• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1.1 Kebijakan Publik

Kata kebijakan atau policy menurut Poerdarminta (1984:138) dalam Kamus Umum bahasa Indonesia diartikan dengan beberapa makna, diantaranya adalah pimpinan dan cara bertindak mengenai pemerintahan, kepandaian, kemahiran dan kebijaksanaan. Berdasarkan definisi yang terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kebijakan diartikan sebagai berikut :

“Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang mempunyai garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak (pemerintah, organisasi, dan sebagainya): pernyataan cita- cita, tujuan, prinsip atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran”.

Adapun pengertian kebijakan publik menurut Friedrich dalam Agustino (2008:7) adalah :

“Serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan- hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinan-kemungkinan (kesempatan-kesempatan) dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujun yang dimaksud”.

Dari definisi kebijakan publik menurut para ahli, yang telah dipaparkan di atas. Dapat dipahami bahwa terdapat kesamaan pengertian diantara keduanya. Kesamaan tersebut diantaranya, kedua definisi di atas mengartikan kebijakan sebagai tindakan yang dilakukan berdasarkan usul dari individu, kelompok atau

pemerintah, untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun perbedaannya, yaitu terletak pada pengertian kebijakan publik menurut friedrich, yang mengemukakan bahwa didalam kebijakan terdapat hambatan-hambatan dan kemungkinan-kemungkinan.

Berbeda dengan definisi kebijakan publik yang telah dipaparkan oleh para ahli di atas, pengertian kebijakan publik menurut Dye dalam Subarsono (2006:2) adalah sebagai berikut :

“Apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan (public policy is whatever governments choose to do or not to do)”.

Dunn W dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Analisis Kebijakan

Publik” (2003:132) menjelaskan bahwa kebijakan publik adalah pola

ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak yang dibuat oleh badan atau kantor pemerintah.

Adapun Wilson dalam Wahab (2012:13) yang mengemukakan kebijakan publik sebagai berikut ;

“The actions, objectivies, and pronouncements of goverments on particular matters, the steps they take (or fail to take) to implement them, and the explanations they give for what happens (or does nothappen)” (tindakan-tindakan, tujuan-tujuan, dan pernyataan-pernyataan pemerintah mengenai masalah-masalah tertentu, langkah-langkah yang telah atau sedang diambil (atau gagal diambil) untuk diimplementasikan, dan penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh mereka mengenai apa yang telah terjadi (atau tidak terjadi).

Berdasarkan pada definisi-definisi kebijkan publik menurut para ahli di atas, dapat dipahami bahwa kebjakan publik adalah, suatu pilihan yang diambil oleh pemerintah untuk melakukan tindakan dan atau keputusan, atau tidak melakukan.

Definisi lain disebutkan oleh Lemix dalam Wahab (2012:15) yang telah mendefinisikan kebijakan publik sebagai berikut :

“The product of activities aimed at the resolution of publik problems in the environment by political actors whose relationship are structured. The entire process by political over time” (produk aktivitas-aktivitas yang terjadi dilingkungan tertentu yang dilakukan olek aktor-aktor politik yang hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktivitas itu berlangsung sepanjang waktu).

Pakar inggris, Jenkins dalam Wahab (2012:15) mendefinisikan kebijkan publik sebagai berikut :

“A set of interrelated decisions taken by a political actor of group of actor concerning the selection of goal and the means of achieving principle, be within the power of these actors to achieve” (serangkaian keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang aktor politik atau sekelompok aktor, berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam suatu situasi).

Sementara itu, Anderson dalam Agustino (2008:7) memberikan pengertian atas definisi kebijakan publik sebagai berikut :

“Serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan”.

Berdasarkan pada definisi-definisi kebijakan publik menurut para ahli yang telah dipaparkan di atas, dapat diahami bahwa ketiga definisi tersebut memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut yaitu definisi kebijakan publik yang merupakan suatu aktivitas dan atau keputusan yang dibuat oleh para aktor politik yang terjadi dalam lingkungan atau situasi tertentu.

Kebijakan publik sendiri menurut Nugroho (2012:93) merupakan bentuk dinamika tiga dimensi kehidupan setiap negara bangsa, yaitu :

1. Dimensi politik, karena kebjakan publik merupakan bentuk paling nyata system politik yang dipilih. Politik demokratis memberikan hasil kebijakan publik yang berproses secara demokratis dan dibangun untuk kepentingan kehidupan bersama, bukan orang-seorang atau satu atau beberapa golongan saja.

2. Dimensi hukum, karena kebijakan publik merupakan fakta hokum dari Negara, sehingga kebijakan publik mengikat seluruh rakyat dan juga seluruh penyelenggara Negara, terutama penyelenggara pemnerintahan. Fakta ini ditekankan karena hokum yang buruk adalah hokum yang berlaku untuk rakyat (terutama rakyat kecil) dan bukan untuk pembuat penegak hokum (atau “rakyat besar”).

3. Dimensi manajemen, karena kebijakan publik perlu untuk dirancang atau direncanakan, dilaksanakan melalui berbagai organisasi dan kelembagaan, dipimpin oleh pemerintah beserta organisasi eksekutif yang dipimpinnya, yaitu birokrasi, bersama-sama dengan rakyat, dan untuk mencapai hasil yang optimal, maka implementasi kebijakan publik harus dikendalikan. Fungsi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian adalah fungsi manajemen.

Proses Kebijakan

Proses Politik Evaluasi Kebijakan Isu Kebijakan (Agenda Pemerintah) Formulasi Kebijakan Implementasi Kebijakan Kinerja Kebijakan

Input Proses Output

Gambar 2.1

Proses Kebijakan yang Ideal

Sumber : Nugroho, 2012:533

Berdasarkan gambar 2.1 dapat dipahami sebuah proses kebijakan, bahwa kebijakan berawal dari sebuah isu kebijakan yang menjadi agenda pemerintah, kemudian masuk kedalam tahap perumusan kebijakan, menurut Nugroho (2012:539) mendefinisikan perumusan kebijakan publik sebagai inti dari kebijakan publik, karena disini dirumuskan batas-batas kebijakan itu sendiri. Proses selanjutnya yaitu pelaksanaan kebijakan atau Implementasi Kebijakan. Menurut Nugroho (2012:674) implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih tidak kurang. Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program atau melalui

formulasi kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :

Kebijakan Publik Kebijakan Publik Penjelas Program Proyek Kegiatan Pemanfaat (beneficiaries) Gambar 2.2

Sekuensi Implementasi Kebijakan

Sumber : Nugroho, 2012:675

Berdasarkan gambar 2.2 dapat diketahui turunan dari kebijakan publik, dimuali dari program-program, kemudian diturunkan kembali menjadi proyek- proyek, dan akhirnya diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan. Ketiganya merupakan bagian dari sebuah implementasi kebijakan. Proses berikutnya pada gambar 2.1. Setelah tahap implementasi kebijakan, tahap berikutnya adalah

evaluasi kebijakan atau dalam gambar 2.1 disebut dengan pemanfaat (beneficiaries).

Adapun evaluasi kebijakan menurut Dye dalam Parson W (2008:351) mengemukakan bahwa :

“Evaluasi Kebijakan adalah pemeriksaan yang objektif, sistematis dan empiris terhadap efek dari kebijakan dan program publik terhadap targetnya dari segi tujuan yang ingin dicapai”.

Laswell dan Kaplan dalam Nugroho (2012:119) mendefinisikan kebijakan publik sebagai suatu program yang diproyeksikan dengan tujuan-tujuan tertentu, nilai-nilai tertentu dan praktik-praktik tertentu (a projected program of goals, values, and practices).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kebijakan publik adalah suatu tindakan pemerintah dalam rangka mengambil keputusan baik itu melakukan atau tidak melakuakan untuk mencapai tujuan negara.

Dokumen terkait