• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kebijakan Publik

Ada beberapa pengertian dari istilah kebijakan publik, misalnya menurut

Thomas R. Dye (Understanding Public Policy, 1976), yaitu apapun yang dipilih

oleh pemerintah untuk dilakukan dan untuk dilakukan (Wicaksono, 2006:63).

Definisi yang diusulkan oleh Dye meski cukup akurat, namun sebenarnya

tidak cukup memadai untuk mendeskripsikan substansi atau esensi kebijakan

publik yang sesungguhnya. Oleh karena itu, ada beberapa pengertian kebijakan

publik yang lebih spesifik menurut beberapa tokoh, diantaranya sebagai berikut:

John Dewey, (The Public and It’s Problem, 1927) dalam Wicaksono

(2006:63):

“Kebijakan publik menitikberatkan pada publik dan problem-problemnya. Kebijakan publik membahas soal bagaimana isu-isu dan persoalan-persoalan publik disusun (constructed) dan didefinisikan serta bagaimana kesemua itu diletakkan dalam agenda kebijakandan agenda politik.”

Harold Laswell dan Abraham Kaplan (1970) dalam Nugroho (2009:83).

Mendefinisikan kebijakan publik sebagai suatu program yang diproyeksikan

dengan tujuan-tujuan tertentu, nilai-nilai tertentu, dan praktik-praktik tertentu (a

projected program of goals, values, and practices).

A. Hoogerwerf dalam Kencana (2006:106) menjelaskan bahwa kebijakan

publik unsur penting dari politik, dapat diartikan sebagai usaha untuk mencapai

Di bawah ini ada beberapa teori yang dikumpulkan dari beberapa pakar

(Wahab, 2012:15), diantaranya sebagai berikut:

1. Pakar Inggris, W. I. Jenkins (1978), merumuskan kebijakan publik sebagai: “A set of interrelated decisions taken by a political actor or group of actors concerning the selection of goals and the means of achieving them within a specified situation where this decisions should, in principle, he within the power of these actors to achieve” (serangkaian keputusan

yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang aktor politik atau sekelompok aktor, berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam situasi. Keputusan-keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batas-batas kewenangan kekuasaan dari para aktor tersebut).

2. Pakar Nigeria, Chief J. O. Udoji (1981), telah mendefinisikan kebijakan

publik sebagai: “An santioned course of action addressed to a particular problem or group of related problems that affect society at large” (suatu

tindakan bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang saling berkaitan dan mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat).

3. Pakar Perancis, Lemieux (1995), merumuskan kebijakan publik sebagai

berikut: “The product of activities aimed at the resolution of public problems in the environment by political actors whose relationship are structured. The entire process evolves over time” (produk aktivitas -aktivitas yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah-masalah publik yang terjadi di lingkungan tertentu yang dilakukan oleh aktor-aktor politik yang hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktivitas itu berlangsung sepanjang waktu).

James Anderson (1984) dalam Agustino (2008:7) memberikan pengertian

atas definisi kebijakan publik dalam bukunya Public Policy Making, sebagai

berikut:

“Serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang

diperhatikan.”

Menurut Carl J. Friedrich (1969) dalam Agustino (2008:7)

“Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinan-kemungkinan (kesempatan-kesempatan) dimana kebijakan

tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud.”

Berikut ini ada beberapa teori kebijakan publik yang dikutip dalam

Pasolong, diantaranya:

1. Konsep Kebijakan Publik dari Kamus Administrasi Publik Chandler dan Plano (1998), mengatakan bahwa “Kebijakan Publik adalah pemanfaatan

yang strategis terhadap sumber-sumber daya yang ada untuk memecahkan

masalah publik atau pemerintah.”

2. William N. Dunn (1994), mengatakan bahwa “Kebijakan Publik adalah

suatu rangkaian pilihan-pilhan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintahan, seperti pertahanan keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, kriminalitas, perkotaan, dan

lain-lain” (Pasolong, 2010:38).

3. Chaizi Nasucha (2004), mengungkapkan bahwa “Kebijakan Publik adalah

kewenangan pemerintah dalam pembuatan suatu kebijakan yang digunakan ke dalam perangkat peraturan hukum. Kebijakan tersebut bertujuan untuk menyerap dinamika sosial dalam masyarakat, yang akan dijadikan acuan perumusan kebijakan agar tercipta hubungan sosial yang

harmoni” (Pasolong, 2010:39).

Menurut Peter Bridgmann dan Glyn Davis dalam Wicaksono (2006:65),

untuk memudahkan pemahaman terhadap kebijakan publik dapat ditinjau dari 5

karakteristik kebijakan publik, antara lain:

1. Memiliki tujuan yang didesain untuk dicapai atau tujuan yang dipahami. 2. Melibatkan kepatuhan beserta dengan konsekuensinya.

3. Terstruktur dan tersusun menurut aturan tertentu 4. Pada hakikatnya adalah politis.

5. Bersifat dinamis.

Untuk memahami berbagai definisi kebijakan publik menurut Young dan

Quinn (2002) dalam Suharto (2006:44-45).

1. Tindakan pemerintah yang berwenang. Kebijakan publik adalah tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan pemerintah yang memiliki kewenangan hukum, politis dan finansial untuk melakukannya.

2. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata. Kebijakan publik berupaya merespon masalah atau kebutuhan konkrit yang berkembang di masyarakat.

3. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan. Kebijakan publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu demi kepentingan orang banyak.

4. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kebijakan publik pada umumnya merupakan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial. Namun, kebijakan publik bisa juga dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa masalah sosial akan dapat dipecahkan oleh kerangka kebijakan yang sudah ada dan karenanya tidak memerlukan tindakan tertentu.

5. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang aktor. Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi terhadap langkah-langkah atau rencana tindakan yang telah dirumuskan, bukan sebuah maksud atau janji yang belum dirumuskan. Keputusan yang telah dirumuskan dalam kebijakan publik bisa dibuat oleh sebuah badan pemerintah, maupun oleh beberapa perwakilan lembaga pemerintah.

Dari pengertian di atas, kebijakan publik dapat disimpulkan sebagai suatu

pilihan tindakan yang menjadi kewenangan aktor-aktor pemerintah, dilakukan

dengan menggunakan segala sumber daya dan diorientasikan untuk memecahkan

persoalan-persoalan publik.

Dokumen terkait