• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Perdagangan Internasional

Dalam dokumen sma11eko Ekonomi Mimin (Halaman 139-144)

Bab IV Perekonomian Terbuka

B. Kebijakan Perdagangan Internasional

Berdasarkan apa yang telah kita pelajari di atas, nampak bahwa ada banyak manfaat yang diperoleh sebuah negara dari melakukan perdagangan internasional. Oleh karena itulah pada umumnya negara akan mendorong terjadinya perdagangan internasional khususnya nilai ekspor yang lebih besar. Namun demikian adakalanya sebuah negara juga merasa perlu melakukan pembatasan perdagangan internasional yang dilakukan khususnya pembatasan impor.

Upaya mendorong ekspor dan membatasi impor dilakukan negara dengan menetapkan kebijakan yang terkait dengan perdagangan internasional tersebut. Jadi kebijakan perdagangan internasional adalah tindakan yang dilakukan pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi arah dan pola perdagangan internasional dan atau pembayaran internasional. Instrumen yang digunakan untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan tersebut antara lain, tarif, kuota, larangan ekspor, larangan impor, subsidi, premi, diskriminasi harga, dan dumping.

1. Tarif

Tarif adalah pajak yang dikenakan atas barang-barang yang melewati batas suatu negara. Apabila tarif dikenakan untuk barang ekspor maka disebut tarif ekspor dan apabila dikenakan untuk barang impor maka disebut tarif impor. Tarif dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

a. tarif ad valorem yaitu tarif yang besarnya dinyatakan dalam persentase dari nilai barang yang dikenakan tarif. Contoh: tarif impor 1 unit mobil sebesar 100% dari harga mobil,

b. tarif specific yaitu tarif yang besarnya dihitung atas dasar satuan/ukuran fisik barang yang diimpor. Contoh tarif impor per unit televisi berwarna 20 inch ke atas Rp100.000,00,

c. tarif specific ad valorem yaitu tarif hasil kombinasi antara tarif ad valorem dan specific. Contoh: tarif impor per karung gandum 15% dari harga per karungnya ditambah Rp10.000,00 per karung.

Sumber : www.zpmc.com

Berpikir Kritis

Bagaimana efek tarif bagi ekonomi nasional? Tarif khususnya tarif impor tentu akan memengaruhi produsen, konsumen, dan pemerintah dalam negeri. Pengenaan tarif impor akan meningkatkan kemampuan bersaing bagi produsen dalam negeri yang memproduksi produk sejenis dengan barang yang diimpor. Akibat adanya tarif harga barang impor maupun harga produk dalam negeri akan naik setinggi tarif yang ditetapkan. Karena harga lebih mahal maka produsen dalam negeri menikmati keuntungan dengan menjual lebih banyak output dan dengan harga yang lebih tinggi pula. Namun, konsumen dalam negeri akan dirugikan karena mereka harus membayar lebih tinggi dari harga sebelum adanya tarif. Bagi pemerintah tarif impor akan menaikkan pendapatan negara, karena pajak merupakan salah satu komponen pendapatan negara.

Tarif sering digunakan untuk melindungi industri dalam negeri dan untuk memperoleh devisa. Akan tetapi, kebijakan tarif bisa dibalas oleh negara lain dengan kebijakan yang sama. Nah, apakah kebijakan tarif merupakan kebijakan yang baik untuk dilakukan pemerintah? Analisislah, dan hasilnya dikumpulkan kepada bapak/ibu guru kalian!

2. Kuota

Kuota adalah batas maksimum jumlah barang yang diizinkan melewati batas suatu negara. Apabila kuota diberlakukan untuk barang ekspor maka disebut kuota ekspor dan apabila dikenakan untuk barang impor maka disebut kuota impor. Kuota dapat dibedakan menjadi:

a. absolute/unilateral quota yaitu kuota yang besar kecilnya ditentukan oleh satu negara tanpa persetujuan negara lain, b. negotiated/bilateral quota yaitu kuota yang besar kecilnya

ditentukan oleh perjanjian 2 negara atau lebih, c. tarif quota yaitu gabungan antara tarif dan quota,

d. mixing quota yaitu kuota yang dimaksudkan untuk membatasi penggunaan bahan mentah yang diimpor dalam proses produksi.

Efek dari pengenaan kuota impor bagi ekonomi dalam negeri pada dasarnya serupa dengan efek pembebanan tarif impor. Karena barang impor yang diizinkan masuk dibatasi,

maka harga barang tersebut baik yang diimpor maupun produksi dalam negeri akan naik. Akibatnya konsumen akan mengurangi jumlah yang diminta dan produsen menambah jumlah yang ditawarkan. Lebih lanjut pemerintah akan mendapatkan fee atas lisensi kuota yang diberikan kepada importir.

3. Larangan Ekspor

Larangan ekspor merupakan kebijakan pemerintah yang melarang barang dan jasa dijual keluar melewati batas negara (ekspor) karena alasan-alasan khusus, baik yang bersifat ekonomi maupun politis. Pada umumnya ada dalih yang digunakan untuk memberlakukan kebijakan tersebut seperti alasan keamanan atau kesehatan. Contoh: pemerintah pernah menerapkan kebijakan pelarangan ekspor kulit binatang melata dan tumbuh-tumbuhan alam yang dilindungi.

Larangan ekspor karena alasan politis kadang-kadang bertentangan dengan kepentingan ekonomi dan sosial. Hubungan antarnegara yang memanas belum tentu berdampak kepada hubungan antarwarga negaranya. Setujukah kalian jika pemerintah melakukan larangan ekspor? Berilah alasan!

Hasilnya dikumpulkan kepada bapak/ibu guru kalian!

4. Larangan Impor

Larangan impor adalah kebijakan perdagangan internasional yang melarang secara mutlak impor komoditas tertentu karena alasan-alasan khusus, baik yang bersifat ekonomi maupun politis. Contoh Indonesia memberlakukan kebijakan pelarangan impor plastik-plastik bekas tertentu dan barang-barang cetak tertentu.

5. Subsidi

Ada dua tujuan pemberian subsidi terkait dengan perdagangan internasional yaitu untuk mengurangi ketergantungan terhadap barang impor dan untuk mendorong produsen dalam negeri agar mampu memproduksi lebih

menyebabkan biaya produksi menjadi lebih rendah, sehingga jumlah yang diproduksi produsen menjadi lebih banyak dan pada gilirannya akan mengurangi ketergantungan terhadap barang impor. Lebih dari itu pemberian subsidi pada perusahaan yang berorientasi ekspor akan mendorong produsen memproduksi lebih banyak, sehingga juga mampu mengekspor lebih banyak pula. Subsidi ini biasanya diberikan pemerintah dalam bentuk modal, keahlian, mesin-mesin, peralatan, keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit dan subsidi harga.

6. Premi

Premi merupakan pemberian dana (dalam bentuk uang) kepada produsen yang berhasil mencapai target produksi seperti yang ditentukan oleh pemerintah. Dengan adanya premi dan subsidi kepada produsen dalam negeri maka harga jual barang menjadi lebih murah sehingga terjangkau masyarakat, hasil produksi meningkat dan perusahaan akan terjaga kelangsungan hidupnya.

7. Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga adalah penetapan harga jual yang berbeda untuk barang yang sama pada dua pasar atau lebih yang berbeda. Dalam perdagangan internasional, diskriminasi harga dapat diberlakukan di negara yang berbeda untuk barang yang sama.

Diskriminasi harga dilakukan oleh perusahaan besar untuk melakukan segmentasi pasar secara jelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh laba maksimal. Akan tetapi, jika semua pasar ternyata mobilitasnya tinggi maka diskriminasi harga akan merugikan perusahaan sendiri. Benarkah pernyataan tersebut? Analisislah, dan hasilnya diserahkan kepada bapak/ ibu guru kalian!

8. Dumping

Dumping adalah kebijakan yang menetapkan harga jual di luar negeri lebih murah dibandingkan harga di dalam negeri. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menguasai pasar internasional.

Generalized System of Preferences (GSP) merupakan tarif bea masuk impor yang khusus diberikan oleh negara industri maju (developed countries) yang berlaku umum bagi semua negara berkembang (kecuali beberapa negara anggota OPES) tidak termasuk Indonesia. GSP lahir dari hasil konferensi perdagangan dan pembangunan PBB pada tahun 1968.

Diskusikan dengan teman sebangku kalian, di antara kebijakan-kebijakan perdagangan internasional yang telah kita pelajari di atas, GSP termasuk dalam kebijakan internasional yang mana!

Dalam dokumen sma11eko Ekonomi Mimin (Halaman 139-144)