• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

1. Pengertian Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

Hurlock (1996), mengatakan bahwa kecemasan merupakan suatu kekhawatiran umum mengenai suatu peristiwa yang tidak jelas atau tentang peristiwa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan Kartono (1994) yang mengatakan bahwa kecemasan sebagai semacam kekhawatiran, kegelisahan, ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus. Greenberger dan padesky (2004) menambahkan bahwa kecemasan merupakan suatu keadaan khawatir ketika berhadapan dengan pengalaman yang sulit dan menganggap sesuatu yang buruk akan segera terjadi.

Nevid (2003) mengartikan kecemasan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan dan perasaan khawatir yangmengeluhkan bahwa sesuatu yang burukakan segera terjadi. Menurut Nevid (2003) banyakhal yang dapat menjadi sumber kekhawatiran, misalnya kesehatan, relasi sosial,ujian, karier, dan kondisi lingkungan.

Waqiati (2012) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu emosi negatif yang meliputi perasaan ketakutan dan kekhawatiran terhadap berbagai objek yang tidak jelas. Perasaan ini tampak pada sejumlah respon, perilaku, dan tubuh seperti denyut jantung yang meningkat dan otot yang menegang

ketika seseorang mengalami frustasi dan pertengkaran konflik. Begitu juga dengan Darajat (1996) yang menyatakan bahwa kecemasan sebagai suatu emosi negatif atau perasaan yang tidak menyenangkan yang bercampur baur dan terjadi ketika seseorang sedang mengalami tekanan perasaan dan pertentangan yang berorientasi pada kejadian masa depan. Menurut Darajat (1976), hal yang ditakutkan atau dikhawatirkan individu untuk menghadapi masa depan adalah sempitnya lapangan pekerjaan dan persaingan yang ketat dalam bidang pekerjaan.

Astuti (2013) menyatakan bahwa kecemasan menghadapi dunia kerja adalah penilaian diri individu terhadap pencapaian tujuan yang berkaitan dengan dunia kerja yang belum pasti dan tidak dapat diramalkan, sehingga menyebabkan konflik dalam diri. Kecemasan menghadapi dunia kerja dapat disebabkan karena kurangnya keyakinan terhadap diri sendiri mengenai masa depannya, yang berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap kemampuan dan keahlian dalam menghadapi suatu tugas atau masalah tertentu (Baron & Byrne, 2005). Astuti (2013) menambahkan bahwa kecemasan menghadapi dunia kerjajuga dapat mengakibatkan terganggunya pola pemikiran seperti ketakutan dan kekhawatiran terhadap dunia kerja, terganggunya perilaku seperti menghindari segala macam hal yang berkaitan dengan dunia kerja, serta terganggunya respon-respon fisiologis, seperti berkeringat maupun jantung yang berdebar saat bersinggungan mengenai seputar dunia kerja (Astuti, 2013).

Kecemasan menghadapi dunia kerja dapat diartikan sebagai suatu bentuk respon negatif yang meliputi perasaan ketakutan dan kekhawatiran terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang dapat menghambat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang bertujuan untuk mengubah keadaan hidup yang lebih baik (Waqiati, 2012). Selain itu, Fadilah (2010) menyatakan bahwa kecemasan menghadapi dunia kerja merupakan suatu kondisi dimana individu merasa tertekan, tidak nyaman, khawatir bahkan dapat menimbulkan konflik dan frustasi di dalam diri ketika menghadapi atau memasuki dunia kerja.

Kecemasan merupakan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan dan perasaan aprehensif atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecemasan dalam dunia kerja adalah keadaan emosional dimana individu merasa tertekan, ketakutan, khawatir, serta terganggunya respon-respon fisiologis dan perilaku menghindari segala hal yang berkaitan dengan dunia kerja.

2. Ciri-ciri Kecemasan

Greenberger dan Padesky (2004) kecemasan terdiri dari 4 ciri yaitu : a. Reaksi fisik

Reaksi fisik yang terjadi pada orang yang cemas meliputi telapak tangan berkeringat, otot tegang, jantung berdebar-debar

(berdegup kencang), pipi merona, pusing-pusing dan sulit bernafas ketika seseorang menghadapi situasi yang membuat dirinya cemas. b. Pemikiran

Orang yang cemas biasanya memikirkan bahaya secara berlebihan, menganggap dirinya tidak mampu mengatasi masalah, dan khawatir serta berfikir tentang hal yang buruk. Seseorang yang cemas cenderung memiliki pemikiran-pemikiran yang negatif mengenai mampu tidaknya ia dalam berusaha menghadapi situasi yang membuat dirinya merasa cemas. Biasanya pemikiran ini akan menetap cukup lama, jika tanpa adanya usaha dari individu tersebut untuk merubah pemikiranya menjadi suatu yang lebih positif. Pemikiran negatif yang timbul dapat berupa apa saja namun efeknya tetap sama yaitu membuat kondisi seseorang menjadi tidak nyaman dikarenakan seringkali memikirkan hal tersebut. Pemikiran dapat berupa perasaan tidak mampu, merasa tidak memiliki keahlian, dan tidak siap.

c. Perilaku

Orang yang cemas akan berprilaku menghindari situasi saat kecemasan itu terjadi, orang tersebut akan meninggalkan situasi ketika kecemasan mulai terjadi dan mencoba melakukan banyak hal dan mencoba mencegah bahaya. Perilaku ini terjadi dikarenakan individu merasa dirinya terganggu dan merasa tidak nyaman

d. Suasana Hati

Suasana hati orang yang cemas meliputi perasaan gugup, jengkel, cemas, dan panik.Suasana hati juga dapat berubah secara tiba-tiba ketika seseorang dihadapkan pada kondisi yang memunculkan kecemasan tersebut. Perasaan gugup dan panik dapat memunculkan kesulitan dalam memutuskan sesuatu. Misalnya dalam hal keinginan dan meninat.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu tertentu dan tergantung pada pengalaman hidup, peristiwa, situasi dan kondisi yang dialami oleh seseorang (Ramaiah, 2003). Dibawah ini terdapat beberapa faktor eksternal dan faktor internal dari kecemasan, antaralain :

a. Faktor Eksternal

1. Sedikitnya lapangan Pekerjaan

Isnaini (2015) mengatakan bahwa lapangan pekerjaan tidak hanya dipandang sebagai lahan untuk mencari nafkah, namun nilai dan kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan tidak lagi semata–mata untuk memenuhi kebutuhan fisik, namun juga kebutuhan psikis dan social.Mencari lapangan pekerjaan justru menjadi hal yang tidak mudah.Hal ini disebabkan, lajunya pembangunan kurang disertai dengan luasnya lapangan pekerjaan, padahal pencari kerja justru semakin bertambah.Akibatnya mencari kerja menjadi suatu

masalah tersendiri bahkan untuk orang dengan latar belakang pendidikan tinggi sekalipun.

2. Pengangguran

Menurut (Nuryati dalam Yunita, 2013) banyaknya pengangguran disebabkan oleh dua hal, yaitu :

a. Banyaknya angkatan kerja baru yang setiap tahun mengalir, namun tidak tertampung oleh kesempatan kerja. Keadaan demikian yang berlangsung terus-menerus telah menghasilkan banyak sekali pengangguran terdidik.

b. Kebanyakan sarjana tidak dapat berusaha mandiri akibat tidak memiliki modal, lahan, keahlian (skill) maupun kesempatan. Persoalan tersebut dimungkinkan terjadi karena tidak seimbangnya penawaran tenaga kerja dengan kebutuhan, baik karena sempitnya lapangan kerja ataupun tidak sesuainya keahlian yang ditawarkan oleh pencari kerja dengan keahlian yang diperlukan.Hal ini pada akhirnya dapat menimbulkan kecemasan pada mahasiswa.

b. Faktor Internal 1. Kepercayaan diri

Keberhasilan individu dimasa lalu khususnya dalam suatau pekerjaan akan dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri serta mengurangi rasa takut atau cemas, sementara kegagalan-kegagalan di waktu lalu membuat individu merasa lebih pesimis, tidak

percaya diri dan dapat meningkatkan rasa cemas dalam menghadapi persaingan dunia kerja (Browman dalam Yunita, 2013)

2. Konsep diri

Gambaran yang dimiliki seseorang mengenai dirinya secara menyeluruh yang diperoleh dari perasaan individu mengenai dirinya sendiri, keyakinan orang lain mengenai diri individu, serta gagasan-gagasan individu tentang pribadi yang diinginkan sehingga dapat mempengaruhi cara individu berprilaku (Astuti, 2013).

3. Kurangnya keahlian dan pengalaman dalam bidang pekerjaan Bila individu kurang memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang pekerjaan, maka individu akan mengalami kesulitan dalam menghadapi persaingan dunia kerja dan dapat menimbulkan kecemasan Browman (Yunita, 2013).

Dokumen terkait