• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA PULAU GALANG PROPINSI KEPRI

B. Pantai Melur

4.5. Analisis Daya Dukung Kawasan Untuk Kegiatan Ekowisata

4.5.3. Kebutuhan Air Bersih/Tawar

Kebutuhan air bersih/tawar dalam ekowisata merupakan salah faktor kebutuhan yang paling penting dan vital, terlebih untuk di kawasan pesisir dengan rata-rata suhu yang tinggi membuat kebutuhan air bersih semakin tinggi. Air bersih banyak dimanfaatkan untuk konsumsi, membilas maupun keperluan

lainnya. Oleh karena itu sumber-sumber air bersih yang ada di Pulau Rempang dan Galang harus diperhatikan dan dimanfaatkan sebaik mungkin dalam pengembangan pariwisata Pulau Rempang dan Galang.

Untuk Pulau Rempang kebutuhan air tawar bagi wisatawan bukan merupakan kendala karena di Pantai Mawar dan Melayu terdapat mata air yang berasal dari perbukitan yang hingga saat ini airnya masih terus mengalir dengan deras. Mata air ini baru dikelola dengan sangat sederhana sekali yaitu hanya dengan menggunakan pipa dan dibuat ruang dari kain terpal. Oleh karena itu untuk perencanaan pengembangan pariwisata kedepannya potensi seperti ini harus segera dimanfaatkan dan dibangun fasilitas dengan baik. Selain itu Di Pulau Rempang Desa Sembulang PAM sudah ada, hanya saja terdapat keterbatasan dalam pemakaian, batas waktu hanya sekitar 6 jam pemakaian dimulai pukul 18.00 WIB hingga 00.00 WIB.

Untuk Pulau Galang masalah air tawar untuk wisatawan merupakan sedikit kendala karena mata air yang ada seringkali kering sehingga untuk obyek wisata di Pantai Melur air tawar pengelola harus membeli dengan harga Rp. 8000 per drum. Untuk di Kamp Sinam Pulau Galang ada Waduk Gong yang menyediakan air tawar, sehingga masalah air tawar bukan merupakan kendala dalam pengembangan pariwisata. Berikut estimasi kebutuhan air bersih berdasarkan daya tampung wisatawan (Tabel 31).

Tabel 31. Estimasi kebutuhan air bersih berdasarkan daya tampung wisatawan

No. Pulau Fasilitas

Akomodasi Daya Tampung (orang) Kebutuhan Air Bersih (lt/hr) Kelas Ekonomi 16583 8291500 Kelas Menengah 8728 4363947 1 Pulau Rempang Kelas Mewah 5528 2763833 Kelas Ekonomi 8000 4000000 Kelas Menengah 4211 2105263 2 Pulau Galang Kelas Mewah 2667 1333333

Berdasarkan Tabel 31, kebutuhan air bersih wisatawan berdasarkan daya tampung wisatawan yang sesuai dengan aspek ekologis di Pulau Rempang dan Galang adalah sebagai berikut :

1. Pulau Rempang, membutuhkan air bersih sebesar 8291500 lt/hr untuk kelas rendah (kelas ekonomi), 4363947 lt/hr untuk kelas menengah dan 2763833 lt/hr untuk kelas mewah. Bila diasumsikan dalam setahun ada 300 HOW, maka kebutuhan air bersih kelas rendah (kelas ekonomi) adalah 2487450 m3/tahun, kelas menengah 1309184 m3 /tahun dan kelas mewah adalah 829150 m3/tahun.

2. Pulau Galang, membutuhkan air bersih sebesar 4000000 lt/hr untuk kelas rendah (kelas ekonomi), 2105263 lt/hr untuk kelas menengah dan 1333333 lt/hr untuk kelas mewah. Bila diasumsikan dalam setahun ada 300 HOW, maka kebutuhan air bersih kelas rendah (kelas ekonomi) adalah 1200000 m3/tahun, kelas menengah 631579 m3/tahun dan kelas mewah adalah 400000 m3/tahun.

Berdasarkan Tabel 29, 30 dan 31 daya tampung wisatawan di Pulau Rempang dan Galang masih dalam keadaan normal, belum melebihi daya dukung yang ada bahkan masih jauh dibawah jumlah standar yang ada. Hal ini terlihat dari jumlah kuisioner yang disebar pada obyek wisata yang ada di Pulau Rempang dan Galang dalam penelitian ini didapat sebanyak 31 wisatawan yang terbagi sebanyak 25 orang wisatawan dalam negeri dan 6 orang wisatawan luar negeri. Oleh karena itu untuk kedepannya pengelolaan obyek wisata yang ada di Pulau Rempang maupun Galang agar lebih ditingkatkan lagi dengan tetap memegang standar yang ada dalam menjaga kestabilan dan ekosistem yang baik.

Berdasarkan hasil pengambilan data primer dengan kuisioner terhadap wisatawan (lampiran 4) yang datang ke Pulau Rempang dan Galang, didapat karakteristik wisatawan (Tabel 32).

Tabel 32. Karakteristik wisatawan Pulau Rempang dan Galang selama penelitian

No. Parameter Jumlah %

Kelompok umur < 20 tahun 3 9,7 21-30 tahun 17 54,8 31-40 tahun 7 22,6 1 > 50 tahun 4 12,9 Pendidikan SD 1 3,2 SLTP 3 9,7 SLTA 15 48,4 Diploma 2 6,5 S1 8 25,8 2 > S1 2 6,5 Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 4 12,9 Wiraswasta 11 35,5 Pegawai Swasta 15 48,4 3 Pegawai Negeri 1 3,2 Asal Dalam negeri 25 80,6 4 Luar negeri 6 19,4 Lama di Batam < 2 hari 8 25,8 2-4 hari 7 22,6 4-6 hari 1 3,2 5 > 6 hari 15 48,4

Lama di Pulau Rempang dan Galang

< 2 hari 31 100 2-4 hari 0 0 4-6 hari 0 0 6 > 6 hari 0 0 Jumlah Rombongan 1 orang 0 0 2-3 orang 12 40 3-4 orang 19 60 7 > 4 orang 0 0

Berdasarkan Tabel 32 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Rempang dan Galang didominasi oleh kelompok umur 21-30 tahun sebesar 54,8%. Ini menunjukkan bahwa Pulau Rempang dan Galang lebih diminati oleh wisatawan golongan muda yang produktif.

Sebagian besar wisatawan yang datang (80,6%) merupakan wisatawan dalam negeri yang berasal dari Kota Batam itu sendiri. Ini terlihat dari lama mereka di Batam yang melebihi dari lama kunjungan wisatawan yang biasa datang ke Kota Batam hanya dalam waktu singkat sekitar 1-2 hari. Wisatawan yang ada merupakan tenaga kerja yang bekerja di Kota Batam pada sektor industri yang merupakan ciri khas Kota Batam yang dikenal sebagai daerah industri. Meskipun hanya berlatar belakang pendidikan SLTA (48,4%) sebagian besar dari wisatawan yang ada rata-rata sudah bekerja di sektor swasta sebagai pegawai swasta (48,4%).

Wisatawan luar negeri yang ditemui (19,4%) sebagian besar berasal dari Singapura dan Malaysia. Rata-rata dari mereka hanya berkunjung sekitar 1-2 hari di Kota Batam dan melakukan wisata ke Pulau Rempang dan Galang dalam waktu setengah hari. Ini terjadi karena menurut mereka fasilitas yang ada di Pulau Rempang dan Galang belum terlalu memadai, namun karena keindahan alamnya dan wisata sejarah serta spiritual mereka sangat tertarik dan menikmati kunjungannya.

Wisatawan yang melakukan kunjungan ke Pulau Rempang dan Galang (60%) melakukan kunjungan dengan 3-4 anggota keluarga dan teman. Hal ini dilakukan karena mereka merasa ingin berbagi keindahan yang di tawarkan Pulau Rempang dan Galang bersama-sama. Selain itu rombongan dengan 3-4 orang teman dan keluarga merupakan pola yang bagus dalam mengarahkan ekowisata karena lingkungan masih dapat mentolerir dampak yang timbul akibat kegiatan yang dilakukan wisatawan.

Selain karakteristik wisatawan dari hasil kuisioner juga dapat dilihat motivasi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Rempang dan Galang (Tabel 33).

Tabel 33. Motivasi Wisatawan Pulau Rempang dan Galang

No. Parameter Jumlah %

Sumber Informasi Teman 31 100 Televisi 0 0 Brosur 0 0 1 Buku panduan 0 0 Tujuan Menikmati pemandangan 8 25,8 Mencari ketenangan 5 16,1 Menghilangkan jenuh 5 16,1 2 Libur kerja 13 41,9

Frekuensi ke Pulau Rempang dan Galang

Pertama kali 19 61,3 3 > 1 sekali 12 38,7 Alat transportasi Bis wisata 0 0,0 Menyewa mobil 21 67,7 Bis umum 0 0,0 4 Taxi 10 32,3 Daya tarik

Suasana alam yang menarik 10 32,3 Pantai yang yang indah dan bersih 15 48,4 5 Wisata spiritual 6 19,4 Tingkat kepuasan Puas 26 83,9 6 Tidak puas 5 16,1

Dari hasil kuisioner dan wawancara yang dilakukan (100%) wisatawan yang datang ke Pulau Rempang dan Galang mengetahui keindahan dan daya tarik Pulau Rempang dan Galang dari teman. Hal ini menunjukkan bahwa selama ini memang belum ada promosi wisata yang dilakukan pemerintah Kota Batam maupun pengelola terhadap Pulau Rempang dan Galang. Ini juga dapat dilihat (61,3%) wisatawan yang berkunjung baru pertama kali datang ke Pulau Rempang dan Galang setelah mendapat informasi dari teman. Dimana dari mereka rata-rata 41,9% datang dengan tujuan utama untuk menikmati waktu libur, baru sekitar 25,8% wisatawan yang datang memang bertujuan untuk menikmati pemandangan

Pulau Rempang dan Galang, khususnya menikmati pantai yang bersih dan indah di Pulau Rempang dan Galang (48,4%).

Sebagian wisatawan yang ada mengatakan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam mencari transportasi umum Pulau Rempang dan Galang. Mereka harus mengeluarkan biaya yang besar dengan menyewa mobil (67,7%), selain mobil sewaan alternatif lain adalah dengan menyewa taksi (32,3%). Menurut mereka dengan menyewa mobil maupun taksi sama-sama mengeluarkan biaya yang tinggi, oleh karena itu mereka berharap agar pemerintah maupun pengelola dapat memberikan alternatif lain seperti kendaraan umum agar lebih terjangkau oleh semua orang. Namun 83,9% wisatawan yang berkunjung ke Pulau Rempang dan Galang mengatakan puas terhadap kunjungan mereka dan berharap dapat kembali lagi, terlebih bagi yang bekerja dan menetap di Kota Batam mereka memiliki alternatif lain dan tambahan obyek wisata. Namun mereka tetap menyarankan agar pengembangnnya ke depan lebih ditingkatkan baik dengan penambahan fasilitas maupun atraksi tambahan.

Berdasarkan data primer berupa 30 jumlah kuisioner masyarakat, masyarakat Pulau Rempang dan Galang sebagian besar (50%) berusia 21-30 tahun dan menganut agama Islam (66.7%) dengan latar belakang pendidikan lulusan SD (56.7%). Sebagian besar (40%) berprofesi sebagai wiraswasta dengan menjual makanan dan minuman disekitar obyek wisata dengan profesi sampingan sebagai nelayan dan bertani.

Masyarakat Pulau Rempang dan Galang merupakan masyarakat multi etnis yang terdiri dari etnis Melayu, Jawa, Minang, Batak, Flores, Bugis, Sunda dan etnis lainnya. Sosial budaya masyarakat di kawasan studi beretnik Melayu Riau dengan pola hidup kemasyarakatan bergotong royong, adat dan tradisi yang dipayungi lembaga adat (perkawinan, kelahiran, kematian, dan turun ke laut), namun hingga saat ini sendi-sendi etnik melayu (Gambar 20) mulai mengalami degradasi akibat akulturasi budaya para penduduknya yang merupakan migran sehingga tidak ada budaya yang khas di Pulau Rempang dan Galang. Kebudayaan dan perayaan yang dikembangkan saat ini berdasarkan hari besar agama masing-masing.

Gambar 20. Budaya Melayu

Dokumen terkait