• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

3.16. Implementasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan

6.3.2. Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dalam LAKIP SKPD

Seiring dengan otonomi daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pengaturan dan penyelenggaraan pemerintah daerah diorientasikan pada prinsip-prinsip desentralisasi dengan memberikan kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengatur dan mengelola wilayahnya. Prinsip ini menjadi dasar bagi penyelenggaraan daerah dalam rangka mendorong dan mendukung pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi legislatif daerah, serta memberikan pelayanan yang lebih baik.

Kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab tersebut memiliki konsekuensi terhadap daerah untuk mampu mengelola pemerintahannya dengan baik. Salah satu bentuk kewenangan yang luas adalah dimana daerah memiliki keleluasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan dalam bidang perencanaan dan pengendalian pembangunan. Untuk melihat implementasi upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya, dilakukan analisis isi terhadap Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintahan (LAKIP) yang ada di Kabupaten Bogor. Dengan memilah pelaksanaan program/kegiatan dalam LAKIP diperoleh data mengenai adanya program/kegiatan yang merupakan implementasi dari upaya penanggulangan kemiskinan. Periode laporan yang dianalisis adalah LAKIP Tahun Anggaran 2007 dan 2008 yang mencakup program/kegiatan penyelenggaraan urusan pemerintahan, tugas pembantuan yang diterima baik dari pusat maupun propinsi, dan kegiatan-kegiatan pendampingan/penunjang atau pendukung program.

Hasil analisis isi yang mensinergikan kebijakan penanggulangan kemiskinan dengan program/kegiatan dalam LAKIP Tahun Anggaran 2007-2008 diperoleh gambaran bahwa seluruh kebijakan penanggulangan kemiskinan dalam dokumen SPKD diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan-kegiatan pembangunan di Kabupaten Bogor. Hal ini menunjukkan adanya relevansi antara kebijakan penanggulangan kemiskinan dengan pelaksanaan pembangunan daerah di Kabupaten Bogor. Untuk mengetahui lebih seksama program/kegiatan apa saja yang merupakan implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan pada tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 4, sedangkan implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan pada tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 5.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, terlihat bahwa dalam mengimplementasikan suatu kebijakan penanggulangan kemiskinan tidak hanya melibatkan satu SKPD saja, tetapi didukung pula dengan program/kegiatan dari SKPD lainnya. Dalam mengimplementasikan Kebijakan Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat, SKPD yang terlibat hanyalah satu yaitu Dinas Pendidikan. Sementara terdapat 3 unit SKPD yang terlibat dalam mengimplementasikan Kebijakan Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Pemenuhan Gizi Masyarakat. Kebijakan yang paling banyak melibatkan SKPD adalah Kebijakan Pemberdayaan

Ekonomi Rakyat (6 unit SKPD), Kebijakan Pengarusutamaan Gender (6 unit SKPD) dan Kebijakan Peningkatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Daerah (5 unit SKPD). Sementara itu Kebijakan Peningkatan Perlindungan Sosial hanya diimplementasikan oleh 2 unit SKPD (Tabel 15)

Tabel 15. Jumlah SKPD yang Terlibat dalam Mengimplementasikan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bogor.

No Kebijakan Jenis Jumlah SKPD yang terlibat Keterangan 1. Pendidikan 1 Dinas Pendidikan

2. Kesehatan 3 Dinas Kesehatan, BPMKS, Bagian Sosial

3. Infrastruktur 5 Bappeda, Dinas Cipta Karya, BPMKS, Dinas Pertambangan, Dinas Pertanian dan Kehutanan

4. Ekonomi 6 BPMKS, Kantor Koperasi dan UKM, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 5. Sosial 2 BPMKS dan Satpol PP

6. Gender 6 Bagian Sosial, BPMKS, Disperindag, Kantor Koperasi dan UKM, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Disdukcapil dan KB

Berdasarkan komponen program dan kegiatan yang terlibat dalam mendukung implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor, pada tahun 2007 terdapat 60 program yang terlibat yang mencakup 146 jenis kegiatan. Jumlah seluruh kegiatan yang terlibat dalam upaya penanggulangan kemiskinan pada tahun 2007 adalah 171 kegiatan dengan 25 diantaranya merupakan kegiatan pendukung/pendampingan13. Pada tahun 2008, sekalipun terjadi penurunan jumlah program, jumlah kegiatan yang terlibat meningkat menjadi 189 kegiatan, dimana terdiri dari 166 jenis kegiatan yang ditunjang oleh 23 kegiatan pendukung/pendampingan (Tabel 16).

Kebijakan Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat merupakan kebijakan yang diimplementasikan oleh paling banyak kegiatan, yaitu sebanyak 35 jenis kegiatan pada tahun 2007 dan 55 jenis kegiatan pada tahun 2008. Sedangkan kebijakan yang paling sedikit diimplementasikan adalah Kebijakan Pengarusutamaan Gender, yaitu sebanyak 17 jenis kegiatan pada tahun 2007 dan 13 jenis kegiatan pada

13 Kegiatan pendukung/penunjang adalah kegiatan yang sama jenis dan sasarannya tapi berasal dari sumber dana yang berbeda. Kegiatan Pendampingan adalah kegiatan yang bersumber dana dari APBD untuk memfasilitasi kegiatan utama baik yang berasal dari Pusat maupun Propinsi.

tahun 2008. Namun jika dilihat dari segi jumlah implementasi program, Kebijakan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat merupakan kebijakan yang paling banyak melibatkan program yaitu sebanyak 16 program (baik pada tahun 2007 maupun 2008) sehingga unit SKPD yang terlibat dalam mendukung kebijakan ini pun bervariasi.

Tabel 16. Jumlah Komponen Program dan Kegiatan yang Mendukung Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2007 dan 2008.

Komponen

Program Kegiatan Jenis Pendukung/ Kegiatan Pendampingan Jumlah Kegiatan No Jenis Kebijakan 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 1. Pendidikan 4 4 35 55 12 10 47 65 2. Kesehatan 11 9 28 23 1 3 29 26 3. Infrastruktur 5 6 12 16 9 7 21 23 4. Ekonomi 16 16 33 43 1 2 34 45 5. Sosial 12 10 21 16 2 1 23 17 6. Gender 12 10 17 13 0 0 17 13 Jumlah 60 55 146 166 25 23 171 189

Berdasarkan sumber dana yang digunakan dalam mengimplementasikan kebijakan penanggulangan kemiskinan, selain dari APBD, Pemerintah Kabupaten Bogor juga menerima program dan kegiatan dari tugas pembantuan yang berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi Jawa Barat, dan Luar Negeri. Namun demikian melalui kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam DPA Kabupaten Bogor saja sebenarnya sudah cukup memadai untuk mengimplementasikan seluruh kebijakan penanggulangan kemiskinan yang ada di Kabupaten Bogor.

Berdasarkan asal dananya, jumlah kegiatan yang dibiayai oleh APBD umumnya adalah yang paling banyak, yaitu 109 kegiatan pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 113 pada tahun 2008 (Tabel 17). Sedangkan Tugas Pembantuan yang diterima dan tergolong mendukung implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan pada tahun 2007 mencakup 18 kegiatan yang didanai oleh APBD Propinsi Jawa Barat, 15 kegiatan dari dana dekonsentrasi, dan 28 kegiatan didanai oleh APBN. Pada Tahun 2008 kondisi ini mengalami peningkatan menjadi 20 kegiatan didanai oleh APBD Propinsi Jawa Barat, 26 kegiatan dari dana dekonsentrasi, dan 29 kegiatan didanai oleh APBN. Pada tahun 2007 dan 2008, juga terdapat masing-masing satu kegiatan yang didanai oleh pihak luar negeri yaitu

kegiatan International Programme on the Elimination of Child Labour (IPEC) yang didanai oleh ILO (2007) dan kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat Konsumsi Garam Beryodium Untuk Semua yang didanai oleh UNICEF (2008).

Tabel 17. Jumlah Implementasi Kegiatan yang Mendukung Kebijakan

Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2008 Berdasarkan Sumber Dana

Sumber Dana

APBD Propinsi APBD DekonsentrasiDana APBN Negeri Luar Kegiatan Jumlah No Kebijakan Jenis 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 1. Pendidikan 19 24 9 17 10 22 9 2 0 0 47 65 2. Kesehatan 17 18 3 2 0 0 8 5 1 1 29 26 3. Infrastruktur 15 16 1 1 0 1 5 5 0 0 21 23 4. Ekonomi 29 31 1 0 0 0 4 14 0 0 34 45 5. Sosial 14 14 4 0 3 1 2 2 0 0 23 17 6. Gender 15 10 0 0 2 2 0 1 0 0 17 13 Jumlah 109 113 18 20 15 26 28 29 1 1 171 189

Akan tetapi banyaknya kegiatan saja tidak cukup mencerminkan bahwa kegiatan mencapai sasaran dan sesuai dengan output yang diharapkan. Kemampuan anggaran sangat menentukan kemampuan menangani luasnya cakupan kegiatan dalam mencapai tujuan. Alokasi anggaran yang dibelanjakan dalam mendukung implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor pada tahun 2007 cukup besar yaitu sebesar Rp 377,3 miliar atau 23,22 persen dari total APBD Tahun 2007 (sebesar Rp 1,62 triliun). Dibandingkan tahun 2008, jumlah ini mengalami penurunan menjadi sebesar Rp 315,5 miliar atau hanya 16,86 persen dari total APBD Tahun 2008 (sebesar Rp 1,87 triliun).

Pada tahun 2007, porsi anggaran terbesar digunakan untuk mengimplementasikan kebijakan Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat yaitu sebesar Rp 273,6 miliar, disusul kebijakan Peningkatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah (Rp 40,9 miliar), Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Pemenuhan Gizi Masyarakat (Rp 33,8 miliar), Peningkatan Perlindungan Sosial (Rp 20,03 miliar), Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (Rp 5,78 miliar), dan Pengarusutamaan Gender (Rp 3,13 miliar). Sumber dana yang digunakan ternyata sangat tergantung pada Dana Dekonsentrasi yaitu sebesar Rp 217,9 miliar (Tabel 18). Jika dilihat dari proporsi sumber dananya, penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor sangat

tergantung pada sumber dana dari luar APBD. Terutama untuk mengimplementasikan kebijakan Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat, Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Pemenuhan Gizi Masyarakat, serta Peningkatan Perlindungan Sosial.

Tabel 18. Jumlah Anggaran Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2007 (dalam rupiah)

Sumber Dana No Kebijakan Jenis APBD APBD

Propinsi Dekonsentrasi Dana APBN Luar Negeri

Jumlah Anggaran 1. Pendidikan 35.311.336.322 10.611.198.000 216.407.769.000 11.307.120.000 0 273.637.423.322 2. Kesehatan 14.624.921.901 77.585.000 0 18.931.517.606 173.960.793 33.807.985.300 3. Infrastruktur 25.498.627.910 5.023.200.000 0 10.401.881.500 0 40.923.709.410 4. Ekonomi 3.636.636.525 100.000.000 0 2.051.997.000 0 5.788.633.525 5. Sosial 3.011.585.000 23.986.000 1.081.647.500 15.921.600.000 0 20.038.818.500 6. Gender 2.698.321.000 0 438.730.000 0 0 3.137.051.000 Jumlah 84.781.428.658 15.835.969.000 217.928.146.500 58.614.116.106 173.960.793 377.333.621.057

Pada tahun 2008, porsi anggaran terbesar juga digunakan untuk mengimplementasikan kebijakan Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat yaitu sebesar Rp 172,3 miliar, disusul kebijakan Peningkatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah (Rp 69,6 miliar), Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Pemenuhan Gizi Masyarakat (Rp 33,46 miliar), Peningkatan Perlindungan Sosial (Rp 29,05 miliar), Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (Rp 9,56 miliar), dan Pengarusutamaan Gender (Rp 1,43 miliar). Pada tahun anggaran ini, terjadi penurunan alokasi anggaran untuk kebijakan pendidikan, kesehatan, dan pengarusutamaan gender, tetapi terdapat peningkatan pada alokasi dana untuk kebijakan Peningkatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, dan Peningkatan Perlindungan Sosial (Tabel 19).

Tabel 19. Jumlah Anggaran Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2008 (dalam rupiah)

Sumber Dana No Kebijakan Jenis APBD APBD

Propinsi DekonsentrasiDana APBN Luar Negeri Jumlah Anggaran 1. Pendidikan 27.639.030.400 3.728.120.200 138.818.766.500 2.150.000.000 0 172.335.917.100 2. Kesehatan 18.205.921.000 493.871.600 0 14.756.035.053 10.610.000 33.466.437.653 3. Infrastruktur 31.446.350.000 3.367.200.000 705.000.000 34.124.920.000 0 69.643.470.000 4. Ekonomi 4.471.277.500 0 0 5.091.814.000 0 9.563.091.500 5. Sosial 4.929.053.000 0 927.647.500 23.194.476.000 0 29.051.176.500 6. Gender 1.279.799.000 0 94.864.040 60.256.546 0 1.434.919.586 Jumlah 87.971.430.900 7.589.191.800 140.546.278.040 79.377.501.599 10.610.000 315.495.012.339

Pada tahun 2008, sumber dana yang digunakan masih tergantung pada Dana Dekonsentrasi yaitu sebesar Rp 140,54 miliar. Dari proporsi sumber dananya, penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor di tahun ini juga masih tergantung pada sumber dana dari luar APBD, terutama untuk mengimplementasikan kebijakan Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat, Peningkatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, serta Peningkatan Perlindungan Sosial.

Jika dilihat dari kinerja meningkatnya jumlah kegiatan pada periode tahun analisis, ternyata tidak terdapat hubungan yang positif dengan berkurangnya angka kemiskinan dari tahun 2007 ke tahun 2008. Kondisi yang ada justru angka kemiskinan pada periode tersebut meningkat 12,93 persen dari 1.017.879 jiwa pada tahun 2007 menjadi 1.149.508 jiwa pada tahun 2008. Kenaikan jumlah kegiatan yang sangat signifikan pada implementasi kebijakan Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat (meningkat 18 kegiatan) dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (Meningkat 9 kegiatan) tidak cukup membantu mengurangi jumlah kemiskinan (Gambar 16).

Gambar 16. Kondisi Jumlah Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan

Berdasarkan Kebijakan pada Tahun 2007 dan 2008

Di sisi anggaran, alokasi untuk anggaran penanggulangan kemiskinan juga menurun cukup signifikan yaitu sebanyak 16,31 persen dari Rp 377 miliar (2007) menjadi Rp 315,5 miliar (2008), dimana anggaran untuk kebijakan Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat masih sangat dominan (Gambar 17). Di sisi lain

anggaran untuk kebijakan Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat sangat didominasi kegiatan pemberian Beasiswa dan Bantuan Operasional Sekolah yaitu mencapai 71,5 persen (2007) dan 58,9 persen (2008) dari keseluruhan anggaran pada kebijakan Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat. Peningkatan alokasi anggaran terjadi pada kebijakan Peningkatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah namun tentunya pengaruhnya tidak akan secara langsung mengurangi kemiskinan. Kebijakan lain yang alokasi anggarannya meningkat adalah kebijakan Peningkatan Perlindungan Sosial, namun peningkatan alokasi anggaran ini didominasi kegiatan Program Keluarga Harapan yang mencapai 76,6 persen dari total alokasi anggaran kebijakan Peningkatan Perlindungan Sosial.

Gambar 17. Kondisi Alokasi Anggaran Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Kebijakan pada Tahun 2007 dan 2008 (dalam miliar rupiah)