• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pelatihan pengenalan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pelatihan pengenalan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELATIHAN PENGENALAN KEWIRAUSAHAAN

TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA DALAM

MENGHADAPI DUNIA KERJA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh GelarSarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Lia Christiyanti

119114074

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN MOTTO

Sampai disini Tuhan masih

menolong….

Karna itu Aku mau

bersyukur kepada Tuhan dengan segenap Hatiku

(1 Samuel 7: 12b dan Mazmur 9 ; 2a)

Dengan kuasa Allah yang giat bekerja di dalam diriku..Allah dapat

melakukan jauh lebih banyak dari pada apa yang dapatku minta

atau pikirkan

(Efesus 3 :20)

Jangalah takut untuk melangkah, karena jarak 1000 mil

dimulai dengan langkah pertama

Aku percaya janjimu Tuhan disetiap rencanamu itu yang terbaik

bagimu

…Aku percaya Mujizat itu Nyata dan indah pada

waktunya

(5)

v

Saya persembahkan skripsi ini kepada :

Allah Bapa Putra dan Rohkudus yang selalu menolongku, menuntunkun, dan memberkatiku disetiap waktu.

Untuk diri sendiri yang tidak pernah mudah menyerah, selalu berjuang, dan bekerja keras untuk bisa menyelesaikan skripsi ini

Untuk keluargaku tercinta yang ada dibali , papa, mama, kak tika, sunu, kay, Rachel, tannya, dan cinta yang selalu mendukung dan mendoakanku.

Untuk keluargaku tercinta yang di jogja, papa bayu, mama endah, ucca, dan rio, yang selalu menemaniku, dan memberikan

semangatnya sampai saat ini.

Untuk kekasihku tercinta, Danang yang selalu mendukung dan membantuku dari awal semester sampai pada saat ini.

(6)
(7)

vii

PENGARUH PELATIHAN PENGENALAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA DALAM

MENGHADAPI DUNIA KERJA

Lia Christiyanti

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif dari pelatihan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.30 mahasiswa semester 7 sampai 11 berpartisipasi dalam penelitian eksperimen ini.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest Posttest Design. Pengumpulan data penelitian menggunakan skala kecemasan menghadapi

dunia kerja yang terdiri dari 24 item (α = 0,928). Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan paired sample t-test, diperoleh nilai t = 7,512

dengan nilai p = 0,000 (p≤0,05). Berdasarkan hasil analisa tersebut, ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor skala kecemasan menghadapi dunia kerja subjek sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan.

(8)

viii

THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURSHIP TRAINING TOWARDS THE

LEVEL OF STUDENTS’ ANXIETY FACING LIFE’S AT WORK

By Lia Christiyanti

ABSTRAK

The aim of the study was to distinguish the influence of entrepreneurship training towards the level of students’s anxiety facing life’s at work. The theory of the study was that there is a positive influence from entrepreneurship training towards

the level of anxiety facing life’s at work. 30 students from semester 7 to 11

participated in this study. Research design used was One Group Pretest Posttest Design. Data collection applied using anxiety scale facing life’s at work contains of 24 items (α = 0,928). Based on the data analysis which was done using paired sample t-test, it was result t = 7,512 with value p = 0,000 (p≤0,05). According to that, was found that there was a significant difference between the scores of anxiety scale before and after the training session.

(9)
(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

penyertaan dan pendampingan selama proses pengerjaan skripsi ini. Penulis

memohon maaf apabila terdapat hal-hal yang tidak berkenan. Pada proses penulisan

skripsi ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

2. Paulus Eddy Suhartanto M. Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma

3. Dosen pembimbing skripsi saya Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A yang

selalu sabar dan memberi arahan selama proses skripsi ini. Terima kasih sekali

ibu, apa yang ibu ajarkan akan selalu saya ingat.

4. Ibu Dra. Diah Utari, BR., M.Si. selaku Ketua P3KWU Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang sudah mau meluangkan waktu

utuk membantu saya dengan senang hati dari awal sampai selesai penelitian

sebagi trainer dalam pelatihan. Terimakasih banyak ibu diah, atas ilmu dan

pengalaman barunya.

5. Ibu Dra. MG Suwarni, M.Si. selaku Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi

(11)

xi

keberhasilan penelitian saya. Terimakasih ibu Suwarni atas waktu dan

pengetahunaya, apa yang ibu ajarkan selalu saya ingat.

6. Dosen-dosen fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan ilmu selama

saya menempuh bangku kuliah. Kalian dosen terbaik yang pernah saya miliki

pertahankan relasi yang akrab dengan para mahasiswa.

7. Seluruh staff Fakultas Psikologi : mas Gndung, mbak Nanik, dan mas Muji.

Terima kasih untuk keramahannya. Maaf kalau sering merepotkan dan

bertanya urusan kuliah. Terima kasih sudah membantu segala pratikum tes

yang cukup merepotkan.

8. Seluruh subjek penelitian eksperimen saya yang sudah mau meluangkan

waktunya dan mendoakan keberhasilan saya. Tetap semangat untuk meraih

cita-cita.

9. Terimakasih kepada Papa dan Mama yang selalu sabar menunggu untuk

menyelesaikan tugas akhirku. Berkat dukungan, kesabaran, dan doamu, aku

bisa menyelesaikan tugas akhirku. Terimakasih juga, atas kepercayaanmu

selama ini, berkat kalian aku bisa menjadi anak yang bertanggung jawab, dan

menjadi anak yang mandiri.

10.Terimakasih kepada semua saudara-saudaraku yang cantik, kak tika, tannya,

(12)

xii

mendukungku dalam keadaan apapu. Kalian selalu membuatku bahagia, dan

berkat kalian aku bisa sampai pada titik ini.

11.Terimakasih untuk keluargaku di Jogja, papa bayu, mama endah, ucca dan rio

yang selalu menemaniku di kota ini, dan selalu mendukungku dalam

menyelesaikan sekolahku sampai saat ini.

12.Terimakasih untuk kekasihku tercinta Danang wijoyo seno, yang selalu

menemani dan membantuku sampai saat ini. Makasih ata kesabaranya dan

ketulusanmu yangtidak pernah ada habisnya.

13.Terimakasih untuk para sahabat baiku Honeydew lovers, Mbak Rani yang

sudah menjadi pembimbing skripsiku, Momy (Listya), Mbak Chicha, Nyowo,

dan abi, yang sudah senantiasa membantuku dan memberikanku semangat di

setiap waktu.

14.Terimakasih untuk sahabatku Putu Arinda Sulistyawati (Ayik) yang selalu

menemani dan mendukungku dari awal masuk ke Fakultas psikologi, sampai

penyelesain skripsi ini. Terimkasih ayik, kamu satu-satunya temanku yang bisa

mengerti dan menemaniku dalam kondisi apapupun.

15.Terimkasih untuk para guru dan shadow-shadow cantik Pedagogia, yang selalu

(13)
(14)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………....i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………....ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI………..iii

HALAMAN MOTTO………..iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………..vi

ABSTRAK………..vii

ABSTRACT……….viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN………ix

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………... ix

KATA PENGANTAR………..x

DAFTAR TABEL………... xviii

DAFTAR LAMPIRAN………..xix BAB I PENDAHULUAN……….1

A. Latar Belakang………..1

B. Rumusan Masalah……….7

C. Tujuan Penelitian………..7

(15)

xv

1. Manfaat Teoritis……….8

2. Manfaat Praktis………..8

BAB II LANDASAN TEORI………..9

A. Kecemasan Dalam Dunia Kerja………...9

1. Definisi Kecemasan Dalam Dunia Kerja ………..9

2. Ciri-ciri Kecemasan………….……….11

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Dalam Dunia Kerja …...13

B. Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan………...15

1. Definisi Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan…………...………..15

2. Tujuan dan Manfaat Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan…………...17

3. Materi Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan ………...18

4. Metode Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan………..20

5. Dampak Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan………...23

C. Dinamika Pengaruh Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan Terhadap Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja………...24

D. Bagan Kerangka Berfikir………...28

E. Hipotesis………...29

BAB III METODE PENELITIAN………...………...30

A. Jenis Penelitian………...………...30

(16)

xvi

1. Variabel Bebas…………...………...30

2. Variabel Tergantung………...………..31

C. Definisi Operasional………...31

1. Pelatihan Kewirausahaan……….31

2. Kecemasan menghadapi dunia kerja…………...………...………..31

D. Subjek Penelitian ………...32

E. Prosedur Penelitian Eksperimen……….33

F. Metode Pengumpulan data………...………..37

G. Validitas dan Reliabilitas………....40

1. Validitas………40

2. Seleksi Item………..41

3. Reliabilitas………43

H. Metode Analisis Data……….44

1. Uji Asumsi………44

2. Uji Hipotesis……….45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...………46

A. Pelaksanaan Penelitian………...46

B. Deskripsi Subjek Penelitian………47

(17)

xvii

E. Pembahasan………52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….58

A. Kesimpulan……….58

B. Saran………...58

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design………..33

Tabel 2. Sebaran Item Skala Kecemasan Dalam

Menghadapi Dunia Kerja………..………..………...39

Tabel 3. Skor Item Skala Kecemasan Dalam

Menghadapi Dunia Kerja………....39

Tabel 4. Seleksi Item Skala Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja

Setelah Try-out………...43

Tabel 5. Koefisien Korelasi Item………..…….…..44

Tabel 6. Jumlah Subjek Penelitian………...48

Tabel 7. Data Teoritik dan Data Empiris Kecemasan

Menghadapi Dunia Kerja………...49

Tabel 8. Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empiris Kecemasan

Menghadapi Dunia Kerja (Pretest) ………...…..………..49

Tabel 9.Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empiris Kecemasan

Menghadapi Dunia Kerja (Postest) ………...………50

Tabel 10.Uji Normalitas Skala Kecemasan

Menghadapi Dunia Kerja ………..…….51

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Try Out ………..…………...63

Lampiran 2. Reliabilitas Skala……….70

Lampiran 3. Skala Penelitian ..………74

Lampiran 4. Deskripsi Subjek……….78

Lampiran 5. Uji Normalitas dan Uji Hipotesis………..………..80

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan ekonomi di Indonesia sampai saat ini masih belum

menunjukkan kemajuan yang sangat berarti. Hal ini salah satunya ditunjukkan

dengan masih banyaknya angka pengangguran yang dari tahun ke tahun semakin

bertambah. Pemerintah melalui berbagai departemen terus berupaya untuk

menurunkan angka pengangguran tersebut dengan cara menciptakan lowongan

pekerjaan sebanyak mungkin. Namun hal tersebut belum mampu menurunkan

angka pengangguran yang ada di Indonesia (Widayat, 2011).

Melambatnya ekonomi di Indonesia juga menjadi salah satu faktor

meningkatnya jumlah pengangguran. Berdasarkan hasil data BPS (Badan Pusat

Statistik) angka pengangguran di Indonesia bertambah 300 ribu orang, sehingga

total mencapai 7,45 juta orang pada bulan Februari 2015 dibanding Februari 2014

sebanyak 7,15 juta orang (jumlah pengangguran bertambah jadi 7,45 juta orang,

2015). Jumlah pengangguran saat ini semakin meningkat, namun ironinya

jumlah pengangguran terdidik juga semakin banyak, menurut catatan BPS angka

pengangguran lulusan sarjana pada tahun 2013 sebanyak 434.185 meningkat

menjadi 495.143 pada tahun 2014 dan meningkat kembali pada tahun 2015

(21)

Seorang sarjana yang sudah memiliki bekal ilmu dan memiliki ilmu

pengetahuan yang luas serta memiliki profesionalitas seharusnya terbebas dari

pengangguran (Agustin, 2012).Begitu banyaknya jumlah pengangguran dan

sedikitnya lapangan pekerjaan dengan tingkat lulusan sarjana menjadi suatu

hambatan dan tantangan yang harus dihadapi oleh para sarjana.

Bagi mahasiswa sebagai calon sarjana, saat ini dunia kerja menjadi suatu

persaingan yang cukup berat. Mahasiswa dituntut harus memiliki kesiapan mental

dalam memasuki dunia kerja. Apabila seorang mahasiswa merasa tidak mampu

mempersiapkan diri dengan baik, ia cenderung akan memiliki kecemasan ketika

memasuki dunia kerja. Hal ini didukung oleh Lestari (2006) yang menyatakan

bahwa mahasiswa merasa cukup cemas dengan persaingan yang nantinya akan di

hadapi setelah mereka lulus.

Chaplin (2009) dalam kamus psikologi menjelaskan kecemasan merupakan

perasaan campuran berisikan ketakutan atau kekawatiran dan keprihatinan

mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk kekhawatiran tersebut.

Hal ini juga didukung oleh pernyataan Nevid (2003) yang menjelaskan bahwa

kecemasan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri

keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan dan

perasaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Kecemasan yang dialami oleh seseorang dapat diketahui melalui dua gejala yaitu

gejala fisik dan gejala psikologis. Gejala fisik meliputi telapak tangan basah,

tekanan darah meninggi, badan gemetar, denyut jantung meningkat, dan keluarnya

(22)

tegang, gelisah, perasaan-perasaan yang kurang menyenangkan dan tidak dapat

berkonsentrasi (Nevid, 2003).

Dinata (2012) menyebutkan bahwa faktor kecemasan pada mahasiswa adalah

terbatasnya atau sedikitnya lapangan pekerjaan, banyaknya angka pengangguran

serta kurangnya pengalaman dan keterampilan kerja yang dimiliki. Namun selain

masalah tentang lapangan pekerjaan, faktor yang menyebabkan timbulnya

kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja adalah kepercayaan diri.

Mahasiswa yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, akan mempunyai

kesadaran mengenai seberapa besar kemampuannya dalam menghadapi dunia

kerja. Sedangkan seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang rendah akan

memenuhi tantangan hidup dengan kecemasan yang jauh lebih besar dari pada

orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi (Fadilah, 2010).

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada hari Kamis, 19 Januari 2017

dengan mahasiswa tingkat akhir dimana sebagian besar mengatakan bahwa apa

yang dicemaskan ketika menghadapi dunia kerja adalah mahasiswa merasa

khawatir jika tidak mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari perguruan tinggi,

dikarenakan sedikitnya lowongan pekerjaan sehingga sulit mencari pekerjaan.

Kekhawatiran lain yang di rasakan oleh mahasiswa adalah dimana banyaknya

persaingan dalam mencari kerja, selain itu mahasiswa merasa masih kurang

memiliki pengalaman dan keterampilan kerja, sehingga membuat mahasiswa

(23)

Menurut Lestari (2006) kecemasan memiliki dampak pada mahasiswa yaitu

timbulnya rasa kurang percaya diri, merasa rendah diri, serta tidak sanggup untuk

menyelesaikan masalah dan apabila seseorang individu menghadapi suatu

masalah atau situasi konflik ia akan meragukan kemampuan dirinya dalam

mengatasi masalah tersebut karena dia akan merasa kurang mampu bila

dibandingkan dengan orang lain.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Yunita (2013), dinyatakan

bahwa dunia kerja dapat memicu kecemasan bagi siapa saja yang hendak

memasukinya tak terkecuali pada mahasiswa semester akhir karena nantinya

setelah lulus mereka akan mencari kerja dan menghadapi banyak persaingan,

sehingga ada kemungkinan-kemungkinan seperti mendapat pekerjaan atau

menjadi pengangguran.

Hermuningsih (2005) menyatakan bahwa penyebab tingginya angka

pengangguran di kalangan sarjana ini dapat dikarenakan keterbatasan jumlah

lapangan pekerjaan sehingga tidak mampu menampung seluruh pencari kerja.

Tidak hanya itu, rendahnya keterampilan di luar kompetensi dan minimnya jiwa

kewirausahaan yang dimiliki oleh para lulusan sarjana dan mahasiswa menjadi

salah satu penyebab masih banyaknya jumlah pengangguran terdidik, sehingga

mereka tidak mampu melihat peluang yang potensial untuk dikembangkan

menjadi sebuah usaha yang menguntungkan dimasa yang akan datang (Widayat,

(24)

Siswoyo (2009) mengatakan bahwa sebagian besar lulusan perguruan tinggi

hanya sebagai pencari kerja (joob seeker) bukan sebagai pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini dikarenakan sistem pembelajaran saat ini yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi lebih terfokus pada ketepatan lulus dan

kecepatan memperoleh pekerjaan (Siswoyo, 2009).

Perguruan tinggi sebagai salah satu institusi pendidikan yang akan

menghasilkan lulusan tentunya mempunyai peran yang cukup besar guna

menciptakan lulusan-lulusan yang bukan hanya siap pakai di dunia kerja, namun

juga siap menjadi entrepreneur sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain (Widayat, 2011). Pelatihan pengenalan kewirausahaan di

perguruan tinggi dapat mempersiapkan mahasiswa menuju dunia kerja (Buyung

dalam Davinci, 2011).

Pelatihan pengenalan kewirausahaan pada mahasiswa perguruan tinggi

diyakini akan memberi solusi bagi tingginya pengangguran yang berpendidikan

(Buyung dalam Davinci, 2011). Pelatihan pengenalan kewirausahaan tidak hanya

semata-mata memberikan landasan teoritis mengenai konsep kewirausahaan tetapi

membentuk sikap, perilaku, dan pola pikir (mindset) seorang wirausahaan (entrepreneur). Selain itu dengan adanya pelatihan pengenalan kewirausahaan, seseorang akan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya saat lulus

dari perguruan tinggi. Hal ini juga didukung oleh pendapat Neubert (2014) yang

mengatakan bahwa dengan adanya pelatihan pengenalan kewirausahaan,

seseorang akan banyak mendapatkan pengetahuan baru mengenai dunia

(25)

Dengan demikian para mahasiswa akan memiliki minat untuk memilih

kewirausahaan sebagai salah satu pilihan karir selain pilihan karir menjadi

pegawai swasta, PNS, atau pegawai BUMN. Kewirausahaan merupakan alternatif pilihan yang paling tepat bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan

potensinya. Dengan adanya pelatihan pengenalan kewirausahaan di perguruan

tinggi, mahasiswa memiliki bekal ilmu yang nantinya akan dilakukan setelah lulus

sarjana (Ifham dan Helmi, 2002).

Kewirausahaan merupakan pilihan yang tepat bagi individu yang akan

menciptakan kerja, bukan pencari kerja (Siwoyo, 2009). Kewirausahaan adalah

wirausahawan atau wirausahawati yang berjiwa berani mengambil resiko untuk

membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko

yang artinya bermental mandiri, dan mulai berani membuka usaha sendiri, tanpa

diliputi rasa takut dan cemas dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2006). Menurut Alma (2008) melalui kewirausahaan akan memunculkan banyak manfaat antara

lain dapat menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi

pengangguran, memberikan sumbangsih dalam melancarkan proses produksi,

distribusi, dan konsumsi, ikut mengatasi kesulitan lapangan kerja, serta

meningkatkan pendapatan masyarakat.

Disinilah terlihat pentingnya program pelatihan pengenalan kewirausahaan

bagi mahasiswa. Siswoyo (2009) mengatakan bahwa program pelatihan

pengenalan kewirausahaan sebagai salah satu langkah efektif yang dapat melatih

mahasiswa dalam meningkatkan jiwa, sikap, pengetahun dan keterampilan

(26)

dengan kemampuan yang dimiliki (Adriany, 2013). Hal ini juga didukung dengan

pendapat Dermol (2014) yang mengatakan bahwa dengan adanya kewirausahaan,

seseorang akan dapat meningkatkan kepercayaan dirinya ketika akan menghadapi

dunia kerja. Maka dari itu, dengan adanya pelatihan pengenalan kewirausahaan

akan membawa dampak positif,yang dimana terjadi peningkatan pengetahuan dan

keterampilan dalam berwirausaha, peningkatan minat mahasiswa terhadap

kegiatan kewirausahaan yang berarti mahasiswa akan memiliki motivasi dalam

mengembangkan dirinya dalam berwirausaha sehingga mahasiswa mampu

mengatasi kekhawatiranya dalam menghadapi dunia kerja (Mustofa & dkk, 2011).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pelatihan pengenalan

kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia

kerja oleh karena itu untuk mengkaji permasalahan tersebut secara empiris,

peneliti mengambil tema “pengaruh pelatihan pengenalan kewirausahaan

terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja”

B.RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada pengaruh

pelatihan pengenalan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa

dalam menghadapi dunia kerja”

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh pelatihan pengenalan kewirausahaan terhadap tingkat

(27)

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan beberapa manfaat baik

secara teoritis maupun praktis.

1.Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu psikologi dan

pendidikan khususnya di bidang psikologi klinis, industri, dan pendidikan

kewirausahaan.

2.Manfaat Praktis

a. Bagi subjek penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan subjek penelitian mendapatkan

manfaat dari pelatihan pengenalan kewirausahaan sehingga bisa dijadikan

dasar evaluasi untuk mengurangi kecemasan dalam menghadapi dunia

kerja.

b. Bagi Pendidikan

Setelah mengetahui hasil penelitian, diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi pendidik, Universitas dan pihak-pihak yang terkait

sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam memberikan pelatihan

pengenalan kewirausahaan guna mempersiapkan mahasiswa menghadapi

(28)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

1. Pengertian Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

Hurlock (1996), mengatakan bahwa kecemasan merupakan suatu

kekhawatiran umum mengenai suatu peristiwa yang tidak jelas atau tentang

peristiwa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan Kartono (1994) yang

mengatakan bahwa kecemasan sebagai semacam kekhawatiran, kegelisahan,

ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab

khusus. Greenberger dan padesky (2004) menambahkan bahwa kecemasan

merupakan suatu keadaan khawatir ketika berhadapan dengan pengalaman

yang sulit dan menganggap sesuatu yang buruk akan segera terjadi.

Nevid (2003) mengartikan kecemasan sebagai suatu keadaan

emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang

yang tidak menyenangkan dan perasaan khawatir yangmengeluhkan bahwa

sesuatu yang burukakan segera terjadi. Menurut Nevid (2003) banyakhal yang

dapat menjadi sumber kekhawatiran, misalnya kesehatan, relasi sosial,ujian,

karier, dan kondisi lingkungan.

Waqiati (2012) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu emosi

negatif yang meliputi perasaan ketakutan dan kekhawatiran terhadap berbagai

objek yang tidak jelas. Perasaan ini tampak pada sejumlah respon, perilaku,

(29)

ketika seseorang mengalami frustasi dan pertengkaran konflik. Begitu juga

dengan Darajat (1996) yang menyatakan bahwa kecemasan sebagai suatu

emosi negatif atau perasaan yang tidak menyenangkan yang bercampur baur

dan terjadi ketika seseorang sedang mengalami tekanan perasaan dan

pertentangan yang berorientasi pada kejadian masa depan. Menurut Darajat

(1976), hal yang ditakutkan atau dikhawatirkan individu untuk menghadapi

masa depan adalah sempitnya lapangan pekerjaan dan persaingan yang ketat

dalam bidang pekerjaan.

Astuti (2013) menyatakan bahwa kecemasan menghadapi dunia

kerja adalah penilaian diri individu terhadap pencapaian tujuan yang berkaitan

dengan dunia kerja yang belum pasti dan tidak dapat diramalkan, sehingga

menyebabkan konflik dalam diri. Kecemasan menghadapi dunia kerja dapat

disebabkan karena kurangnya keyakinan terhadap diri sendiri mengenai masa

depannya, yang berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap kemampuan

dan keahlian dalam menghadapi suatu tugas atau masalah tertentu (Baron &

Byrne, 2005). Astuti (2013) menambahkan bahwa kecemasan menghadapi

dunia kerjajuga dapat mengakibatkan terganggunya pola pemikiran seperti

ketakutan dan kekhawatiran terhadap dunia kerja, terganggunya perilaku

seperti menghindari segala macam hal yang berkaitan dengan dunia kerja,

serta terganggunya respon-respon fisiologis, seperti berkeringat maupun

jantung yang berdebar saat bersinggungan mengenai seputar dunia kerja

(30)

Kecemasan menghadapi dunia kerja dapat diartikan sebagai suatu

bentuk respon negatif yang meliputi perasaan ketakutan dan kekhawatiran

terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang dapat menghambat

terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang bertujuan untuk mengubah keadaan

hidup yang lebih baik (Waqiati, 2012). Selain itu, Fadilah (2010) menyatakan

bahwa kecemasan menghadapi dunia kerja merupakan suatu kondisi dimana

individu merasa tertekan, tidak nyaman, khawatir bahkan dapat menimbulkan

konflik dan frustasi di dalam diri ketika menghadapi atau memasuki dunia

kerja.

Kecemasan merupakan sebagai suatu keadaan emosional yang

mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak

menyenangkan dan perasaan aprehensif atau keadaan khawatir yang

mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Berdasarkan

uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecemasan dalam dunia kerja adalah

keadaan emosional dimana individu merasa tertekan, ketakutan, khawatir,

serta terganggunya respon-respon fisiologis dan perilaku menghindari segala

hal yang berkaitan dengan dunia kerja.

2. Ciri-ciri Kecemasan

Greenberger dan Padesky (2004) kecemasan terdiri dari 4 ciri yaitu :

a. Reaksi fisik

Reaksi fisik yang terjadi pada orang yang cemas meliputi

(31)

(berdegup kencang), pipi merona, pusing-pusing dan sulit bernafas

ketika seseorang menghadapi situasi yang membuat dirinya cemas.

b. Pemikiran

Orang yang cemas biasanya memikirkan bahaya secara

berlebihan, menganggap dirinya tidak mampu mengatasi masalah, dan

khawatir serta berfikir tentang hal yang buruk. Seseorang yang cemas

cenderung memiliki pemikiran-pemikiran yang negatif mengenai

mampu tidaknya ia dalam berusaha menghadapi situasi yang membuat

dirinya merasa cemas. Biasanya pemikiran ini akan menetap cukup

lama, jika tanpa adanya usaha dari individu tersebut untuk merubah

pemikiranya menjadi suatu yang lebih positif. Pemikiran negatif yang

timbul dapat berupa apa saja namun efeknya tetap sama yaitu membuat

kondisi seseorang menjadi tidak nyaman dikarenakan seringkali

memikirkan hal tersebut. Pemikiran dapat berupa perasaan tidak

mampu, merasa tidak memiliki keahlian, dan tidak siap.

c. Perilaku

Orang yang cemas akan berprilaku menghindari situasi saat

kecemasan itu terjadi, orang tersebut akan meninggalkan situasi ketika

kecemasan mulai terjadi dan mencoba melakukan banyak hal dan

mencoba mencegah bahaya. Perilaku ini terjadi dikarenakan individu

(32)

d. Suasana Hati

Suasana hati orang yang cemas meliputi perasaan gugup,

jengkel, cemas, dan panik.Suasana hati juga dapat berubah secara

tiba-tiba ketika seseorang dihadapkan pada kondisi yang memunculkan

kecemasan tersebut. Perasaan gugup dan panik dapat memunculkan

kesulitan dalam memutuskan sesuatu. Misalnya dalam hal keinginan

dan meninat.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu tertentu

dan tergantung pada pengalaman hidup, peristiwa, situasi dan kondisi yang

dialami oleh seseorang (Ramaiah, 2003). Dibawah ini terdapat beberapa

faktor eksternal dan faktor internal dari kecemasan, antaralain :

a. Faktor Eksternal

1. Sedikitnya lapangan Pekerjaan

Isnaini (2015) mengatakan bahwa lapangan pekerjaan tidak hanya

dipandang sebagai lahan untuk mencari nafkah, namun nilai dan

kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan tidak lagi semata–mata

untuk memenuhi kebutuhan fisik, namun juga kebutuhan psikis

dan social.Mencari lapangan pekerjaan justru menjadi hal yang

tidak mudah.Hal ini disebabkan, lajunya pembangunan kurang

disertai dengan luasnya lapangan pekerjaan, padahal pencari kerja

(33)

masalah tersendiri bahkan untuk orang dengan latar belakang

pendidikan tinggi sekalipun.

2. Pengangguran

Menurut (Nuryati dalam Yunita, 2013) banyaknya

pengangguran disebabkan oleh dua hal, yaitu :

a. Banyaknya angkatan kerja baru yang setiap tahun mengalir,

namun tidak tertampung oleh kesempatan kerja. Keadaan

demikian yang berlangsung terus-menerus telah menghasilkan

banyak sekali pengangguran terdidik.

b. Kebanyakan sarjana tidak dapat berusaha mandiri akibat tidak

memiliki modal, lahan, keahlian (skill) maupun kesempatan. Persoalan tersebut dimungkinkan terjadi karena tidak

seimbangnya penawaran tenaga kerja dengan kebutuhan, baik

karena sempitnya lapangan kerja ataupun tidak sesuainya

keahlian yang ditawarkan oleh pencari kerja dengan keahlian

yang diperlukan.Hal ini pada akhirnya dapat menimbulkan

kecemasan pada mahasiswa.

b. Faktor Internal 1. Kepercayaan diri

Keberhasilan individu dimasa lalu khususnya dalam suatau

pekerjaan akan dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri serta

mengurangi rasa takut atau cemas, sementara kegagalan-kegagalan

(34)

percaya diri dan dapat meningkatkan rasa cemas dalam

menghadapi persaingan dunia kerja (Browman dalam Yunita,

2013)

2. Konsep diri

Gambaran yang dimiliki seseorang mengenai dirinya secara

menyeluruh yang diperoleh dari perasaan individu mengenai

dirinya sendiri, keyakinan orang lain mengenai diri individu, serta

gagasan-gagasan individu tentang pribadi yang diinginkan

sehingga dapat mempengaruhi cara individu berprilaku (Astuti,

2013).

3. Kurangnya keahlian dan pengalaman dalam bidang pekerjaan

Bila individu kurang memiliki keahlian dan pengalaman dalam

bidang pekerjaan, maka individu akan mengalami kesulitan dalam

menghadapi persaingan dunia kerja dan dapat menimbulkan

kecemasan Browman (Yunita, 2013).

B. Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

1. Pengertian Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

Salah satu bentuk dari pendidikan non formal adalah pelatihan.

Hilmaniar (2012) menjelaskan bahwa pelatihan merupakan prosedur

sistematis dan terorganisasi, yang mempelajari tentang pengetahuan dan

keterampilan teknis. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Puspita(2012)

yang mengatakan bahwa pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang

(35)

keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang

relatif singkat dan dengan metode yang mengutamakan praktek dari pada

teori. Hilmaniar (2012) menambahkan bahwa pelatihan merupakan upaya

yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan yang

dilakukan oleh tenaga professional kepelatihan dalam suatau waktu yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang

pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas.

Suryana (2006) mendefinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan

kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan

perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang

dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko. Kewirausahaan

merupakan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif

terhadap peluang untuk memperoleh keutungan diri sendiri, menciptakan

dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara

kerja yang lebih efisien melalui keberanian mengambil resiko, kreatifitas,

dan inovasi (Bayu & Suryana, 2010).

Departemen Perindustrian (2010), menyatakan bahwa pelatihan

pengenalan kewirausahaan adalah pelatihan yang dilakukan untuk melatih

individu agar memiliki kompetensi kewirausahaan, sehingga mampu

bertindak mendirikan usaha yang layak dengan memanfaatkan peluang

yang ada dan mampu menciptakan kesempatan kerja bagi dirinya sendiri

maupun orang lain.Wartanto (2010) menambahkan bahwa pelatihan bukan

(36)

diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini didukung

oleh prorgam mengenai pelatihan kewirausahaan yang tertera pada

implementasi amanat undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 5

tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa ;

“Kursus dan pelatihan merupakan usahan yang diberikan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, dan usaha mandiri”

Manullang dalam (Hilmaniar, 2012) berpendapat bahwa dengan adanya

pelatihan pengenalan kewirausahaan akan memunculkan calon-calon

pelaku wirausaha yang mempunyai keahlian, keterampilan dan dapat

menggunakan pikiranya secara kritis.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelatihan

pengenalan kewirausahaan adalah pelatihan yang dilakukan untuk melatih

individu agar memiliki kompetensi kewirausahaan, sehingga mampu

bertindak mendirikan usaha yang layak dengan memanfaatkan peluang

yang ada dan mampu menciptakan kesempatan kerja bagi dirinya sendiri

maupun orang lain.

2. Tujuan dan Manfaat Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

Menurut Adriany (2013), tujuan dari pelatihan pengenalan

kewirausahaan adalah

a. Mendorong minat para mahasiswa terhadap kegiatan

kewirausahaan

(37)

c. Melatih mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan dan

membentuk keterampilan dalam berwirausaha, sehingga dapat

memiliki sikap percaya diri dan jiwa kewirausahaan serta

keterampilan yang berguna dalam mengurangi kekhawatiran para

mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja

d. Melatih mahasiswa agar mampu mendirikan usaha dengan

memanfaatkan peluang yang ada.

e. Menghasilkan wirausaha baru yang mampu menciptakan lapangan

kerja.

Wartanto (2010) menambahkan bahwa terdapat beberapa manfaat dari

adanya pelatihan pengenalan kewirausahaan sebagai berikut :

a. Muncul para wirausahawan yang mampu menciptakan peluang

kerja baru

b. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi

pengangguran

c. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan

sosial sesuai dengan kemampuanya

d. Mampu meberdayakan potensi lokal, sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup masyarakat.

e. Menghasilkan produk barang atau jasa yang kreatif dan inovatif

3. Materi Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

Menurut Wartanto (2010), materi pelatihan dirancang dalam 5 modul

(38)

a. Membangun Jiwa Kewirausahaan

Peserta dibekali tentang berbagai trik, cara, strategi

membangun jiwa kewirausahaan. Jiwa ini penting agar sebelum

mereka terjun praktik di dunia bisnis, mereka telah memiliki sikap

positif dan termotivasi untuk memilih karir sebagai wirausaha.

Selain itu, peserta juga diajak mengenal etika bisnis, sehingga

kelak jika ia menjadi wirausaha, mereka memegang teguh terhadap

moralitas dan beretika dalam berbisnis.

b. Mengenal Konsep Dasar Kewirausahaan

Peserta dibekali tentang berbagai seluk beluk wirausaha. Apa,

mengapa dan bagaimana berwirausaha merupakan konsep dasar

yang harus difahamkan kepada peserta.

c. Manajemen Usaha Kecil

Peserta diperkenalkan tentang menejemen usaha

kecil.Didalamnya dijelaskan tentang aspek pemasaran, aspek

produksi, aspek permodalan dan keuangan, dan aspek sumberdaya

manusia.

d. Legalitas Usaha

Peserta diperkenalkan bentuk-bentuk badan usaha formal

maupun informal. Didalamnya juga dijelaskan tentang bagaimana

(39)

e. Perencanaan Usaha

Peserta mulai diperkenalkan dan sekaligus dilatih untuk

mengenal peluang usaha, bagaimana menemukannya, bagaimana

memilihnya, dan bagaimana memulainya.Dari berbagai peluang

yang ada, peserta di ajak untuk berlatih menyusun perencanaan

usaha sesuai dengan minatnya masing-masing yang dipandang

memiliki prospek yang sangat baik untuk dijadikan pilihan usaha.

4. Metode Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

Metode pelatihan dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan

nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pelatihan (Riggio, 2003). Berikut

ini adalah beberapa metode yang digunakan dalam pelatihan, antara lain :

a. Metode Seminar

Metode seminar adalah metode yang diselenggarakan di dalam

kelas dengan pembicara yang memiliki banyak pengalaman

dibidangnya. Metode seminar akan lebih efektif jika digabungkan

dengan adanya diskusi untuk mendorong adanya pemblajaran yang

efektif. Keberhasilan metode seminar didasarkan pada pembicara yang

baik, pembicara yang tidak melakukan persiapan dan berbicara dengan

monoton akan berpengaruh dalam proses pelatihan (Riggio, 2003).

b. Intruksi Audiovisual

Metode audiovisual menggunakan film, langsung atau presentasi

(40)

adalah bentuk lain dari seminar. Meskipun awalanya membutuhkan

banyak biaya, namun metode ini efektif dalam hal biaya dibandingkan

dengan teknik seminar jika peserta pelatihan berjumlah banyak.

Keefektifan metode ini bergantung pada alat pelatihan yang digunakan

(Riggio, 2003).

c. Pelatihan Berdasarkan Perilaku Modeling

Subjek diberikan tayangan video atau model langsung yang

menunjukan pekerjaan yang tepat atau tidak tepat yang akan

menghasilkan produk atau hasil yang sukses. Peserta pelatihan

kemudian dipersilahkan untuk mengulangi dan mempraktekan perilaku

kerja yang baik (Riggio, 2003).

d. Intruksi Terprogram

Metode ini termasuk metode yang menggunkan kemampuan

pribadi masing-masing individu. Peserta pelatihan dilengkapi dengan

bahan materi yang harus dipelajari dan ada beberapa pertanyaan untuk

menguji seberapa banyak yang telah dipelajari. Keuntungan

menggunakan metode ini adalah pelatihan lebih efisien karena individu

melakukanya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan langsung

mendapatkan tanggapan. Jika jawaban benar akan meneruskan

kepertanyaan selanjutnya, namun jika pertanyaan salah akan langsung

(41)

e. Metode Pelatihan didalam Kelas (Classroom Training)

Metode pelatihan didalam kelas adalah metode pelatihan yang

mengajarkan keterampilan, konsep, dan prinsip-prinsip dalam

kelompok pelatihan (Mustofa, 2011).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode pelatihan didalam

kelas (Classroom Training). Jenis pelatihan ini merupakan metode yang cukup efektif dan berguna untuk mengajarkan keterampilan, konsep, dan

prinsip-prinsip dalam kelompok pelatihan. Dalam pelatihan sejenis ini,

setiap peserta dimungkinkan memperoleh banyak pengalaman di dalam

kelas dan mengetahui bagaimana proses pelatihan dijalankan (Mustofa,

2011).

Menurut Mustofa (2011), terdapat sejumlah keuntungan dalam

penggunaan metode jenis classroom training, di antaranya adalah : a. Efektif untuk pengembangan keterampilan.

b. Membangun semangat dan persatuan antar individu atau

kelompok.

c. Setting pelatihan kelas seperti ini memungkinkan untuk melatih

peserta sekaligus sejumlah 50-60 orang.

d. Bersifat interaktif, karena peserta dapat saling belajar dengan

yang lainya, sehingga mampu meningkatkan pelaksanaan

(42)

5. Dampak Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

Pelatihan pengenalan kewirausahaan memberikan dampak positif

terhadap pembentukan sikap kewirausahaan. Kemendiknas (2010)

menyebutkan bahwa dampak pelatihan pengenalan kewirausahaan akan

membentuk mahasiswa memiliki kemampuan untuk berani mengambil

resiko dalam melaksanakan pekerjaan dan memiliki sikap tidak mudah

tergantung dengan orang lain atau mandiri. Selain itu, mahasiswa juga

akan memiliki sikap kepemimpinan yang berarti mempunyai sikap dan

perilaku terbuka terhadap saran dan kritik, mudah beradaptasi, dan mampu

bekerja keras (Kemendiknas, 2010).

Dampak pelatihan kewirausahaan selanjutnya adalah terjadi

peningkatan minat mahasiswa terhadap kegiatan kewirausahaan.

Mahasiswa akan memiliki motivasi dalam mengembangkan dirinya dalam

berwirausaha sehingga mahasiswa mampu mengatasi kekhawatirannya

dalam menghadapi dunia kerja dan meningkatkan pengetahuan serta

keterampilan mahasiswa dalam kegiatan kewirausahaan ( Mustofa & dkk,

2011).

Pelatihan pengenalan kewirausahaan juga berperan dalam

pembentukan kemampuan soft-skill yang berarti mahasiswa mempunyai kemampuan interpersonal dengan orang lain atau kemampuan bekerja

(43)

Mahasiswa juga akan mempunyai kemampuan hard-skill yang berarti mahasiswa akan miliki ketrampilan dalam menguasai ilmu pengetahuan

maupun teknologi dalam bidangnya sehingga mahasiswa mempunyai

bekal yang cukup dalam menghadapi dunia kerja ( Mustofa & dkk, 2011).

Menurut paparan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

dampak positif dari pelatihan pengenalan kewirausahaan adalah terjadinya

proses pembentukan kemampuan untuk berani mengambil resiko dalam

melaksanakan pekerjaan, memiliki sikap yang tidak mudah tergantung

dengan orang lain atau mandiri, memiliki motivasi dalam mengembangkan

dirinya dalam berwirausaha, dan meningkatkan pengetahuan serta

keterampilan mahasiswa dalam kegiatan kewirausahaan baik ketrampilan

softskill maupun hardskill, sehingga terbentuk sikap dan perilaku percaya diri pada mahasiswa, yang bertujuan untuk membentuk kesadaran atau

pengenalan diri mengenai seberapa besar kemampuannya dalam

menghadapi dunia kerja (Dermol, 2014).

C. Dinamika Pengaruh Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Dalam Menghadapi Dunia Kerja

Pelatihan pengenalan kewirausahaan merupakan bagian dari pendidikan

yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan tentang kewirausahaan sehingga individu

mampu bertindak mendirikan usaha yang layak dengan memanfaatkan

peluang yang ada dan mampu menciptakan kesempatan kerja bagi dirinya

(44)

pengenalan kewirausahaan tersebut dapat memunculkan calon-calon pelaku

wirausaha yang mempunyai keahlian, keterampilan dan dapat menggunakan

pikiranya secara kritis, kreatif dan inovatif (Hilmaniar, 2012). Pelatihan

pengenalan kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dari

perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh

peluang kerja dengan berbagai resiko yang akan dihadapinya (Suryana, 2006).

Adanya pelatihan pengenalan kewirausahaan diharapkan mampu

memberikan dampak positif bagi perkembangan keterampilan dan mental

mahasiswa (Mustofa&dkk, 2011). Mahasiswa yang mendapatkan pelatihan

pengenalan kewirausahaan dapat meningkatkan minat dan motivasi serta

menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa untuk dapat

berwirausaha (Mustofa&dkk, 2011). Mahasiswa juga akan memiliki sikap

tidak mudah tergantung dengan orang lain atau mempunyai sikap mandiri

sehingga mahasiswa berani mengambil resiko dalam melaksanakan pekerjaan

(Kemendiknas, 2010). Selain itu, pelatihan pengenalan kewirausahaan dapat

juga meningkatkan kemampuan dan kreatifitas individu dalam berwirausaha,

sehingga mahasiswa memiliki sikap percaya diri dan optimis dalam

menghadapi dunia kerja tanpa harus merasa cemas (Dermol, 2014). Maka dari

itu, mahasiswa yang mendapat pelatihan pengenalan kewirausahaan akan

sanggup menyelesaikan masalah atau konflik mengenai sempitnya lapangan

pekerjaan sehingga tetap memiliki kesempatan untuk berkarier.

Kecemasan dalam menghadapi dunia kerja dapat diartikan sebagai suatu

(45)

ketidakpastian mengenai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi

sehingga menimbulkan kekhawatiran pada individu (Nugrahaningtyas, 2012).

Kecemasan menghadapi dunia kerja dapat disebabkan karena kurangnya

keyakinan terhadap diri sendiri mengenai masa depannya, yang berkaitan

dengan persepsi seseorang terhadap kemampuan dan keahlian dalam

menghadapi sutau tugas atau masalah tertentu (Baron & Byrne, 2005). Tidak

hanya itu saja, kecemasan juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya terbatasnya atau sedikitnya lapangan pekerjaan, banyaknya angka

pengangguran serta kurangnya pengalaman dan keterampilan kerja yang

dimiliki (Dinata, 2012). Namun selain masalah tentang lapangan pekerjaan,

faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan mahasiswa dalam

menghadapi dunia kerja adalah kepercayaan diri. Mahasiswa yang mempunyai

kepercayaan diri yang tinggi, akan mempunyai kesadaran mengenai seberapa

besar kemampuanya dalam menghadapi dunia kerja. Sedangkan seseorang

yang mempunyai kepercayaan diri yang rendah akan memenuhi tantangan

hidup dengan kecemasan yang jauh lebih besar dari pada orang yang memiliki

kepercayaan diri yang tinggi (Fadilah, 2010).

Dengan kata lain, ketika seseorang sudah mendapatkan pelatihan

pengenalan kewirausahaan maka tingkat kecemasan menghadapi dunia kerja

akan menurun yang berarti seorang mahasiswa akan merasa percaya diri,

sanggup untuk menyelesaikan masalah atau konflik dan memiliki motivasi.

Mahasiswa juga tidak akan merasa cemas lagi mengenai banyaknya

(46)

sudah mendapatkan pelatihan pengenalan kewirausahan tersebut maka mereka

akan mendapatkan ilmu pengetahuan dan memiliki bekal keterampilan

(47)

D. Skema

PELATIHAN PENGENALAN KEWIRAUSAHAAN

1. Peningkatan minat dan motivasi mahasiswa dalam berwirausaha saat

1. Muncul para wirausahawan yang mampu menciptakan peluang-peluang kerja baru

2. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran

3. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial dengan kemapuanya

4. Mampu memberdayakan potensi lokal, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat

5. Menghasilkan produk barang atau jasa yang kreatif dan inovatif

1. Mendorong minat para mahasiswa terhadap kegiatan kewirausahaan 2. Menyiapkan mahasiswa agar

memiliki potensi sebagai wirausaha 3. Melatih mahasiswa dalam

meningkatkan jiwa, sikap,

pengetahuan, dan keterampilan agar memiliki jiwa kewirausahaan 4. Melatih mahasiswa agar mampu

mendirikan usaha dengan memanfaatkan peluang yang ada 5. Menghasilkan wirausaha baru yang

mampu menciptakan lapangan kerja

(48)

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh dari pelatihan pengenalan

kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia

kerja antara sebelum dan sesudah pelatihan. Tingkat kecemasan menurun setelah

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

eksperimen. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang dikendalikan (Sugiyono, 2012). Penelitian ini menggunakan desain

penelitian One Group Pretest Posttest Design karena hanya menggunakan satu kelompok saja, dan pengaruh perlakuan diputuskan berdasarkan perbedaan antara

pretest dengan posttest, tanpa ada pembanding dengan kelompok control (Noor,

2011). Dengan kata lain, sebelum subjek diberikan perlakuan, terlebih dahulu

subjek diberi pretest, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian tritmen

(pelatihan), dan diakhir pelatihan, subjek penelitian diberi posttest.

Pada desain ini, tanda (X) sebagai variabel bebas yang dimanipulasi, O1

sebagai tanda pretest yaitu variabel tergantung sebelum diberi perlakuan, dan O2 sebagai tanda posttest yaitu variabel tergantung setelah diberi perlakuan (Noor, 2011).

B. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang variansinya mempengaruhi variabel

yang lain (Azwar, 1998).Varibel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian

(50)

2. Variabel Tergantung

Variable tergantung adalah variabel yang diukur untuk mengetahui

besarnya efek atau pengaruh variabel lain (Azwar, 1998) .Variabel tergantung

dalam penelitian ini adalah kecemasan dalam menghadapi dunia kerja.

C. Defini Operasional

Definisi operasional adalah batasan dari variabel-variabel penelitian yang

secara nyata berhubungan dengan realitas yang akan diukur dan merupakan

manifestasi dari hal-hal yang akan diamati. Adapun definisi operasional dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pelatihan pengenalan kewirausahaan

Pelatihan pengenalan kewirausahaan merupakan pelatihan yang dilakukan untuk melatih mahasiswa agar memiliki kompetensi

kewirausahaan, sehingga mampu bertindak mendirikan usaha yang layak

dengan memanfaatkan peluang yang ada dan mampu menciptakan

kesempatan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Pelatihan pengenalan kewirausahaan dilakukan menggunakan metode

pelatihan didalam kelas (Classroom Training) dengan memberikan beberapa materi seperti, membangun jiwa kewirausahaan, mengenal konsep

dasar kewirausahaan, menejemen usaha kecil, legalitas usaha, dan

perencanaan usaha.

2. Kecemasan menghadapi dunia kerja

Kecemasan dalam dunia kerja adalah keadaan emosional

(51)

respon-respon fisiologis dan perilaku menghindari segala hal yang berkaitan

dengan dunia kerja. Kecemasan dalam menghadapi dunia kerja diukur

menggunakan skala yang dikembangkan oleh peneliti sendiri melalui 4

ciri-ciri kecemasan yang terdiri dari reaksi fisik, pemikiran, perilaku, dan

suasana hati. Subjek yang mendapatkan skor tinggi, maka dapat dikatakan

bahwa subjek memiliki kecemasan yang tinggi, namun subjek yang

mendapatkan skor rendah, maka dapat dikatakan tingkat kecemasan subjek

menurun atau rendah dalam menghadapi dunia kerja.

D. Subyek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah subjek yang

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mahasiswa yang sudah memasuki semester ke VII pada saat

pengambilan data penelitian ini

2. Mahasiswa yang belum pernah mendapatkan pendidikan atau

pelatihan pengenalan kewirausahaan.

Pemilihan subjek dilakukan menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu Purposive sampling.Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang

dibuat oleh peneliti (Purwanto&Sulistyastuti, 2011). Dalam hal ini kriteria

sampel penelitian yang ditetapkan oleh peneliti yaitu peneliti memilih

mahasiswa semester 7 sampai semester 11 dari berbagai jurusan, dan yang

belum mendapatkan pelatihan pengenalan kewirausahaan.Tujuannya adalah

(52)

terhadap tingkat kecemasan mahasiswa akhir ketika diberikan pretest dan

posttest yang mengukur tingkat kecemasan mahasiswa menghadapi dunia

kerja.

E. Prosedur Penelitian Eksperimen

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest Posttest Design. Dalam desain ini, pengaruh perlakuan diputuskan berdasarkan perbedaan antara pretest dengan posttest, tanpa ada

pembanding dengan kelompok kontrol (Noor, 2011). Dengan kata lain,

sebelum subjek diberikan perlakuan, terlebih dahulu subjek diberi pretest, yang

kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (pelatihan), dan diakhir

pelatihan subjek penelitian diberi posttest. Desain ini digunakan sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui pengaruh pelatihan

kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi

dunia kerja.

Berikut tabel tentang desain penelitian One Group pretest posttest design : Tabel 1.

Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design

Pretest Treatment Postest O1 X O2

Keterangan :

O1 : tes awal (pretes) sebelum perlakuan diberikan

O2 : tes akhir (postes) setelah perlakuan diberikan

(53)

Pada penelitian ini, sebelum subjek diberikan pelatihan, subjek diberikan

tes awal (pretest) terlebih dahulu sebelum mengikuti pelatihan. Tes awal ini diberikan seminggu sebelum pelatihan dimulai. Setelah itu, subjek dalam

penelitian ini diberikan perlakuan berupa pelatihan pengenalan kewirausahaan

yang digabung menjadi satu kelompok. Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi 2

sesi yang dilakukan dalam waktu 2 hari. Hari 1diberikan waktu selama 120 menit,

dan dihari 2 diberi waktu selama 90. Sesi pertama diawali dengan pembukaan

yang bertujuan untuk menjalin rapport dan menciptakan suasana yang akrab dan

nyaman melalui perkenalan fasilitator, pembicara, serta peserta pelatihan

kewirausahaan. Selanjutnya dilanjutkan dengan memberikan penjelasan materi

mengenai bagaimana cara membangun jiwa kewirausahaan, mengenal konsep

dasar kewirausahaan, cara manajemen usaha kecil dan diselingi dengan pemutaran

tayangan atau slide mengenai materi yang didiskusikan guna menambah daya

tarik dan meningkatkan motivasi bagi para peserta pelatihan. Setelah sesi pertama

berakhir, peserta diberikan snack dan dipersilahkan untuk pulang.

Pada hari kedua, peserta kembali diminta untuk masuk ke dalam ruangan

dan eksperimenter melakukan pembukaan yang bertujuan untuk kembali rapport

dan menciptakan suasana yang akrab dan nyaman. Setelah itu eksperimenter

memberikan waktu dan tempat kepada narasumber untuk melanjutkan

menjelaskan materi mengenai legalitas usaha dan perencanaan usaha. Kemudian

(54)

Pelaksanaan eksperimen ini memerlukan konsentrasi dan kenyamanan

yang cukup, maka eksperimen diadakan dalam ruangan tertutup. Ruangan yang

digunakan adalah Ruang 2K.24 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Ruangan di buat menjadi terang, dan sejuk, hal tersebut dilakukan untuk membuat

subjek menjadi fokus dan nyaman saat mengikuti pelatihan.

Dalam pelaksanaan eksperimen ini peneliti dibantu oleh satu

eksperimenter dan dua narasumber (trainer) yang akan memberikan pelatihan kewirausahaan. Sebelum pelaksanaan eksperimen, peneliti, eksperimenter dan

narasumber (trainer) melakukan briefing untuk memberikan info pembagian tugas.

Proses sebelum pelaksanaan eksperimen :

1. Membuat kesepakatan mengenai jadwal pelaksanaan pelatihan

kewirausahaan dengan subjek penelitian

2. Subjek penelitian diminta untuk mengisi informed concent atau surat kesedian menjadi partisipan dalam penelitian ini

3. Peneliti memberikan pre-test kepada subjek sebelum pelaksaan

eksperimen dimulai

Proses Pelaksanaan Eksperimen :

Hari 1

1. Peneliti mengecek kembali kondisi ruangan dan alat-alat yang

diperlukan. Sedangkan subjek yang sudah hadir diminta untuk

menunggu subjek lain yang belum hadir di ruang tunggu yang

(55)

2. Setelah seluruh subjek hadir, subjek diminta masuk ke dalam

ruangan, dan langsung meminta subjek untuk duduk ditempat yang

sudah disediakan oleh peneliti.

3. Eksperimenter kemudian membuka sesi pertama dengan

pembukaan yang bertujuan untuk menjalin rapport dan

menciptakan suasana yang akrab dan nyaman melalui perkenalan

trainer, serta peserta pelatihan pengenalan kewirausahaan. Setelah itu, eksperimenter mempersilahkan trainer untuk mulai memberikan pelatihan kewirausahaan, dengan waktu kurang lebih

90 - 120 menit. Trainer yang memberikan materi di sesi pertama adalah Ibu Diah. Materi yang diberikan disesi pertama adalah

bagaimana membangun jiwa kewirausahaan dan mengenal konsep

dasar kewirausahaan. Kemudian di sesi kedua, dilanjutkan oleh ibu

Suwarni yang memberikan materi tentang manajemen usaha kecil.

4. Setelah selesai di sesi pertama, eksperimenter kembali mengambil

alih di depan dengan mempersilahkan para peserta atau subjek

pelatihan untuk mengambil snack yang sudah disediakan oleh

peneliti.

Hari 2

1. Hari kedua, eksperimenter kembali melakukan raport kepada

peserta untuk menanyakan kesiapan para subjek dalam mengikuti

pelatihan di hari kedua. Setelah itu, eksperimenter kembali

(56)

pelatihan. Dalam sesi ketiga materi yang diberikan pada subjek

adalah tentang perencanaan usaha, kemudian di lanjutkan oleh ibu

Suwarni, dimana beliau menjelaskan mengenai legalitas usaha.

Waktu yang diberikan disesi kedua kurang lebih 60-90 menit.

2. Setelah selesai pemberian materi disesi ketiga, ibu diah juga

memberikan cuplikan slide atau video untuk mengakhiri pelatihan

pengenalan kewirausahaan. Kemudian ibu Diah (trainer) kembali memberikan waktu dan tempat kepada eksperimenter.

Eksperimenter mengucapkan terimakasih kepada para trainer yang sudah bersedia memberikan pelatihan dan juga pada subjek

penelitian yang sudah bersedia untuk hadir mengikuti pelatihan

pengenalan kewirausahaan.

3. Sebelum subjek pulang, eksperimenter meminta subjek untuk

melakukan post-test dengan mengisi skala kecemasan setelah

mengikuti pelatihan kewirausahaan. Setelah itu eksperimenter

memberikan reward berupa sertifikat dan cindra mata yang sudah disiapkan oleh peneliti.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan memberikan skala kepada subjek. Penyeberan skala

dilakukan sebelum diberikan pelatihan dan sesudah pemberian pelatihan

pengenalan kewirausahaan. Skala dalam penelitian ini berisi skala tentang

(57)

merupakan skala yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan landasan

teori yang ada, yaitu skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja.

Metode penskalaan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian

ini adalah skala likert. Skala likert merupakan skala yang berisi tentang

pernyataan-pernyataan dimana subjek diminta untuk mengindikasikan

tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap dari masing-masing

pernyataan (Noor, 2011). Dalam skala ini peneliti memberikan empat

pilihan jawaban yang terdiri dari empat respon tanpa menggunakan

jawaban ragu-ragu atau netral. Hal tersebut dilakukan oleh peneliti dengan

alasan bahwa dengan adanya jawaban ragu-ragu atau netral dimungkinkan

memiliki arti ganda, yakni subjek belum bisa menjawab pernyataan dalam

item atau memberikan jawaban netral. Alasan lainya, yakni karena adanya

jawaban ragu-ragu dapat menimbulkan kecenderungan subjek untuk

menjawab di tengah (central tendency effect) terutama bagi subjek yang tidak yakin dengan jawaban pasti (Supratiknya, 2014).

Skala kecemasan dalam dunia kerja terdiri dari empat ciri-ciri

kecemasan yaitu reaksi fisik, pemikiran, perilaku, dan suasana hati. Skala

ini berjumlah 40 item yang dibagi dalam 20 item favorable dan 20 item

Unfavorable. Item favorable bila pernyataan mendukung adanya

kecemasan dalam menghadapi dunia kerja, sebaliknya item unfavorable

bila pernyataannya tidak mendukung adanya kecemasan dalam

menghadapi dunia kerja.. Berikut adalah gambaran skala yang digunakan

(58)

Skala kecemasan dalam dunia kerja :

Tabel 2.Sebaram Item Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

No. Ciri-ciri Favorable Unvaforable Jumlah 1. Reaksi Fisik 2, 13, 31, 19, 25 15, 23, 35, 1, 20 10

Skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja mempunyai empat

alternatif jawaban, yakni Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat

Tidak Setuju. Penilaian pada skala kecemasan dalam menghadapi dunia

kerja ini bergerak dari empat sampai dengan satu untuk item favorable

dan dari satu ke empat untuk item unfavorable. Untuk lebih jelasnya akan

dipaparkan pada tabel penilaian sebagai berikut :

Tabel 3.Skor Item Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja Jawaban Favorabel Unfavorabel

SS (Sangat Setuju) 4 1

S (Setuju) 3 2

TS (Tidak Setuju) 2 3

(59)

G. Uji Validitas, Seleksi Aitem, dan Reabilitas 1. Validitas alat ukur

Validitas memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2011). Suatu alat

ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut

mampu menjalankan fungsi ukurnya, yakni memberikan hasil ukur yang

sesuai dengan tujuan dalam penelitian yang di lakukan.

Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini diuji dengan

menggunakan validitas isi.Validitas isi adalah validitas yang di estimasi

lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisa rasional atau lewat

professional judgement (Azwar, 2011). Ananlisa rasional dalam penelitian ini dilakukan dengan meminta pendapat profesional ahli (professional judgement), professional ahli dalam hal penelitian ini adalah dosen pembimbing skripsi yang melihat sejauh mana alat ukur sesuai dengan

indikator-indikator variabel skala pengukuran. Selain itu peneliti

melibatkan Ibu/Dosen Dra.Diah Utari, BR., M.Si.selaku Ketua P3KWU

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. P3KWU

adalah suatu pusat pelayanan pelatihan kewirausahaan, sehingga saya

meminta dan memilih ibu Diah karena beliau berkompeten untuk

memberikan pelatihan pengenalan kewirausahaan atau sebagai trainer. Selain itu, peneliti juga meminta bantuan kepada Ibu Dra. MG Suwarni,

M.Si. selaku Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

(60)

Diah dalam menyampaikan materi pelatihan pengenalan kewirausahaan.

Beliau dilibatkan karena beliau berkompeten dan memahami tentang

manajemen usaha kecil, legalitas usaha, dan kewirausahaan, sehingga

beliau dilibatkan dalam penelitian ini.

Modul yang digunakan dalam pelatihan ini, disusun oleh kedua

profesional trainer berdasarkan materi yang diberikan oleh peneliti. Isi modul yang sudah disusun oleh kedua trainer adalah yang pertama tentang mengenal konsep dasar kewirausahaan dimana dijelaskan tentang definisi

kewirausahaan, tujuan kewirausahaan, keuntungan menjadi wirausaha,

pengertian, dan pandangan tentang wirausaha, dan 11 tips praktis memulai

usaha. Modul yang kedua mejelaskan tentang, membangun jiwa

kewirausahaan dimana dijelaskan tentang karakteristik usaha mikro dan

kecil, seorang wirausaha, entrepreneurial mindset, pilihan-pilihan

entrepreunership, dan tips praktis. Modul yang ketiga menjelaskan tentang manajemen usaha kecil dan menengah, kemudian modul yang keempat

tentang rencana bisnis, dan legalisasi UMKM.

3. Seleksi Aitem.

Seleksi item dilakukan bertujuan untuk memilih item-item yang

yang selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes yang dikehendaki (Azwar,

2013). Seleksi item dilakukan berdasarkan daya diskriminasi item yang

menghasilkan korelasi item total (rix) (Supratiknya, 2014).

Pemilihan item berdasarkan korelasi item-total memiliki batasan

Gambar

Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design  Tabel 1.
Tabel 3.Skor Item Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja
Tabel 4. Seleksi Item Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja SetelahTry-Out
Tabel 5. Koefisien Korelasi Item
+5

Referensi

Dokumen terkait

dapat terjadi pada mahasiswa yaitu kecemasan menghadapi dunia kerja?. Mahasiswa merupakan individu yang menempuh pendidikan

menghadapi dunia kerja begitu pula sebaliknya. Lebih lanjut ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi dunia kerja

Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis yang diajukan peneliti yaitu terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial teman sebaya dengan kecemasan dalam menghadapi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi progresif terhadap penurunan tingkat kecemasan dalam menghadapi uji kompetensi perawat pada

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa tingkat akhir mengalami kecemasan saat memasuki dunia kerja (studi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara orientasi masa depan dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat

Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidak korelasi antara kecerdasan emosional dengan kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir di BINUS University dalam

Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu adanya hubungan negatif yang signifikan antara regulasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia