdiri dari dua kelompok urusan kewenangan yaitu

urusan kewenangan wajib dan kewenangan pilihan serta

program di luar urusan wajib dan pilihan.

BAB VI.

PENUTUP

Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan

guna terlaksananya kegiatan pembangunan daerah Kabupaten

Rembang tahun 2015

E. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Rembang Tahun 2015 adalah

untuk :

a. Menjabarkan RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2010-2015 dan

sinkronisasi dengan sasaran dan program RPJMD Provinsi dan RPJMN

serta RKPD Provinsi Tahun 2015 ke dalam Rencana Program kegiatan

prioritas Kabupaten Rembang Tahun 2015.

b. Menciptakan sinergi program kegiatan pembangunan Kabupaten

Rembang tahun 2015.

(18)

2. Tujuan

Tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Rembang Tahun 2015 adalah

sebagai pedoman dalam :

a. Penyusunan Rancangan APBD Kabupaten Rembang Tahun 2015 yang

didahului dengan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan

Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

sesuai dengan

Permendagri

Nomor 13 Tahun 2006

sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan

Permendagri Nomor

21 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

b. Penyelenggaraan

pembangunan

oleh

Pemerintah

Kabupaten

Rembang.

(19)

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN

LAPORAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

A. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Kabupaten Rembang terletak di ujung timur Provinsi Jawa Tengah

berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur. Secara astronomis Kabupaten

Rembang terletak pada posisi lintang berada pada 111

°00’ - 111°30’ BT dan

6°30’ - 7°00’ LS. Batas-batas administratif wilayah Kabupaten Rembang adalah

sebagai berikut :

Sebelah Utara

: Laut Jawa

Sebelah Timur

: Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur

Sebelah Barat

: Kabupaten Pati

Sebelah Selatan

: Kabupaten Blora

Kabupaten Rembang memiliki luas wilayah 101.408 ha yang terbagi

menjadi 14 kecamatan, 287 desa dan 7 kelurahan. Kecamatan yang memiliki

luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Sale (10.714 ha) disusul Kecamatan

Bulu (10.240 ha). Data luas wilayah kecamatan di Kabupaten Rembang dapat

dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Rembang

No

Nama Kecamatan

Luas Wilayah (ha)

1

Sumber

7.673

2

Bulu

10.240

3

Gunem

8.020

4

Sale

10.714

5

Sarang

9.133

6

Sedan

7.964

7

Pamotan

8.156

8

Sulang

8.454

9

Kaliori

6.150

10

Rembang

5.881

11

Pancur

4.594

12

Kragan

6.166

13

Sluke

3.759

14

Lasem

4.504

Jumlah

101.408

Sumber : Kabupaten Rembang Dalam Angka. 2014

Sebagian besar wilayah Kabupaten Rembang berupa tanah kering lahan

(20)

Penggunaan tanah kering umumnya adalah untuk perkebunan sedangkan lahan

sawah lebih banyak dipergunakan untuk pertanian dengan jenis pengairan teknis

2.210 ha (7,58%), pengairan 1/2 teknis 3.594 ha (12,32%), pengairan sederhana

2.569 ha (8,81%) dan tadah hujan 20.722 ha (71,29%).

Secara topografis, Kabupaten Rembang memiliki karakteristik wilayah

yang bervariasi antara lain meliputi daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi

dan daerah pegunungan. Wilayah Kabupaten Rembang 8.34% terletak pada

ketinggian 1–7 meter dpl, ketinggian 7-25 m dpl sebesar 12,41% , ketinggian

25-100 m dpl sebesar 42,82 %, ketinggian 25-100-500 m dpl sebesar 28,08%, dan

ketinggian diatas 500 m dpl sebesar 8,34%.

Jenis iklim yang ada di Kabupaten Rembang adalah iklim tropis dengan

suhu rata-rata sebesar 23

O

C, sedangkan suhu maksimum dapat mencapai 33

O

C.

Di wilayah Kabupaten Rembang curah hujan rata-rata 1.179,86 mm per tahun

dimana curah hujan tertinggi terjadi bulan Desember yaitu sebanyak 197

mm/bulan dan curah hujan terendah terjadi bulan Agustus dan September yaitu

sebanyak 10 dan 17 mm/bulan.

Kabupaten Rembang memiliki sumber air permukaan berupa sungai dan

dam. Sungai yang melewati wilayah Kabupaten Rembang antara lain sungai

Randugunting, Babagan, Karanggeneng, Kening, Telas, Kalipang, Sudo dan

Sungai Patiyan. Di Kabupaten Rembang terdapat 121 dam dan 25 daerah irigasi.

dari jumlah tersebut tidak semuanya dialiri air sepanjang tahun.

Kawasan rawan bencana di Kabupaten Rembang meliputi kawasan rawan

bencana banjir, kawasan rawan bencana abrasi, kawasan rawan bencana tanah

longsor, kawasan rawan bencana kekeringan dan rawan bencana angin topan.

Persebaran lokasi rawan bencana secara umum merata di seluruh wilayah

Kabupaten Rembang.

(21)

B. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Dengan Tahun

Berjalan

1. Evaluasi Agregatif Pembangunan Daerah Kabupaten Rembang

Target pembangunan daerah Kabupaten Rembang telah ditetapkan

dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Rembang dengan indikator agregat makro pembangunan, yang

dapat mencerminkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah.

a. Indeks Pembangunan Manusia

Indikator keberhasilan pembangunan kualitas hidup manusia yang

menjadi salah satu ukuran kinerja daerah adalah Indeks Pembangunan

Manusia (IPM). Ukuran IPM dibentuk oleh 3 (tiga) parameter yaitu angka

usia harapan hidup, pencapaian pendidikan dengan komponen rata-rata

lama sekolah, angka melek huruf, serta pengeluaran riil per kapita. IPM

Kabupaten Rembang tahun 2014 belum dapat disajikan, namun

berdasarkan IPM tahun 2013 termasuk dalam kategori baik, yaitu

sebesar 73,53 naik dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 72,81.

selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.2

Capaian Indikator Agregat IPM Kabupaten Rembang Tahun 2012-2013

No

Indikator

2012

2013

1

Usia Harapan Hidup (tahun)

70,34

70,64

2

Rata-rata Lama Sekolah (tahun)

7,05

7,30

3

Angka Melek Huruf (%)

91,37

92,07

4

Pengeluaran riil perkapita (Rp)

646,900

649,630

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

72,81

73,53

Sumber data : BPS Kab. Rembang

b. Pertumbuhan Ekonomi, Laju Inflasi, Nilai Tukar Petani dan Indeks

Gini dan Indeks Williamson

b.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

(22)

Sedangkan jika pada suatu periode perekonomian mengalami

pertumbuhan negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut

mengalami penurunan. Beberapa hal yang mempengaruhi laju

pertumbuhan ekonomi daerah antara lain ketersediaan tenaga kerja,

sumber daya alam, sumber daya modal dan kondisi sosial

masyarakat setempat.

Kinerja sektor Perekonomian Kabupaten Rembang selama lima

tahun terakhir tumbuh stabil pada kisaran angka diatas 4 persen.

Pada tahun 2009 Laju Pertumbuhan Ekonomi mencapai angka

4,46% dimana pertumbuhan tertinggi berada di sektor Bangunan

(8,16%) dan terendah di sektor Industri pengolahan (2,69%). Tren

kenaikan Laju Pertumbuhan Ekonomi terus berlanjut di tahun 2010

dimana mencapai 4,45%, melambat menjadi 4,40% ditahun 2011

dan meningkat kembali menjadi 4,48% di tahun 2012 dan pada

tahun 2013 kembali meningkat hingga 50,03%. Trend pertumbuhan

perekonomian selama dua tahun terakhir masih disokong oleh

perkembangan sektor pertanian terutama sub sektor tanaman

pangan dengan indikasi perbaikan produktivitas serta harga

komoditas padi dan palawija, disamping perkembangan signifikan

komoditas sub sektor perkebunan dan perikanan. Selain itu terus

tumbuhnya kinerja sektor sektor Listrik, gas dan air bersih dengan

rata-rata pertumbuhan 10,06% juga turut mempengaruhi kinerja

perekonomian Kabupaten Rembang secara keseluruhan.

b.2. Laju Inflasi

(23)

b.3. Indeks Gini dan Indeks Williamson

Keberhasilan pembangunan biasanya dikaitkan dengan masalah

pemerataan pembangunan. Secara logika, adanya ketimpangan

yang semakin lebar antara kelompok penduduk berpenghasilan tinggi

dan rendah berarti terjadinya ketidakmerataan pembangunan.

Dengan demikian orientasi pemerataan merupakan usaha untuk

memangkas kesenjangan kelompok penduduk berpenghasilan tinggi

dan rendah. Tolok ukur untuk menghitung tingkat pemerataan

pendapatan antara lain dengan Indeks Gini atau Gini Ratio. Adapun

kriteria kesenjangan/ketimpangan adalah G < 0,30 berarti

ketimpangan rendah, 0,30

≤ G ≤ 0,50 berarti ketimpangan sedang

dan G > 0,50 berarti ketimpangan tinggi. Indeks Gini di Kabupaten

Rembang

selama

tahun

2011-2013

berkisar

0,267

yang

menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan penduduk di

Kabupaten Rembang adalah rendah, atau distribusi pendapatan

penduduk di Kabupaten Rembang semakin merata. Apabila dikaitkan

dengan angka pendapatan per kapita yang semakin meningkat dari

tahun ke tahun dengan angka indeks Gini yang semakin menurun

mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten

Rembang semakin meningkat dan semakin banyak penduduk yang

dapat menikmatinya.

Sedangkan Indeks Williamson digunakan untuk mengukur tingkat

ketimpangan pendapatan per kapita suatu wilayah pada waktu

tertentu. Dari perhitungan yang telah dilakukan, Indeks Williamson

secara umum di Kabupaten Rembang bergerak di kisaran 0,203

(data tahun 2011), hal ini dapat diartikan bahwa tingkat ketimpangan

pembangunan antar wilayah di Kabupaten masih berada di level

yang rendah. Meskipun demikian, Pemerintah Kabupaten Rembang

selalu berupaya menurunkan Indeks Williamson agar mencapai

angka ideal melalui intervensi kebijakan spasial dan mendasarkan

pada karakteristik khusus setiap wilayah.

b.4. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan/rasio antara

Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang

Dibayar Petani (Ib). Hubungan Nilai Tukar Petani (NTP) dengan

(24)

dari posisi It yang berada pada pembilang (enumerator) dari angka

NTP. Apabila harga barang/produk pertanian naik, dengan asumsi

volume produksi tidak berkurang, maka penerimaan/pendapatan

petani dari hasil panennya juga akan bertambah.

Disisi lain, untuk melihat tingkat kesejahteraan petani secara utuh

perlu juga dilihat faktor pembentuk yang lain yaitu perkembangan

jumlah pengeluaran/pembelanjaan mereka baik untuk kebutuhan

konsumsi maupun untuk produksi. Dalam hal ini petani sebagai

produsen dan juga konsumen dihadapkan kepada pilihan dalam

mengalokasikan pendapatannya yaitu: Pertama, untuk memenuhi

kebutuhan pokok (konsumsi) demi kelangsungan hidup petani

beserta keluarganya. Kedua, pengeluaran untuk produksi/budidaya

pertanian yang merupakan ladang penghidupannya yang mencakup

biaya operasional produksi dan investasi atau pembentukan barang

modal. Unsur kedua ini hanya mungkin dilakukan apabila kebutuhan

pokok petani telah terpenuhi; dengan demikian investasi dan

pembentukan barang modal merupakan faktor penentu bagi tingkat

kesejahteraan petani.

Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Rembang tahun 2011-2013

mengalami perkembangan yang cukup baik meskipun belum

mencapai kondisi yang ideal. Tahun 2011, NTP Kabupaten Rembang

sebesar 98,59%, kemudian tahun 2012 naik menjadi 99,18 % sedang

pada tahun 2013 naik menjadi menjadi 99,23%.

Kenaikan Nilai

Tukar Petani (NTP) di Kabupaten Rembang terus diupayakan melalui

peningkatan indeks yang diterima petani diantaranya melalui

stabilisasi harga komoditas tanaman pangan, insentif usaha tani,

fasilitasi permodalan bagi petani dan penguatan kelembagaan dan

kemitraan petani dengan stakeholder pertanian.

Untuk lebih

lengkapnya Laju Pertumbuhan Ekonomi, Nilai Inflasi dan Nilai Tukar

Petani (NTP) dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.3

Pertumbuhan Ekonomi, Laju Inflasi dan Nilai Tukar Petani

Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013

Uraian

2011

2012

2013

Pertumbuhan ekonomi (%)

4,40

4,48

5,03

Laju Inflasi (%)

2,73

4,28

6,88

Nilai Tukar Petani (%)

98,00

98,59

99,23

(25)

c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kinerja perekonomian Kabupaten Rembang mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Sektor yang memiliki nilai PDRB (ADHK 2000) terbesar

adalah sektor pertanian dengan nilai PDRB pada tahun 2013 sebesar

1.149.099 juta rupiah (43.75 persen dari nilai PDRB). Sektor yang

memiliki nilai PDRB terkecil adalah sektor listrik, gas, dan air bersih

sebesar 13.348 juta rupiah (0,51 persen). Pada tahun 2013 jumlah PDRB

(ADHK 2000) Kabupaten Rembang mencapai Rp 2.626.475 juta, dimana

jumlah tersebut tumbuh 5,02% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp

2.500.796 juta. Nilai PDRB ADHK 2000 pada tahun 2013 didominasi

oleh 3 sektor primer yaitu pertanian sebesar Rp. 1.149.099 juta, sektor

perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 448.168 juta dan sektor

jasa-jasa Rp 402.661 juta. Selengkapnya dijelaskan tabel berikut :

Tabel 2.4

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Konstan (2000) Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)

No.

Lapangan Usaha

2011

2012

2013

1.

Pertanian

1.067.912,90

1.102.834

1.149.099,45

2.

Pertambangan dan

penggalian

45.179,47

132.498

50.383,28

3.

Industri pengolahan

95.039,15

100.358

107.609,38

4.

Listrik, gas dan air

bersih

11.327,89

12.129

13.348,86

5.

Bangunan

214.875,36

231.108

244.358,56

6.

Perdagangan, hotel,

dan restoran

397.761,78

421.942

448.168,34

7.

Angkutan dan

komunikasi

129.402,24

136.904

146.066,81

8.

Keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan

57.130,28

60.785

64.779,57

9.

Jasa-jasa

365.830,16

387.703

402.661,69

Jumlah PDRB

2.384.459,23

2.500.796

2.626.475,93

Laju Pertumbuhan

4,45

4,40

5,03

Sumber: BPS Kab. Rembang

(26)

pertanian sebesar Rp. 2.835.428,02 juta, perdagangan, hotel dan restoran

sebesar Rp. 1.199.184 juta, dan sektor jasa-jasa sebesar Rp. 994.331,94

juta. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.5

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Berlaku

Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013

1. Pertanian 2.434.732,96 2.613.697 2.835.428,02

2. Pertambangan dan penggalian 91.071,97 98.782 109.600,17

3. Industri pengolahan 206.853,03 231.642 264.762,93

4. Listrik, gas dan air bersih 24.423,58 27.201 32.209,49

5. Bangunan 502.571,81 553.622 618.158,04

6. Perdagangan, hotel, dan restoran

945.299,76 1.061.503 1.199.184,00 7. Angkutan dan komunikasi 300.131,51 331.236 374.832,28 8. Keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan

125.292,97 137.551 151.409,30

9. Jasa-jasa 715.903,35 809.791,84 994.331,94

Produk Domestik Regional Bruto 5.440.169.44 5.951.889 6.579.916,17

Laju Pertumbuhan (%) 9,47 9.41 10,55 Sumber: BPS Kab. Rembang

Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita ADHB Kabupaten

Rembang mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebesar 9.095.417,73

rupiah meningkat di tahun 2012 menjadi 9.860.944,97 rupiah dan pada tahun

2013 meningkat lagi menjadi 10.806.181,22 ribu rupiah atau meningkat

rata-rata 8,81% per tahun. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.6

PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dan

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2013 (Rupiah)

No. Uraian 2011 2012 2013

1. PDRB Perkapita ADHB (ribu rupiah)

9.095.417,73 9.860.944,97 10.806.181,22 2. PDRB Perkapita ADHK

Tahun 2000 (ribu rupiah)

3.986.576,71 4.143.258,85 4.313.455,40

Sumber: BPS Kab. Rembang/Bappeda data diolah

d.

Penduduk Miskin dan Pengangguran

(27)

Tabel 2.7

Data Penduduk Miskin dan Tingkat Pengangguran Terbuka

di Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013

Uraian

2011

2012

2013

Jumlah Penduduk Miskin

140.377

129.900

128.000

Persentase Jumlah Penduduk Miskin %

23,71

21,88

20,97

Tingkat Pengangguran Terbuka

5,92

5,80

5,98

Sumber: BPS Prov. Jawa Tengah

Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan bersifat dinamis,

mengingat faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kemampuan belanja

masyarakat juga bergerak dinamis disamping berbagai faktor internal yang

mempengaruhi daya tahan masyarakat terhadap gejolak ekonomi yang

terjadi. Apabila dilihat dari data lima tahun terakhir, tingkat kemiskinan di

Kabupaten Rembang mempunyai kecenderungan yang tidak stabil (naik

turun). Kenaikan jumlah penduduk miskin dan Tingkat Pengangguran

Terbuka di tahun 2013 dibandingkan tahun sebelumnya diakibatkan karena

kondisi perekonomian nasional maupun daerah yang kurang stabil.

Pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor yang terjadi pada tahun 2011- 2013

mendorong terciptanya lapangan kerja baru. Idealnya pertumbuhan lapangan

kerja baru dapat lebih tinggi dari pertumbuhan angkatan kerja, sehingga

tingkat pengangguran akan terkurangi setiap tahunnya. Angka pengangguran

merupakan salah satu indikator penting dalam mewujudkan kemandirian di

Kabupaten Rembang. Pengangguran yang terjadi di Kabupaten Rembang

disebabkan oleh angkatan kerja yang pada umumnya tenaga kerja non

formal, kurang terdidik dan minat generasi muda bekerja dibidang pertanian

masih rendah. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian khusus dari Pemerintah

Daerah. Pada tahun 2013 Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten

Rembang sebesar 5,98%.

(28)

e. IPG dan IDG

Besarnya IPG Kabupaten Rembang terus mengalami kenaikan, pada tahun

2010 sebesar 64,11 meningkat menjadi 64,87 pada tahun 2011.

Peningkatan IPG terutama didukung oleh meningkatnya tingkat pendidikan

dan tingkat kesehatan perempuan serta sumbangan perempuan dalam

ekonomi rumah tangga.

Besarnya nilai IDG Kabupaten Rembang juga terus mengalami kenaikan,

pada tahun 2010 IDG Kabupaten Rembang menjadi 68,00, meningkat di

tahun 2011 menjadi 69,97.

Meningkatnya nilai IDG Kabupaten Rembang

terutama didukung oleh meningkatnya jumlah tenaga kerja perempuan,

jumlah perempuan yang bekerja pada posisi puncak (manajer) dan

keterlibatan perempuan di parlemen serta sumbangan perempuan dalam

pendapatan kerja. Besarnya nilai IPG dan IDG Kabupaten Rembang

selengkapnya dapat dilihat dari data berikut ini :

Tabel 2.8

Capaian IPG dan IDG Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013

No

Indeks

2011

2012

2013

1

Indeks Pembangunan Gender (IPG)

64,9

65,38 66,22

2

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

70,0

69,98 69,27

Sumber : Kementerian Pemberdayaan Perempuan

2. Evaluasi Kinerja Urusan Kewenangan

a. Urusan Wajib

Evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan untuk urusan wajib

adalah sebagai berikut :

1) Pendidikan

(29)

Tabel 2.9

Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendidikan

di Kabupaten Rembang Tahun 2011–2013

No

APK

2011

2012

2013

1

PAUD (%)

73,04

77,07

82,95

2

SD/MI (%)

98,10

99,67

99,68

3

SMP/MTs (%)

96,91

96,98

96,99

4

SMA/SMK/MA (%)

64,93

65,86

66,62

Sumber: BPS Kabupaten Rembang Tahun 2014.

Angka partisipasi kasar (APK) pada semua jenjang pendidikan mulai dari

pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD) hingga Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) mengalami peningkatan.

Meskipun demikian, beberapa masalah yang masih perlu mendapat

perhatian, antara lain menyangkut masih rendahnya kesadaran orang

tua untuk memasukkan anak khususnya usia 0-4 di lembaga PAUD,

serta anak-anak yang tidak melanjutkan jenjang pendidikan menengah

atas. APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang

dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD untuk penduduk

usia 7-12 tahun, SMP untuk penduduk usia 13-15 tahun, dan SMA untuk

penduduk usia 16-18 tahun.

Secara umum capaian APM periode tahun 2010-2013 menunjukkan

peningkatan di semua jenjang pendidikan seperti tersaji pada tabel

berikut

:

Tabel 2.10

Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan

Di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013

No

Uraian

2011

2012

2013

1

APM SD/Mi (%)

89,34

91,55

93,04

2

APM SMP/MTs (%)

74,37

85,34

84,99

3

APM SMA/SMK/MA (%)

50,06

36,61

57,69

Sumber : BPS Kabupaten Rembang Tahun 2014.

(30)

mengingat adanya kebijakan sekolah gratis dan bermutu untuk SD-SMP,

agar tingkat partisipasi pada pendidikan dasar dapat meningkat,

demikian pula layanan pendidikan menengah bagi siswa dari keluarga

miskin.

Seperti halnya APK/APM, angka kelulusan pada tahun 2013 disemua

jenjang pendidikan juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data

Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang, pada tahun 2013 angka

kelulusan siswa di Kabupaten Rembang untuk tingkat SD/MI hampir

mencapai

100%, sedangkan

angka kelulusan tingkat

SMP/MTs

mencapai angka 99,03 % dan tingkat SMA/SMK/MA mencapai 99,77%.

Berikut adalah tabel perkembangan angka kelulusan pada

masing-masing jenjang pendidikan di Kabupaten Rembang tahun 2011-2013.

Tabel 2.11

Angka Kelulusan Masing-masing jenjang Pendidikan

Di Kabupaten Rembang 2011 – 2013

Uraian

2011

2012

2013

1. Angka Kelulusan SD/MI (%)

99,99

99,99

98,42

2. Angka Kelulusan SMP/MTs (%)

98,50

99,03

93,07

3. Angka Kelulusan SMA/SMK/MA (%)

98,88

99,77

91,70

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014.

Angka transisi atau angka melanjutkan pada tahun 2013 untuk jenjang

pendidikan SMP dan SMA menunjukkan peningkatan, meskipun masih

dibawah 100%. Hal ini bisa saja menunjukkan masih ada siswa yang

lulus SD serta SMP yang tidak melanjutkan pendidikan, atau juga karena

adanya persentase anak yang melanjutkan sekolah ke luar Kabupaten

Rembang. Secara rinci perkembangan Angka Transisi (AT) tersaji pada

tabel berikut:

Tabel 2.12

Angka Transisi SMP dan SMA Tahun 2011 – 2013

Uraian

2011

2012

2013

1.

Angka Transisi ke SMP (%)

99,15

99,15

101,57

2.

Angka Transisi Ke SMA/MA/SMK (%)

70,52

70,52

82,87

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014.

(31)

adanya kebijakan program sekolah gratis di Kabupaten Rembang.

Meskipun demikian pelaksanaan program sekolah gratis masih harus

terus dievaluasi karena masih belum maksimalnya capaian Angka

Transisi (AT) khususnya Angka Transisi ke jenjang pendidikan SMP

sederajat. Berikut adalah tabel Angka Putus Sekolah jenjang pendidikan

SD, SMP dan SMA Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013.

Tabel 2.13

Angka Putus Sekolah Jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA

Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013

Uraian

2011

2012

2013

1. Angka Putus Sekolah SD/MI (%)

0,03

0,03

0,09

2. Angka Putus Sekolah SMP/MTs (%)

0,18

0,16

0,19

3. Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA (%)

0,41

0,38

1,42

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Dibidang pendidikan, proses belajar mengajar tidak hanya menjadi

tanggung jawab pemerintah semata, tetapi merupakan tugas dan

tanggung

jawab

masyarakat

secara

bersama

baik

melalui

penyelenggaraan

pendidikan

formal

maupun

penyelenggaraan

pendidikan non formal. Gambaran umum dibidang pendidikan terlihat

dari kondisi prasarana dan sarana pendidikan yang tersedia, sampai

dengan tahun 2013 jumlah sekolah untuk jenjang pendidikan dasar

hingga menengah mengalami peningkatan seperti tersaji pada tabel

berikut :

Tabel 2.14

Jumlah Sekolah di Kabupaten Rembang Tahun 2011 -2013

No.

Jenjang Pendidikan

2011

2012

2013

1

TK + RA

405

404

414

2

SD + MI

416

415

417

3

SMP+Mts

94

93

95

4

SMA+SMK+MA

54

51

56

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

(32)

Tabel 2.15

Jumlah Murid di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013 (orang)

No.

Jenjang Pendidikan

2011

2012

2013

1

SD + MI

61.162

60.350

59.419

2

SMP+Mts

29.052

29.021

29.789

3

SMA+SMK+MA

20.296

20.716

21.268

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Sementara itu, jumlah guru di Kabupaten Rembang selama tahun ajaran

2011 hingga 2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.16

Jumlah Guru di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013

No.

Jenjang Pendidikan

2011

2012

2013

1

SD + MI

4.127

4.085

4.009

2

SMP+Mts

2.164

2.141

2.010

3

SMA+SMK+MA

1.698

1.771

1.708

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Tabel di atas menunjukkan jumlah guru di tingkat pendidikan dasar SD

dan SMP selama kurun waktu tahun 2011–2013 mengalami penurunan.

Penurunan tersebut dipengaruhi oleh jumlah guru yang sudah memasuki

masa pensiun. Sedang ratio guru terhadap murid di Kabupaten

Rembang tahun ajaran 2011 – 2013 terlihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.17

Ratio Guru terhadap Murid Tahun Ajaran 2011 – 2013

No. Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013

1 SD + MI 1:14 1:15 1:15

2 SMP+Mts 1:16 1:14 1:15

3 SMA+SMK+MA 1:12 1:12 1:12

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

(33)

Tabel 2.18

Ratio Kelas Terhadap Murid Tahun Ajaran 2011 – 2013

No. Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013

1 SD + MI 1:24 1:23 1:22

2 SMP+Mts 1:31 1:27 1:30

3 SMA+SMK+MA 1:33 1:31 1:30

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Tabel diatas menunjukkan bahwa di tingkat SD/MI pada tahun 2014 satu

kelas rata-rata untuk 22 murid, untuk tingkat SMP/MTs satu kelas rata

rata untuk 30 murid dan pada SMA/SMK/MA satu kelas rata rata untuk

30 murid. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan ruang kelas juga

sudah cukup memadai. Sedang ratio sekolah terhadap murid sampai

dengan 2013 di Kabupaten Rembang dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.19

Ratio Sekolah Terhadap Murid Tahun Ajaran 2011 – 2013

No.

Jenjang Pendidikan

2011

2012

2013

1

SD + MI

1:147

1:145

1:142

2

SMP+Mts

1:304

1:304

1:309

3

SMA+SMK+MA

1:362

1:357

1:354

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kapasitas/daya tampung

sekolah bagi siswa menunjukkan kondisi yang masih ideal. Sedangkan

kondisi sekolah berdasarkan tingkat kerusakan sebagai berikut :

Tabel 2.20

Kondisi Ruang Kelas Masing-masing Satuan Pendidikan

Berdasarkan Tingkat Kerusakan 2011 - 2013 (Unit)

Pendidikan

Kriteria

2011

2012

2013

TK dan RA

Baik

561

761

604

Rusak ringan

11

24

23

Rusak berat

81

95

111

Jumlah

653

880

738

SD

Baik

1.471

2.080

1.814

Rusak ringan

475

431

529

Rusak berat

642

87

227

Jumlah

2.588

2.598

2.570

MI

Baik

173

181

176

Gambar

Tabel 2.14
Tabel 2.21Persentase Kondisi Ruang Kelas Masing-masing Satuan Pendidikan
Tabel 2.22Jumlah Guru Berdasarkan Kualifikasinya Untuk Jenjang Pendidikan SD/MI,
Tabel di atas menunjukkan bahwa  belum banyak SD yang memiliki
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit yang sering menyerang Sapi di peternakan ini adalah penyakit Mastitis. Ciri-ciri susu sapi sudah terjangkit penyakit ini ialah : susunya berwarna kebiru-biruan dan

Tehnik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama dengan metode observasi,Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung un-

Isyarat – isyarat seperti suara dan tampilan visual harus ditampilkan untuk setiap interaksi pemakai yang dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan bahwa piranti lunak

Terpilihnya model E, yaitu Model usahatani integrasi tanaman sorgum dan ternak sapi menggunakan varietas adaptif, sistem tanam tumpang sari, memanfaatkan pupuk kandang dan

: Pembiayaan fungsional adalah kebijakan yang mengatur dan mempertimbangkan pengeluaran pemerintah dari berbagai akibat tak langsung pada pendapatan nasional dan bertujuan dalam

Perilaku ini kurang mitigatif terhadap perubahan iklim karena bertentangan dengan hasil penelitian ADB-GEF-UNDP dalam Deptan (2007) yang merekomendasikan bahwa dalam

Dengan dibuatnya perancangan buku esai foto tentang pengrajin tenun ini, diharapkan dapat menyajikan cerita sisi kehidupan para pengrajin yang memiliki keunikan akan

Material komposit sudah dikembangkan dalam berbagai aplikasi, dengan memanfaatkan limbah (biowaste) tulang sapi yang diolah menjadi serbuk Hidroksiapatit dengan campuran