• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Masukan (Input)

5.1.1. Kebijakan

Pembangunan kesehatan saat ini diarahkan dan ditekankan pada peningkatan upaya promotif dan preventif khususnya di Puskesmas. Puskesmas diwajibkan untuk mengutamakan memberi pelayanan promotif dan preventif kepada seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, pada saat ini telah diadakan Jaminan Kesehatan Nasional guna untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Sementara itu, diketahui bahwa Puskesmas lebih banyak menangani pelayanan kuratif dibandingkan dengan pelayanan promotif dan preventif, hal tersebut disebabkan oleh masyarakat yang menganggap bahwa Puskesmas hanya sebagai penyedia pelayanan pengobatan.

Menyadari belum maksimalnya peningkatan kesehatan dengan mengutamakan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas, pemerintah merasa perlu membuat kebijakan dan memiliki undang-undang yang berlaku nasional. Dengan adanya landasan yang dibuat oleh pemerintah diharapkan mampu secara efektif untuk mendukung dan menjamin keberhasilan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif.

Universitas Sumatera Utara Atas dasar hal tersebut di atas pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas yang menjelaskan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Sebelumnya sejak awal tahun 2014 keseriusan pemerintah untuk menjamin kesehatan rakyat Indonesia adalah dengan munculnya “Jaminan Kesehatan Nasional” dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah, yang kemudian diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Dalam menyelenggarakan pelayanan promotif dan preventif saat ini Jaminan Kesehatan Nasional juga mengeluarkan peraturan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial membuat Peraturan BPJS No. 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional yang menjelaskan kepesertaan, iuran kepesertaan jaminan kesehatan, penyelenggara pelayanan, peningkatan mutu dan penambahan manfaat jaminan kesehatan, kompensasi, kendali mutu dan kendali biaya, serta pelaporan dan utilization review. Mengenai pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013. Penjelasan bahwa peserta JKN berhak mendapatkan pelayanan promotif dan preventif tertera dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 ini pada Pasal 13 yang bertuliskan bahwa “Setiap

Universitas Sumatera Utara Peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.”

Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 20 serta perubahan dari PERPRES No. 12 Tahun 2013 yaitu Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 22 yang dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan yang dijamin pada pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup yaitu : administrasi pelayanan; pelayanan promotif dan preventif; pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif; pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis; pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; dan rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis.

Jasa pelayanan kesehatan di FKTP atau puskesmas ditetapkan sekurang-kurangnya 60% (enam puluh persen) dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan sisanya dimanfaatkan untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan yang meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya. Dalam hal ini, biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya termasuk juga dana upaya promotif dan preventif.

Peraturan-peraturan yang telah ada menjelaskan bahwa Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif. Namun Puskesmas yang

Universitas Sumatera Utara seharusnya dikenal sebagai pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif bagi masyarakat menjadi tidak terlihat bahkan tidak terlaksana dengan baik, karena dalam keadaan yang sebenarnya Puskesmas masih setengah hati dalam melaksanakan upaya promotif dan preventif dan pencapaiannya pun menjadi tidak optimal. Kebijakan atau peraturan yang dibuat oleh Pemerintah juga belum menjamin terlaksananya pelayanan promotif dan preventif melalui UKM dan UKP di Puskesmas. Walaupun sekarang sudah ada JKN, dan peraturannya pun sudah jelas mengenai peserta JKN berhak mendapatkan pelayanan promotif dan preventif, namun pelaksanaan upaya promotif dan preventif masih sama saja dengan sebelum adanya JKN.

Pada kenyataannya, dari hasil pengamatan yang didapat selama Peneliti berada langsung di lapangan (Puskesmas Tapian Dolok) menunjukkan bahwa Puskesmas ini masih berfokus pada pelayanan kuratif dan tenaga kesehatannya lebih memilih mendahulukan untuk melayanai masyarakat yang datang berobat ke Puskesmas dibandingkan memberikan konseling atau penyuluhan perorangan kepada masyarakat atau pasien yang lagi menunggu antrian untuk berobat ataupun setelah pasien diperiksa. Di era JKN sudah diatur mengenai dana pelayanan promotif dan preventif, namun nyatanya Puskesmas ini belum paham mengenai penyaluran atau penggunaan dana yang diatur di dalam kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah sehingga Puskesmas masih menggunakan dana dari BOK untuk melaksanakan pelayanan promotif dan preventif. Dengan adanya peraturan atau kebijakan yang telah dibuat Pemerintah masih belum bisa mengubah paradigma atau konsep yang semula menekankan pada penyembuhan penyakit melalui

Universitas Sumatera Utara pelayanan kuratif berupa pengobatan ke arah upaya peningkatan kesehatan dari sebagian besar masyarakat yang belum jatuh sakit agar bisa lebih berkontribusi dalam pembangunan kesehatan melalui pelayanan promotif dan preventif.

Dengan demikian kondisi tersebut membuat masyarakat semakin tidak paham mengenai apa sebenarnya pelayanan promotif dan preventif itu apalagi untuk memanfaatkannya nya. Selain itu dengan melihat keadaan sebenarnya yang terjadi di Puskesmas membentuk persepsi masyarakat bahwa mereka menganggap Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif atau pengobatan kepada orang sakit dan masyarakat menjadi enggan mau memanfaatkan pelayanan promotif dan preventif yang disediakan.

Dokumen terkait