• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Implementasi Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Tahun 2015"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sumatera Utara

IMPLEMENTASI PELAYANAN PROMOTIF DAN

PREVENTIF DI PUSKESMAS TAPIAN DOLOK

KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015

SKRIPSI

OLEH

UMMIYUN

NIM : 111000046

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Universitas Sumatera Utara

IMPLEMENTASI PELAYANAN PROMOTIF DAN

PREVENTIF DI PUSKESMAS TAPIAN DOLOK

KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015

Skripsi ini diajukan sebagai

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

UMMIYUN

NIM : 111000046

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TAPIAN DOLOK KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan pejiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuwan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuwan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Juli 2015

(4)
(5)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Pelayanan promotif dan preventif melalui Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan merupakan pelayanan kesehatan masyarakat yang harus lebih diutamakan dan diperhatikan guna meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik. Puskesmas yang masih berfokus pada pendekatan kuratif daripada promotif dan preventif menjadikan cakupan pelayanan tersebut tergolong masih rendah.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat derskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun. Menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumentasi sebagai cara untuk mengumpulkan data. Informan penelitian ini sebanyak 10 orang, yaitu Kepala Puskesmas Tapian Dolok,beberapa petugas kesehatan Puskesmas dan pasien.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas dalam pelaksanaannya belum merata ke semua desa yang ada di wilayah kerjanya, kegiatan yang dilaksanakan terbatas dan kurang terstruktur, dana yang digunakan hanya dari Bantuan Operasional Kesehatan yang dirasakan masih belum cukup serta kemampuan dan pengetahuan tenaga kesehatan kurang baik dan belum maksimal dalam memberikan pelayanan promotif dan preventif.Upaya kesehatan masyarakat yang ada di Puskesmas Tapian Dolok antara lain penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, meningkatkan pelayanan KIA/KB, Posyandu, serta kegiatan tambahandari program BPJS yaitu Program Pengelolaan Penyakit Kronis. Sedangkan upaya kesehatan perorangan yang dilaksanakan selain pengobatan yaitu konseling atau penyuluhan perorangan, home visit TB, home visit gizi buruk/gizi kurang dan pemantauan rumah sehat.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun belum berjalan secara maksimal sehingga cakupan pelayanannya masih rendah dan diharapkan agar pemerintahan yang terkait dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari tenaga kesehatan, dana dan sarana, prasarana serta peralatan. Diharapkan Kepala Puskesmas lebih memahami tentang manajemen puskesmas dalam membuat suatu perencanaan, diharapkan Puskesmas beserta jajarannya lebih meningkatkan pemahaman, koordinasi, pengawasan dan kerja sama lintas sektoral dalam melaksanakan pelayanan promotif dan preventif.

(6)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Promotion and preventive service through public health services and individual health services should be prioritized and heeded in order to improve public health toward a better one. Puskesmas which is still focused on curative approach rather than promotion and preventive one has made the coverage of service low.

The research was descriptive qualitative which was aimed to analyze the implementation of promotion and preventive service at Tapian Dolok Puskesmas, Simalungun District. The data were gathered by conducting in-depth interviews, observation, and documentary study. There were 10 informants that consisted of the Head of Tapian Dolok Puskesmas, several health care providers, and patients.

The result of the research showed that the implementation of promotion and preventive service at Puskesmas was not distributed evenly to all villages in its working area, lacked of activities and structure, the health operational fund was inadequate, and health care providers’ knowledge and skill were bad and not optimal in providing promotion and preventive service. Public health services at Tapian Dolok Puskesmas, among others, were counseling about individual health, environmental health, increasing KIA/KB service, posyandu, and additional activity from BPJS: Chronic Disease Management Program. Meanwhile, individual health services were medication, individual counseling, TB home visit, malnutrition home visit, and monitoring health home.

The conclusion of the research was that the implementation of promotion and preventive service at Tapian Dolok Puskesmas, Simalungun District, did not run well and maximally so that the coverage of its service was still low. It is recommended that the government increase the quality and quantity of health care providers, fund, facility, infrastructure, and equipment. It is also recommended that the management of Puskesmas understand puskesmas management well in order to make a planning and increase understanding, coordination, supervision, and cross sectoral collaboration in implementing promotion and preventive services.

(7)

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul

“Implementasi Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Tapian

Dolok Kabupaten Simalungun Tahun 2015”, guna memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang tua tercinta, Ayahanda Chairul Bahri dan Ibunda Jumiati yang selalu memberikan doa, nasihat, dukungan, dan semangat, serta inspirasi bagi saya. Terima kasih atas doa, kasih sayang tulus, serta segala dukungan dalam bentuk apapun yang telah Ayah dan Ibunda berikan kepada penulis setiap saat.

Dalam penyusunan skripsi mulai dari awal hingga akhir selesainya skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(8)

Universitas Sumatera Utara untuk memberikan saran, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Siti Khadijah Nasution, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I dan Ketua Penguji Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu dr. Rusmalawaty, M.K.M. selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dr. Fauzi, S.K.M. selaku Dosen Penguji II Skripsi yang telah telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan saran, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Ibu dr. Linda Trimurni Maas, MPH selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memperhatikan penulis selama mengikuti pendidikan di FKM USU.

7. Seluruh Dosen Departemen AKK, seluruh Dosen dan Staf FKM USU yang telah memberikan ilmu, bimbingan serta dukungan moral kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di FKM USU.

8. Ibu dr. Lenny Napitapulu selaku Kepala Puskesmas Tapian Dolok yang telah memberikan izin dan membantu penulis untuk melakukan penelitian di Puskesmas tersebut.

(9)

Universitas Sumatera Utara 10. Teristimewa untuk keluarga tercinta, Ayahanda Chairul Bahri dan Ibunda Jumiati yang senantiasa selalu memberikan kasih sayang, doa serta dukungan dalam bentuk apapun kepada penulis. Kepada Nenek Jumsinah, kakak-kakak saya Wulan Chariaty Widyastuti S.Pd, Euis Siti Hajar S.Pd, abang-abang saya Dadang Purnomo Patradinata dan Gunawan serta seluruh keluarga besar terima kasih atas doa, nasihat, kasih sayang, perhatian, dukungan serta motivasi yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Para sahabat tersayang seperjuangan Halimah Tusyakdiah Saragih, Astry Elfira, Khairina Fitri Arwanda, Nadya Balqis, juga kepada sahabat setia Desi Paradilla terima kasih atas dukungan, bantuan, motivasi, semangat dalam proses penyelesaian skripsi dan kebersamaannya selama ini.

12. Meiliza, Widya, Riza, Lisa, Riri, Dian, wilda, teman-teman kelompok PBL dan LKP, teman-teman satu peminatan AKK dan teman-teman FKM USU serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita.

Medan, Juli 2015

(10)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

2.2. Beberapa Kebijakan Terkait Dengan Jaminan Kesehatan Nasional .... 15

2.3. Upaya Penyelenggaraan Kesehatan ... 17

2.4. Pelayanan Kesehatan ... 25

2.4.1 Definisi Pelayanan Kesehatan ... 25

2.4.2 Pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif ... 29

2.4.3 Promosi Kesehatan ... 31

2.4.4 Tingkat-Tingkat Pencegahan Penyakit ... 33

(11)

Universitas Sumatera Utara

3.6. Instrumen Penelitian ... 41

3.7. Triangulasi ... 41

3.8. Teknik Analisa Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 43

4.1. Gambaran Umum Puskesmas Tapian Dolok ... 43

4.2. Karakteristik Informan ... 45

4.3. Verbatim Wawancara Implementasi Pelayanan Promotif dan Preventif Di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Tahun 2015 ... 47

4.3.1. Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Pelayanan dan Preventif di Puskesmas ... 47

4.3.2. Pernyataan Informan tentang Kebijakan Mengenai Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 49

4.3.3. Pernyataan Informan tentang Sistem Pembiayaan Pelayanan Promotif dan Preventif ... 51

4.3.4 Pernyataan Informan tentang Bentuk-Bentuk Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 53

4.3.5. Pernyataan Informan tentang Persiapan Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 55

4.3.6. Pernyataan Informan tentang Proses Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 57

4.3.7. Pernyataan Informan tentang Tantangan Internal dan Eksternal yang Dapat Menghambat Jalannya Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 60

4.3.8. Pernyataan Informan tentang Strategi yang Dilakukan Dalam Mengatasi Kendala Internal dan Eksternal ... 62

4.3.9 Pernyataan Informan tentang Saran Untuk Peningkatan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 63

4.3.10. Pernyataan Informan (Pasien) tentang Pelayanan Promotif Dan Preventif... 65

4.3.11. Pernyataan Informan (Pasien) tentang Pelayanan Promotif Dan Preventif Berkaitan dengan Anjuran yang Diberikan

5.1.4. Sarana, Prasarana dan Peralatan ... 80

5.2. Proses (Process) ... 83

(12)

Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

6.1. Kesimpulan ... 93 6.2. Saran ... 94 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

Lampiran 2. Surat Izin Survey Pendahuluan

(13)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 : Upaya Promotif dan Preventif Puskesmas Tapian Dolok ... 6 Tabel 4.1 : Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Tapian Dolok

Tahun 2014 ... 44 Tabel 4.2 : Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tapian Dolok Tahun 2014 ... 44 Tabel 4.3 : Data Sarana Kesehatan Lainnya di Wilayah Kerja Puskesmas

Tapian Dolok Tahun 2014 ... 45 Tabel 4.4 : Data Fasilitas Gedung Puskesmas Tapian Dolok Tahun

2014... ... 45 Tabel 4.5 : Karakteristik Informan ... 46 Tabel 4.6 : Matriks Pernyataan Informan Tentang Pelaksanaan Pelayanan

Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 47 Tabel 4.7 : Matriks Pernyataan Informan Tentang Kebijakan Mengenai

Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 49 Tabel 4.8 : Matriks Pernyataan Informan Tentang Sistem Pembiayaan

Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 51 Tabel 4.9 : Matriks Pernyataan Informan Tentang Bentuk-Bentuk Pelayanan

Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 53 Tabel 4.10 : Matriks Pernyataan Informan Tentang Persiapan Pelaksanaan

Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 55 Tabel 4.11 : Matriks Pernyataan Informan Tentang Proses Pelaksanaan Pelayanan

Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 57 Tabel 4.12 : Matriks Pernyataan Informan Tentang Tantangan Internal dan

Eksternal yang Dapat Menghambat Jalannya Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 60 Tabel 4.13 : Matriks Pernyataan Informan Tentang Strategi yang Dilakukan

(14)

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 : Matriks Pernyataan Informan Tentang Saran Untuk Peningkatan

Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas ... 63 Tabel 4.15 : Matriks Pernyataan Informan (Pasien) Tentang Pelayanan Promotif

dan Preventif ... 65

(15)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Fokus Penelitian... 36

(16)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISTILAH

Singkatan : Singkatan dari AGB : Anemia Gizi Besi ANC : Antenatal Care

BOK : Bantuan Operasional Kesehatan

BPJS : Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial DBD : Demam Berdarah Dengue

Depkes : Departemen Kesehatan

FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama GAKY : Gangguan Akibat Kekurangan Yodium IMS : Infeksi Menular Seksual

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut JKN : Jaminan Kesehatan Nasional KB : Keluarga Berencana

KEK : Kurang Energi Kronis KEP : Kalori Energi Protein KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KIE : Konseling, Informasi dan Edukasi KLB : Kejadian Luar Biasa

KN : Kunjungan Neonatal

KPIA : Kelompok Pembina Ibu dan Anak KVA : Kurang Vitamin A

P2M : Penanggulangan Penyakit Menular P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat POA : Plan of Action

Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu

Prolanis : Program Pengelolaan Penyakit Kronis PSN : Pemberantasan Sarang Nyamuk PUS : Perempuan Usia subur

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat RAB : Rencana Anggaran Belanja RI : Republik Indonesia

RKA : Rencana Kegiatan Anggaran

RT : Rumah Tangga

SDM : Sumber Daya Manusia

SKM : Sarjana Kesehatan Masyarakat

SKPG : Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi SPAL : Saluran Pembuangan Air Limbah TBC/TB : Tuberculosis

(17)

Universitas Sumatera Utara UGD : Unit Gawat Darurat

UKGMD : Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Daerah UKGS : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat UKP : Upaya Kesehatan Perorangan UPGI : Upaya Perbaikan Gizi Institusi UPGK : Upaya Perbaikan Gizi Keluarga

UU : Undang-undang

(18)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ummiyun

Tempat/Tanggal Lahir : Beringin / 16 September 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 3 dari 3 bersaudara Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat Rumah : Jl. Medan Km.10 Gang Kantar Beringin Kelurahan Sinaksak Kecamatan Tapian Dolok.

Nama Ayah : Chairul Bahri Suku Bangsa : Sunda

Nama Ibu : Jumiati

Suku Bangsa Ibu : Jawa Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1999-2005 : SD Al-Washliyah Tapian Dolok 2. Tahun 2005-2008 : SMP Tamansiswa Tapian Dolok 3. Tahun 2008-2011 : SMA NEGERI 4 Pematangsiantar

4. Tahun 2011-2015 :Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

(19)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Pelayanan promotif dan preventif melalui Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan merupakan pelayanan kesehatan masyarakat yang harus lebih diutamakan dan diperhatikan guna meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik. Puskesmas yang masih berfokus pada pendekatan kuratif daripada promotif dan preventif menjadikan cakupan pelayanan tersebut tergolong masih rendah.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat derskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun. Menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumentasi sebagai cara untuk mengumpulkan data. Informan penelitian ini sebanyak 10 orang, yaitu Kepala Puskesmas Tapian Dolok,beberapa petugas kesehatan Puskesmas dan pasien.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas dalam pelaksanaannya belum merata ke semua desa yang ada di wilayah kerjanya, kegiatan yang dilaksanakan terbatas dan kurang terstruktur, dana yang digunakan hanya dari Bantuan Operasional Kesehatan yang dirasakan masih belum cukup serta kemampuan dan pengetahuan tenaga kesehatan kurang baik dan belum maksimal dalam memberikan pelayanan promotif dan preventif.Upaya kesehatan masyarakat yang ada di Puskesmas Tapian Dolok antara lain penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, meningkatkan pelayanan KIA/KB, Posyandu, serta kegiatan tambahandari program BPJS yaitu Program Pengelolaan Penyakit Kronis. Sedangkan upaya kesehatan perorangan yang dilaksanakan selain pengobatan yaitu konseling atau penyuluhan perorangan, home visit TB, home visit gizi buruk/gizi kurang dan pemantauan rumah sehat.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun belum berjalan secara maksimal sehingga cakupan pelayanannya masih rendah dan diharapkan agar pemerintahan yang terkait dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari tenaga kesehatan, dana dan sarana, prasarana serta peralatan. Diharapkan Kepala Puskesmas lebih memahami tentang manajemen puskesmas dalam membuat suatu perencanaan, diharapkan Puskesmas beserta jajarannya lebih meningkatkan pemahaman, koordinasi, pengawasan dan kerja sama lintas sektoral dalam melaksanakan pelayanan promotif dan preventif.

(20)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Promotion and preventive service through public health services and individual health services should be prioritized and heeded in order to improve public health toward a better one. Puskesmas which is still focused on curative approach rather than promotion and preventive one has made the coverage of service low.

The research was descriptive qualitative which was aimed to analyze the implementation of promotion and preventive service at Tapian Dolok Puskesmas, Simalungun District. The data were gathered by conducting in-depth interviews, observation, and documentary study. There were 10 informants that consisted of the Head of Tapian Dolok Puskesmas, several health care providers, and patients.

The result of the research showed that the implementation of promotion and preventive service at Puskesmas was not distributed evenly to all villages in its working area, lacked of activities and structure, the health operational fund was inadequate, and health care providers’ knowledge and skill were bad and not optimal in providing promotion and preventive service. Public health services at Tapian Dolok Puskesmas, among others, were counseling about individual health, environmental health, increasing KIA/KB service, posyandu, and additional activity from BPJS: Chronic Disease Management Program. Meanwhile, individual health services were medication, individual counseling, TB home visit, malnutrition home visit, and monitoring health home.

The conclusion of the research was that the implementation of promotion and preventive service at Tapian Dolok Puskesmas, Simalungun District, did not run well and maximally so that the coverage of its service was still low. It is recommended that the government increase the quality and quantity of health care providers, fund, facility, infrastructure, and equipment. It is also recommended that the management of Puskesmas understand puskesmas management well in order to make a planning and increase understanding, coordination, supervision, and cross sectoral collaboration in implementing promotion and preventive services.

(21)

Universitas Sumatera Utara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat, perilaku hidup sehat penduduknya, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan, paling tidak harus memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Pembangunan kesehatan akan menekankan upaya promotif dan preventif dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif (Mubarak, 2012).

Berdasarkan UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan demikian kesehatan selain sebagai hak asasi manusia,kesehatan juga merupakan suatu investasi.

(22)

Universitas Sumatera Utara orang untuk hidup sehat. Penyelenggaraan atau penyediaan pelayanan kesehatan dasar ini harus secara nyata menunjukkan keberpihakannya kepada kelompok masyarakat risiko tinggi termasuk di dalamnya kelompok masyarakat miskin. Bahkan lebih jauh lagi, ruang lingkup pelayanan kesehatan dasar tersebut harus mencakup setiap upaya kesehatan yang menjadi komitmen komunitas global, regional, nasional maupun lokal (Depkes RI, 2010)

(23)

Universitas Sumatera Utara dan/atau 5) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan (Permenkes RI, 2014).

Sistem pembiayaan puskesmas ini dalam sumber biaya untuk pelayanan promotif dan preventif , baik dalam upaya kesehatan masyarakat maupun perorangan adalah Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Setelah adanya JKN terjadi perubahan pada sistem pembiayaan puskesmas yaitu pemerintah hanya akan bertanggung jawab untuk pemenuhan upaya kesehatan masyarakat, sementara upaya kesehatan perorangan didukung oleh dana kapitasi dari BPJS (Kemenkes RI, 2013).

Berdasarkan Profil Puskesmas Tapian Dolok, wilayah kerja Puskesmas Tapian Dolok mencapai 1 Kelurahan dan 10 Nagori/Desa. Dengan jumlah penduduk mencapai 40.244 jiwa. Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas Tapian Dolok ini adalah 64 kegiatan dengan jumlah peserta yang hadir 25-30 orang di setiap kegiatan penyuluhan. Adapun jumlah kegiatan promosi kesehatan Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Tahun 2014 adalah jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan yaitu 64 kali dan jumlah kunjungan rumah yaitu 373 rumah.

(24)

Universitas Sumatera Utara toksoid) pada ibu hamil adalah TT-1 sebanyak 194 orang (13,2%), TT-2 sebanyak 122 orang (8,3%) dan TT-2+ sebanyak 122 orang (8,3%). Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe 1 (30 tablet) yaitu 202 orang (13,7%), Fe 3 (30 tablet) yaitu 614 orang (41,7%). Adapun jumlah peserta KB baru yaitu 1.079 orang dan jumlah KB aktif yaitu 5005 orang dengan data jumlah pasangan usia subur tidak diketahui.

Selain data di atas, Puskesmas Tapian Dolok memiliki cakupan kunjungan neonatal dengan jumlah bayi pada tahun 2014 adalah 1.111 bayi : kunjungan neonatal 1 kali (KN 1) sebanyak 706 bayi (63,5%) dan kunjungan neonatal 3 kali (KN lengkap) sebanyak 721 bayi (69%). Terdapat cakupan imunisasi yaitu jumlah DPT 1 + HB 1yaitu 782 bayi (70,4%), DPT 3 + HB 3 yaitu 730 bayi (65,7%) dan campak yaitu 774 bayi(69,7%), BCG yaitu 788 bayi (70,9%), Polio 4 yaitu 741 bayi (66,7%) dan imunisasi dasar lengkap yaitu 751 bayi (67,5%). Pada profil kesehatan Puskesmas Tapian Dolok tahun 2014 juga terdapat persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan jumlah rumah tangga 9651 RT, jumlah yang dipantau sebanyak 8.533 RT (88,4%), dan jumlah rumah tangga yang ber-PHBS sebanyak 7.271 RT (85,2%).

Saat ini masih ditemukan puskesmas yang masih berfokus pada pendekatan kuratif dari pada promotif dan preventif. Selain itu, persepsi masyarakat yang masih menganggap puskesmas hanya sebagai penyedia pengobatan bagi orang sakit atau fasilitas “orang sakit” daripada fasilitas “menjadi

sehat”. Paradigma sehat yang selalu mengutamakan pendekatan promotif dan

(25)

Universitas Sumatera Utara layanan di puskesmas (Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening, 2013).

Hasil dari Pengamatan pada saat survey pendahuluan Puskesmas ini lebih banyak menangani masyarakat yang menggunakan pelayanan kesehatan kuratif dibandingkan dengan pelayanan kesehatan promotif dan preventif, terlihat dari pasien yang mengantri untuk berobat cukup banyak. Setiap bulannya Puskesmas menangani pasien rata-rata sebanyak 700 jiwa (pemegang kartu jaminan kesehatan) belum ditambahkan dengan masyarakat umum (bukan pemegang kartu jaminan kesehatan) dan data dari satelit-satelit puskesmas Tapian Dolok yang menggunakan kesehatan kuratif (pengobatan).

Upaya preventif di Puskesmas Tapian Dolok sebagai tambahan di era JKN yaitu Prolanis (program pengelolaan penyakit kronis) adalah sebuah program yang dirancang untuk memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif bagi masyarakat berupa olahraga atau senam yang dilakukan setiap hari senin setiap minggunya di halaman puskesmas ini. Kemudian setiap satu bulan sekali tenaga kesehatan puskesmas memberikan penyuluhan sebelum dilakukan olahraga. Kegiatan ini dilaksanakan untuk masyarakat yang telah menjadi peserta jaminan kesehatan saja dan kegiatan ini didanai oleh BPJS Kesehatan. Program Prolanis inilah yang menjadi satu bentuk keluaran di Desa/Kecamatan dari pelayanan promotif dan preventif.

(26)

Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1 Upaya Promotif dan Preventif di Puskesmas Tapian Dolok

No. Program

(27)

Universitas Sumatera Utara Pada tabel 1.1 di atas berdasarkan survey pendahuluan dan pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa pelaksanaan dan cakupan dari upaya promotif dan preventif melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan belum menunjukkan hasil yang maksimal. Upaya promotif dan preventif sudah dilakukan namun cakupan imunisasi dan kunjungan ibu hamil masih saja rendah. Hal tersebut disebabkan oleh upaya promotif dan preventif yang dilakukan masih belum merata ke seluruh desa di wilayah kerja puskesmas. Setelah adanya JKN pun tidak ada terlihat perbedaan maupun perubahan ke arah yang lebih baik dalam pelaksanaannya. Kegiatan-kegiatan dari upaya promotif dan preventif pelaksanaannya masih belum terarah dan kadang diadakan tidak sesuai dengan jadwal atau waktu yang telah ditetapkan pada POA sebelumnya.

Adapun hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas Tapian Dolok menjelaskan bahwa Puskesmas ini dalam menyelenggarakan pelayanan promotif dan preventif tidak ada perbedaan ketika sudah ada jaminan kesehatan seperti sekarang ini. Pelaksanaan upaya promotif dan preventif di Puskesmas ini tidak memiliki sasaran atau target yang jelas, ditandai dengan tidak terdapat angka sasaran yang ingin dicapai secara tertulis di dalam data Puskesmas. Sehingga pencapaian pelayanan promotif dan preventif dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya tidak menunjukkan perbedaan yang secara signifikan terkait dengan adanya peningkatan ataupun penurunan.

(28)

Universitas Sumatera Utara adalah dana kapitasi dari JKN. Namun dana untuk melaksanakan pelayanan promotif dan preventif dari dana kapitasi BPJS tidak cukup, sehingga Puskesmas masih menggunakan dan BOK. Dana itulah yang digunakan untuk biaya transportasi dalam pelayanan promotif seperti penyuluhan ke masyarakat. Upaya promotif dan preventif dilaksankan oleh tenaga kesehatan yang telah ditetapkan oleh setiap program upaya wajib Puskesmas. Dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan ke masyarakat Puskesmas telah memberikan giliran kepada setiap tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas tersebut.

Pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif memiliki kendala-kendala yang menghambat kelancaran dari kegiatan tersebut. Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah sarana dan prasarana serta peralatan yaitu Puskesmas ini tidak memiliki alat canggih untuk mendukung kegiatan penyuluhan misalnya penyuluhan, pemberian informasi dan edukasi tentang kesehatan yang dilaksanakan di dalam gedung memerlukan alat seperti in focus. Perilaku masyarakatnya yaitu kesadaran dan kemauan masyarakat yang belum timbul dari diri sendiri untuk memanfaatkan dan menganggap upaya promotif dan preventif itu penting demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Perilaku masyarakat tersebut ditandai dengan ketika melihat ke lapangan hanya sedikit masyarakat yang mau menghadiri penyuluhan kesehatan oleh Puskesmas.

(29)

Universitas Sumatera Utara Mangkurawang belum dapat menghilangkan pendapat yang kurang tepat terhadap diare; 2) masyarakat terbiasa untuk mendapatkan informasi kesehatan dengan menggunakan komunikasi langsung dengan petugas kesehatan, kader dan tokoh masyarakat; dan 3) jumlah petugas kesehatan terbatas sehingga diperlukan peningkatan kuantitas dan kualitas kader kesehatan.

Menurut penelitian Marjianto (2012), tentang hubungan kegiatan promotif, preventif kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan oleh perawat gigi dengan prevalensi karies gigi siswa SD/MI wilayah puskesmas di kota Surabaya, menyatakan bahwa kegiatan promotif tidak ada hubungan dengan prevalensi karies gigi dan tidak ada hubungan antara kegiatan preventif kesehatan gigi dan mulut dengan karies.

Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Tahun 2015.

1.2 Perumusan Masalah

(30)

Universitas Sumatera Utara 1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun tahun 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta keterampilan dalam melakukan penelitian khususnya tentang pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif.

2. Memberikan hasil kajian sebagai masukan kepada seluruh penanggungjawab puskesmas khususnya di Puskesmas Tapian Dolok Kecamatn Tapian Dolok dalam membangun mutu dan kualitas pelayanan kesehatan.

(31)

Universitas Sumatera Utara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Puskesmas

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas dalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI, 2014).

2.1.1 Tujuan Puskesmas

(32)

Universitas Sumatera Utara 2.1.2 Fungsi Puskesmas

Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya. Puskesmas juga memiliki wewenang dalam melaksanakan funsinya yaitu:

a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;

d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;

e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;

f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas; g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan

(33)

Universitas Sumatera Utara 2.1.3 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah pembangunan kesehatan yang sesuai dengan paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna dan keterpaduan dan kesinambungan (Permenkes RI, 2014).

2.1.4 Misi Puskesmas

Dalam misi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya visi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:

1. mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

3. mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

4. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.

(34)

Universitas Sumatera Utara 6. mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas (Permenkes RI, 2014).

2.1.5 Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.

Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana paling sedikit terdiri atas: a. dokter atau dokter layanan primer;

b. dokter gigi; c. perawat; d. bidan;

(35)

Universitas Sumatera Utara i. tenaga kefarmasian.

Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas. Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas harus memiliki surat izin praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.2 Beberapa Kebijakan Terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional Mengenai pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013. Penjelasan bahwa peserta JKN berhak mendapatkan pelayanan promotif dan preventif tertera dalam PeraturanMenteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 ini pada Pasal 13 yang bertuliskan bahwa “Setiap Peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.”

(36)

Universitas Sumatera Utara kesehatan.” Kemudian Pasal 22 menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup:

1. Administrasi pelayanan;

2. Pelayanan promotif dan preventif;

3.Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;

4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif; 5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;

6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;

7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama; dan 8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.

Selain itu, pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FTKP) milik Pemerintah Daerah diatur dalam Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2014. Tertera pada Pasal 12, bahwa dana kapitasi JKN di FTKP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud meliputi jasa pelayanan kesehatan perorangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan.

(37)

Universitas Sumatera Utara 2.3 Upaya Penyelenggaraan Kesehatan

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud meliputi upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan (Permenkes RI, 2014).

Upaya kesehatan masyarakat esensial adalah sebagai berikut: a. pelayanan promosi kesehatan;

b. pelayanan kesehatan lingkungan;

c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; d. pelayanan gizi; dan

e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.Upaya kesehatan masyarakat pengembangan yang dimaksud merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas (Permenkes RI, 2014).

(38)

Universitas Sumatera Utara ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib yang harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas ini adalah :

1. Upaya promosi kesehatan.

Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter dalam Maulana, 2009). Proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat tidak hanya terbatas pada kegiatan pemberian informasi (seperti kegiatan penyuluhan, KIE, dan pendidikan kesehatan), tetapi juga menyangkut penggalangan berbagai dukungan di masyarakat (Maulana, 2009).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yg berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila perlu.

Tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Sasaran penyuluhan kesehatan adalah sebagai berikut: a) Sasaran Jangkauan Penyuluhan

(39)

Universitas Sumatera Utara 1) Masyarakat daerah terpencil/terasing

2) Masyarakat daerah pemukiman baru (transmigran/perbatasan) 3) Masyarakat korban bencana/masalah kesehatan (KLB)

4) Masyarakat kelompok rentan (ibu hamil, lansia)

5) Masyarakat yang berada di berbagai institusi (rumah sakit, posyandu). 6) Masyarakat yg mempunyai pengaruh dlm proses pengambilan keputusan

(pemuka agama, Kepala Keluarga)

7) Kelompok-kelompok yang mempunyai potensi dalam kegiatan penyuluhan (PKK, Karang Taruna).

b) Sasaran Hasil Penyuluhan

Sasaran tersebut di atas yang telah mengalami perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku, dikaitkan dengan sasaran program.

2. Upaya kesehatan lingkungan.

Berdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di samping faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor prilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun biologi. Sejalan dengan kebijaksanaan‟Paradigma Sehat‟ yang mengutamakan

upaya-upaya yang bersifat promotif dan preventif. Maka upaya kesehatan lingkungan sangat penting.

(40)

Universitas Sumatera Utara segala kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut: 1. Penyehatan Air

2. Penyehatan Makanan dan Minuman

3. Pengawasan Pembuangan Kotoran Manusia 4. Pengawasan, Pembuangan Sampah dan Limbah 5. Penyehatan Pemukiman

6. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum

7. Pengamanan Lingkungan akibat Pencemaran Industri 8. Pengamanan Pestisida

9. Klinik Sanitasi

Sasaran upaya kesehatan lingkungan sebagai berikut:

1. Daerah dengan endemis penyakit perut dan kecacingan, angka penyakit diare tinggi; penyakit-penyakit bersumber dari sampah.

2. Daerah berpenghasilan rendah, berpenduduk padat dan kumuh, cakupan sanitasi dasar yang rendah.

3. Daerah pariwisata; tempat pengelolaan makanan; transportasi; sarana ibadah; sarana perdagangan; sarana perawatan/pemeliharaan; sarana social.

(41)

Universitas Sumatera Utara 5. Keluarga dan masyarakat di daerah yang angka kepadatan penduduknya tinggi

serta produksi sampahnya cukup banyak; masyarakat dengan penyakit yang berhubungan dengan penyakit lingkungan.

6. Daerah yang mempunyai resiko terhadap penularan penyakit diare, TBC Paru, ISPA, DBD, dan Filariasis.

7. Daerah pemukiman baru; resiko tinggi terhadap pencemaran; tempat pengelolaan pestisida; daerah industri; pertanian.

8. Daerah terpencil dan daerah perbatasan; masyarakat terasing dan rawan bencana; rawan air bersih.

3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan perlindungan bayi, anak di bawah lima tahun (balita) dan anak usia prasekolah dalam proses tumbuh kembang. Termasuk di dalamnya pendidikan kesehatan pada masyarakat, pemuka masyarakat, dukun bayi, pembinaan kesehatan anak.

Bentuk upaya kesehatan ibu dan anak sebagai berikut:

a) Pelayanan Kesehatan/asuhan kebidanan di wilayah kerja puskesmas b) Pelayanan Kesehatan bagi bayi, balita dan anak prasekolah

Sasaran upaya Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) sebagai berikut: a) Ibu dan Anak Ibu,

(42)

Universitas Sumatera Utara c) Balita,

d) Anak Usia Prasekolah, dan

e) Keluarga yang tinggal atau berada di wilayah kerja puskesmas serta yang berkunjung ke puskesmas.

Upaya Kesehatan Keluarga Berencana (KB) adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas. Prioritas pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan pasangan usia subur dan keluarganya dalam pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar kehamilan guna menurunkan angka kelahiran nasional.

Sasaran upaya Kesehatan Keluarga Berencana (KB) sebagai berikut: a) Pasangan Usia Subur (PUS),

b) Calon pasangan usia subur,

c) PUS dengan wanita yang akan memasuki masa menopause,

d) Keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja puskesmas, dan

e) Wanita Usia Subur (WUS) yang datang pd pelayanan rawat jalan Puskesmas yang dalam fase intervensi pelayanan KB.

4. Upaya perbaikan gizi.

(43)

Universitas Sumatera Utara 1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)

Kegiatan masyarakat untuk melembagakan upaya peningkatan gizi dalam tiap keluarga di Indonesia, bersifat lintas sektor yang dilaksanakan oleh kesehatan, pertanian, BKKBN, agama dalam negeri, dan PKK.

2. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)

Mendorong berbagai institusi pemerintah dan swasta agar memberikan perhatian lebih besar dalam peningkatan status gizi warganya.

3. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi yang terdiri dari:

a) Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

b) Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)

c) Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi Protein (KEP) Dan Kurang Energi Kronis (KEK)

d) Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)

e) Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Kekurangan Gizi Mikro Lain f) Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih

4. Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG).

Upaya perbaikan gizi memliki tujuan untuk menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat. Sasaran Upaya perbaikan gizi sebagai berikut:

(44)

Universitas Sumatera Utara 2. Wanita Usia Subur (termasuk calon pengantin), ibu hamil, ibu nifas, dan

lansia.

3. Semua penduduk daerah rawan gizi.

4. Semua anak dan dewasa yang mempunyai masalah gizi. 5. Pekerja berpenghasilan rendah/miskin.

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya, yang beraasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular meliputi kuratif, pemutusan rantai penularan, promosi kesehatan, dan surveilans.

Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular (P2M) dilaksanakan dengan upaya-upaya:

a) Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos-pos kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai termasuk rujukan.

b) Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare. c) Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan , pengamatan/pemantauan

(surveinlans ketat) dan logistik.

(45)

Universitas Sumatera Utara Cara Penularan Penyakit menular dikenal beberapa cara penularan penyakit menular, yaitu: Penularan secara kontak.

6. Upaya pengobatan.

Upaya pengobatan berguna untuk mendapatkan diagnosa sedini mungkin dengan melaksanakan tindakan pengobatan dan upaya rujukan serta rehabilitasi jika diperlukan. Program pengobatan seperti berikut ini:

a. Rawat Jalan Poli Umum b. Rawat Jalan Poli Gigi

c. Unit Rawat Inap: Keperawatan, Kebidanan d. Unit Gawat Darurat (UGD)

e. Puskesmas Keliling (Efendi, 2009)

2.4 Pelayanan Kesehatan

2.4.1 Definisi Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem (Permenkes RI, 2014).

(46)

Universitas Sumatera Utara kawasan perkotaan, Puskesmas kawasan pedesaan dan Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil (Permenkes RI, 2014).

1. Puskesmas Kawasan Perkotaan

Puskesmas kawasan perkotaan merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:

a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa;

b. memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel;

c. lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik; dan/atau d. terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. memprioritaskan pelayanan UKM;

b. pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat; c. pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan

yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat;

d. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan

(47)

Universitas Sumatera Utara 2. Puskesmas Kawasan Pedesaan

Puskesmas kawasan pedesaan merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria

kawasan pedesaan sebagai berikut:

a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris;

b. memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel;

c. rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen); dan d. terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat; b. pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan

yang diselenggarakan oleh masyarakat;

c. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan

(48)

Universitas Sumatera Utara 3. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil

Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai

berikut:

a. berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus pulau, atau pesisir;

b. akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca; dan c. kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi tenaga kesehatan;

b.dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan;

c. pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal;

d. pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil;

(49)

Universitas Sumatera Utara f. pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas (Permenkes RI, 2014)

2.4.2 Pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif

Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status atau derajat kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang yang sehat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan cara memberikan:

1. Penyuluhan kesehatan masyarakat. 2. Peningkatan gizi.

3. Pemeliharaan kesehatan perorangan. 4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan. 5. Olahraga secara teratur.

6. Rekreasi.

7. Pendidikan seks (Effendi,1998)

(50)

Universitas Sumatera Utara Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Imunisasi massal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.

2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melaui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah.

3. Pemberian vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.

4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui (Effendi, 1998).

Upaya pengobatan ( kuratif ) bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Usaha-usaha yang dilakukan yaitu :

1. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis penderita TB

2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit

3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas 4. Perawatan payudara

(51)

Universitas Sumatera Utara Upaya rehabilitasi merupakan upaya pemulihan keseluruhan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok sesuatu yang menderita penyakit yang sama. Adapun usaha yang dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang dan kelainan bawaan.

2. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan nafas dan batuk), stroke/fisioterapi (Effendi, 1998).

2.4.3 Promosi Kesehatan

Menurut Hartono (2010) banyak sekali tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan oleh puskesmas. Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut.

1. Di Dalam Gedung

Di dalam gedung puskesmas, promosi kesehatan dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang diselenggarakan puskesmas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa di dalam gedung terdapat peluang-peluang:

a. Promosi kesehatan di tempat pendaftaran, yaitu di tempat pasien/klien harus melapor/ mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan. b. Promosi kesehatan dalam pelayanan medis di poliklinik, di pelayanan KIA

& KB, dan di ruang perawatan (untuk puskesmas dengan tempat perawatan).

(52)

Universitas Sumatera Utara d. Promosi kesehatan dalam pelayanan klinik-klinik khusus seperti klinik

sanitasi.

e. Promosi kesehatan di tempat pembayaran rawat, yaitu di ruang di mana pasien rawat inap harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap, sebelum meninggalkan puskesmas (untuk puskesmas dengan tempat perawatan).

f. Promosi kesehatan di lingkungan puskesmas, yaitu di tempat parkir, halaman, dinding, kantin/kios, tempat ibadah, dan pagar halaman puskesmas.

2. Di Masyarakat (di luar gedung)

Banyak tatanan di mana puskesmas dapat melakukan promosi kesehatan di masyarakat, yakni:

a. Tatanan rumah tangga, yaitu di pemukiman penduduk misalnya di kompleks-kompleks perumahan, Dasa Wisma, Rukun Tetangga/Rukun Warga dan lain-lain.

b. Tatanan sarana pendidikan, yaitu di sekolah-sekolah, madrasah, pondok pesantren, kursus-kursus, perguruan tinggi dan lain-lain.

c. Tatanan tempat kerja, yaitu di pabrik-pabrik, kanto-kantor, koperasi-koperasi, himpunan petani, pelelangan ikan, komplek pertokoan dan lain-lain.

(53)

Universitas Sumatera Utara 2.4.4 Tingkat-Tingkat Pencegahan Penyakit

Menurut Leavel and Clark dalam Syafrudin ada lima tingkat pencegahan penyakit yaitu sebagai berikut.

1. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)

2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu(General and Spesifik Protection)

3. Menegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (Early Diagnosis and Prompt Treatment)

4. Pembatasan kecacatan (Disability Limitation) 5. Penyembuhan kesehatan (Rehabilitation)

Hal tersebut di atas dijabarkan dalam upaya-upaya pencegahan sebagai berikut.

1. Upaya Pencegahan Primer a. Upaya peningkatan kesehatan

Yaitu upaya pencegahan yang umumnya bertujuan meningkatkan taraf kesehatan individu/keluarga/masyarakat, misalnya:

1. Penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, penyusunan pola gizi memadai, pengawasan pertumbuhan anak balita dan usia remaja.

2. Perbaikan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan.

3. Kesempatan memperoleh hiburan sehat yang memungkinkan pengembangan kesehatan mental dan sosial.

(54)

Universitas Sumatera Utara 5. Pengendalian faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

b. Perlindungan umum dan khusus

Perlindungan khusus terhadap kesehatan. Golongan masyarakat tertentu serta keadaan tertentu yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan. Upaya-upaya yang termasuk perlindungan umum dan khusus anatara lain:

1. Peningkatan higiene perorangan dan perlindungan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan.

2. Perlindungan tenaga kerja terhadap setiap kemungkinan timbulnya penyakit akibat kerja.

3. Perlindungan terhadap bahan-bahan beracun, korosif, alergen dan sebagainya. 4. Perlindungan terhadap sumber-sumber pencernaan.

2. Upaya Pencegahan Sekunder

Pada pencegahan sekunder termasuk upaya yang bersifat diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt teratment) meliputi mencari kasus sedini mungkin:

1. Melakukan general check up rutin pada setiap individu.

2. Melakukan berbagai survei (survei sekolah, rumah tangga) dalam rangka pemberantasan penyakit menular.

(55)

Universitas Sumatera Utara 3. Upaya Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier berupa pencegahan terjadinya komplikasi penyakit yag lebih parah. Bertujuan menurunkan angka kejadian cacat fisik maupun mental, meliputi upaya-upaya sebagai berikut.

1. Penyempurnaan cara pengobatan serta perawatan lanjut.

2. Rehabilitasi sempurna setelah penyembuhan penyakit (rehabilitasi fisik dan mental).

3. Mengusahakan pengurangan beban sosial penderita, sehingga mencegah kemungkinan terputusnya kelanjutan pengobatan serta kelanjutan rehabilitasi dan sebagainya (Syafrudin, 2009).

2.4.5 Jangkauan Pelayanan Kesehatan

(56)

Universitas Sumatera Utara 2.5.1 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana implementasi pelayanan promotif dan preventif di puskesmas melalui indikator masukan (input), proses (process), dan keluaran (output). Oleh karena itu , fokus penelitian disusun sebagai berikut:

Gambar 2.1 Fokus Penelitian

Berdasarkan gambar di atas, dapat dirumuskan definisi fokus penelitian sebagai berikut :

1. Masukan (input) adalah segala kebutuhan yang dimasukkan dalam pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) shingga dapat berjalan dengan baik, meliputi kebijakan, tenaga kesehatan, pendanaan, serta sarana, prasarana dan peralatan.

(57)

Universitas Sumatera Utara b. Tenaga Kesehatan adalah seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang kesehatan formal yang melaksanakan pelayanan promotif dan preventif.

c. Pendanaan adalah biaya atau materi berupa uang yang digunakan untuk pelayanan promotif dan preventif.

d. Sarana, Prasarana dan Peralatan adalah sesuatu yang digunakan termasuk di dalamnya tempat, media dan peralatan pendukung dalam terlaksananya pelayanan promotif dan preventif.

2. Proses (process) adalah serangkaian kegiatan pelayanan promotif dan preventif melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di puskesmas.

a. Upaya kesehatan masyarakat adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas yang berfokus kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.

b. Upaya kesehatan perorangan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan tenaga medis atau pun paramedis di puskesmas yang berfokus pada individu/ perorangan untuk menyembuhkan penyakit.

(58)

Universitas Sumatera Utara a. Pelayanan promotif adalah kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan individu, keuarga, kelompok dan masyarakat.

(59)

Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif agar diketahui secara jelas dan lebih mendalam tentang implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun tahun 2015. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan yang lain (Sugiono, 2011).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

(60)

Universitas Sumatera Utara 3.3 Informan Penelitian

Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuaian (appropriateness) dan asas kecukupan (adequacy). Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuian adalah informan yang memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan topik penelitian. Pemilihan informan berdasarkan asas kecukupan adalah informan yang dapat menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian. Para informan penelitian ini adalah:

a. Kepala Puskesmas Tapian Dolok b. Dokter/Dokter Gigi

c. Penanggung Jawab Bidang Promotif dan Preventif Puskesmas Tapian Dolok d. Pegawai di Bidang Upaya Esensial Puskesmas

e. Pasien

3.4 Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu melakukan tanya jawab terhadap informan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Studi dokumentasi yaitu telaah dokumentasi pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Tapian Dolok.

(61)

Universitas Sumatera Utara 3.5 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara baku terbuka dengan probing (pendalaman pertanyaan) dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk diajukan kepada informan. Pedoman tersebut digunakan untuk memudahkan wawancara, penggalian data dan informasi (Moleong, 2005).

2. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari Profil Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun.

3.6 Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen wawancara mendalam (indepth interview) berupa daftar pertanyaan yang disusun sesuai dengan topik yang akan dibicarakan, telaah dokumentasi, dan pengamatan secara langsung (observasi). Untuk memperjelas informasi yang akan diperoleh, peneliti juga menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan alat perekam suara.

3.7 Triangulasi

(62)

Universitas Sumatera Utara 3.8 Teknik Analisa Data

(63)

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Tapian Dolok

Wilayah Kecamatan Tapian Dolok berada pada ketinggian 101-105 meter di atas permukaan laut. Wilayah dengan luas 1.275 Ha berada pada ketinggian 101-105 meter, 4.875 Ha berada pada ketinggian 151-200 meter dan seluas 3.835 Ha berada pada ketinggian 201-250 meter, serta seluas 4.915 Ha berada pada ketinggian 251-400 meter di atas permukaan laut.

Puskesmas Tapian Dolok merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Simalungun. Adapun luas wilayah kerja Puskesmas ini adalah 338 dan terdiri dari 11 Desa/Kelurahan dan 49 Lingkungan. Sebesar 2/3 dari

wilayah kerja Puskesmas Tapian Dolok ini dipisahkan oleh kecamatan lain dan 1/3 berada di sekitar Puskesmas dengan kondisi tanah berbukit sampai bergunung dipisahkan Batang Toru.

Wilayah Puskesmas Tapian Dolok mempunyai wilayah kerja satu Kelurahan dan sepuluh Nagori/Desa yaitu: Dolok Maraja, Sinaksak, Purba Sari, Batu Silangit, Dolok Ulu, Naga Dolok, Dolok Kahean, Pematang Kahean, Nagur Usang, Bayu Muslimin, dan Dolok Simbolon. Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas ini adalah sebagai berikut:

Gambar

Tabel 1.1 Upaya Promotif dan Preventif di Puskesmas Tapian Dolok
Gambar 2.1 Fokus Penelitian
Tabel 4.1   Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Tapian Dolok  Tahun 2014
Tabel 4.4  Data Fasilitas Gedung Puskesmas Tapian Dolok Tahun 2014
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan Pasal 1 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 mengindikasikan memberikan penegasan terhadap Pasal 4 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yaitu penegasan dianutnya sistem

Setiap dokumen (dokumen asli dan berwarna, bukan fotocopy) tersebut di- scan dan disimpan dalam bentuk salinan digital, kemudian diserahkan kepada Satuan Pendidikan

Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus, tes dianggap positif dan menyokong

[r]

Hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa fermentasi pelepah sawit menggunakan jenis-jenis inokulum yang berbeda menunjukkan hasil peningkatan protein (PK)

Gambar 1 adalah model kendaraan berbasis mobil dalam ruang kartesian dengan penjelasan sebagai berikut: x dan y menyatakan posisi P pada sumbu koordinat yang orthogonal dari ruang,

midodareni menggambarkan peristiwa budaya dalam adat istiadat Jawa, yakni sebuah acara ritual dalam perkawinan. Pada kesempatan tersebut si calon pengantin wanita

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari Kurs, Indeks Harga Saham Gabungan, Jakarta Islamic Index dan Jumlah Uang Beredar terhadap Nilai Aktiva