BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.5 Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pada hakekatnya konsep teknologi informasi dan komunikasi berasal dari
dua istilah yang saling berkaitan, yakni teknologi informasi dan teknologi
komunikasi. Untuk memahami apa itu teknologi informasi dan komunikasi,
berikut ini peneliti akan memaparkan kedua konsep tersebut yakni teknologi
A. Teknologi Informasi
Ada beberapa pengertian teknologi informasi yang dikutip dalam Munir
(2008:8-9), diantaranya :
1. Dalam kamus Oxford (1995), “teknologi informasi adalah studi atau
penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk menyimpan. menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata,
bilangan dan gambar.”
2. Menurut Atler, Martin, dan Lucas dalam Abdul Kadir (2003), “teknologi
informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi
atau menampilkan data.”
3. Secara umum Lucas (2000) menguraikan definisi teknologi informasi, yang dijelaskan sebagai berikut: “Teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis, mikro komputer, komputer mainframe, pembaca barcode, perangkat lunak pemprosesan transaksi, perangkat lunak lembar kerja (worksheet) dan peralatan komunikasi dan jaringan
merupakan contoh teknologi informasi.”
4. Wawan Wardiawan (2000) mengemukakan bahwa “teknologi informasi
adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan yang merupakan aspek
strategis untuk pengambilan keputusan.”
5. Everett M Rogers (1986), mengemukakan bahwa “teknologi informasi
merupakan perangkat keras yang bersifat organisatoris dan meneraskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan, memproses dan saling mempertukarkan informasi dengan individu atau
khalayak lain.”
Kemudian ada pengertian lain mengenai definisi dari teknologi informasi
(Yuldi (Ed), 2007: 23), yakni :
“Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses
penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan
Definisi di atas lebih dikembangkan lagi oleh Martin (1999) yang
memberikan makna bahwa :
“Teknologi informasi tidak hanya sebatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi
komunikasi untuk mengirimkan informasi.”
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik pada Pasal 1 Ayat 3 bahwa teknologi
informasi didefinisikan sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan
informasi.
B. Teknologi Komunikasi
Selanjutnya istilah teknologi komunikasi berkaitan dengan alat dan cara
untuk berkomunikasi (berhubungan antar manusia). Saat ini, alat komunikasi
sebagai produk teknologi komunikasi yang kita gunakan antara lain: telepon,
televisi, internet (Yuldi (Ed), 2007:18).
Selain itu pengertian dari teknologi komunikasi menurut Munir
(2008:14-15) adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari hardware, software.
proses dan sistem, yang digunakan untuk membantu proses komunikasi, yang
bertujuan agar komunikasi berhasil (komunikatif). Teknologi komunikasi Iebih
menekankan pada perangkat elektronik sebagaimana dikemukakan oleh Effert M.
Rogers (1986). Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa yang dimaksud teknologi
komunikasi termasuk media adalah komputer mikro, konferensi jarak jauh,
Menurut Rogers (1986) dalam Dilla (2007:168) ada tiga dampak akibat
pengembangan teknologi komunikasi:
1. Dampak diinginkan dan tidak diinginkan. Istilah diinginkan dan tidak
diinginkan secara kasar setara dengan positif dan negatif dalam konteks
ini.
2. Dampak langsung dan tidak langsung.
3. Dampak terantisipasi dan tidak terantisipasi.
Berikut ini beberapa dampak negatif globalisasi yang dibawa oleh
kemajuan teknologi komunikasi (Dilla, 2007:169), antara lain:
1. Munculnya mitos perkampungan global. Menurut Eurich, munculnya
globalisasi terutama pada teknologi akan mengakibatkan “persaudaraan elektronik”, dan hilangnya kesadaran tentang persaudaraan sejati, perasaan
sekeluarga, bahkan perasaan itu sendiri.
2. Adanya kendali oleh pasar transnasional terhadap pasar lokal sehingga
menghasilkan sentralisasi pengambilan keputusan, kehilangan otonomi
budaya, dan kedaulatan nasional, serta ketidakmampuan mereka untuk
bersaing dengan teknologi informasi yang diciptakan negara maju. Juga,
akan memunculkan ekonomi dominan tunggal, serta politik dan satu
budaya. Dengan integrasi ini, sebenarnya akan mempertajam kontradiksi
dalam sistem internasional karena kekuatan dominan mereka ingin
mencapai kekuatan penuh.
3. Semakin munculnya sosial gap. Adanya teknologi komunikasi semakin
antara desa dan kota. Hal ini disebabkan karena kemampuan adopsi
terhadap teknologi yang tidak merata. Asumsi bahwa akan terjadi difusi
pada teknologi dan informasi, tampaknya harus dipertanyakan ulang. yang
terjadi sekarang adalah manipulasi dan hegemoni dari yang memegang alat
produksi (teknologi). Akibatnya adalah munculnya kategori pengadopsi.
4. Meningkatnya jumlah pengangguran. Teknologi mengasumsikan efisiensi
dan efektivitas sehingga tenaga manusia digantikan dengan tenaga mesin.
Ketidakmampuan kita menerima situasi ini disebabkan sumberdaya
manusia kita rendah. Selain itu, gagasan pembangunan yang ada masih
dimanfaatkan oleh segelintir (sentralisasi) orang sehingga kurang
menghargai potensi yang ada sebagai upaya pengembangan SDM.
5. Kesenjangan informasi. Kesenjangan sosial tadi diakibatkan adanya
kesenjangan informasi sebagai akibat begitu pesatnya teknologi
komunikasi tersebut berkembang.
6. Overload of information. Hal ini sebenarnya tidak menjadi persoalan jika
kemampuan selektif masyarakat kita sudah tinggi. Hal ini terkait dengan
tingkat pendidikan masyarakat kita. Lewat media inilah potensi terjadinya
hegemoni (dominasi) sosial, kebudayaan serta politik konsumerisme
terjadi. Tingkat konsumerisme ini tidak diimbangi dengan tingkat daya
beli masyarakat sehingga timbul frustasi sosial.
C. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dari beberapa pengertian di atas, ada keterkaitan erat antara teknologi
pengolahan informasi sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk
pengiriman informasi (information delivery). Jika keduanya diintegrasikan maka
disebut sebagai TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) atau ICT
(Information and Communications Technology). Dengan demikian TIK tidak
identik dengan komputer namun juga dengan segala sesuatu yang berupasoftware
dan hardware yang dapat membantu manusia (Munir, 2008:16). Secara lebih
spesifik, TIK merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan
penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi (Yuldi
(Ed), 2007: 26).
Menurut Nasution (2009:224-225), kemajuan teknologi kini
memungkinkan kita untuk memproses, menyimpan, menelusuri dan
mengkomunikasikan informasi dalam segala bentuk, tidak terbatas oleh jarak,
waktu dan volume. Revolusi ini menambahi suatu kapasitas baru yang dahsyat
bagi kecerdasan manusia dan membentuk suatu perubahan bagaimana cara kita
bekerja bersama, dan bagaimana kita hidup bersama. Tentu semua ini
berpengaruh besar bagi pembangunan.
Dari sudut pandang pembangunan, kemajuan dan ketersediaan teknologi
baru di bidang informasi dan komunikasi (new Information and Communications
Technology atau new ICT) bisa dilihat dari dua sisi. Sisi pertama, bagaimana
akibat kemajuan tersebut bagi upaya meningkatkan kehidupan sebagian besar
masyarakat selama ini telah tertinggal dibandingkan mereka yang berada di
negara-negara berkembang untuk mendapatkan akses ke pasar dunia dan
memaksimumkan kelebihan kompetitif (competitive advantages) mereka.
Masyarakat pedesaan bisa memanfaatkannya untuk menciptakan
lowongan kerja dan memasarkan produk mereka lebih efektif. Bidang pendidikan
dan riset bisa terdorong. Sedangkan sistem kesehatan dapat menjadi lebih efektif
dan lebih menjangkau banyak orang. Selanjutnya pemerintahan bisa menjadi lebih
efisien dan lebih akuntabel. Dari sudut pembangunan manusia, peran teknologi
termasuk TIK penting sekali, seperti yang digambarkan berikut ini:
(Sumber :Human Development Report,2001) Gambar 2.1
Hubungan antara Teknologi dengan Pembangunan Manusia
Menurut UNDP (United Nations Development Programme) (2001),
sebagai alat untuk memerangi kemiskinan di abad 21, teknologi informasi dan
Membangun Kapabilitas Manusia • Kehidupan yang sehat dan berusia panjang
• Memperoleh pengetahuan dan menjadi kreatif
• Menikmati standar kehidupan yang layak
• Berpartisipasi dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik suatu masyarakat
Sumber daya untuk pendidikan, kesehatan, komunikasi, lowongan kerja
Pertumbuhan Ekonomi
Hasil Produktivitas
Perubahan Tekonologi
Sumber daya untuk Pengembangan
Teknologi
• Pengetahuan
• kreativitas Kemajuan dalam
Kedokteran, Komunikasi, Pertanian, Energi,
komunikasi dapat digunakan untuk:Pertama,teknologi informasi dan komunikasi
sebagai masukan yang meresap ke hampir seluruh aktivitas manusa. Kedua,
teknologi informasi dan komunikasi dapat memecahkan hambatan bagi
pembangunan manusia dalam tiga hal, yakni: memecahkan hambatan
pengetahuan, memecahkan hambatan partisipasi, dan memecahkan hambatan ke
peluang ekonomi (Nasution, 2009:226).
Secara teoritis menurut Parker dan Dunn (1972) dalam Dilla (2007:169),
teknologi-teknologi komunikasi dan informasi mempunyai dampak positif yang
dapat digunakan untuk keuntungan orang banyak dalam masyarakat. “Potensi
tunggal paling besar dari penggunaan informasi adalah kesempatan untuk
mengurangi biaya unit pendidikan sampai titik di mana masyarakat dapat
memberikan akses yang sama dan terbuka bagi kesempatan belajar untuk semua
anggota masyarakat sepanjang hidup mereka”.
Lebih lanjut, Parket dan Dunn mengatakan ada sejumlah kesenjangan
(pengetahuan, keterampilan dan informasi) turut menyertainya dampak positif dari
keuntungan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. “Apabila akses
ke pelayanan informasi ini tidak tersedia secara universal di seluruh masyarakat,
mereka yang kaya informasi bisa menuai manfaat, sedangkan mereka yang miskin
informasi secara relatif menjadi semakin miskin. Pelebaran kesenjangan informasi
ini biasanya menyebabkan ketegangan sosial yang meningkat.”
Pengalaman menunjukkan bahwa untuk merancang dan menggunakan
teknologi secara produktif harus ada suatu tingkat pendidikan secara umum dan
justru amat potensial untuk memperlebar jurang selama ini telah menganga antara
kaum berpunya dengan golongan miskin. Singkatnya, mereka yang memiliki
akses ke teknologi ini menjadi semakin berdaya kuasa, mereka yang tidak justru
akan semakin termarginalkan baik secara politik ataupun ekonomi (Nasution,
2009:226).