• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebutuhan Dasar Anak

Dalam dokumen 101 Kesalahan Dalam Mendidik Anak (Halaman 25-39)

Defi nisi dari tumbuh kembang adalah sebuah pertum-buhan yang terjadi, yaitu bertambah ukuran, jumlah sel, dan jaringan dalam tubuh. Anak dikatakan tumbuh jika ukuran fi sik dan struktur badannya mengalami penambahan. Hal itu bisa dilihat dari tinggi badan, lingkar kepala, dan berat badannya yang bertambah. Faktor yang bisa memengaruhi pertumbuhan seorang anak, yaitu faktor genetik, ras, dan juga nutrisi.

Defi nisi dari tumbuh kembang adalah sebuah pertumbuhan yang terjadi, yaitu bertambah ukuran, jumlah sel, dan jaringan dalam tubuh. Anak dikatakan tumbuh jika ukuran fi sik dan struktur badannya mengalami penambahan.

Perkembangan adalah proses pematangan fungsi otak yang terjadi secara bertahap. Perkembangan yang terjadi pada setiap anak tidaklah sama.Perbedaan tersebut ter-kadang sulit diamati. Akan tetapi, hal tersebut bisa dili-hat dengan bertambahnya kemampuan anak. Bisa juga dikatakan bahwa berkembang itu bertambahnya struktur, fungsi, dan kemampuan anak yang lebih kompleks, meli-puti:

1. Kemampuan sensorik,seperti kemampuan melihat, men dengar, merasa, mencium dan meraba.

2. Kemampuan motorik, meliputi gerak kasar, gerak ha-lus, dan kompleks.

3. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, seperti tersenyum, menangis, bicara, dan lain-lain.

4. Kemampuan kognitifatau kemampuan untuk menyerap ilmu pengetahuan yang diajarkan, seperti kemampuan mengenal, membandingkan, mengingat, memecahkan

masalah yang berhubungan dengan kemampuan inte-lektual dan taraf kecerdasan anak.

5. Kemampuan bersosialisasi, kemandirian, dan kreati-vitas

6. Keamampuan moral dan spiritual, berupa nilai-nilai adat dan budaya serta agama dan lainnya

Ada dua faktor penting penentu hasil proses tumbuh kembang anak. Yang pertama adalah faktor lingkungan, yaitu faktor penyedia kebutuhan dasar anak untuk tum-buh kembang di mana anak tersebut berada. Sedangkan faktor kedua adalah genetik, yaitu faktor yang tidak bisa diutak-atik lagi karena merupakan faktor yang diturunkan oleh orang tuanya.

Para ahli mengategorikan kebutuhan dasar anak ke da lam 4 (empat) macam kebutuhan, yaitu kebutuhan fi sik, pendidikan, emosi, dan stimulasi.

1. Kebutuhan Fisik

Kebutuhan fi sik disebut juga sebagai kebutuhan asuh, meliputi perawatan kesehatan, pemberian nutrisi yang baik, pakaian, rumah, dan sanitasi lingkungan. Di da-lam nya juga termasuk olahraga, bermain, dan beristi ra-hat. Anak perlu bermain dan melakukan aktivitas fi sik lain nya dan juga tidur karena bisa merangsang hormon pertum buhan; baik pertumbuhan otot maupun tulang, merang sang metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, serta merangsang nafsu makan juga pertumbuhan secara umum.

Kesehatan anak adalah modal terpenting untuk per-tum buhan dan perkembangannya. Perawatan kesehatan, meliputi pencegahan dan pengobatan penyakit. Imunisasi dan vaksinasi adalah bentuk pencegahan penyakit yang

bisa memberi kekebalan pada anak. Walaupun tidak ber-arti 100% anak terlindungi. Pencegahan penyakit juga bisa dilakukan dengan cara tidak melakukan kontak dengan penderita penyakit menular seperti tuberkolosis. Jika anak sakit, segeralah bawa ke dokter. Usahakan me-meriksa kesehatan anak secara teratur. Hal itu berguna untuk mendeteksi secara dini jika terdapat penyakit dalam tubuhnya atau hal lain yang bisa menyebabkan gangguan terhadap tumbuh kembang anak sehingga dapat dicegah lebih dini.

Kesehatan anak adalah modal terpenting untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Perawatan kesehatan, meliputi pencegah-an dpencegah-an pengobatpencegah-an penyakit. Imunisasi dpencegah-an vaksinasi adalah bentuk pencegahan penyakit yang bisa memberi kekebalan pada anak. Walaupun tidak berarti 100% anak terlindungi.

Sebaiknya orang tua juga tidak lalai memerhatikan sanitasi lingkungan. Perhatikan kebersihan makanan, mi numan, pakaian, rumah, dan lainnya. Jangan lupa per hatikan pulapencahayaan rumah dan ventilasi yang cu kup, bebas polusi, dan tidak sesak. Faktor ke aman-an juga men jadi hal yaman-ang penting untuk diper ha tikaman-an, misalnya kons truksi bangunan rumah jangan sam pai membahayakan anak.

Nutrisi yang baik pun diperlukan untuk meningkatkan kecerdasan. Bahkan sudah harus dipenuhi sejak anak berada di dalam rahim. Air susu ibu merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang sampai bayi berusia 6 bulan. Ketika ia tumbuh dalam usia kanak-kanak, maka berilah makanan yang bergizi dengan menu yang

seimbang. Berikan nutrisi dengan porsi yang tepat agar anak tumbuh dengan ideal. Jika anak kekurangan atau kelebihan nutrisi tertentu, maka hal itu bisa merugi kan si anak. Nutrisi yang buruk pada anak usia di bawah lima tahun akan mengganggu pertumbuhan serta per kem-bangan susunan saraf pusat yang dapat memenga ruhi perkembangannya.

Selain kaya nutrisi, makanan yang dikonsumsi anak juga harus kaya energi sehingga bisa melancarkan aktivitas otot dan membangun jaringan baru di dalam tubuhnya. Kebutuhan nutrisi tiap anak berbeda. Pilihlah makanan bernutrisi yang tepat sesuai usia dan kebutuhannya. Misalnya, untuk anak yang obesitas sebaiknya membatasi diri dalam mengonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak.

Selain kebutuhan di atas, kebutuhan akan pakaian perlu diperhatikan oleh orang tua. Pilihkanlah anak pa-kaian yang nyaman dan sesuai baginya. Jangan lupa ajarkan juga untuk memakai pakaian yang bersih dan rapi.

2. Kebutuhan Pendidikan

Kebutuhan dasar anak yang kedua adalah pendidikan. Hal ini tidak berarti orang tua merasa cukup dengan memasukkan anak ke sekolah formal. Walau di sana anak dapat mencari ilmu pengetahuan, namun anak membutuhkan yang jauh lebih luas dari itu. Anak akan bertumbuh kembang dengan baik jika ia mendapatkan pendidikan yang komprehensif atau lengkap. Kelak anak diharapkan menjadi sehat; sehat fi siknya, juga mental, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.

Pendidikan harus dilakukan sedini mungkin di rumah. Peran dan tanggung jawab itu ada di pundak orang tua.

Karena, orang tua adalah pendidik utama dalam keluarga. Bukan semata masalah intelektual, tetapi pendidikan untuk pembentukan kepribadian yang luhur. Termasuk di dalamnya pendidikan agama, moral, psikis, sosial, dan pendidikan seksual yang disajikan dalam porsi yang tepat dan akurat sesuai dengan kondisi anak.

Hal itu juga bisa dilakukan dengan sederhana dalam keseharian. Orang tua bisa melatih anak memberi salam, mendongeng kisah bijaksana, mengajak beribadah, me-latih anak bertanya, menegur, dan memperbaiki kesa-lahan. Ungkapkan juga perasaan cinta melalui berbagai cara, misalnya menyambut kedatangan anak dengan se nang hati, memanggil dengan panggilan kesayangan, me meluk, menggendong, memberi hadiah, dan lain seba-gainya. Jika orang tua telah memberi panutan dan suri teladan yang baik, maka anak pun akan menjalankan pekerjaannya dengan baik pula—memanggil orang tua secara sopan, hormat dan rendah hati, berusaha me nye-nangkan orang tua, dan lainnya. Ia hanya akan mengikuti dan meniru orang tuanya. Lingkungan sosial, teman, media, kultur asing tak akan pernah dijadikan panutan oleh anak karena anak sudah punya panutannya sendiri, yaitu orang tua.

Pendidikan harus dilakukan sedini mungkin di rumah. Peran dan tanggung jawab itu ada di pundak orang tua. Karena, orang tua adalah pendidik utama dalam keluarga. Bukan semata masalah intelektual, tetapi pendidikan untuk pembentukan kepribadian yang luhur.

3. Kebutuhan Emosi

Kebutuhan emosi atau disebut juga kebutuhan asih. Kebu tuhan emosi dibutuhkan seorang anak sejak ia dalam kandungan. Ia memerlukan ikatan yang erat dan serasi dengan ibunya untuk menjamin tumbuh kembang fi sik-mental dan psiko sosial anak dengan cara kasih sayang, merasa dilindungi, harga diri, diperhatikan minat, keinginan dan pendapatnya, mandiri, diberi contoh (bukan dipaksa), sukses, dorongan atau motivasi, bantuan, peng-har gaan, mendapat kesempatan dan pengalaman, dididik dengan penuh kegembiraan, rasa memiliki, dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan kasih sayang bukan ancaman atau hukuman, dan lain sebagai-nya. Berwujud ikatan yang erat, mesra, selaras antara anak dan keluarganya terutama ibu, maka akan me num-buhkan rasa aman serta percaya diri yang merupakan bekal dalam pembentukan kepribadian si anak.

Hubungan orang tua terutama ibu dan anak sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kasih sayang orang tua yang rukun, bahagia dan sejahtera yang memberikan bimbingan, perlindungan, dan rasa aman kepada anak sangat diperlukan oleh anak karena menjadikannya tumbuh dan berkembang secara optimal.

Rasa aman anak akan timbul bila kepentingannya merasa diperhatikan serta terjalinnya hubungan erat dengan orang tuanya. Setiap anak ingin diperhatikan, ingin didengar, dan mempunyai tempat dalam keluarganya. Setiap anak ingin melakukan apa yang diharapkan orang tuanya, anak selalu ingin mencapai sukses untuk menye-nangkan orang tuanya. Jangan memaksa anak untuk men capai apa yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Karena apabila gagal, dia akan kecewa, merasa rendah diri, kurang berani, sehingga kemungkinan akan menyendiri.

Anak harus dilatih dan dibantu untuk mandiri sesuai perkembangan umurnya. Untuk itu, perlu waktu dan pemahaman orang tua.

Kebutuhan emosi dibutuhkan seorang anak sejak ia dalam kan-dungan. Ia memerlukan ikatan yang erat dan serasi dengan ibu-nya untuk menjamin tumbuh kembang fi sik-mental dan psiko so-sial anak dengan cara kasih sayang, merasa dilindungi, harga diri, diperhatikan minat, keinginan dan pendapatnya, mandiri, diberi contoh (bukan dipaksa), sukses, dorongan atau motivasi, bantuan, penghargaan, mendapat kesempatan dan pengalaman, dididik dengan penuh kegembiraan, rasa memiliki, dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan kasih sayang bukan an-caman atau hukuman, dan lain sebagainya.

Seorang anak memerlukan dorongan dari orang tua dan sekelilingnya, yaitu berupa pemberian semangat. Pemberian semangat ini bertujuan agar anak merasa men-dapatkan dukungan untuk mengatasi atau menye lesaikan sesuatu dengan baik, sehingga dia dapat menghadapi situ asi tertentu.

Anak juga harus diberi kesempatan untuk menun-jukkan kemampuannya untuk mendapatkan pengalaman. Berikan juga kepada anak tentang rasa memiliki. Semua benda miliknya yang dia banggakan harus dihargai, meski-pun bagi orang lain mungkin tidak berharga. Penghargaan orang tua pada benda miliknya sangat diperlukannya.

Ikatan hubungan orang tua terutama ibu dan anak sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan

anak. Kasih sayang orang tua yang rukun, bahagia dan sejahtera akan menjadi bimbingan sekaligus perlindungan bagi anak, tetapi tidak boleh berlebihan agar anak tidak manja.

4. Kebutuhan Stimulasi

Kebutuhan stimulasi biasa juga disebut dengan kebu-tuhan asah. Kebukebu-tuhan ini merupakan awal dari proses pembelajaran pada anak. Stimulasi adalah perangsang dari lingkungan anak. Stimulasi berguna untuk mem-persiapkan anak menghadapi lingkungan yang lebih luas, selain keluarga.

Memberikan stimulasi itu penting. Karena dengan sti-mu lasi, orang tua bisa merangsang anak untuk mem per-kenalkan suatu pengetahuan atau keterampilan baru. Jadi, stimulasi orang tua akan bisa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan sensorik (dengar, raba, lihat, rasa, cium), motorik (gerak kasar dan halus), emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas (moral, kepe-mimpinan) dan spiritual anak sejak dini.

Stimulasi juga dapat merangsang sel otak. Stimulasi pada anak dapat dimulai sejak calon bayi berwujud janin. Perlu diketahui bahwa janin bukan makhluk yang pasif. Di dalam kandungan, janin melakukan banyak aktivitas seperti bernapas, menendang, menggeliat, bergerak, menelan, mengisap jempol, dan lain sebagainya. Alasan dasar diperlukannya stimulasi dini, yaitu ketika bayi berusia 6 (enam) bulan dalam kandungan, miliaran sel otak dibentuk, tetapi belum ada hubungan antar sel otak. Sel-sel otak itu akan berhubungan jika anak mendapat rangsangan sehingga membentuk hubungan baru atau sinaps. Semakin dirangsang, maka semakin kuat hu-bungan antara sel-sel otak itu. Semakin bervariasi

rang-sangan yang diberikan, maka hubungan antar sel itu itu akan menjadi semakin luas. Hal itu untuk merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multiple intelligencies dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.

Kebutuhan stimulasi biasa juga disebut dengan kebutuhan asah. Kebutuhan ini merupakan awal dari proses pembelajaran pada anak. Stimulasi adalah perangsang dari lingkungan anak. Sti-mulasi berguna untuk mempersiapkan anak menghadapi ling-kungan yang lebih luas, selain keluarga.

Stimulasi mental seperti itu akan mengembangkan mental-psikososial anak, seperti kecerdasan, moral atau budi luhur, spiritual (agama), etika kepribadian, ke te ram-pilan berbahasa, kemandirian, kepemimpinan, kreativitas, produktivitas, kemampuan sensorik, motorik, bicara, kog-nitif, dan seterusnya. Fakta membuktikan bahwa anak yang mendapat stimulasi baik dan terarah akan lebih ce-pat berkembang dibandingkan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi sama sekali.

Lakukanlah proses stimulasi sejak janin berusia 23 minggu dalam kandungan. Dalam masa kehamilan itu ada banyak cara untuk melakukan stimulasi, misalnya dengan bicara pada janin, bercerita atau bernyanyi. Respons suara dan vibrasi bisa dimulai pada usia 26 minggu masa kehamilan dan meningkat sampai akhirnya menetap pada usia 32 minggu. Pada masa ini bisa diperdengarkan suara, seperti lagu-lagu Mozart dan lain sebagainya.

Kegiatan bercerita pada janin pun merupakan sebuah stimulasi yang efektif. Sebuah penelitian yang meneliti

respons janin berusia 26 minggu yang diperdengarkan sebuah cerita secara terus-menerus oleh ibunya, maka pada usia 3 hari semenjak kelahirannya bayi tersebut akan lebih aktif mengisap puting ibunya saat didengarkan cerita yang sama ketika ia masih dalam kandungan. Respons yang diberikan akan berbeda jika si bayi dide-ngar kan cerita yang jarang diceritakan saat dalam kan-dungan nya dulu. Bahkan respons terhadap suara ibunya menjadi lebih aktif dibandingkan ia mendengar suara-suara lainnya.

Lakukanlah proses stimulasi sejak janin berusia 23 minggu dalam kandungan. Dalam masa kehamilan itu ada banyak cara untuk melakukan stimulasi, misalnya dengan bicara pada janin, ber-cerita atau bernyanyi.

Gerakan perabaan seperti mengelus-elus perut semasa hamil, ternyata bisa membuat janin merasa tenang. Misalnya ketika janin banyak bergerak, maka ibunya akan melakukan usapan lembut pada perutnya. Sebaiknya jangan melakukan stimulasi terus-menerus karena janin juga memerlukan waktu untuk istirahat.

Stimulasi harus diberikan sedini mungkin. Bahkan sejak bayi pun, tepatnya usia 2 bulan, bayi sudah dapat me niru dan terkadang orang tua tidak menyadarinya. Akhir nya momen ini pun luput dari perhatian. Lebih tepatnya stimulasi bisa dimulai sejak bayi sampai usia empat tahun pertama dalam kehidupannya. Pada masa ini sti mulasi bisa mengembangkan mental-psikososial si anak. Lakukan secara optimal untuk hasil potensi dasar yang mak simal. Semakin dini dan semakin lama stimulasi

dilakukan, maka semakin besar pula manfaatnya. Sti-mulasi sejak dini juga diperlukan untuk merangsang perkembangan otak, baik otak kanan dan juga otak kiri. Sedangkan stimulasi yang utama diberikan khusus untuk anak usia 0-7 tahun.

Berikut beberapa tahapan kegunaan dari proses stimu-lasi pada bayi ketika pertama kali dilahirkan:

a. Pada usia 0-6 bulan, penyesuaian dan persepsi ibu da-pat terbentuk melalui proses stimulasi.

b. Pada usia 0-36 bulan, intelektual dan perilaku mulai terbentuk.

c. Pada usia 0-48 bulan, kognitif mulai berkembang, yaitu kemampuan untuk menyerap apa yang diajarkan. d. Pada usia 0-96 bulan, perlu dirangsang keahlian

mem-baca dan menulisnya.

Adapun cara menstimulasi bayi adalah dengan proses belajar, pendidikan, dan pelatihan untuk anak. Perhatian dan kasih sayang juga dapat menjadi stimulasi untuk anak; harus dibelai, dicium, diajak bermain, bercakap-cakap, dan lain-lain. Pada tahap pertama anak akan mela-kukan peniruan. Itulah perkembangan yang harus dila lui seorang bayi, sebelum masuk pada keterampilan iden-tifi kasi.

Stimulasi sangat penting dalam peningkatan kecer-dasan anak. Bentuk stimulasi bagi anak yang banyak dianjurkan oleh para psikolog adalah bermain. Karena bermain merupakan dunia kerja anak. Orang tua harus memanfaatkan media bermain ini untuk meningkatkan kecerdasan yang merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan pada diri seorang anak.

Kecerdasan adalah kemampuan yang dimiliki anak untuk memahami dunianya yang bersifat benda. Sebagai

contoh adalah mengetahui ciri dan fungsi benda-benda di sekitarnya. Kecerdasan juga merupakan kemampuan anak untuk memahami sesuatu yang bersifat sosial, contohnya seperti memahami diri sendiri, orang tua atau temannya. Selain itu,juga dibutuhkan kemampuan untuk bisa memahami perubahan di sekitarnya; bagaimana terjadinya hujan, banjir, dan sebagainya.

Stimulasi sangat penting dalam peningkatan kecerdasan anak. Bentuk stimulasi bagi anak yang banyak dianjurkan oleh para psikolog adalah bermain. Karena bermain merupakan dunia ker-ja anak.

Kecerdasan juga mencakup pemahaman anak tentang lingkungan. Untuk dapat memahami lingkungannya di-per lu kan konsep-konsep tentang lingkungan. Berilah ke sem patan anak untuk menjelajah lingkungan seluas mung kin. Usahakan ia mendapatkan pengalaman sen-sorik dan motorik sebanyak mungkin, namun tetap harus dalam pengawasan orang tuanya.

Anak perlu memiliki pemahaman tentang dunianya karena penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya sangat ditentukan oleh kualitas pemahaman itu. Di sana-lah peran orang tua sangat diperlukan untuk menstimu-lasi anak lewat komunikasi yang terbuka, hangat, dan penuh kasih sayang.

A

yah dan ibu wajib memegang peran yang penting dan menentukan dalam proses perkembangan anaknya. Setelah lahir seorang bayi, pasangan suamiistri oto -matis akan bertambah perannya dengan menjadi orang tua baru. Mereka harus mempersiapkan segala se su-atunya sebagai sebuah keluarga. Mereka harus mendo-minasi pada proses pengembangan pribadi bagi si anak. Salah satunya dengan membuat kondisi keluarga yang menyenangkan dan menimbulkan rasa nyaman bagi se-luruh anggota keluarga, terutama anak. Mengingat hebat-nya pengaruh perlakuan orang tua pada anak khusushebat-nya pada usia balita, maka segala tindakan kita dalam meng-asuh dan membimbing anak harus terkontrol.

PERAN ORANG TUA DALAM

PENDIDIKAN ANAKNYA

Dalam dokumen 101 Kesalahan Dalam Mendidik Anak (Halaman 25-39)

Dokumen terkait