• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2017 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2017 Chapter III VI"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Jenis penelitian

Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif agar diketahui secara jelas dan lebih mendalam tentang implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat tahun 2016. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan yang lain (Sugiyono, 2010).

3.2 Lokasi dan Waktu Penlitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematang Siantar dan waktu pelaksanaan penelitian dilakukan sejak bulan Januari 2017 sampai dengan selesai.

3.3 Informan Penelitian

(2)

Para informan penelitian ini adalah: a. Kepala Puskesmas Parsoburan b. Dokter/Dokter Gigi

c. Penanggung jawab bidang Promotif dan Preventif puskesmas Parsoburan d. Penanggung Jawab di Bidang Upaya Wajib (Esensial) Puskesmas, yaitu

penanggung jawab bidang KIA/KB, penanggung jawab kesehatan lingkungan, penanggung jawab bidang gizi masyarakat, penanggung jawab bidang pemberantasan dan pencegahan penyakit.

e. Pasien dan masyarakat

a. Pasien adalah orang yang di dalam gedung /yang sedang berkunjung(berobat ke puskesmas)

b. Masyarakat adalah orang yang mendapatkan kegiatan dari puskesmas minimalnya kepala lingkungan.

3.4Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu melakukan tanya jawab terhadap informan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Studi dokumentasi yaitu telaah dokumentasi pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan .

(3)

3.5Jenis dan Sumber Data

1. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara baku terbuka dengan probing (pendalaman pertanyaan) dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk diajukan kepada informan. Pedoman tersebut digunakan untuk memudahkan wawancara, penggalian data dan informasi (Moleong, 2005).

2. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari Profil Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematang Siantar .

3.6 Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen wawancara mendalam (indepth interview) berupa daftar pertanyaan yang disusun sesuai dengan topik yang akan

dibicarakan, telaah dokumentasi, dan pengamatan secara langsung (observasi). Untuk memperjelas informasi yang akan diperoleh, peneliti juga menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan alat perekam suara.

3.7Definisi Operasional

(4)

1. Masukan (input) adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan program dan preventif, yang meliputi kebijakan, tenaga kesehatan, anggaran atau pendanaan, sarana, prasarana serta peralatan.

a. Kebijakan adalah garis besar dan dasar rencana sebagai landasan dalam melaksanakan kegiatan promotif dan preventif

b. Tenaga kesehatan adalah seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan dibidang kesehatan formal yang melaksanakan promotif dan preventif

c. Anggaran/pendanaan adalah biaya yang digunakan untuk melaksanakan pelayanan promotif dan preventif

d. Sarana, prasarana, dan peralatan adalah sesuatu yang digunakan yang dapat berupa tempat atau wadah yang mendukung terlaksananya pelayanan promotif dan preventif

2. Proses (process) adalah serangkaian kegiatan pelayanan promotif dan preventif melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan di puskesmas.

a. Upaya kesehatan masyarakat adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas yang berfokus kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.

(5)

pada individu/perorangan untuk menyembuhkan penyakit. Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care); home care; dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan

kebutuhan pelayanan kesehatan.

3. Keluaran (output) adalah hasil dari suatu pelaksanaan promotif dan preventif. Dari hasil tersebut diharapkan adanya suatu peningkatan mutu pelayanan kesehatan promotif dan preventif di puskesmas yaitu:

a. Berapa kali kegiatan itu dilaksanakan adalah jumlah kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terkhusus kegiatan di luar gedung

b. Berapa jumlah orang yang mengikuti kegiatan adalah jumlah keigatan yang dilakukan oleh puskesmas dan seberapa banyak yang mengikuti atau mendapatkan pelayanan terkhusus kegiatan di dalam gedung. 3.8 Triangulasi

(6)

3.9 Teknik Analisis Data

(7)

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Parsoburan

Puskesmas Parsoburan terletak di kelurahan Sukamakmur Kecamatan Siantar Marihat. Batas wilayah kerja Puskesmas Parsoburan adalah:

a. Sebelah Utara: Kecamatan Siantar Selatan, Kecamatan Siantar Timur dan Kabupaten simalungun

b. Sebelah Selatan: Kecamatan Siantar Marimbun dan Kabupaten Simalungun

c. Sebelah Barat: Kecamatan Siantar Marimbun, Kecamatan Siantar Selatan dan Kecamatan Siantar Timur

d. Sebelah Timur: Kabupaten Simalungun

Penyelenggaraan pembangunan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar di Kecamatan Siantar Marihat diselenggarakan oleh UPTD Pukesmas Parsoburan, UPTD Puskesmas Pardamean dan UPTD Puskesmas BP. Nauli, dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas Parsoburan meliputi Kelurahan Sukamaju dan Kelurahan Sukamakmur.

Tabel 4.1 Data Kelurahan, Luas Wilayah, Kependudukan, dan Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Puskesmas Parsoburan

No Nama

Kelurahan

Luas Wilayah

Jumlah Penduduk

Jumlah Kepala Keluarga

1. Sukamakmur 36,7 1.747 355

2. Sukamaju 34,3 3.868 948

Jumlah 71,0 5.615 1303

(8)

Dari data tersebut, penduduk terbanyak adalah Kelurahan Sukamaju dengan jumlah penduduk sebanyak 3.868 orang. Jumlah penduduk secara keseluruhan adalah 5.615 orang, yang terbagi atas beberapa agama yaitu: islam, Kristen Protestan, Katolik. Dan dari Suku Toba, Suku Jawa, Suku Simalungun. Tabel 4.2 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Parsoburan

Tahun 2015

No Jenis Tenaga Jumlah

1 Dokter Umum 2

2 Dokter Gigi 1

3 Perawat 9

4 Perawat Gigi - 5 Bidan 7

6 Apoteker 1

7 TenagaTeknisKefarmasian - 8 Gizi 1

9 Sanitarian 1

10 Kesehatan Masyarakat 1

11 Tenaga Kesehatan Lainnya 2

Total 25 Sumber: Tata Usaha Puskesmas

Tabel 4.3 Data Sarana Kesehatan Puskesmas Parsoburan Tahun 2015

No Nama Sarana Jumlah

1 Posyandu Balita 9

2 Posyandu Lansia 3

3 Rumah Sakit Swasta 1

4 Dokter Praktek 1

5 Dokter Praktek Swasta (BPS) 1

Total 15

Sumber: Puskesmas Parsoburan Tahun 2015

Tabel 4.4 Data Fasilitas Gedung Puskesmas Parsoburan Tahun 2015

No Fasilitas Gedung Jumlah

1 Jumlah bangunan Puskesmas 1 buah

2 Ruang kamar periksa/ruang dokter

1 buah

3 Ruang kepala Puskesmas 1 buah

(9)

5 Ruang kartu 1 buah

11 Ruang Administrasi 1 buah

12 Kamar mandi 1 buah

Total 12

Sumber: Puskesmas Parsoburan Tahun 2015

4.2 Gambaran Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Parsoburan

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama yang dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan (Pemenkes No.75, 2014).

Kegiatan promotif Kegiatan Preventif

(10)
(11)
(12)

Sumber: Puskesmas Parsoburan Tahun 2015

4.3 Karasteristik Informan

Tabel 4.6 Karakteristik Informan No Informan Jenis

(13)

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa jumlah dalam penelitian ini adalah sebanyak sepuluh imforman, yang terdiri dari 1 informan Kepala Puskesmas Parsoburan yang berusia 45 tahun dengan pendidikan S1 ilmu kesehatan masyarakat, 1 informan Dokter Umum yang berusia 48 tahun dengan pendidikan S1 Kedokteran, 6 informan dari setiap upaya wajib puskesmas yang terdiri dari 1 informan dari penanggung jawab promosi kesehatan yang berusia 39 tahun dengan pendidikan S1 keperawatan, 1 informan dari penanggung jawab kesehatan lingkungan yang berusia 35 tahun dengan pendidikan D3 Kesehatan Lingkungan, 1 informan penanggung jawab Kesehatan Ibu dan Anak yang berusia 47 tahun dengan pendidikan D1 keperawatan, 1 informan Penanggung jawab Keluarga Berencana berusia 47 tahun dengan pendidikan D3 Keperawatan, 1 informan penanggung jawab Gizi masyarakat berusia 47 tahun dengan pendidikan D3 Gizi, 1 informan penanggung jawab pencegahan dan pemberantasan penyakit menular berusia 40 tahun dengan pendidikan S1 keperawatan, 1 orang pasien dan 1 orang dari kalangan masyarakat.

4.4 Hasil Wawancara Implementasi Program Preventif dan Promotif di

Puskesmas Parsoburan Tahun 2017

4.4.1 Pernyaatan informan tentang pelaksanaan program promotif dan

preventif di puskesmas

Tabel 4.7 Matriks pernyataan informan tentang pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan

Informan Pernyataan

(14)

Informan 2

Informan 3

Informan 4

Informan 5

Informan 6

dilihat dari kegiatannya misalnya penyuluhan kepada masyarakat, posyandu balita maupun lansia sebelumnya dilaksanakan telah ada rencana untuk kegiatan ini akan tetapi pelaksanaanya kadang terlambat dan persiapan pelaksanan nya juga masih kurang karena tidak sesuainya jabatan fungsional terutama dalam memegang program promosi dan preventif.

Menurut saya dek, Penyusunan rencana kegiatan itu saya dilibatkan terutama untuk kegiatan penyuluhan. Pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif di puskesmas ini kalau dari segi rencana kegiatan masih belum maksimal karena ada yang tidak berjalan. Misalnya dek, kegiatan penyuluhan di posyandu itu udah ada rencana sebelumnya tapi tidak dilaksanakan karena tenaga kesehatan (bidan) sibuk melayani pasien yang berobat.

Puskesmas Parsoburan punya kegiatan promotif dan preventif dan itu menyangkut kegiatan luar gedung dan dalam gedung, rencana untuk kegiatan ada dek tapi soal pelaksanaan belum sesuai dengan rencana dan belum maksimal karena untuk tenaga kesehatan belum ada pelatihan bagi kami terlebih untuk saya karena saya yang penanggung jawab kegiatan ini dek Kalau mengenai pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif itu ya dek sama aja seperti dulu. Cuma Puskesmas ini sekarang lebih banyak menangani masyarakat yang datang untuk berobat dibandingkan memberikan konseling tentang pencegahan penyakit kepada masyarakat dek. Penyuluhan di posyandu dilaksanakan tapi tidak maksimal dek, juga kalau dari segi kesehatan lingkungan kegiatan UKM nya dilaksanakan tidak sering paling sesekali lah,sekali sebulan itupun tidak rutin.

Menurut saya dek, Rencana dan pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif terkhusus bidang KIA ada kegiatan yang direncanakan misalnya sweeping ibu hamil, kunjungan ibu hamil,kunjungan ibu nifas, dan lain-lainnya. tapi untuk pelaksanaan kegiatan tersebut masih kurang dek karena masyarakat banyak tidak ada dirumah atau masyarakat kadang lebih memilih ke bidan pribadi dek.

(15)

Informan 7

Informan 8

dek.

Pelayanan promotif dan preventif di puskesmas ini menurut ibu pelaksanaanya yang belum terarah dek jadi belum maksimal. Misalnya, kegiatan untuk gizi pemberian vitamin A, pemberian makanan tambahan kepada masyarakat yang datang ke posyandu seperti ibu hamil, bayi dan balita. Kegiatan untuk hal ini juga jarang kami laksanakan contohnya penyuluhan gizi masyarakat.

Kegiatan promotif dan preventif terutama P2M misalnya kegiatan penyuluhan, pemeriksaan jentik berkala itu semua ada rencananya tapi kadang-kadang dilaksanakan atau tidak dan kadang tenaga kesehatan yang bertugas kurang memerhatikan ketepatan waktu saat kunjungan.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskemas Parsoburan belum maksimal, hal tersebut dilihat dari ketidaksesuaian rencana dengan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan-kegiatan promotif dan preventif juga masih belum berjalan maksimal dilihat dari tingkat pelaksanaan yang masih rendah, kegiatan-kegiatan penyuluhan juga masih kurang. Puskesmas Parsoburan ini masih berfokus pada pelayanan kuratif yaitu lebih banyak menangani masyarakat yang datang berobat dibandingkan memberikan konseling yang dapat bimbingan/arahan tentang mencegah terjadinya penyakit atau bimbingan agar tidak semakin parahnya penyakit yang diderita seseorang.

(16)

kunjungan ibu hamil, kunjungan rumah, pemberian imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit dan lainnya. Di era JKN ada program tambahan yang dibiayai oleh BPJS yaitu prolanis yang telah terdaftar sebagai peserta JKN. Perencanaan program di Puskesmas ada akan tetapi pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif masih belum sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

4.4.2 Pernyataan informan tentang kebijakan mengenai program promotif

dan preventif di puskesmas

Tabel 4.8 Matriks pernyataan informan tentang kebijakan program promotif dan preventif di Puskesmas

Mengenai kebijakan atau peraturan yang saya tahu tentang program promotif dan preventif itu ada di Permenkes No 75 Tahun 2014 mengenai puskesmas ada disinggung tentang hal itu. Kalau di era JKN ini dari BPJS mengeluarkan peraturan BPJS no 1 Tahun 2014 tentang pengelolaan dan pemanfaatan dana untuk promotif dan preventif.

Soal kebijakan saya kurang tahu dek yang saya tahu ada di undang-undang yang bahas itu

Kalau soal kebijakan saya tidak tahu dek, coba cari di geogle aja.

Kebijakan saya tidak paham dek.

Saya kurang tahu mengenai kebijakan-kebijakan dek

Saya tidak tahu mengenai kebijakan-kebijakan dek. Kamu cari saja sendiri

Saya kurang tahu mengenai kebijakan-kebijakan dek

Saya tidak tahu dek tentang kebijakan-kebijakan.

(17)

Kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. BPJS (Badan Penyelenggara Jamninan Sosoal) juga menerbitkan Peraturan BPJS No 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Akan tetapi melihat Puskemas Parsoburan dengan adanya kebijakan atau peraturan yang telah dibuat pemerintah tersebut, tidak menjadikan Puskesmas Parsoburan ini berfokus pada kegiatan promotif dan preventif dengan melihat pernyataan beberapa penanggung jawab program kegiatan promotif dan preventif ini juga belum paham dengan kebijakan yang terkait dengan program tersebut.

4.4.3 Pernyataan Informan tentang persiapan pelaksanaan program

promotif dan preventif di puskesmas

Tabel 4.9 Matriks pernyataan informan tentang persiapan pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan

Pernyataan Informan

(18)

Informan 2 kesiapan tenaga kesehatan masih kurang baik dari pengetahuan, juga peralatan masih kurang.

Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas ini cukup tapi kesiapan kami yang kurang karena kami tidak ada pelatihan sebelum melaksanakan kegiatan dan tenaga SKM minim di puskesmas ini dan juga sarana dan prasarana nya kurang mendukung.

Kalau jumlah sebenarnya udah cukup. Hanya saja skill nya yang perlu disesuaikan antara SDM dengan bidang yang dikerjakan sehingga hasilnya optimal. Sarana, prasarana, dan peralatan juga maunya dilengkapi.

Jumlah tenaga kesehatan mencukupi tapi kesiapan kami kurang maksimal. Segi sarana dan prasarana masih belum mendukung jadi target kurang tercapai.

Jumlah tenaga kesehatan cukup kami biasanya turun ke lapangan dua orang tapi kesiapan masih kurang itu biasanya pada saat penyuluhan alat peraga kami kurang mendukung.

Jumlah tenaga kesehatan cukup, tapi kesiapan mereka ketika diberikan tugas ke lapangan itu masih belum maksimal. Tenaga kesehatan ditugaskan secara bergilir turun ke lapangan sesuai jadwal yang ditetapkan karena kualitas skill mereka masih kurang jadi berdampak sama hasil kegiatannya jadi maksimal dek, seperti masyarakat sedikit yang mau datang ke penyuluhan atau ikut gotong royong. Sarana, prasarana dan peralatan masih kurang. Dari segi transportasi juga terbatas.

Menurut saya, jumlah tenaga kesehatan cukup tapi kalau dari segi kesiapan tenaga kesehatan masih kurang belum ada pelatihan bagi tenaga kesehatan dan juga transportasi terbatas.

(19)

fungsional yang tidak sesuai dengan tupoksi masing-masing serta tidak adanya pelatihan kepada tenaga kesehatan di puskesmas sebelum melaksanakan tersebut. Hal tersebut berdampak pada kualitas kemampuan untuk kesiapan tenaga kesehatan sehingga kurang optimal ketika terjun langung ke masyarakat untuk melaksanakan pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan SKM juga di puskesmas ini masih kurang terutama penanggung jawab bidang promosi kesehatan bukan dari sarjana kesehatan masyarakat tetapi tenaga perawat. Di puskesmas juga adanya pekerjaan tumpang tindih/merangkap sehingga kegiatan berjalan kurang maksimal. Bila dilihat juga dari segi sarana ,prasarana, dan peralatan juga masih kurang mendukung baik pada saat penyuluhan dan juga transportasi juga kurang ketika melaksanakan kegiatan promotif dan preventif.

4.4.4 Pernyataan informan tentang sistem pembiayaan program promotif

dan preventif di puskesmas

Tabel 4.10 Matriks pernyataan informan tentang pendanaan/sistem pembiayaan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan

Informan Pernyataan

(20)

Informan 2 200.000.000,- tapi itu tadi penurunan dan tersebut ke pihak ke puskesmas itu terlambat

Menurut saya, untuk pembiayaan kegiatan promotif dan preventif itu BOK dan JKN. Kalau soal prosesnya saya kurang paham dek.

Kalau soalnya dana biasanya dari BOK, tapi ada juga dari JKN. Tapi soal anggaran saya tidak tahu pasti. Misalnya kegiatan untuk penyuluhan ini untuk pendanaannya tiga bulan ke depan baru

Biasanya untuk kegiatan promotif dan preventif yang saya tahu itu dari BOK dek.

Setahu saya untuk kegiatan promotif dan preventif itu dana nya dari BOK misalnya kegiatan sweeping. Terus kayak untuk visit home itu biasanya dari JKN. Tapi penurunan dana itu tidak sesuai dek. Karena yang dana dituliskan untuk satu kegiatan Rp 75.000,- tapi yang disampaikan hanya Rp 45.000,-.Sehingga kegiatan itu pun dek berjalan tapi kurang maksimal.

Pendanaannya itu dari BOK selama ini yang saya tahu dek. Tapi itulah kadang-kadang penurunan biaya itu tidak sesuai. Dituliskan Rp 75.000,- tapi yang sampai hanya Rp 45.000,-

Kalau soal dana saya kurang paham dek tapi setahu saya untuk kegiatan promotif dan preventif di puskesmas ini dari BOK dan JKN.

Setahu saya untuk saat ini dari BOK dek, selain itu saya tidak tahu paling untuk transportasi(biaya ongkos) memakai uang sendiri.

(21)

dana untuk kegiatan promotif dan preventif. Dana yang diperoleh dari bantuan operasional kesehatan (BOK) adalah Rp 184.000.000,- dan dari JKN adalah Rp 200.000.000,-. Akan tetapi Puskesmas Parsoburan mengalami kendala di sistem penurunan dana yakni keterlambatan penurunan dana, dimana kegiatan sudah berlangsung akan tetapi dana belum diturunkan hal tersebutkan berdampak pada pelaksanaan kegiatan yakni hanya berjalan biasa-biasa saja. Kendala yang dialami juga sebagian informan menyatakan, misalnya untuk kegiatan pelayanan KIA seperti kegiatan imunisasi sudah ada ditetapkan ada sebesar Rp 75.000,- tapi yang diturunkan ke penanggung jawab kegiatan hanya Rp 45.000,- itu pun dikasih terlambat dan juga sebagian besar dari informan menyatakan bahwa mereka kurang paham tentang sistem pembiayaan baik sebelum era JKN dan sesudah era JKN terkhusus untuk kegiatan promotif dan preventif.

4.4.5 Pernyataan informan tentang kendala-kendala dalam pelaksanaan

program promotif dan preventif di puskesmas

Tabel 4.11 Matriks pernyataan informan tentang kendala-kendala dalam pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan

Informan Pernyataan

(22)

Informan 2

tenaga kesehatan yang kurang pengetahuan untuk kegiatan tersebut. Kendala lainnya juga penurunan dana yang terlambat sehingga pelaksanaan kegiatan kurang maksimal.

Menurut saya kendala dalam pelaksanaan untuk kegiatan promotif dan preventif di tenaga kesehatan itu dek karena tenaga kesehatan di puskesmas ini kerjanya merangkap jadi pelaksanaan nya kurang maksimal lah, terutama tenaga kesehatan untuk SKM masih minim di puskesmas ini, sarana dan prasana juga terkendala misalnya untuk bahan-bahan kegiatan penyuluhan. dan tenaga –tenaga kesehatan di puskesmas ini juga sering tidak bekerja sesuai tupoksi masing-masing.

Yang jadi kendala yang biasanya dialami tenaga kesehatan puskesmas yang belum terlatih dan juga kurang partisipasi masyarakat.

Kendala yang dialami itu tenaga kesehatan

yang bertugas belum maksimal, selain itu peralatan dan transportasi masih kurang.

dan juga kendalanya itu masyarakatlah, karena mereka gak mau aktif dan mau datang ketika kami berikan penyuluhan

Kendala nya itu dek perilaku masyarakat yang masih belum menerima kegiatan dari puskesmas. Kendalanya itu dari segi sarana dan prasarana masih kurang , masyarakat masih kurang lebih suka alat tradisonal daripada dari pada puskesmas. Tenaga kesehatan yang masih kurang dalam sosialisasi kepada masyarakat, transportasi juga masih kurang dan juga partisipasi masyarakat yang masih kurang.

(23)

tugas yang merangkap, selain itu dari sarana, prasarana dan transportasi yang masih kurang dan belum memadai. Kendala yang dihadapi oleh tenaga kesehatan di puskesmas berasal dari masyarakat dimana kurang berpartisipasi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas menyangkut kegiatan promotif dan preventif. Masyarakat lebih mengunjungi puskesmas untuk berobat atau tindakan kuratif dibandingkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan penyuluhan..

4.4.6 Pernyataan informan tentang strategi yang dilakukan dalam

mengatasi kendala-kendala pelaksanaan program promotif dan

preventif di puskemas

Tabel 4.12 Matriks pernyataan informan tentang strategi yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan

Untuk mengatasi kendala-kendala seperti pendanaan yang terlambat kami mengupayakan keuangan sendiri dan melaksanakan sosialisasi lebih kepada mayarakat agar masyarakat memiliki tingkat kesadaran.

Biasanya menggunakan peralatan pribadi terus menyiapkan media sendiri untuk penyuluhan, dan membagi tugas semaksimal mungkin.

Mengatasinya tetap mengusahakan kegiatan-kegiatan berjalan walau dana belum turun.

Soal kendala yang kami alami itu kami mengusahakan transportasi kami sendiri dan juga meningkatkan komunikasi dengan masyarakat. Melaksanakan pendekatan kepada mayarakat dan untuk kegiatan misalnya posyandu pihak puskesmas melakukan jemputan kepada masyarakat.

(24)

kegiatan-Informan 7

Informan 8

kegiatan promotif dan preventif.

lebih pendekatan kepada masyarakat dan kerjasama dengan lintas-lintas sektoral

Pendekatan kepada masyarakat aja dek dan juga meningkatkan pelayanan kesehatan.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa strategi untuk mengatasi kendala- kendala yang dihadapi puskesmas adalah mengupayakan dana yang turun terlambat agar tetap dicukupkan, mengusahakan menyiapakan media sendiri yang belum disediakan oleh puskesmas, melakukan pendekatan kepada masyarakat agar lebih berpartisipasi dalam kegiatan puskesmas terkhusus kegiatan-kegiatan prootif dan preventif. dan untuk transportasi lebih menggunakan uang sendiri untuk biaya ongkos.

4.4.7 Pernyataan informan tentang evaluasi pelaksanaan program promotif

dan preventif di puskesmas

Tabel 4.13 Matriks pernyataan informan tentang evaluasi pelaksanaan program promotif dan preventif di

Untuk evaluasi pelaksanaan program itu biasanya kami lakukan sekali sebulan dengan tenaga-tenaga kesehatan di puskesmas. Dan biasa nya dilaksanakan dalam bentuk minilokarya. Dan di puskesmas ini ada dua minilokarya yaitu minilokakarya program dan minilokarya lintas sektoral. Minilokarya program itu di puskesmas dengan sesama pihak tenaga kesehatan sedangkan minilokakarya lintas sektoral itu melibatkan pihak kelurahan dan pihak kecamatan baik dinas pendidikan, KB dan mereka berperan aktif walau belum maksimal.

Untuk evaluasi pelaksanaan program promotif dan preventif saya tidak terlibat dek.

(25)

Informan 4

Informan 5

Informan 6

Informan 7

Informan 8

program itu saya sendiri dan biasanya dalam tiap bulan dalam bentuk minilokakarya dan melibatkan tenaga kesehatan puskesmas dan lintas sektoral baik tokoh masyarakat,tokoh agama, Babikabitnas, camat,lurah dan kadang-kadang dari pihak Dinas Kesehatan.

Evaluasi selalu dilakukan dan itu dalam bentuk

Ada dan dalam bentuk minilokakarya dengan melibatkan lintas sektoral

Dari pernyataan di atas, selain dalam hal merencanakan kegiatan Pukesmas Parsoburan juga mengadakan evaluasi program yang telah dilaksanakan. Dan evaluasi tersebut dalam bentuk minilokakarya puskesmas dengan melibatkan lintas-lintas sektoral yang dilaksanakan sekali dalam sebulan. Dalam hal tersebut pihak-pihak lintas sektoral berperan aktif walau belum maksimal.

4.4.8 Pernyataan informan tentang saran untuk peningkatan pelayanan

promotif dan preventif di puskesmas

Tabel 4.14 Matriks pernyataan informan tentang saran untuk peningkatan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan

Informan Pernyataan

Informan 1

Informan 2

Lebih memperhatikan sistem pendanaan agar tidak mengalami keterlambatan dalam penurunan dana, Jabatan Fungsional sebaiknya lebih dioptimalkan.

(26)

Informan 3

dana perjelas untuk program promotif dan preventif sehingga puskesmas bisa melaksanakan lebih banyak lagi program-program, turun ke lapangan juga jangan hanya kegaiatan posyandu.

kalau dari saya dek meningkatkan pelayanan kesehatan dan bekerja bukan karena ada dana dari BOK tapi tanpa dana juga harus mengusahakan agar kegiatan promotif dan preventif berjalan. Saran dari saya dek, sebaiknya dari puskesmas mengadakan pelatihan-pelatihan kepada tenaga kesehatan agar lebih mapan dalam pelaksanaan kegiatan. Misalnya pelatihan sebelum kegiatan penyuluhan kepada masyarakat.

Saran dari saya dek menyediakan sarana,prasarana dan peralatan yang mendukung pelaksanaan program secara optimal.

Fasilitas lebih dilengkapi lah dek, baik transportasi juga maunya disediakan oleh puskesmas.

Sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan dilengkapi.

lebih memperhatikan apa-apa saja yang maih kurang di puskesmas terkait kegiatan kegiatan tersebut.

(27)

4.4.9 Pernyataan informan tentang program promotif dan preventif di

puskesmas

Tabel 4.15 Matriks pernyataan informan tentang program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan

Informan Pernyataan

Informan 9

Informan 10

Informan 11

Kurang tau dek, tapi pernah mereka kayak penyuluhan sama kami. Kalau lagi ada kegiatan posyandu .

Gak tau soalnya gak pernah datang ke penyuluhan. Tapi kadang ada dari Puskesmas datang ke rumah. Ya paling saya datang itu ke posyandu imunisasikan cucu.

Bapak kurang ngerti dek. Iya kalo pas berobat ke Puskesmas kadang selesai periksa,dokter nya itu kasih tau tentang makanan atau minuman yang gak boleh sering dikonsumsi.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien masih kurang mengetahui dan memahami secara jelas mengenai pelayanan promotif dan preventif. Pasien juga kurang memanfaatkan pelayanan tersebut di atas, melainkan lebih menggunakan pelayanan kuratif yang disediakan di Puskesmas. Ketika tenaga kesehatan memberikan pelayanan promotif seperti penyuluhan ke Desa, masyarakat masih belum bersedia hadir. 4.4.10 Pernyataan informan tentang Pplayanan promotif dan preventif

berkaitan dengan anjuran yang diberikan oleh dokter di Puskesmas

Tabel 4.16 Matriks pernyataan informan tentang pelayanan promotif dan preventif berkaitan dengan anjuran yang diberikan oleh dokter di Puskesmas Parsoburan

Informan Pernyataan

Informan 9 Ada dikasih anjuran biasanya dokter bilang kurangi makan kacang-kacangan, banyak makan buah, minum air putih, tapi kalau banyak pasien kadang-kadang dokter lupa menyampaikan

(28)

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien setelah diperiksa dan diobati oleh dokter, kemudian dokter memberikan anjuran-anjuran dan edukasi agar penyakit yang diderita pasien tidak kambuh lagi. Namun ketika pasien yang datang berobat sangat banyak, dokter pun kurang memperhatikan pelayanan promotifnya seperti tidak memberikan konseling/bimbingan berupa arah-arahan untuk menjaga kesehatan secara maksimal.

4.4.11 Pernyataan informan (masyarakat) tentang saran untuk

peningkatan pelaksanaan program promotif dan preventif di

puskesmas

Tabel 4.17 Matriks pernyataan informan (masyarakat) tentang saran untuk peningkatan pelaksanan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan

Informan Pernyataan

Informan 11 Agar puskesmas lebih banyak lagi melakukan kegiatan-kegiatan penyuluhan di masyarakat, menindaklanjuti kegiatan-kegiatan yang sudah pernah dilaksanakan, serta lebih melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan sehingga masyarakat lebih merasakan pentingnya kegiatan-kegiatan tersebut bagi mereka, dan juga memberdayakan masyarakat dalam kegiatan tersebut.

(29)

Masukan-masukan di dalam Puskesmas Parsoburan dikategorikan ke dalam beberapa hal dalam implementasi program promotif dan preventif .

5.1.1 Kebijakan

(30)

Dengan demikian pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang puskesmas, dimana puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerja. Selain itu juga pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai pelayanan kesehatan menyangkut Jaminan Kesehatan Nasioanal yang diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 71 Tahun 2013 dengan menjelaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan promotif dan preventif, dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2016 tentang Jaminan kesehatan dimana menjelaskan tentang manfaat pelayanan promotif dan preventif, yang meliputi pemberian pelayanan dari segi penyuluhan, kesehatan perorangan, imunisasi dasar, keluarga berencana, dan skrining kesehatan.

(31)

yang menyatakan bahwa kebijakan merupakan tahapan penting karena itu tanpa sosialisasi kebijakan yang baik dan menyeluruh besar peningkatan timbul masalah dalam pelaksanaan kegiatan yaitu seperti salah sasaran. Akibat dari pihak puskesmas kurang paham tentang kebijakan-kebijakan ini sehingga mereka juga lebih berfokus kepada pengobatan kepada masyarakat bukan lebih mengutamakan konseling kesehatan dan meningkatakan kualitas penyuluhan-penyuluhan.

5.1.2 Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan yang terdiri dari tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan (Permenkes RI No 75 Tahun 2014).

(32)

Pada kenyataannya dalam upaya promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan belum didukung oleh tenaga kesehatannya sendiri. Terlihat di lapangan bahwa tenaga kesehatannya belum berhasil untuk mengajak, memotivasi dan memberdayakan masyarakat,misalnya dalam kegiatan posyandu dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat akan tetapi pihak puskesmas tidak meminta respon balik dari masyarakat. Tenaga kesehatan juga melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan dalam bentuk kunjungan rumah, konseling kesehatan walaupun belum maksimal karena pelaksanaan nya tidak sesuai dengan apa yang direncanakan.

5.1.3 Pendanaan

Sistem pendanaan untuk kegiatan promotif dan preventif baik upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan di Puskesmas Parsoburan berasal dari Bantuan Opersional Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional. Sebelum era JKN dana diapat dari BOK baik untuk kegiatan UKM dan UKP. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan upaya masyarakat dalam bentuk bantuan dana dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam membantu pemerintahan daerah melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan.

(33)

bersumber dari dana kapitasi JKN. Dan salah satu program tambahan dari Puskesmas di dana kapitasi oleh BPJS yaitu kegiatan Prolanis,

Dana dari bantuan operasional kesehatan (BOK) adalah Rp 184.000.000,- dan Dana dari JKN adalah Rp 200.000.000,-, akan tetapi pada kenyataanya dana di Puskesmas Parsoburan terkendala di sistem penurunan dana tersebut,yakni mengalami keterlambatan dan kendala lainnya dana yang ditetapkan untuk kegiatan tidak sesuai dengan yang diturunkan misalnya untuk kegiatan sweeping ditetapkan dana Rp 75.000,- tapi dana yang diturunkan hanya Rp 45.000,-sehingga berdampak pada pelaksanaan program atau dari segi maksimalnya. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Fadillah (2010) menyatakan bahwa dana merupakan faktor dasar apakah suatu program bisa berjalan baik atau tidak, tanpa adanya angggaran maka dipastikan suatu program tidak dapat dijalankan sesuai yang diharapkan, akibatnya mungkin sasaran dari tujuan program belum dapat mencapai target maksimal atau hanya sekedar berjalan saja.

5.1.4 Sarana, prasana dan peralatan

(34)

Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai target dari program-program yang dibuat oleh puskesmas. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Hermiyanty (2016) menyatakan adanya fasilitas atau sarana diposisikan sebagai faktor pendukung untuk keberhasilan suatu program Namun kenyataannya yang terjadi di Puskesmas Parsoburan perhatian pemerintah terhadap kelengkapan sarana, prasarana serta peralatan dalam melaksanakan upaya promotif dan preventif masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari keterbatasan pihak puskesmas dalam segi transportasi. Untuk pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif, seperti penyuluhan, tenaga kesehatan di Puskesmas Parsoburan menyiapkan media promosi kesehatan, seperti poster, leaflet, dan papan tulis atau kertas karton yang ditulisi materi penyuluhan walau kadang-kadang tidak disediakan. Media promosi kesehatan tersebut dirasakan belum begitu maksimal untuk digunakan dalam penyuluhan apalagi jika penyuluhan dilakukan di dalam gedung. Puskesmas Parsoburan belum memiliki alat proyektor atau in focus yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan penyuluhan di dalam gedung.

5.2 Proses (Process)

(35)

5.2.1 Program promotif di dalam gedung

Program promotif di dalam yang telah dilakukan oleh Puskesmas Parsoburan adalah berupa konseling kesehatan kepada pasien yang datang ke puskemas,konseling-konseling alat KB kepada pasangan usia subur dan pemasangan alat-alat, penempelan-penempelan poster tentang asi eksklusif, penempelan poster tentang penyakit ISPA dan cara penanggulangannya, penempelan poster tentang penyakit TB paru, poster-poster tentang penyakit demam berdarah, poster penyakit HIV/AIDS, konseling-konseling tentang penyakit degeneratif (rematik, diabetes melitus). Poster-poster terebut di tempel di dinding daerah ruang tunggu pasien.

Penempelan poster-poster tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, dan tahu bagaimana cara-cara mencegah masalah-masalah kesehatan. Bila dilihat dari kebutuhan pasien informasi yang terdapat pada poster-poster memenuhi kebuhan pasien, sedangkan dalam hal konseling masih kurang dilihat dari apabila banyak pasien yang berobat mereka lebih mengutamakan tindakan kuratif.

Lokasi untuk penempelan poster-poster juga baik hal tersebut berdasarkan survei peneliti lokasi penempelan tepat, mudah dilihat dan tepat pada ruang tunggu pasien sehingga pasien mendapat informasi tentang kesehatan.

5.2.2 Program promotif di luar gedung

(36)

jenis-jenis KB, penyuluhan tentang penyakit TB paru, penyuluhan tentang penyakit HIV/AIDS, penyuluhan tentang penyakit degeneratif ( diabetes melitus dan penyakit rematik). Rencana untuk kegiatan penyuluhan-penyuluhan tidak sesuai dengan POA karena hasilnya penyuluhan direncanakan sebanyak dua kali tapi yang dilaksanakan hanya sekali, dan juga kenyataan dilapangan pada waktu pelaksanaan tidak banyak masyarakat yang hadir dan pihak puskesmas tidak menggerakkan masyarakat agar aktif dalam kegiatan.

5.2.3 Program preventif di dalam gedung

Kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Parsoburan terhadap program preventif di dalam gedung adalah dilaksanakannya kegiatan untuk pemberantasan penyakit menular yaitu penanganan pada penyakit ISPA. Puskesmas melakukan kegiatan pwngobatan melalui program DOTS.

Tersedianya ruangan pelayanan KIA/KB akan tetapi tidak memengaruhi tenaga-tenaga kesehatan untuk mempromosikan agar masyarakat menggunakan misalnya untuk pemasangan alat-alat KB. Dalam program preventif ini juga puskesmas kurang dalam hal sarana,prasarana dan peralatan hal tersebut dilihat dari puskesmas yang tidak memiliki alat-alat tersendiri untuk penanggulangan penyakit menular contohnya penyakit HIV/AIDS.

5.2.4 Program Preventif di luar gedung

(37)

Parsoburan belum tercapai dilihat dari salah satu kelurahan wilayah puskesmas belum UCI. Dan upaya kesehatan perorangan, seperti konseling, dan bentuk lain dari upaya kesehatan perorangan yaitu home visit. Dan kegiatan ini biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan secara bergilir setiap bulannya

Sebagai tambahan juga Pelayanan promotif dan preventif yang dilaksanakan Puskesmas Parsoburan pada era JKN selain penyuluhan, Puskesmas membentuk program kegiatan yang disebut Prolanis. Prolanis ialah program pengelolaan penyakit kronis yang dirancang untuk memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif bagi masyarakat berupa olahraga atau senam, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan kolesterol yang dilakukan setiap hari jumat setiap minggunya di halaman puskesmas ini. Kemudian tenaga kesehatan puskesmas memberikan penyuluhan sebelum dilakukan olahraga.

(38)

dan alat-alat dan rendahnya partisipasi dari masyarakat wilayah kerja Puskesmas Parsoburan. Hal ini sesuai dengan penelitian Muliyanto (2012) menyatakan bahwa salah satu kendala pelaksanaan upaya kesehatan adalah rendahnya partisipasi masyarakat baik dari segi kurangnya pengetahuan masyarakat.

5.3 Keluaran ( output)

Keluaran adalah hasil dari suatu pelaksanaan program promotif dan preventif yang menyangkut berapa banyak kegiatan dilaksanakan dan berapa orang yang mengikutinya. Terkait dengan keluaran atau hasil pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan didapat kegiatan program promosi kesehatan untuk upaya promotif di dalam gedung sesuai dengan pasien yang berobat dan untuk kegiatan di luar gedung rencana Puskesmas Parsoburan sebanyak delapan kali dan hasil yang dilaksanakan sebanyak dua kali, dan untuk upaya preventif kegiatan promosi kesehatan untuk upaya preventif di di dalam gedung hasil nya sesuai pasien yang berobat dan untuk kegiatan di luar gedung rencana delapan kali dengan hasil yang dilaksanakan empat kali. Program KIA/KB untuk upaya promotif di dalam gedung hasilnya adalah pasien yang berobat dan untuk kegiatan di luar gedung rencana sepuluh kali dengan hasil yang dilaksanakan delapan kali. Untuk upaya preventif program KIA/KB ini kegiatan di dalam gedung hasilnya adalah pasien yang berobat dan untuk kegiatan di luar gedung rencana sepuluh kali dengan hasil yang dilaksanakan delapan kali.

(39)

kesehatan lingkungan kegiatan di dalam gedung hasilnya adalah pasien yang berobat dan untuk di luar gedung rencana emapat kali dengan hasil yang dilaksanakan satu kali.

Program pemberantasan penyakit menular dan tidak menular untuk upaya promotif di dalam gedung hasil pasien yang berobat dan kegiatan di luar gedung rencana empat kali dengan hasil yang dilaksanakan dua kali. Untuk upaya preventif kegiatan P2M di dalam gedung hasilnya pasien yang berobat dan kegiatan di luar gedung rencana empat kali dengan hasil yang dilaksanakan sebanyak dua kali. Tambahan kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan adalah kegiatan prolanis, upaya promotif untuk kegiatan ini di dalam gedung adalah pasien yang mengikuti dan di luar gedung rencana sekali dalam seminggu dengan hasil yang dilaksanakan sebanyak kadang berjalan kadang tidak. Untuk upaya preventif kegiatan prolanis di dalam gedung adalah pasien yang mengikuti dan di luar gedung rencana sekali dalam seminggu dengan hasil yang dilaksanakan kadang berjalan kadang tidak.

(40)
(41)

6.1 KESIMPULAN

1. Upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas Parsoburan dalam kegiatan promotif dan preventif antara lain kegiatan penyuluhan, pelayanan KIA/KB ( kunjungan ibu hamil, pelayanan imunisasi, kegiatan posyandu, penanggulangan penyakit DBD, pemberian vitamin A pada bayi dan balita, penyuluhan pencegahan dan pengendalian penyakit menular, rumah tangga ber-PHBS dan program pengelolaan penyakit kronis bagi lansia yang terdaftar sebagai peserta JKN.

2. Upaya kesehatan perorangan untuk kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan dalam bentuk arahan/konseling kepada pasien-pasien yang berkunjung ke puskesmas walaupun dalam pelaksanaanya belum maksimal dan dilaksanakan puskesmas juga home visit (kunjungan rumah) kepada masyarakat wilayah kerja puskesmas.

3. Implementasi program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan belum berjalan secara maksimal, karena apa yang direncanakan oleh Puskesmas Parsoburan belum sesuai dengan kenyataannya atau belum berdasarkan POA yang ada.

(42)

yaitu keterbatasan dari segi ilmu pengetahuan tentang promotif dan preventif.

5. Tidak adanya sosialisasi tentang kebijakan-kebijakan dari pemerintah sehingga dasar dari promotif dan preventif kurang diketahui oleh tenaga kesehatan,sehingga tenaga kesehatan kurang memahami bagian dari landasan promotif dan preventif.

6. Sistem dana yang masih kurang, dan ketersediaan sarana, prasarana, peralatan juga masih kurang terkait alat transportasi.sehingga menghambat kelancaran pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif .

7. Tidak adanya pengawasan dari pusat baik Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar terhadap berlangsungnya kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan sehingga kegiatan belum berjalan dengan baik. 6.2 Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar

a. Diharapkan meningkatkan kualitas SDM Kesehatan dengan pelatihan dan pendidikan untuk peningkatan keterampilan dan kemampuan tenaga kesehatan, agar pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif yang dilaksanakan oleh Parsoburan lebih optimal.

(43)

c. Meningkatkan sistem penurunan dana agar dana yang dianggarkan tidak mengalami keterlambatan kepada puskesmas dana menurunkn sesuai dengan yang dituliskan.

2. Bagi Puskesmas Parsoburan

a. Sebaiknya kepala puskesmas menyediakan bentuk-bentuk pelatihan kepada tenaga-tenaga kesehatan untuk menambah pengetahuan dan kualiatas tenaga kesehatan puskesmas

b. Pihak Puskesmas sebaiknya melakukan sosialisasi kepada tenaga-tenaga kesehatan tentang kebijakan-kebijakan yang melandasi kegiatan promotif dan preventif.

c. Pihak Puskesmas sebaiknya melengkapi peralatan-peralatan seperti media promosi yang diperlukan

d. Pihak puskesmas lebih meningkatkan komunikasi/pendekatan dengan masyarakat agar masyarakat memiliki kemauan/kesadaran untuk mengikuti kegiatan puskesmas.

3. Bagi masyarakat

Gambar

Tabel 4.6   Karakteristik Informan
Tabel 4.7
Tabel 4.8 Matriks
Tabel 4.14
+3

Referensi

Dokumen terkait

Mengharuskan perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja sesuai dengan ketentuan Islam dalam akad ( ijarah ) salah satu bentuk pekerjaan yang halal untuk dilakukan

Apabila Tugas Akhir tersebut tidak dapat diselesaikan dalam 1 (satu) semester, maka Koordinator Bidang Studi akan mengevaluasi bersama dosen pembimbing untuk mempertimbangkan

Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa SDN Unu dilihat dari

[r]

JUDUL : BERDAYAKAN KADER POSYANDU MEDIA : REPUBLIKA. TANGGAL : 26

Hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa fermentasi pelepah sawit menggunakan jenis-jenis inokulum yang berbeda menunjukkan hasil peningkatan protein (PK)

Temuan kajian wacana mantra menunjukkan bahwa wacana mantra didukung oleh diksi dari poetika sastra Nusantara, antara lain: bahasa Kawi, bahasa Jawa, bahasa Sanskerta, bahasa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 5 orang partisipan menderita DM akibat faktor genetik (keturunan dari orang tua) dan 1 orang partisipan menyatakan