BAB 1 PENDAHULUAN
1.5 Kebijakan dan Landasan Hukum
Kebijakan dan landasan hukum terkait penandaan anggaran responsif gender adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025
3. Peraturan Pemerintah Nomer 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
4. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
7. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 8. Peraturan Menteri Perencanaan Pembanguan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 9
Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK. 02/ 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK. 02/ 2017 Tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
10. Peraturan Menteri Perencanaan Pembanguan Nasional/ Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
11. Petunjuk Pelaksanaan Nomor 1/Juklak/Sesmen/04/2018 tentang Perubahan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
12. Petunjuk Pelaksanaan Nomor 2/Juklak/Sesmen/04/2018 tentang Penelaahan Rancangan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
13. Petunjuk Pelaksanaan Nomor 4/Juklak/Sesmen/04/2018 tentang Penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
8 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
BAB 2
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER
2.1 Konsep
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) merupakan serangkaian cara dan pendekatan untuk mengintegrasikan perspektif gender di dalam proses perencanaan dan penganggaran, meliputi pengalaman, aspirasi, kebutuhan, potensi dan penyelesaian permasalahan perempuan dan laki-laki (KPPPA, 2010: 4). Perencanaan responsif gender dilakukan untuk menjamin keadilan dan kesetaraan gender bagi laki-laki dan perempuan dalam aspek akses, partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan.
PPRG bukanlah suatu proses yang terpisah dari sistem perencanaan dan penganggaran yang ada, tetapi lebih merupakan pelengkap dalam menyusun dokumen perencanaan strategis dan dokumen rencana kerja dan anggaran. Hal penting dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan adalah mewajibkan penggunaan analisis gender dalam menyusun kebijakan strategis dan kebijakan operasional (KPPPA, 2010:1). Dokumen kebijakan pembangunan meliputi RPJPN, RPJMN, Renstra K/L, RKP, Renja K/L yang dioperasionalkan melalui RKA K/L dan DIPA.
Dokumen kebijakan tersebut menjadi dasar/payung penyusunan program dan kegiatan yang responsif gender.
Penyusunan PPRG mempunyai tujuan untuk:
1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pengambil keputusan tentang pentingnya isu gender dalam kebijakan pembangunan dan pentingnya upaya untuk mempercepat terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender sesuai dengan tugas dan fungsi K/L.
2. Memastikan bahwa alokasi anggaran pembangunan dan belanja negara/pengeluaran pembangunan akan menjamin adanya manfaat yang adil bagi kesejahteraan laki-laki dan perempuan.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran, serta membangun transparansi anggaran dan akuntabilitas pemerintah dalam mewujudkan kesetaraan.
4. Membantu mengurangi kesenjangan gender dan menghapuskan diskriminasi terhadap perempuan dan atau laki-laki dalam pembangunan.
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, dalam penyusunan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.
6. Menjamin agar kebutuhan dan aspirasi laki-laki dan perempuan dari berbagai kelompok sosial (berbagai jenis kelamin, usia, ras, suku, dan lokasi) dapat diakomodasikan ke dalam belanja/pengeluaran (lihat KPPPA, 2010:9).
Perencanaan responsif gender akan menghasilkan Anggaran Responsif Gender (ARG), di mana kebijakan pengalokasian anggaran disusun untuk mengakomodasi kebutuhan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. ARG dibagi dalam 3 kategori, yaitu:
10 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
1. Anggaran khusus target gender, yaitu alokasi anggaran yang diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan dasar khusus perempuan atau kebutuhan dasar khusus laki-laki berdasarkan hasil analisis gender. Contoh anggaran khusus target gender antara lain:
a. Anggaran untuk penyediaan fasilitas nursury room dan child care; dan
b. Anggaran untuk mendukung upaya meningkatkan usia kawin pertama perempuan.
2. Anggaran kesetaraan gender adalah alokasi anggaran untuk mengatasi masalah kesenjangan gender di berbagai bidang pembangunan. Dengan menggunakan analisis gender dapat diketahui adanya kesenjangan dalam hal akses, partisipasi, kontrol dan manfaat terhadap sumber daya pembangunan sehingga anggaran dialokasikan dengan mempertimbangkan aspek-aspek keadilan gender. Contoh anggaran kesetaraan gender antara lain:
a. Anggaran untuk beasiswa pendidikan bagi rumah tangga miskin;
b. Anggaran untuk pendidikan politik perempuan;
c. Anggaran untuk peningkatan produktivitas dan kualitas tenaga kerja;
d. Anggaran untuk peningkatan ketahanan pangan di daerah rawan pangan; dan e. Anggaran untuk penanganan pengungsi akibat dampak bencana.
3. Anggaran pelembagaan PUG adalah alokasi anggaran untuk penguatan pelembagaan PUG, baik dalam hal pendataan maupun peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Contoh anggaran pelembagaan kesetaraan gender antara lain:
a. Anggaran untuk penyusunan data terpilah (laki-laki dan perempuan);
b. Anggaran untuk koordinasi PUG dan PPRG;
c. Anggaran untuk pelatihan PUG dan PPRG; dan
d. Anggaran untuk penyusunan pedoman integrasi gender di sektor tertentu.
Dalam hal pelembagaan PUG di internal K/L, diperlukan pengalokasian anggaran khusus, misalnya untuk penyediaan data terpilah di sektor tertentu, penguatan kapasitas sumber daya manusia mengenai PUG dan PPRG, serta pelaksanaan koordinasi focal point gender.
2.2 Instrumen Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender
Instrumen di dalam melaksanakan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender meliputi GAP dan GBS. Secara teknis, GAP dan GBS merupakan 2 (dua) dokumen pendukung yang dilampirkan bersama-sama dengan kerangka acuan kerja (KAK) di dalam sistem Aplikasi KRISNA Renja K/L.
2.1.1 Gender Analysis Pathway
Gender Analysis Pathway/GAP adalah alat bantu analisis gender yang dapat digunakan oleh perencana kebijakan/program/kegiatan pembangunan dalam menyusun PPRG. GAP digunakan untuk (a) mengidentifikasi kesenjangan gender (gender gap) dan permasalahan gender (gender issues) dilihat dari akses, partisipasi, kontrol dan manfaat yang diperoleh laki-laki maupun perempuan; (b) mengetahui latar belakang terjadinya kesenjangan gender; (c) merumuskan permasalahan sebagai akibat adanya kesenjangan gender; dan (d) mengidentifikasi langkah-langkah/tindakan intervensi yang diperlukan untuk memperkecil atau menghapus kesenjangan gender tersebut. Kerangka analisis gender dengan GAP digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Analisis Gender dengan Gender Analysis Pathway
Penyusunan GAP dilakukan dengan 9 langkah yang terbagi ke dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu:
Tahap I: Analisis Kebijakan yang Responsif Gender
Tahap ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap kebijakan pembangunan serta menganalisis faktor-faktor penyebab kesenjangan gender dengan menggunakan data terpilah sebagai data pembuka wawasan. Pada tahap, 5 (lima) langkah yang dilakukan adalah:
1. Mengidentifikasi tujuan dari kebijakan/program/kegiatan
2. Menyajikan data terpilah menurut jenis kelamin sebagai data pembuka wawasan serta data dan informasi pendukung lainnya
3. Mengidentifikasi faktor kesenjangan gender
4. Mengidentifikasi penyebab kesenjangan gender di internal K/L 5. Mengidentifikasi penyebab kesenjangan gender di exkternal K/L Tahap II: Formulasi Kebijakan dan Rencana Aksi ke Depan
Tahap ini bertujuan untuk memformulasikan kebijakan yang responsif gender. Langkah yang dilakukan yaitu:
6. Merumuskan kembali kebijakan/program/kegiatan yang responsif gender 7. Menyusun rencana aksi
Tahap III: Pengukuran Hasil
Tahap ini bertujuan untuk menetapkan ukuran dan indikator kinerja. Langkah yang dilakukan adalah:
8. Menetapkan data dasar 9. Menetapkan indikator kinerja
12 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
Kesembilan langkah tersebut diuraikan pada Tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tahapan Penyusunan Gender Analysis Pathway
Tahap I
Analisis Kebijakan yang responsif gender
Tahap II
Isu Gender Kebijakan & Rencana ASksi Pengukuran hasil Faktor
Data dasar Indikator kinerja
Catatan: Langkah 1 dilakukan pada level program/kegiatan, sedangkah langkah 7 merupakan satu level di bawahnya. Untuk rencana aksi di langkah 7, tidak perlu dilakukan Analisis GAP lagi, cukup dengan check-list (daftar periksa)
2.1.2 Gender Budget Statement
Gender Budget Statement/GBS adalah Pernyataan Anggaran Gender, atau disebut juga dengan istilah Lembar Anggaran Responsif Gender (Lembar ARG). Dokumen ini merupakan dokumen akuntabilitas-spesifik gender yang disusun oleh K/L untuk menginformasikan bahwa suatu kegiatan telah responsif terhadap isu gender serta telah dialokasikan anggaran pada kegiatan tersebut dengan tujuan untuk menangani permasalahan gender tersebut.
GBS diartikan pula sebagai dokumen yang menyatakan tentang adanya kesetaraan gender dalam perencanaan dan penganggaran suatu kegiatan. Dalam hal ini GBS dapat disusun setelah dilakukan analisis gender.
GBS terdiri atas komponen sebagai berikut:
1. Program, Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan output kegiatan sebagaimana tercantum di dalam Renja K/L;
2. Analisis situasi; berisi tentang uraian ringkas yang menggambarkan persoalan yang akan ditangani/dilaksanakan oleh kegiatan yang menghasilkan output, berupa data pembuka wawasan, faktor kesenjangan, dan penyebab kesenjangan gender baik internal maupun eksternal, serta menerangkan bahwa output/sub-output kegiatan yang akan dihasilkan mempunyai pengaruh kepada kelompok sasaran tertentu. Pada analisis situasi ini juga dijelaskan isu gender pada sub-output/komponen yang merupakan bagian/tahapan dalam
pencapaian output. Isu gender dapat dilihat dengan menggunakan 4 (empat) aspek yaitu:
akses, partisipasi, kontrol dan manfaat pada level sub-output/komponen;
3. Rencana aksi; terdiri atas output/komponen input. Tidak semua sub-output/komponen input yang ada dicantumkan, tetapi dipilih hanya sub-sub-output/komponen input yang secara langsung mengubah kondisi ke arah kesetaraan gender. Jika output tersebut mempunyai sub-output, bagian ini menerangkan tentang sub-output yang terdapat isu gendernya. Namun jika tidak mempunyai sub-output, maka bagian ini menerangkan komponen yang terdapat isu gendernya;
4. Besar alokasi dana untuk pencapaian output;
5. Dampak/hasil output kegiatan; merupakan dampak/hasil dari pencapaian output kegiatan secara luas, dan dikaitkan dengan isu gender serta perbaikan ke arah kesetaraan gender yang telah diidentifikasi pada bagian analisis situasi;
6. Penanda tangan GBS adalah penanggung jawab kegiatan yang dijelaskan dalam GBS tersebut.
Tabel 2.2 Langkah-langkah Penyusunan Gender Budget Statement GENDER BUDGET STATEMENT/PERNYATAAN ANGGARAN GENDER
Nama K/L : ………
Unit Eselon I : ………
Unit Eselon II : ………
Program Nama program
Kegiatan Nama kegiatan sebagai penjabaran dari program Indikator Kinerja
Kegiatan
Nama Indikator Kinerja Kegiatan
Output Kegiatan Jenis output, volume, dan satuan output kegiatan
• Uraian ringkas yang menggambarkan persoalan yang akan
ditangani/dilaksanakan oleh kegiatan yang menghasilkan output. Uraian tersebut meliputi: data pembuka wawasan, faktor kesenjangan, dan penyebab permasalahan kesenjangan gender.
• Dalam hal data pembuka wawasan (berupa data terpilah) untuk kelompok sasaran baik laki-laki maupun perempuan tidak tersedia (data kuantatif ) maka dapat menggunakan data kualitatif berupa ’rumusan’ hasil dari focus group discussion (FGD)
• Output/suboutput kegiatan yang akan dihasilkan mempunyai pengaruh kepada kelompok sasaran tertentu
Isu gender pada komponen ...
• Isu/kesenjangan gender yang ada pada komponen inputnya
• Hanya komponen yang terdapat isu/kesenjangan gendernya
14 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga Rencana aksi (Dipilih
hanya Komponen Input yang secara langsung mengubah kondisi kearah kesetaraan gender.
Tidak semua komponen input dicantumkan)
Komponen Input 1 Tahapan pencapaian suatu output. Komponen ini harus relevan dengan output kegiatan yang dihasilkan.
Diharapkan, dapat berkontribusi dalam menjawab persoalan kesenjangan gender yang telah diidentifikasi di tahapan analisis situasi
Alokasi anggaran output kegiatan
(Jumlah anggaran (Rp) yang dialokasikan untuk mencapai output kegiatan yang ditargetkan
Dampak/hasil output kegiatan
Dampak/ hasil secara luas dari ketercapaian output kegiatan yang dihasilkan, dan dikaitkan dengan isu gender serta perbaikan ke arah kesetaraan gender yang telah diidentifikasi pada bagian Analisa situasi
Penanggung jawab kegiatan
……….
NIP/ NRP ……..
16 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
BAB 3
PENANDAAN ANGGARAN RESPONSIF GENDER
3.1 Penandaan Anggaran Tematik APBN
Di dalam Sistem Informasi Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran (KRISNA), terdapat pilihan kategori untuk melakukan penandaan yaitu Prioritas Nasional, Nawa Cita, Janji Presiden, dan Tematik (Dukungan) APBN. Penandaan Anggaran Responsif Gender merupakan salah satu tema dalam kategori penandaaan Tematik (Dukungan) APBN dan untuk 1 (satu) Output Kegiatan atau Sub-output dapat dilakukan penandaan lebih dari 1 (satu) tema. Misalnya Output X merupakan anggaran responsif gender sekaligus merupakan anggaran mitigasi perubahan iklim dan anggaran kesehatan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.02/2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan No. 94/PMK.02/2017 Tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (K/L) dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran menetapkan anggaran yang responsif gender sebagai anggaran tematik yang ditandai, dipantau, dievaluasi, dan dilaporkan dalam evaluasi kinerja pemerintah.
Gambar 3.1 Penandaan Tematik dalam Aplikasi KRISNA
Sumber: Sistem Aplikasi KRISNA
3.1.1 Output Kegiatan sebagai Basis Penandaan Anggaran
Di dalam penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran, penandaan anggaran (budget tagging) dilakukan di level Output Kegiatan (keluaran) yang dihasilkan dari Kegiatan atau Sub-output yang dihasilkan dari Output Kegiatan di dalam Sistem Informasi KRISNA-Renja K/L, termasuk dalam hal ini anggaran responsif gender. Output Kegiatan (keluaran) adalah produk akhir berupa barang/jasa yang dihasilkan oleh level Eselon Il/Satuan Kerja yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran Kegiatan. Sementara yang dimaksud dengan Sub-output adalah bagian dari Output Kegiatan, yang memiliki jenis dan satuan yang sama. Penandaaan yang dilakukan di level output tersebut akan terbawa di dalam RKA K/L dan DIPA. Penandaan di level Output Kegiatan atau
5
18 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
Sub-output menyebabkan overestimasi terhadap besaran alokasi ARG karena kegiatan yang benar-benar responsif gender umumnya berada di level komponen/subkomponen.
Output yang ditandai sebagai ARG berada pada unit kerja eselon II sesuai dengan struktur data di dalam Sistem Aplikasi KRISNA Renja K/L sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.1. Guna memudahkan proses identifikasi output responsif gender pada tahun berikutnya, pada Lampiran II disajikan daftar keluaran (output) yang responsif gender telah diidentifikasi dari Rencana Kerja dan Anggaran K/L (RKA-K/L) tahun 2019. Output RKA-K/L tersebut bersifat dinamis dari tahun ke tahun, dapat berubah, ditambah, dikurangi, maupun direstrukturisasi sejalan dengan penyusunan Renja dan RKA K/L terkait.
3.2 Proses Penandaan ARG
Penandaan anggaran reponsif gender dilaksanakan mengikuti siklus perencanaan dan penganggaran serta menggunakan sistem perencanaan dan penganggaran berbasis daring (online), yaitu Sistem KRISNA Renja K/L sebagaimana dijelaskan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.2 Struktur Data dalam Sistem Aplikasi KRISNA
Gambar 3.3 Waktu Pelaksanaan Penandaan/Tagging
Sumber: Direktorat Sistem dan Prosedur Pendanaan Pembangunan, Bappenas
*) Keterangan:
Apabila Renja yang disusun adalah Renja K/L Tahun Anggaran 2020, maka : T-2 : Tahun 2018 (2 tahun sebelum Tahun Anggaran Renja K/L)
T-1 : Tahun 2019 (1 Tahun sebelum Tahun Anggaran Renja K/L) T : Tahun 2020 (Tahun Anggaran)
Berdasarkan siklus tersebut, proses penandaan ARG dimulai dari evaluasi hasil penandaan ARG pada tahun sebelumnya serta sosialisasi dan fasilitasi PUG/PPRG untuk mengidentifikasi output/suboutput yang potensial ditandai ARG pada tahun berikutnya. Secara grais besar proses tagging dilakukan sebagai berikut:
a. Untuk penandaan output ARG tahun berikutnya dan tahun sebelumnya, K/L dapat melakukan penandaan pada Sistem Aplikasi KRISNA Renja K/L mulai dari November (t-2) sampai dengan sebelum dikeluarkannya Surat Bersama Pagu Indikatif (SBPI).
b. K/L melakukan pemutakhiran penandaan pada periode Maret – Mei setelah pertemuan tiga pihak sesuai dengan SBPI dan ditelaah oleh Bappenas dan DJA Kemenkeu.
c. Apabila terdapat perubahan setelah keluarnya Surat Bersama Pagu Anggaran (SBPA), K/L melakukan pemutakhiran kembali penandaan ARG sesuai dengan SBPA dan ditelaah kembali oleh Bappenas dan DJA Kemenkeu.
d. Output yang telah ditandai ARG akan terbawa ke RKA/KL dan DIPA
Proses penandaan ARG dalam siklus perencanaan dan penganggaran memerlukan kolaborasi antara K/L terkait, KPPPA, Kementerian PPN/Bappenas, dan Kemenkeu. Waktu pelaksanaan, pihak-pihak yang terlibat, dan proses yang dilakukan terkait penandaan ARG diuraikan sebagai berikut:
20 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
Tabel 3.1 Waktu dan Proses yang Dilakukan terkait Penandaan ARG di dalam Perencanaan dan Penganggaran Tahunan
Waktu Kegiatan
Melakukan analisis pelaksanaan pengarusutamaan gender dalam bidang pembangunan yang menjadi tupoksinya, termasuk analisis capaian pembangunan menggunakan data terpilah
a. Melakukan analisis pelaksanaan pengarusutamaan gender pada tahun sebelumnya
b. Menyampaikan hasil analisa tersebut dan rekomendasinya kepada K/L
c. Melakukan advokasi dan penggalangan komitmen pelaksanaan PUG/PPRG di seluruh KL
d. Mendampingi K/L (Biro Perencanaan, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah/APIP dan unit kerja teknis terkait) dalam melaksanakan PUG/PPRG dan memilih output/suboutput yang potensial ditandai sebagai ARG (Pelatihan menyusun GAP, GBS dan KAK)
e. Memberikan konsultasi kepada K/L dalam menyusun GAP, GBS dan KAK pada output/suboutput terpilih sebagai ARG.
a. Hasil analisis
a. Melakukan analisis pelaksanaan pengarusutamaan gender dalam bidang pembangunan yang menjadi tupoksinya,
a. Hasil analisis
Waktu Kegiatan
Utama Proses Output
K/L Pelaksana Kemen PPN/
Bappenas KPPPA Kemenkeu K/L termasuk analisis capaian pembangunan
menggunakan data terpilah
b. Menentukan output/suboutput yang ditandai sebagai ARG. ARG dapat berupa:
1. Anggaran khusus target gender (anggaran untuk pemenuhan kebutuhan dasar khusus perempuan atau kebutuhan dasar khusus laki-laki berdasarkan hasil analisis gender) 2. Anggaran untuk penguatan pelembagaan
PUG
3. Anggaran kesetaraan gender (anggaran untuk mengatasi masalah kesenjangan pada akses, partisipasi, kontrol dan manfaat terhadap sumber daya pembangunan)
c. Menyusun GAP, GBS dan KAK pada output/sub-output terpilih sebagai ARG. Dalam penyusunan GBS (Lembar Anggaran Responsif Gender) perlu diperhatikan :
1. Mengacu pada dokumen Gender Analysis Pathway/ GAP
2. Menguraikan Program, Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan output
3. Analisis situasi isu gender yaitu aspek akses, partisipasi, kontrol dan manfaat serta masalah kelembagaan PUG. Berisi tentang uraian ringkas yang menggambarkan persoalan yang akan ditangani/ dilaksanakan oleh kegiatan yang menghasilkan output.
b. Output/ sub-ouput yang responsif gender
c. Dokumen GAP, GBS, KAK
22 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga 4. Rencana aksi merupakan
sub-output/komponen input yang secara langsung menyelesaikan hasil analisis isu gender tersebut.
5. Besar alokasi dana untuk pencapaian output.
d. Menyampaikan dokumen GAP, GBS dan KAK kepada Biro Perencanaan dan APIP
a. Mengkoordinasikan penyusunan GAP, KAK dan GBS
b. Menganalisis GAP, KAK dan GBS serta memberikan feedback kepada unit kerja c. Memastikan kelengkapan GAP, GBS dan KAK d. Melakukan penandaan ARG di Aplikasi KRISNA
Renja KL
e. Menyampaikan rincian output/suboutput yang ditandai sebagai ARG kepada KPPPA
a. Pertemuan d. Koordinasi data
output/ sub
Mereviu GAP, GBS, dan KAK serta memberikan feedback sesuai tugas dan kewenangannya.
Langkah penilaian meliputi:
1. Dapatkan dokumen GAP, GBS dan KAK output/
sub-output yang responsif gender
2. Identifikasi output/ sub-output yang responsif gender
Hasil reviu GAP, GBS dan KAK
APIP
Waktu Kegiatan
Utama Proses Output
K/L Pelaksana Kemen PPN/
Bappenas KPPPA Kemenkeu K/L 3. Pastikan GBS telah memuat komponen kebijakan/
program/ kegiatan, analisis situasi, rencana aksi, indikator kinerja dan anggaran
4. Pastikan apakah program/ kegiatan pada GBS merupakan program strategis dan prioritas, yaitu program kegiatan yang :
a. Mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam RKP;
b. Merupakan kegiatan prioritas sebagaimana termuat dalam dokumen perencanaan kementerian/ lembaga, khususnya Renstra;
c. Penting dilakukan untuk mengatasi isu gender, termasuk kelembagaan PUG pada satker terkait.
5. Pastikan apakah analisis situasi menyajikan isu gender secara jelas?, (termasuk isu kelembagaan PUG)
6. Apakah analisis situasi gender menggunakan data terpilah atau data spesifik gender?
7. Pastikan terdapat keterkaitan secara logis antara analisis situasi dengan rencana aksi dan indikator kinerja
8. Buat kesimpulan dan rekomendasi penyempurnaan
Menyampaikan output/suboutput yang diusulkan sebagai ARG dengan melampirkan dokumen pendukung (GAP, GBS, dan KAK)
Koordinasi data output/ sub output yang responsif gender
24 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
a. Memastikan kelengkapan dan mereviu dokumen Renja K/L termasuk kelengkapan dokumen GBS, GAP, dan KAK
b. Ketepatan kelayakan usulan ARG (Tematik dukungan APBN)
c. Mengusulkan output/suboutput alternatif yang potensial ditandai sebagai ARG
Hasil reviu ARG,
a. Memastikan kelengkapan dan mereviu dokumen Renja K/L, termasuk kelengkapan dokumen GBS, GAP, dan KAK
b. Memastikan kewajaran usulan anggaran responsif gender
Menyepakati output/suboutput yang merupakan ARG Catatan hasil kesepakatan
DJA Mengunggah catatan hasil Pertemuan Tiga Pihak
dalam rangka penelaahan Renja K/L (termasuk ARG) ke dalam Sistem Aplikasi KRISNA sebagai dasar menyempurnakan Rancangan Renja K/L
Tagging catatan
a. Melakukan penandaan ARG pada
output/suboutput di dalam sistem aplikasi KRISNA Renja K/L sesuai dengan hasil kesepakatan pada Pertemuan Tiga Pihak.
b. Menyampaikan update rincian output/suboutput yang ditandai sebagai ARG kepada KPPPA
a. Tagging ARG
a. Mengawal dan memastikan K/L telah melakukan penandaan ARG di dalam aplikasi KRISNA sesuai hasil kesepakatan pada TM I
a. Hasil pemantauan
Waktu Kegiatan
Utama Proses Output
K/L Pelaksana Kemen PPN/
Bappenas KPPPA Kemenkeu K/L b. Melakukan persetujuan terhadap
output/suboutput yang ditandai sebagai ARG
b. Hasil approval/ yang diusulkan sebagai ARG dengan melampirkan dokumen pendukung (GAP, GBS, dan KAK)
Output/ sub-output yang responsif gender a. Memastikan kelengkapan dan mereviu dokumen
Renja K/L, termasuk kelengkapan dokumen GBS, GAP, dan KAK
b. Ketepatan kelayakan usulan ARG (Tematik dukungan APBN)
Hasil reviu ARG Direktorat yang menjadi mitra K/L
a. Memastikan kelengkapan dan mereviu dokumen Renja K/L , termasuk kelengkapan dokumen GBS, GAP, dan KAK
b. Memastikan kewajaran usulan ARG
Hasil reviu ARG DJA
Menyepakati usulan penyempurnaan output/
suboutput yang menjadi ARG
Catatan hasil
Catatan hasil penelaahan Renja K/L dalam Pertemuan Tiga Pihak II diunggah dalam KRISNA sebagai bahan penyusunan Renja K/L
Melakukan penandaan ARG pada output/suboutput di dalam aplikasi KRISNA Renja K/L sesuai dengan hasil kesepakatan pada Pertemuan Tiga Pihak Kedua
Penandaan/
Tagging ARG
a. Mengawal dan memastikan K/L telah melakukan penandaan ARG di dalam aplikasi KRISNA sesuai hasil kesepakatan pada TM Kedua
a. Hasil
26 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga b. Melakukan persetujuan dalam KRISNA terhadap
output/suboutput yang ditandai sebagai ARG
b. Persetujuan
Menyampaikan pemutakhiran rincian output/
Menyampaikan pemutakhiran rincian output/