• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.9. Kebijakan Pemerintah Daerah Serdang Bedagai dalam

Pembangunan kepariwisataan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan daerah secara keseluruhan mengingat berwisata sudah menjadi kebutuhan dan tidak lagi dipandang oleh masyarakat sebagai fenomena yang mewah, akan tetapi juga memiliki potensi dan keunggulan dalam sektor perekonomian daerah.

Untuk kabupaten Serdang Bedagai potensi wisata di daerah sekitar Pantai Cermin, Pantai Sialang Buah, Pemandian Alam Batu Nongol, dll merupakan objek wisata yang bagus di Serdang Bedagai. Pada tahun 2004 jumlah kunjungan lokal sebanyak 106.724 orang, domestik 395 orang dan wisatawan mancanegara 123 orang. (Sumber : data dinas Perhubungan , Pariwisata dan Infokom Sergei).

Konsentrasi pengembangan pariwisata Sergei telah jelas terdapat dalam RPJM Daerah Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2006 – 2010. Sasaran yang diinginkan Pemkab Sergei terhadap daerah wisata adalah meningkatkan promosi budaya dan pariwisata, meningkatkan aksesbilitas menuju daerah tujuan wisata, mengembangkan potensi bahari, mengembangkan sistem informasi pariwisata

yang handal, mengembangkan kerjasama luar negeri, dan mendukung pelaksanaan even-even dan hiburan wisata.

Arah kebijakan dari pengembangan kepariwisataan dalam upaya peningkatan kunjungan wisatawan dengan pelaksanaan pada upaya meningkatkan promosi, melakukan rehabilitasi dan pemeliharaan terhadap objek wisata, mendorong pembangunan prasarana dan sarana dasar pendukung wisatawan, pemasaran industri pariwisata dengan penekanan pada keterpaduan antar produk dan pasar pariwisata. Mengembangkan potensi wisata bahari dengan penekanan pada upaya peningkatan promosi dan pengembangan pariwisata bahari melalui kerjasama para Camat Se Kabupaten Sergei.

Sementara itu program pembangunan pemasaran pariwisata telah banyak disosialisasikan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Sergei dan meningkatkan minat investor untuk membangun objek wisata sergei. Sasaran progam ini adalah tersedianya informasi kepada masyarakat baik lokal maupun mancanegara tentang kondisi dan potensi kepariwisataan di Kabupaten Sergei. Program peningkatan kerjasama budaya dan pariwisata juga merupakan konsentrasi pengembangan pariwisata Sergei.

Sebagai Kabupaten Baru di Sumatera Utara, namun bukan berarti Kabupaten Serdang Bedagai tidak melakukan pembenahan secara dini. Hal itu bisa kita lihat dari begitu banyaknya Perda yang dihasilkan oleh Pemkab Serdang Bedagai dalam rangka penataan kabupaten Serdang Bedagai. Perlu diketahui pula bahwa pengembangan wisata Pantai Cermin merupakan konsentrasi utama bagi

Pemkab Serdang Bedagai. Hal ini bisa kita maklumi karena Pantai Cermin merupakan centre dari wisata di Pantai Cermin. Artinya bahwa Pantai Cermin secara geografis berada diantara daerah wisata lainnya.

Kesiapan tersebut merupakan konsentrasi pembangunan Serdang Bedagai yang memiliki visi dan misi sebagai berikut.

VISI

“Menjadikan Serdang Bedagai sebagai salah satu kabupaten yang terbaik di Indonesia dengan masyarakatnya yang Pancasilais, Religius, Modern dan Kompetitif”

MISI

Untuk mencapai visi disusun misi Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut:

1. Mendayagunakan potensi SDM dan SDA secara optimal dalam konsep otonomi daerah dengan tetap berada dalam bingkai wawasan nasional dan wawasan kebangsaan.

2. Menegakkan supremasi hukum guna terciptanya iklim yang kondusif bagi pemerintahan yang bersih dan berwibawa, kegairahan perekonomian dan berkembangnya kehidupan social kemasyarakatan.

3. Memanfaatkan dinamika kemajemukan masyarakat Serdang Bedagai sebagai faktor pendukung terbinanya masyarakat yang komperatif dan kompetitif.

Terkait dengan visi dan misi Kabupaten Serdang Bedagai tersebut, khususnya dalam pengembangan wisata bahari maka ada dua hal kegiatan yang

dilakukan oleh Pemkab Sergei yaitu pertama, pembuatan perda tentang pariwisata dan kedua, melaksanakan program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir.

1. Peraturan Daerah tentang Pengembangan Daerah Wisata.

Dalam mengembangkan daerah wisata maka Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang memang isinya sangat konsen terhadap pengembangan pariwisata di Kabupaten Serdang Bedagai. Beberapa objek wisata yang dikembangkan oleh Pemkab Serdang Bedagai seperti Pengembangan Pantai Cermin, Pulau Berhala, Kampung Bali, dan lain-lain. Contoh Perda tersebut adalah Perda Nomor 12 Tahun 2006 tentang pengelolaan pulau Berhala Serdang Bedagai Sebagai Kawasan Eco Marine Tourism (Wisata Bahari Berbasis Lingkungan).

Beberapa perda yang melibatkan partisipasi masyarakat tercermin dalam beberapa pasal dari Perda Nomor 12 tahun 2006. yaitu

Pasal 3

Pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai dilakukan dengan tujuan :

1. Menjaga keutuhan wilayah NKRI, keamanan nasional, pertahanan Negara dan bangsa serta menciptakan stabilitas kawasan

2. Memanfaatkan sumber daya alam dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan, mengoptimalkan potensi perikanan, parawisata dan sumberdaya alam lainnya yang terdapat di Pulau Berhala Serdang Bedagai sehingga dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemerintah daerah;

3. Mengusahakan terwujudnya konservasi sumberdaya alam di Pulau Berhala Serdang Bedagai dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada secara berkelanjutan, melindungi jenis ikan dan terumbu karang yang mengalami kepunahan, menjaga kemurnian genetik, memelihara keseimbangan dan kemantapan ekosistem dan

menjamin pemanfaatan plasma nutfah dalam rangka pelestarian sumberdaya ikan dan terumbu karang;

4. Memberdayakan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraannya.

Pasal 4

Prinsip pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai adalah : a. Wawasan Nusantara

b. Berkelanjutan

c. Berbasis masyarakat

Dengan prinsip pengelolaan berdasarkan Wawasan Nusantara, berkelanjutan dan berbasis masyarakat, serta mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah. Pengelolaan harus dilakukan terpadu antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, pada bidang-bidang sumberdaya alam dan lingkungan, infrastruktur dan perhubungan, pembinaan wilayah, pertahanan dan keamanan, serta ekonomi, sosial dan budaya.

Dari pasal-pasal diatas kita bisa lihat bahwa Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai memang mempedulikan tentang partisipasi masyarakat. Sehingga pengembangan partisipasi masyarakat tidak hanya sampai pada perda saja melainkan pada tataran implementasi di lapangan. Hal itu terbukti dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP)

2. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)

Ketika berbicara tentang partisipasi masyarakat maka jangan dilupakan tentang pemberdayaan masyarakat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) dilaksanakan di

Indonesia sejak tahun 2001 dan telah terbentuk lebih 300 lembaga ekonomi pengembangan pesisir. Kegiatan ini mendapat respon yang baik dan dapat diterima oleh masyarakat. Pengembangan pasca proyek tetap berjalan melalui pembinaan pemerintah daerah kabupaten/kota setempat dengan mitra kerja, seperti perbankan. Program PEMP secara umum bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan kultur kewirausahaan, penguatan lembaga keuangan mikro, penggalangan pertisipasi masyarakat dan kegiatan usaha ekonomi produktif lainnya yang berbasis sumber daya lokal dan berkelanjutan. Pada awalnya program PEMP diawali untuk memberdayakan masyarakat pesisir sekaligus mengatasi dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) terhadap perekonomian masyarakat pesisir yang difokuskan pada penguatan modal. Di kabupaten Sergai PEMP dimulai pada tahun 2006 dengan lokasi dan pusat kegiatan di Kecamatan Teluk Mengkudu.

Tujuan PEMP secara umum bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan kultur kewirausahaan, penguatan kelembagaan, penggalangan partisipasi masyarakat serta diversifikasi usaha yang berbasis pada sumberdaya lokal dan berkelanjutan. Sasaran program PEMP adalah masyarakat pesisir skala usaha mikro yang dibagi ke dalam 2 tahap sasaran yaitu koperasi mina bersatu sebagai sasaran antara dan sasaran akhir yaitu masyarakat pesisir dengan usaha skala mikro yang berorientasi pada sektor usaha kelautan dan perikanan seperti kegiatan penangkapan, budidaya, perniagaan hasil perikanan, pengolahan ikan, usaha jasa perikanan serta pengelolaan wisata bahari, yang berlokasi di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Lokasi kegiatan PEMP di Kabupaten Serdang Bedagai di pusatkan di Desa Pekan Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu dengan Koperasi Mina Bersatu sebagai pengelola. Kegiatan pokok PEMP di Kab. Sergai adalah pelayanan simpan pinjam kepada anggota koperasi dan masyarakat lainnya dan pengelolaan kedai pesisir.

Dalam pelaksanaannya PEMP dikelola oleh organisasi yang melibatkan beberapa pemangku kepentingan dengan susunan, tugas dan fungsi sebagai berikut pertama, Pemerintah pusat. Pemerintah pusat adalah Departemen Kelautan dan Perikanan yang bertindak sebagai penanggungjawab dan pembina program di tingkat nasional, yang bertugas menyusun pedoman umum, melaksanakan sosilasasi regional, monitoring dan evaluasi pelaporan

Kedua, pemerintah daerah. Pemerintah propinsi dalam hal ini Dinas

Perikanan dan Kelautan Propinsi Sumatera Utara berfungsi untuk melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi serta pelaporan. Sedangkan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Sergai sebagai penanggungjawab operasional program bertugas menetapkan konsultan pelaksana, koperasi pelaksana, sosialisasi dan publikasi tingkat kabupaten, fasilitasi pembentukan LKM, rekruitmen tenaga pendamping desa (TPD), pelatihan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Koperasi berfungsi sebagai komponen utama pelaksanaan program PEMP di daerah. Koperasi Mina Bersatu berkordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Sergai sebagai penanggungjawab PEMP di Kab. Sergai. Dan juga dengan lembaga Bank Rakyat Indonesia Cabang Tebing Tinggi sebagai Bank pelaksana.

Ketiga, tenaga pendamping desa. Tenaga pendamping desa terdiri dari dua

orang yang terdiri dari satu orang sarjana perikanan dan satu orang lain sarjana ekonomi. Tenaga pendamping ini bertugas untuk melakukan pembinaan kepada koperasi, kedai pesisir dan masyarakat nelayan serta masyarakat pesisir lainnya

Dana ekonomi produksi (DEP) di kabupaten Sergai pada tahap pertama ini terbatas pada dua kategori yaitu penggunaan penjaminan tunai dan kedai pesisir. Kegiatan ini merupakan kegiatan koperasi pada unit simpan pinjam yaitu koperasi sebagai perantara nelayanan melakukan peminjaman terhadap dan PEMP yang disalurkan oleh pemerintah melalui bank penjamin dalam hal ini BRI cabang Tebing Tinggi. Saat ini sejak baru dibuka pada tanggal 10 Desember 2006 yang lalu jumlah peminjam telah mencapai 100 orang lebih dengan program harian dan bulanan. Program harian adalah bagi mereka yang meminjam uang sampai dengan Rp. 1.000.000 sedangkan program bulanan bagi nelayan atau masyarakat yang meminjam dengan besaran diatas Rp. 1.000.000 – Rp. 10.000.000. (sumber :serdangbedagaikab.go.id)

Program kedai pesisir merupakan program yang bertujuan untuk membantu para nelayan mendapatkan bahan-bahan kebutuhan melaut dan kebutuhan sehari-hari masyarakat pesisir. Kedai pesisir kab. Sergai ditempatkan di desa Pekan Sialang Buah bersumber dari dana APBN 2006 dengan pengelola atau cabang usaha Koperasi Mina Bersatu.

3. Pemkab Sergei membuat Kalender even sebagai upaya penarik wisatawan.

Sebagai daya tarik wisatawan untuk terus hadir di Pantai Cermin adalah adanya beragam suguhan acara yang menarik. Oleh karena itu, Pemkab Sergei selalu membuat kalender even yang bisa diisi oleh masyarakat Sergei. Sehingga masyarakat Sergei bisa pula berpartisipasi dalam mensukseskan wisata Bahari Pantai Cermin. Perlu diketahui pula bahwa acara-acara yang digelar mengambil tempat berpindah-pindah dari satu lokasi wisata ke lokasi wisata lainnya. Hal ini dilakukan sebagai strategi Pemkab Sergei untuk mensosialisasikan daerah wisata Sergei ke wisatawan lokal dan wisatawan internasional.

Beberapa contoh kalender even tentang kegiatan kepariwisataan di Serdang Bedagai untuk tahun 2007 ini adalah

4 Maret : Pantai Gudang Garam, acara pertunjukkan artis asing dari luar negeri 22 April : Theme Park, acara Kejuaraan Tinju

29 April : Pemandian Alam Ancol, acara lomba memancing 20 Mei : Pantai Klang Indah, acara Sepeda Cross

27 Mei : Pantai Merdeka Tj. Beringin, acara Lomba sampan hias 10 Juni : Pantai Pondok Permai,acara lomba gebuk bantal

17 Juni : Theme Park, acara Pemilihan Putra/i pariwisata 12 Agustus : Theme Park, acara Perlombaan tarian Melayu

26 Agustus : Pantai Sialang Buah, acara Pagelaran budaya Simalungun 9 September : Pantai Gudang Garam, acara Lomba Memancing

7 Oktober : Theme Park, acara Pagelaran Budaya Melayu

25 November : Pantai Mutiara Indah, acara Pelajar Melukis sepanjang 100 m 4 Desember : Theme Park, acara Festival Keyboard

11 Desember : Pantai Klang Indah, acara Lomba mematung dari pasir.

4. Sosialisasi Pemkab Sergei terhadap masyarakat

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah peranan Pemkab Sergei untuk mendukung wisata Bahari sangat intens sekali. Hal ini bisa dilihat betapa sosialisasi tentang pariwisata terus dilakukan terhadap masyarakat di sekitar Pantai Cermin. Sosialisasi ini bertujuan agar masyarakat semakin sadar atas peranannya untuk mendukung wisata bahari Pantai Cermin agar lebih baik. Sosialisasi tidak hanya sampai pada usaha agar masyarakat selalu mendukung dan menjagai wisata Bahari Pantai Cermin, namun ada hal penting lainnya bahwa Pemkab Sergei juga memberikan bantuan kepada masyarakat Pantai Cermin untuk melakukan kewirausahaan dengan memanfaatkan wisata bahari Pantai Cermin. Hal ini dirasakan sangat penting, karena dengan wirausaha pada usaha wisata bahari Pantai Cermin maka paling tidak masyarakat Pantai Cermin bisa melirik usaha lainnya untuk dijadikan pegangan dalam mencari ataupun menambah pendapatan.

Hal yang tidak kalah pentingnya dari perkembangan pariwisata tersebut adalah dampak positifnya terhadap perbaikan masyarakat Serdang Bedagai. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.11. Tanggapan masyarakat tentang dampak positif perkembangan pariwisata.

Jawaban Responden Frekuensi Persen Persen Kumulatif

Setuju

83 83.0 83.0

Tidak Setuju 11 11.0 94.0

Tidak Tahu 6 6.0 100.0

Total 100 100.0

Sumber: Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Infokom Kabupaten Serdang Bedagai

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa yang paling dominan menjawab tentang dampak positif perkembangan pariwisata bila ditinjau dari aspek ekonomi antara lain peningkatan devisa Negara, pendapatan masyarakat, menambah lapangan kerja/berusaha, perbaikan struktur ekonomi dan peningkatan aktivitas wiraswasta adalah sebesar 83,0% yang menjawab setuju, sedangkan 11,0% menjawab tidak setuju.

Hasil cross check ke lapangan bahwa 11% yang tidak setuju ini bukan berarti mereka tidak merasa manfaat dari wisata bahari Pantai Cermin. Orang- orang ini ternyata lebih kepada orang-orang yang merasa dirugikan dengan pembelian lahan-lahan mereka untuk dijadikan pengembangan daerah wisata. Tapi sekali lagi ditegaskan bahwa mereka ternyata turut serta dalam memanfaatkan pantai Cermin sebagai daerah wisata. Peneliti melihat bahwa ada kecendrungan orang-orang yang 11% ini hanya memanfaatkan kondisi semata. Atau dengan kata lain mereka memanfaatkan ”aji mumpung” setelah melihat kondisi bahwa lahan pantai Cermin merupakan kesempatan emas untuk mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain, masyarakat ini menaikkan harga tanah diluar kewajaran atau diluar pasaran harga tanah.

Namun demikian, secara keseluruhan masyarakat Pantai Cermin memang merasakan manfaat yang sangat baik dari pengembangan wisata bahari Pantai Cermin. Selain itu beberapa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai telah berdampak positif terhadap perkembangan masyarakat. Beberapa pengaruh positif dari perkembangan daerah wisata di Pantai Cermin adalah pertama, memperbaiki sistem perekonomian masyarakat tepi pantai. Kedua, terjadinya perubahan karakter masyarakat.

1. Memperbaiki sistem perekonomian masyarakat tepi pantai.

Dampak yang dirasakan positif oleh masyarakat terhadap perkembangan pariwisata di Serdang Bedagai adalah semakin menyerap tenaga kerja. Kini masyarakat tidak lagi hanya menggantungkan pencaharian dari hasil laut saja melainkan telah beralih ke usaha jasa dengan memberikan pelayanan terbaik buat pengunjung.

Beralihnya profesi dari nelayan menjadi usaha jasa sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat Serdang Bedagai. Artinya bahwa tingkat kemiskinan semakin berkurang dan persoalan pengangguran bisa diselesaikan secara baik. Oleh karena, daerah wisata yang banyak terdapat di Sergei akan sangat membutuhkan orang-orang dalam jumlah yang besar.

2. Terjadinya Perubahan karakter masyarakat

Hasil wawancara dengan kepala dinas pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai bahwa pengaruh positif yang tidak kalah pentingnya adalah terjadi perubahan kultur yang sangat mendasar. Budaya “kojo tak kojo” semakin lama telah terkikis dengan budaya kerja keras melalui usaha jasa melalui pariwisata. Budaya “kojo tak kojo” atau “biar rumah condong asal gule lomak” tersebut seolah telah menjadi trade mark bagi masyarakat pesisir pantai. Namun ketika daerah wisata semakin bertambah dan membutuhkan banyak orang maka masyarakat tepi pantai kemudian beralih profesi dengan memanfaatkan pariwisata tersebut. Dulu masyarakat tepi pantai tidak mempedulikan penampilan sehari- hari. Namun saat ini, ketika masyarakat tepi pantai telah merasakan manfaat dari pariwisata maka masyarakat mulai berpakain rapi dan bagus sehingga semakin banyak wisatawan yang datang. Oleh karena wisatawan tersebut mendapatkan tempat dan pelayanan wisata yang memuaskan.

Budaya Kojo tak Kojo bisa diartikan sebagai anekdot yang menggambarkan karakter masyarakat asli tepi Pantai Cermin yang beretnis Melayu. Budaya kojo tak kojo tersebut merupakan gambaran bahwa orang tidak perlu kerja banyak untuk mendapatkan hasil yang besar. Kojo tak kojo itu adalah sebuah cerita bahwa kalau kerja mendapat gaji Rp.1000 dan tak kerja Rp.500. Kemudian pilihannya jatuh pada lebih baik kerja tak kerja mendapatkan upah Rp.1500. Akibat anekdot ini yang kemudian menjadi simbol bagi karakter masyarakat asli tepi Pantai Cermin yang beretnis Melayu.maka yang kemudian muncul adalah sebuah keterpinggiran bagi orang Melayu. Anekdot ini bukan

hanya sebuah anekdot belaka melainkan kondisi yang terjadi di lapangan memanglah demikian. Terlebih lagi melihat kondisi orang melayu yang berada di tepi pantai sangat dekat dengan kemiskinan. Kemiskinan ini merupakan akibat dari kemalasan.

Kondisi orang Melayu yang malas bekerja maka yang terjadi kemudian adalah terjadinya transformasi kultural. Anekdot orang Melayu ini sangat berbeda dengan orang batak atau orang Jawa yang sangat identik dengan pekerja keras. Yang terjadi kemudian adalah ketika orang Batak dan orang Jawa itu hadir ke tepi Pantai maka terjadi pergeseran dimana orang Melayu kemudian menjual harta bendanya kepada orang Batak dan Jawa. Dan akhirnya orang Melayu semakin terpinggirkan.

Hal ini telah dilakukan cross check kelapangan bahwa peneliti menemukan bahwasanya masyarakat yang bermukim di Pantai dan sekitarnya adalah orang Batak dan orang Jawa. Pertanyaan selanjutnya adalah dimana orang Melayu. Yang terjadi bahwa orang Melayu berada pada tempat tinggal yang semakin terpinggirkan.

Dengan adanya dukungan pemerintah daerah terhadap pemanfaatan lahan pantai Cermin sebagai daerah wisata maka kultur kojo tak kojo semakin terkikis. Terkikisnya budaya “kojo tak kojo” tersebut menjadi suatu kewajaran dimana menurut sosiologis kepariwisataan bahwa pariwisata akan menimbulkan pengaruh terhadap terjadinya transformasi kultural. Artinya bahwa kultur yang selama ini melekat pada satu komunitas tertentu pada akhirnya akan terpengaruh dengan budaya asing yang masuk mempengaruhi kultur lokal. Perubahan yang

mendasar ini juga bisa disebabkan banyak hal, salah satunya adalah persoalan kepentingan. Ketika wisatawan asing hadir ke Pantai Cermin dengan membawa kultur yang berbeda-beda maka yang terjadi kemudian adalah transformasi kultural. Masyarakat lokal dalam hal ini adalah masyarakat Pantai Cermin merasa harus mengikuti transformasi kultural tersebut disebabkan ada harapan dibalik transformasi kultural tersebut yaitu harapan penambahan taraf hidup. Dan pada akhirnya masyarakat lokal yaitu masyarakat Pantai Cermin kemudian beralih profesi untuk begerak dalam jasa wirausaha yaitu mendukung keberlangsungan wisata Bahari Pantai Cermin.

Dengan kata lain, hasil penelitian tentang potensi pengembangan pariwisata di Kabupaten Serdang Bedagai memang sangat baik. Jumlah wisatawan baik lokal maupun internasional semakin bertambah. Dan hal ini bisa menjadi peluang besar bagi pembangunan Kabupaten Serdang Bedagai.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian ini bisa disimpulkan beberapa hal yaitu pertama, potensi bahari Serdang Bedagai merupakan aset yang luar biasa terhadap pembangunan Kabupten Serdang Bedagai. Kedua, Kabupaten Serdang Bedagai khususnya dalam pengembangan wisata bahari telah membuat perda tentang pariwisata. Dalam mengembangkan daerah wisata maka Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang memang isinya sangat konsen terhadap pengembangan pariwisata di Kabupaten Serdang Bedagai. Beberapa objek wisata yang dikembangkan oleh Pemkab Serdang Bedagai seperti Pengembangan Pantai Cermin, Pulau Berhala, Kampung Bali, dan lain-lain. Contoh Perda tersebut adalah Perda Nomor 12 Tahun 2006 tentang pengelolaan pulau Berhala Serdang Bedagai Sebagai Kawasan Eco Marine Tourism (Wisata Bahari Berbasis Lingkungan).

Ketiga, melaksanakan program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir yang

bernama Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP). Program tersebut dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2001 dan telah terbentuk lebih 300 lembaga ekonomi pengembangan pesisir. Kegiatan ini mendapat respon yang baik dan dapat diterima oleh masyarakat. Pengembangan pasca proyek tetap berjalan melalui pembinaan pemerintah daerah kabupaten/kota setempat dengan mitra kerja, seperti perbankan. Program PEMP secara umum bertujuan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan kultur kewirausahaan, penguatan lembaga keuangan mikro, penggalangan pertisipasi masyarakat dan kegiatan usaha ekonomi produktif lainnya yang berbasis sumber daya lokal dan berkelanjutan. Pada awalnya program PEMP diawali untuk memberdayakan masyarakat pesisir sekaligus mengatasi dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) terhadap perekonomian masyarakat pesisir yang difokuskan pada penguatan modal. Di kabupaten Sergai PEMP dimulai pada tahun 2006 dengan lokasi dan pusat kegiatan di Kecamatan Teluk Mengkudu.

Keempat, pengaruh positif dari perkembangan daerah wisata di Pantai

Cermin adalah memperbaiki sistem perekonomian masyarakat tepi pantai. Dampak yang dirasakan positif oleh masyarakat terhadap perkembangan pariwisata di Serdang Bedagai adalah semakin menyerap tenaga kerja. Kini masyarakat tidak lagi hanya menggantungkan pencaharian dari hasil laut saja melainkan telah beralih ke usaha jasa dengan memberikan pelayanan terbaik buat pengunjung.

Kelima, selain berdampak terhadap perbaikan ekonomi masyarakat

nelayan, pengembangan pariwisata Pantai Cermin telah merubah karakter masyarakat Pantai Cermin. Budaya “kojo tak kojo” semakin lama telah terkikis dengan budaya kerja keras melalui usaha jasa melalui pariwisata.

Keenam, tidak adanya penolakan dari masyarakat terhadap pencanangan

Pemkab Sergei terhadap Pantai Cermin untuk dijadikan wisata bahari bertaraf

Dokumen terkait