• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Fiskal

Dalam dokumen sma11eko Ekonomi Mimin (Halaman 88-94)

Bab II Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan

C. Kebijakan Fiskal

Pemerintah dapat melakukan campur tangan ekonomi melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal juga sering disebut pendapatan nasional sisi pengeluaran, pasar barang, sektor riil, sektor Keynesia. Kebijakan fiskal tersebut pelaksanaannya mengacu pada faktor-faktor yang memengaruhi besarnya pendapatan nasional yaitu konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor. Pengeluaran pemerintah tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak, maka pajak dan subsidi juga merupakan elemen kebijakan fiskal.

Pembahasan kebijakan fiskal kali ini tidak secara keseluruhan, tetapi hanya mengenai pajak dan subsidi, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor.

1. Pajak dan Subsidi

Pajak (dilambangkan T) merupakan pungutan yang di- lakukan oleh pemerintah kepada rakyat tanpa kontra prestasi secara langsung. Sebaliknya, subsidi (dilambangkan F) merupakan pemberian pemerintah kepada rakyat. Oleh karena itu, boleh dikatakan bahwa subsidi merupakan pajak yang negatif. Berangkat dari konsep inilah pembahasan tentang pajak dan subsidi biasanya dijadikan satu. Pajak dan subsidi dapat memengaruhi pendapatan nasional melalui pengu- rangan/penambahan pendapatan masyarakat yang siap digunakan untuk konsumsi. Pajak mengurangi daya beli sedangkan subsidi menambah daya beli masyarakat.

Di lain pihak, pajak sebagai sumber pendapatan pemerintah. Oleh karena itu, besar kecilnya pajak (maupun subsidi) berpengaruh terhadap besar pendapatan pemerintah, dan pada selanjutnya memengaruhi pengeluaran pemerintah (Government expenditure, disingkat G).

a.

Pajak

Pemungutan pajak dapat menurunkan pendapatan nasional. Pajak dapat mengurangi daya beli konsumen sehingga pasar produk menjadi lesu. Dampak selanjutnya adalah menurunnya keuntungan produsen sehingga produsen akan mengurangi produksinya. Di lain pihak, pajak yang dibebankan kepada para pengusaha berdampak pada naiknya biaya produksi sehingga harga jual produknya juga harus dinaikkan. Hal ini akhirnya juga berdampak terhadap lesunya

Berpikir Kritis

perekonomian. Dilihat dari sisi ini, pajak dapat menurunkan aktivitas ekonomi masyarakat.

Pajak dapat menurunkan pendapatan nasional. Mengapa pemerintah tetap saja melakukan pungutan pajak?

Hasilnya dikumpulkan kepada gurumu!

Di dalam teori ekonomi makro, pola pemungutan pajak ada tiga macam yaitu:

(1) bahwa besar-kecilnya pajak dipengaruhi oleh pendapatan, T = tY, misal besarnya pajak 10%, dari pendapatan, ditulis T = 0,1Y;

(2) pajak yang tidak dikaitkan dengan pendapatan, besarnya tetap, T = To, misal pajak sebesar Rp 5.000,00 per orang, ditulis T = 5000;

(3) pajak yang unsurnya ada yang bersifat tetap dan ada yang bersifat variabel (dipengaruhi pendapatan), persamaan fungsi pajaknya T = To + tY, misal T = 5000 + 0,1Y.

1)

Tarif Pajak

Dalam contoh di atas, t = 10%. Untuk pendapatan berapapun, pajaknya 10% dari pendapatannya. Apakah besarnya t selalu konstans? Ada tiga macam kemungkinan besarnya t, yaitu:

µ jika t meningkat dengan semakin meningkatnya tingkat

kelompok pendapatan, maka sistem pajaknya disebut Pajak Progresif,

µ jika t konstan untuk setiap tingkat kelompok pendapatan,

maka sistem pajaknya disebut Pajak Proporsional,

µ jika t menurun dengan semakin meningkatnya tingkat

kelompok pendapatan, maka sistem pajaknya disebut Pajak Regresif.

2)

Pajak dan Perekonomian

Perekonomian dapat dipengaruhi oleh pajak yang dipungut pemerintah. Konsumsi masyarakat dipengaruhi pajak melalui penurunan daya konsumen. Perhatikan contoh berikut ini!

Sebelum ada pajak, C = f (Y), tetapi setelah ada pajak berubah menjadi C = f(Yd) di mana:

C = konsumsi

Yd = Y – T atau Yd adalah penghasilan bersih yang siap dibelanjakan, disebut disposable income.

( + ) ( - ) 0 Tanpa Pajak Dengan Pajak

Contoh

Sebelum ada pajak, fungsi konsumsi, C = 500 + 0,75Y

Setelah ada pajak T = 100, maka fungsi konsumsinya berubah menjadi, C = 500 + 0,75(Y–100).

C = 500 + 0,75Y – 75. C = 425 + 0,75Y.

3)

Automatic Stabilizer

Pajak yang mengandung persentase pendapatan sebagai Automatic Stabilizer fluktuasi pendapatan nasional. Pajak yang mengandung persentase bermakna sebagai berikut.

a) jika pendapatan naik maka jumlah nominal pajak yang dikenakan kepada masyarakat juga naik. Oleh karena itu, pajak tersebut dapat mengerem laju peningkatan pendapatan nasional,

b) jika pendapatan turun maka jumlah nominal pajak yang dikenakan kepada masyarakat juga turun. Oleh karena itu, pajak tersebut tidak mempercepat turunnya pendapatan nasional karena pajaknya dikurangi.

Penjelasan di atas dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini.

b.

Subsidi (F)

Tahukah kalian, apakah subsidi itu? Subsidi (biasanya dilambangkan F) adalah pemberian tunjangan kepada masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah. Pemberian subsidi tersebut dapat berbentuk:

µ sumbangan kepada veteran dan pensiunan, µ bantuan bencana alam,

µ bantuan kepada para penganggur dan penduduk miskin,

misal Bantuan Langsung Tunai untuk kompensasi kenaikan harga BBM,

µ bantuan kepada anak-anak di panti asuhan,

µ subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada

perusahaan-perusahaan,

µ bea siswa yang diberikan oleh pemerintah kepada anak

kurang mampu maupun anak berprestasi.

Subsidi merupakan pajak negatif, karena pemerintah bukannya menarik uang dari masyarakat melainkan justru memberikan uang kepada masyarakat. Subsidi tersebut meningkatkan daya beli konsumen sehingga dapat meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat, dan dampaknya adalah meningkatnya pendapatan nasional.

Subsidi memengaruhi perekonomian melalui konsumsi sebagai berikut.

Sumber : Tempo

Gambar 2.2 Salah satu cara pemerintah untuk membantu masyarakat dalam peningkatan daya beli adalah dengan menerapkan subsidi terhadap barang kebutuhan pokok

Kecakapan Akademik

Sebelum ada subsidi , C = f (Y), tetapi setelah ada subsidi berubah menjadi C = f (Yd) di mana:

C = konsumsi

Yd = Y + F atau Yd adalah penghasilan bersih yang siap dibelanjakan, disebut disposable income.

Sebelum ada subsidi, fungsi konsumsi, C = 500 + 0,75Y

Setelah ada subsidi F = 100, maka fungsi konsumsinya berubah menjadi, C = 500 + 0,75(Y+100).

C = 500 + 0,75Y + 75. C = 575 + 0,75Y.

Mengapa pajak dapat menurunkan pendapatan nasional? Hasilnya dikumpulkan kepada gurumu!

Contoh

2. Sektor Pemerintah

Pemerintah dapat melakukan campur tangan perekonomian melalui pengeluaran pemerintahnya (biasanya dilambangkan G). Pengeluaran pemerintah tersebut bersumber antara lain dari penerimaan pajak dan subsidi. Pengeluaran pemerintah tersebut digunakan untuk pembelian barang dan jasa oleh pemerintah, baik berupa pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.

Besarnya pengeluaran pemerintah tidak dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional, tetapi besarnya pengeluaran pemerintah dapat berpengaruh terhadap pendapatan nasional periode berikutnya. Pengeluaran pemerintah yang diterima oleh masyarakat dapat meningkatkan daya beli konsumen; sedangkan pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli barang diterima oleh produsen. Produsen tersebut dapat memperoleh keuntungan dan selanjutnya dapat digunakan untuk ekspansi perusahaannya. Akibatnya,

Naiknya pengeluaran pemerintah dapat meningkatkan pendapatan nasional. Mengapa demikian?

Hasilnya dikumpulkan kepada gurumu!

3. Ekspor dan Impor

Ekspor (biasanya dilambangkan X) dan impor (biasanya dilambangkan M) merupakan sektor luar negeri yang turut berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri. Besarnya ekspor ditentukan oleh pembeli di luar negeri sehingga pelaku dalam negeri tidak dapat menentukan besarnya ekspor.

Naiknya ekspor dapat meningkatkan pendapatan nasional karena dapat meningkatkan kegiatan perekonomian dalam negeri. Jika ekspor naik, maka faktor–faktor produksi dapat diberdayakan, lapangan kerja dapat bertambah luas, dan akhirnya dapat meningkatkan pendapatan nasional.

Impor adalah pembelian barang dari luar negeri. Oleh karena itu pada umumnya impor ini untuk konsumsi, maka besarnya impor tergantung pada pendapatan nasional. Adapun rumus dasarnya adalah

M = f(Y) = Mo + mY

di mana:

M = pengeluaran impor Mo= otonomi impor mY= impor induced

m = MPM = Marginal Propensity to Import, besarnya =

Naiknya impor dapat menurunkan pendapatan nasional. Mengapa? Dengan adanya impor menyebabkan produsen dalam negeri menurun pasarnya, dan dengan impor tersebut berarti ada kucuran dana ke luar negeri. Secara tidak langsung, investasi di dalam negeri dapat menurun.

Berpikir Kritis

Mengapa ekspor dapat meningkatkan pendapatan nasional? Deskripsikan proses pengaruh tersebut!

Hasilnya dikumpulkan kepada gurumu!

Dalam dokumen sma11eko Ekonomi Mimin (Halaman 88-94)