• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pelatihan pengenalan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pelatihan pengenalan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja."

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELATIHAN PENGENALAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA DALAM

MENGHADAPI DUNIA KERJA

Lia Christiyanti

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan pengenalan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif dari pelatihan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.30 mahasiswa semester 7 sampai 11 berpartisipasi dalam penelitian eksperimen ini.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest Posttest Design. Pengumpulan data penelitian menggunakan skala

kecemasan menghadapi dunia kerja yang terdiri dari 24 item (α = 0,928). Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan paired sample t-test, diperoleh nilai t = 7,512 dengan nilai p = 0,000 (p≤0,05). Berdasarkan hasil analisa tersebut, ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor skala kecemasan menghadapi dunia kerja subjek sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan.

(2)

THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURSHIP TRAINING TOWARDS THE LEVEL OF STUDENTS’ ANXIETY FACING LIFE’S AT WORK

By Lia Christiyanti

ABSTRAK

The aim of the study was to distinguish the influence of entrepreneurship training towards the level of students’s anxiety facing life’s at work. The theory of the study was that there is a positive influence from entrepreneurship training

towards the level of anxiety facing life’s at work. 30 students from semester 7 to

11 participated in this study. Research design used was One Group Pretest Posttest Design. Data collection applied using anxiety scale facing life’s at work contains of 24 items (α = 0,928). Based on the data analysis which was done using paired sample t-test, it was result t = 7,512 with value p = 0,000 (p≤0,05). According to that, was found that there was a significant difference between the scores of anxiety scale before and after the training session.

(3)

PENGARUH PELATIHAN PENGENALAN KEWIRAUSAHAAN

TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA DALAM

MENGHADAPI DUNIA KERJA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh GelarSarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Lia Christiyanti 119114074

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN MOTTO

Sampai disini Tuhan masih

menolong….Karna itu Aku mau

bersyukur kepada Tuhan dengan segenap Hatiku

(1 Samuel 7: 12b dan Mazmur 9 ; 2a)

Dengan kuasa Allah yang giat bekerja di dalam diriku..Allah dapat

melakukan jauh lebih banyak dari pada apa yang dapatku minta

atau pikirkan

(Efesus 3 :20)

Jangalah takut untuk melangkah, karena jarak 1000 mil

dimulai dengan langkah pertama

Aku percaya janjimu Tuhan disetiap rencanamu itu yang terbaik

bagimu…Aku percaya Mujizat itu Nyata dan indah pada

waktunya

(7)

v

Saya persembahkan skripsi ini kepada :

Allah Bapa Putra dan Rohkudus yang selalu menolongku, menuntunkun, dan memberkatiku disetiap waktu.

Untuk diri sendiri yang tidak pernah mudah menyerah, selalu berjuang, dan bekerja keras untuk bisa menyelesaikan skripsi ini

Untuk keluargaku tercinta yang ada dibali , papa, mama, kak tika, sunu, kay, Rachel, tannya, dan cinta yang selalu mendukung dan mendoakanku.

Untuk keluargaku tercinta yang di jogja, papa bayu, mama endah, ucca, dan rio, yang selalu menemaniku, dan memberikan

semangatnya sampai saat ini.

Untuk kekasihku tercinta, Danang yang selalu mendukung dan membantuku dari awal semester sampai pada saat ini.

(8)
(9)

vii

PENGARUH PELATIHAN PENGENALAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA DALAM

MENGHADAPI DUNIA KERJA

Lia Christiyanti

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif dari pelatihan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.30 mahasiswa semester 7 sampai 11 berpartisipasi dalam penelitian eksperimen ini.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest Posttest Design. Pengumpulan data penelitian menggunakan skala kecemasan menghadapi dunia kerja yang terdiri dari 24 item (α = 0,928). Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan paired sample t-test, diperoleh nilai t = 7,512 dengan nilai p = 0,000 (p≤0,05). Berdasarkan hasil analisa tersebut, ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor skala kecemasan menghadapi dunia kerja subjek sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan.

(10)

viii

THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURSHIP TRAINING TOWARDS THE

LEVEL OF STUDENTS’ ANXIETY FACING LIFE’S AT WORK

By Lia Christiyanti

ABSTRAK

The aim of the study was to distinguish the influence of entrepreneurship training towards the level of students’s anxiety facing life’s at work. The theory of the study was that there is a positive influence from entrepreneurship training towards the level of anxiety facing life’s at work. 30 students from semester 7 to 11 participated in this study. Research design used was One Group Pretest Posttest Design. Data collection applied using anxiety scale facing life’s at work contains of 24 items (α = 0,928). Based on the data analysis which was done using paired sample t-test, it was result t = 7,512 with value p = 0,000 (p≤0,05). According to that, was found that there was a significant difference between the scores of anxiety scale before and after the training session.

(11)
(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan pendampingan selama proses pengerjaan skripsi ini. Penulis memohon maaf apabila terdapat hal-hal yang tidak berkenan. Pada proses penulisan skripsi ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

2. Paulus Eddy Suhartanto M. Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

3. Dosen pembimbing skripsi saya Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A yang selalu sabar dan memberi arahan selama proses skripsi ini. Terima kasih sekali ibu, apa yang ibu ajarkan akan selalu saya ingat.

4. Ibu Dra. Diah Utari, BR., M.Si. selaku Ketua P3KWU Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang sudah mau meluangkan waktu utuk membantu saya dengan senang hati dari awal sampai selesai penelitian sebagi trainer dalam pelatihan. Terimakasih banyak ibu diah, atas ilmu dan pengalaman barunya.

(13)

xi

keberhasilan penelitian saya. Terimakasih ibu Suwarni atas waktu dan pengetahunaya, apa yang ibu ajarkan selalu saya ingat.

6. Dosen-dosen fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan ilmu selama saya menempuh bangku kuliah. Kalian dosen terbaik yang pernah saya miliki pertahankan relasi yang akrab dengan para mahasiswa.

7. Seluruh staff Fakultas Psikologi : mas Gndung, mbak Nanik, dan mas Muji. Terima kasih untuk keramahannya. Maaf kalau sering merepotkan dan bertanya urusan kuliah. Terima kasih sudah membantu segala pratikum tes yang cukup merepotkan.

8. Seluruh subjek penelitian eksperimen saya yang sudah mau meluangkan waktunya dan mendoakan keberhasilan saya. Tetap semangat untuk meraih cita-cita.

9. Terimakasih kepada Papa dan Mama yang selalu sabar menunggu untuk menyelesaikan tugas akhirku. Berkat dukungan, kesabaran, dan doamu, aku bisa menyelesaikan tugas akhirku. Terimakasih juga, atas kepercayaanmu selama ini, berkat kalian aku bisa menjadi anak yang bertanggung jawab, dan menjadi anak yang mandiri.

(14)

xii

mendukungku dalam keadaan apapu. Kalian selalu membuatku bahagia, dan berkat kalian aku bisa sampai pada titik ini.

11.Terimakasih untuk keluargaku di Jogja, papa bayu, mama endah, ucca dan rio yang selalu menemaniku di kota ini, dan selalu mendukungku dalam menyelesaikan sekolahku sampai saat ini.

12.Terimakasih untuk kekasihku tercinta Danang wijoyo seno, yang selalu menemani dan membantuku sampai saat ini. Makasih ata kesabaranya dan ketulusanmu yangtidak pernah ada habisnya.

13.Terimakasih untuk para sahabat baiku Honeydew lovers, Mbak Rani yang sudah menjadi pembimbing skripsiku, Momy (Listya), Mbak Chicha, Nyowo, dan abi, yang sudah senantiasa membantuku dan memberikanku semangat di setiap waktu.

14.Terimakasih untuk sahabatku Putu Arinda Sulistyawati (Ayik) yang selalu menemani dan mendukungku dari awal masuk ke Fakultas psikologi, sampai penyelesain skripsi ini. Terimkasih ayik, kamu satu-satunya temanku yang bisa mengerti dan menemaniku dalam kondisi apapupun.

(15)
(16)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………....i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………....ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI………..iii

HALAMAN MOTTO………..iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………..vi

ABSTRAK………..vii

ABSTRACT……….viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN………ix

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………... ix

KATA PENGANTAR………..x

DAFTAR TABEL………... xviii

DAFTAR LAMPIRAN………..xix BAB I PENDAHULUAN……….1

A. Latar Belakang………..1

B. Rumusan Masalah……….7

C. Tujuan Penelitian………..7

(17)

xv

1. Manfaat Teoritis……….8

2. Manfaat Praktis………..8

BAB II LANDASAN TEORI………..9

A. Kecemasan Dalam Dunia Kerja………...9

1. Definisi Kecemasan Dalam Dunia Kerja ………..9

2. Ciri-ciri Kecemasan………….……….11

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Dalam Dunia Kerja …...13

B. Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan………...15

1. Definisi Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan…………...………..15

2. Tujuan dan Manfaat Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan…………...17

3. Materi Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan ………...18

4. Metode Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan………..20

5. Dampak Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan………...23

C. Dinamika Pengaruh Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan Terhadap Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja………...24

D. Bagan Kerangka Berfikir………...28

E. Hipotesis………...29

BAB III METODE PENELITIAN………...………...30

A. Jenis Penelitian………...………...30

(18)

xvi

1. Variabel Bebas…………...………...30

2. Variabel Tergantung………...………..31

C. Definisi Operasional………...31

1. Pelatihan Kewirausahaan……….31

2. Kecemasan menghadapi dunia kerja…………...………...………..31

D. Subjek Penelitian ………...32

E. Prosedur Penelitian Eksperimen……….33

F. Metode Pengumpulan data………...………..37

G. Validitas dan Reliabilitas………....40

1. Validitas………40

2. Seleksi Item………..41

3. Reliabilitas………43

H. Metode Analisis Data……….44

1. Uji Asumsi………44

2. Uji Hipotesis……….45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...………46

A. Pelaksanaan Penelitian………...46

B. Deskripsi Subjek Penelitian………47

(19)

xvii

E. Pembahasan………52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….58

A. Kesimpulan……….58

B. Saran………...58

(20)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design ………..33 Tabel 2. Sebaran Item Skala Kecemasan Dalam

Menghadapi Dunia Kerja………..………..………...39 Tabel 3. Skor Item Skala Kecemasan Dalam

Menghadapi Dunia Kerja………....39 Tabel 4. Seleksi Item Skala Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja

Setelah Try-out………...43 Tabel 5. Koefisien Korelasi Item………..…….…..44 Tabel 6. Jumlah Subjek Penelitian………...48 Tabel 7. Data Teoritik dan Data Empiris Kecemasan

Menghadapi Dunia Kerja………...49 Tabel 8. Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empiris Kecemasan

Menghadapi Dunia Kerja (Pretest) ………...…..………..49

Tabel 9.Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empiris Kecemasan

Menghadapi Dunia Kerja (Postest) ………...………50 Tabel 10.Uji Normalitas Skala Kecemasan

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Try Out ………..…………...63 Lampiran 2. Reliabilitas Skala……….70

(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan ekonomi di Indonesia sampai saat ini masih belum menunjukkan kemajuan yang sangat berarti. Hal ini salah satunya ditunjukkan dengan masih banyaknya angka pengangguran yang dari tahun ke tahun semakin bertambah. Pemerintah melalui berbagai departemen terus berupaya untuk menurunkan angka pengangguran tersebut dengan cara menciptakan lowongan pekerjaan sebanyak mungkin. Namun hal tersebut belum mampu menurunkan angka pengangguran yang ada di Indonesia (Widayat, 2011).

(23)

Seorang sarjana yang sudah memiliki bekal ilmu dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas serta memiliki profesionalitas seharusnya terbebas dari pengangguran (Agustin, 2012).Begitu banyaknya jumlah pengangguran dan sedikitnya lapangan pekerjaan dengan tingkat lulusan sarjana menjadi suatu hambatan dan tantangan yang harus dihadapi oleh para sarjana.

Bagi mahasiswa sebagai calon sarjana, saat ini dunia kerja menjadi suatu persaingan yang cukup berat. Mahasiswa dituntut harus memiliki kesiapan mental dalam memasuki dunia kerja. Apabila seorang mahasiswa merasa tidak mampu mempersiapkan diri dengan baik, ia cenderung akan memiliki kecemasan ketika memasuki dunia kerja. Hal ini didukung oleh Lestari (2006) yang menyatakan bahwa mahasiswa merasa cukup cemas dengan persaingan yang nantinya akan di hadapi setelah mereka lulus.

(24)

tegang, gelisah, perasaan-perasaan yang kurang menyenangkan dan tidak dapat berkonsentrasi (Nevid, 2003).

Dinata (2012) menyebutkan bahwa faktor kecemasan pada mahasiswa adalah terbatasnya atau sedikitnya lapangan pekerjaan, banyaknya angka pengangguran serta kurangnya pengalaman dan keterampilan kerja yang dimiliki. Namun selain masalah tentang lapangan pekerjaan, faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja adalah kepercayaan diri. Mahasiswa yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, akan mempunyai kesadaran mengenai seberapa besar kemampuannya dalam menghadapi dunia kerja. Sedangkan seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang rendah akan memenuhi tantangan hidup dengan kecemasan yang jauh lebih besar dari pada orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi (Fadilah, 2010).

(25)

Menurut Lestari (2006) kecemasan memiliki dampak pada mahasiswa yaitu timbulnya rasa kurang percaya diri, merasa rendah diri, serta tidak sanggup untuk menyelesaikan masalah dan apabila seseorang individu menghadapi suatu masalah atau situasi konflik ia akan meragukan kemampuan dirinya dalam mengatasi masalah tersebut karena dia akan merasa kurang mampu bila dibandingkan dengan orang lain.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Yunita (2013), dinyatakan bahwa dunia kerja dapat memicu kecemasan bagi siapa saja yang hendak memasukinya tak terkecuali pada mahasiswa semester akhir karena nantinya setelah lulus mereka akan mencari kerja dan menghadapi banyak persaingan, sehingga ada kemungkinan-kemungkinan seperti mendapat pekerjaan atau menjadi pengangguran.

(26)

Siswoyo (2009) mengatakan bahwa sebagian besar lulusan perguruan tinggi hanya sebagai pencari kerja (joob seeker) bukan sebagai pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini dikarenakan sistem pembelajaran saat ini yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi lebih terfokus pada ketepatan lulus dan kecepatan memperoleh pekerjaan (Siswoyo, 2009).

Perguruan tinggi sebagai salah satu institusi pendidikan yang akan menghasilkan lulusan tentunya mempunyai peran yang cukup besar guna menciptakan lulusan-lulusan yang bukan hanya siap pakai di dunia kerja, namun juga siap menjadi entrepreneur sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain (Widayat, 2011). Pelatihan pengenalan kewirausahaan di perguruan tinggi dapat mempersiapkan mahasiswa menuju dunia kerja (Buyung dalam Davinci, 2011).

(27)

Dengan demikian para mahasiswa akan memiliki minat untuk memilih kewirausahaan sebagai salah satu pilihan karir selain pilihan karir menjadi pegawai swasta, PNS, atau pegawai BUMN. Kewirausahaan merupakan alternatif pilihan yang paling tepat bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensinya. Dengan adanya pelatihan pengenalan kewirausahaan di perguruan tinggi, mahasiswa memiliki bekal ilmu yang nantinya akan dilakukan setelah lulus sarjana (Ifham dan Helmi, 2002).

Kewirausahaan merupakan pilihan yang tepat bagi individu yang akan menciptakan kerja, bukan pencari kerja (Siwoyo, 2009). Kewirausahaan adalah wirausahawan atau wirausahawati yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko yang artinya bermental mandiri, dan mulai berani membuka usaha sendiri, tanpa diliputi rasa takut dan cemas dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2006). Menurut Alma (2008) melalui kewirausahaan akan memunculkan banyak manfaat antara lain dapat menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran, memberikan sumbangsih dalam melancarkan proses produksi, distribusi, dan konsumsi, ikut mengatasi kesulitan lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan masyarakat.

(28)

dengan kemampuan yang dimiliki (Adriany, 2013). Hal ini juga didukung dengan pendapat Dermol (2014) yang mengatakan bahwa dengan adanya kewirausahaan, seseorang akan dapat meningkatkan kepercayaan dirinya ketika akan menghadapi dunia kerja. Maka dari itu, dengan adanya pelatihan pengenalan kewirausahaan akan membawa dampak positif,yang dimana terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam berwirausaha, peningkatan minat mahasiswa terhadap kegiatan kewirausahaan yang berarti mahasiswa akan memiliki motivasi dalam mengembangkan dirinya dalam berwirausaha sehingga mahasiswa mampu mengatasi kekhawatiranya dalam menghadapi dunia kerja (Mustofa & dkk, 2011).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pelatihan pengenalan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja oleh karena itu untuk mengkaji permasalahan tersebut secara empiris, peneliti mengambil tema “pengaruh pelatihan pengenalan kewirausahaan

terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja

B.RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada pengaruh

pelatihan pengenalan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja”

C. TUJUAN PENELITIAN

(29)

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan beberapa manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1.Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu psikologi dan pendidikan khususnya di bidang psikologi klinis, industri, dan pendidikan kewirausahaan.

2.Manfaat Praktis

a. Bagi subjek penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan subjek penelitian mendapatkan manfaat dari pelatihan pengenalan kewirausahaan sehingga bisa dijadikan dasar evaluasi untuk mengurangi kecemasan dalam menghadapi dunia kerja.

b. Bagi Pendidikan

(30)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

1. Pengertian Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

Hurlock (1996), mengatakan bahwa kecemasan merupakan suatu kekhawatiran umum mengenai suatu peristiwa yang tidak jelas atau tentang peristiwa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan Kartono (1994) yang mengatakan bahwa kecemasan sebagai semacam kekhawatiran, kegelisahan, ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus. Greenberger dan padesky (2004) menambahkan bahwa kecemasan merupakan suatu keadaan khawatir ketika berhadapan dengan pengalaman yang sulit dan menganggap sesuatu yang buruk akan segera terjadi.

Nevid (2003) mengartikan kecemasan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan dan perasaan khawatir yangmengeluhkan bahwa sesuatu yang burukakan segera terjadi. Menurut Nevid (2003) banyakhal yang dapat menjadi sumber kekhawatiran, misalnya kesehatan, relasi sosial,ujian, karier, dan kondisi lingkungan.

(31)

ketika seseorang mengalami frustasi dan pertengkaran konflik. Begitu juga dengan Darajat (1996) yang menyatakan bahwa kecemasan sebagai suatu emosi negatif atau perasaan yang tidak menyenangkan yang bercampur baur dan terjadi ketika seseorang sedang mengalami tekanan perasaan dan pertentangan yang berorientasi pada kejadian masa depan. Menurut Darajat (1976), hal yang ditakutkan atau dikhawatirkan individu untuk menghadapi masa depan adalah sempitnya lapangan pekerjaan dan persaingan yang ketat dalam bidang pekerjaan.

(32)

Kecemasan menghadapi dunia kerja dapat diartikan sebagai suatu bentuk respon negatif yang meliputi perasaan ketakutan dan kekhawatiran terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang dapat menghambat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang bertujuan untuk mengubah keadaan hidup yang lebih baik (Waqiati, 2012). Selain itu, Fadilah (2010) menyatakan bahwa kecemasan menghadapi dunia kerja merupakan suatu kondisi dimana individu merasa tertekan, tidak nyaman, khawatir bahkan dapat menimbulkan konflik dan frustasi di dalam diri ketika menghadapi atau memasuki dunia kerja.

Kecemasan merupakan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan dan perasaan aprehensif atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecemasan dalam dunia kerja adalah keadaan emosional dimana individu merasa tertekan, ketakutan, khawatir, serta terganggunya respon-respon fisiologis dan perilaku menghindari segala hal yang berkaitan dengan dunia kerja.

2. Ciri-ciri Kecemasan

Greenberger dan Padesky (2004) kecemasan terdiri dari 4 ciri yaitu : a. Reaksi fisik

(33)

(berdegup kencang), pipi merona, pusing-pusing dan sulit bernafas ketika seseorang menghadapi situasi yang membuat dirinya cemas. b. Pemikiran

Orang yang cemas biasanya memikirkan bahaya secara berlebihan, menganggap dirinya tidak mampu mengatasi masalah, dan khawatir serta berfikir tentang hal yang buruk. Seseorang yang cemas cenderung memiliki pemikiran-pemikiran yang negatif mengenai mampu tidaknya ia dalam berusaha menghadapi situasi yang membuat dirinya merasa cemas. Biasanya pemikiran ini akan menetap cukup lama, jika tanpa adanya usaha dari individu tersebut untuk merubah pemikiranya menjadi suatu yang lebih positif. Pemikiran negatif yang timbul dapat berupa apa saja namun efeknya tetap sama yaitu membuat kondisi seseorang menjadi tidak nyaman dikarenakan seringkali memikirkan hal tersebut. Pemikiran dapat berupa perasaan tidak mampu, merasa tidak memiliki keahlian, dan tidak siap.

c. Perilaku

(34)

d. Suasana Hati

Suasana hati orang yang cemas meliputi perasaan gugup, jengkel, cemas, dan panik.Suasana hati juga dapat berubah secara tiba-tiba ketika seseorang dihadapkan pada kondisi yang memunculkan kecemasan tersebut. Perasaan gugup dan panik dapat memunculkan kesulitan dalam memutuskan sesuatu. Misalnya dalam hal keinginan dan meninat.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu tertentu dan tergantung pada pengalaman hidup, peristiwa, situasi dan kondisi yang dialami oleh seseorang (Ramaiah, 2003). Dibawah ini terdapat beberapa faktor eksternal dan faktor internal dari kecemasan, antaralain :

a. Faktor Eksternal

1. Sedikitnya lapangan Pekerjaan

(35)

masalah tersendiri bahkan untuk orang dengan latar belakang pendidikan tinggi sekalipun.

2. Pengangguran

Menurut (Nuryati dalam Yunita, 2013) banyaknya pengangguran disebabkan oleh dua hal, yaitu :

a. Banyaknya angkatan kerja baru yang setiap tahun mengalir, namun tidak tertampung oleh kesempatan kerja. Keadaan demikian yang berlangsung terus-menerus telah menghasilkan banyak sekali pengangguran terdidik.

b. Kebanyakan sarjana tidak dapat berusaha mandiri akibat tidak memiliki modal, lahan, keahlian (skill) maupun kesempatan. Persoalan tersebut dimungkinkan terjadi karena tidak seimbangnya penawaran tenaga kerja dengan kebutuhan, baik karena sempitnya lapangan kerja ataupun tidak sesuainya keahlian yang ditawarkan oleh pencari kerja dengan keahlian yang diperlukan.Hal ini pada akhirnya dapat menimbulkan kecemasan pada mahasiswa.

b. Faktor Internal 1. Kepercayaan diri

(36)

percaya diri dan dapat meningkatkan rasa cemas dalam menghadapi persaingan dunia kerja (Browman dalam Yunita, 2013)

2. Konsep diri

Gambaran yang dimiliki seseorang mengenai dirinya secara menyeluruh yang diperoleh dari perasaan individu mengenai dirinya sendiri, keyakinan orang lain mengenai diri individu, serta gagasan-gagasan individu tentang pribadi yang diinginkan sehingga dapat mempengaruhi cara individu berprilaku (Astuti, 2013).

3. Kurangnya keahlian dan pengalaman dalam bidang pekerjaan Bila individu kurang memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang pekerjaan, maka individu akan mengalami kesulitan dalam menghadapi persaingan dunia kerja dan dapat menimbulkan kecemasan Browman (Yunita, 2013).

B. Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

1. Pengertian Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

(37)

keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang mengutamakan praktek dari pada teori. Hilmaniar (2012) menambahkan bahwa pelatihan merupakan upaya yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan yang dilakukan oleh tenaga professional kepelatihan dalam suatau waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas.

Suryana (2006) mendefinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko. Kewirausahaan merupakan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keutungan diri sendiri, menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien melalui keberanian mengambil resiko, kreatifitas, dan inovasi (Bayu & Suryana, 2010).

(38)

diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini didukung oleh prorgam mengenai pelatihan kewirausahaan yang tertera pada implementasi amanat undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 5 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa ;

Kursus dan pelatihan merupakan usahan yang diberikan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, dan usaha mandiri

Manullang dalam (Hilmaniar, 2012) berpendapat bahwa dengan adanya pelatihan pengenalan kewirausahaan akan memunculkan calon-calon pelaku wirausaha yang mempunyai keahlian, keterampilan dan dapat menggunakan pikiranya secara kritis.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelatihan pengenalan kewirausahaan adalah pelatihan yang dilakukan untuk melatih individu agar memiliki kompetensi kewirausahaan, sehingga mampu bertindak mendirikan usaha yang layak dengan memanfaatkan peluang yang ada dan mampu menciptakan kesempatan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

2. Tujuan dan Manfaat Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

Menurut Adriany (2013), tujuan dari pelatihan pengenalan kewirausahaan adalah

a. Mendorong minat para mahasiswa terhadap kegiatan kewirausahaan

(39)

c. Melatih mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan dan membentuk keterampilan dalam berwirausaha, sehingga dapat memiliki sikap percaya diri dan jiwa kewirausahaan serta keterampilan yang berguna dalam mengurangi kekhawatiran para mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja

d. Melatih mahasiswa agar mampu mendirikan usaha dengan memanfaatkan peluang yang ada.

e. Menghasilkan wirausaha baru yang mampu menciptakan lapangan kerja.

Wartanto (2010) menambahkan bahwa terdapat beberapa manfaat dari adanya pelatihan pengenalan kewirausahaan sebagai berikut :

a. Muncul para wirausahawan yang mampu menciptakan peluang kerja baru

b. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran

c. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan kemampuanya

d. Mampu meberdayakan potensi lokal, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

e. Menghasilkan produk barang atau jasa yang kreatif dan inovatif 3. Materi Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

(40)

a. Membangun Jiwa Kewirausahaan

Peserta dibekali tentang berbagai trik, cara, strategi membangun jiwa kewirausahaan. Jiwa ini penting agar sebelum mereka terjun praktik di dunia bisnis, mereka telah memiliki sikap positif dan termotivasi untuk memilih karir sebagai wirausaha. Selain itu, peserta juga diajak mengenal etika bisnis, sehingga kelak jika ia menjadi wirausaha, mereka memegang teguh terhadap moralitas dan beretika dalam berbisnis.

b. Mengenal Konsep Dasar Kewirausahaan

Peserta dibekali tentang berbagai seluk beluk wirausaha. Apa, mengapa dan bagaimana berwirausaha merupakan konsep dasar yang harus difahamkan kepada peserta.

c. Manajemen Usaha Kecil

Peserta diperkenalkan tentang menejemen usaha kecil.Didalamnya dijelaskan tentang aspek pemasaran, aspek produksi, aspek permodalan dan keuangan, dan aspek sumberdaya manusia.

d. Legalitas Usaha

(41)

e. Perencanaan Usaha

Peserta mulai diperkenalkan dan sekaligus dilatih untuk mengenal peluang usaha, bagaimana menemukannya, bagaimana memilihnya, dan bagaimana memulainya.Dari berbagai peluang yang ada, peserta di ajak untuk berlatih menyusun perencanaan usaha sesuai dengan minatnya masing-masing yang dipandang memiliki prospek yang sangat baik untuk dijadikan pilihan usaha. 4. Metode Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

Metode pelatihan dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pelatihan (Riggio, 2003). Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan dalam pelatihan, antara lain :

a. Metode Seminar

Metode seminar adalah metode yang diselenggarakan di dalam kelas dengan pembicara yang memiliki banyak pengalaman dibidangnya. Metode seminar akan lebih efektif jika digabungkan dengan adanya diskusi untuk mendorong adanya pemblajaran yang efektif. Keberhasilan metode seminar didasarkan pada pembicara yang baik, pembicara yang tidak melakukan persiapan dan berbicara dengan monoton akan berpengaruh dalam proses pelatihan (Riggio, 2003). b. Intruksi Audiovisual

(42)

adalah bentuk lain dari seminar. Meskipun awalanya membutuhkan banyak biaya, namun metode ini efektif dalam hal biaya dibandingkan dengan teknik seminar jika peserta pelatihan berjumlah banyak. Keefektifan metode ini bergantung pada alat pelatihan yang digunakan (Riggio, 2003).

c. Pelatihan Berdasarkan Perilaku Modeling

Subjek diberikan tayangan video atau model langsung yang menunjukan pekerjaan yang tepat atau tidak tepat yang akan menghasilkan produk atau hasil yang sukses. Peserta pelatihan kemudian dipersilahkan untuk mengulangi dan mempraktekan perilaku kerja yang baik (Riggio, 2003).

d. Intruksi Terprogram

(43)

e. Metode Pelatihan didalam Kelas (Classroom Training)

Metode pelatihan didalam kelas adalah metode pelatihan yang mengajarkan keterampilan, konsep, dan prinsip-prinsip dalam kelompok pelatihan (Mustofa, 2011).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode pelatihan didalam kelas (Classroom Training). Jenis pelatihan ini merupakan metode yang cukup efektif dan berguna untuk mengajarkan keterampilan, konsep, dan prinsip-prinsip dalam kelompok pelatihan. Dalam pelatihan sejenis ini, setiap peserta dimungkinkan memperoleh banyak pengalaman di dalam kelas dan mengetahui bagaimana proses pelatihan dijalankan (Mustofa, 2011).

Menurut Mustofa (2011), terdapat sejumlah keuntungan dalam penggunaan metode jenis classroom training, di antaranya adalah :

a. Efektif untuk pengembangan keterampilan.

b. Membangun semangat dan persatuan antar individu atau kelompok.

c. Setting pelatihan kelas seperti ini memungkinkan untuk melatih peserta sekaligus sejumlah 50-60 orang.

(44)

5. Dampak Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

Pelatihan pengenalan kewirausahaan memberikan dampak positif terhadap pembentukan sikap kewirausahaan. Kemendiknas (2010) menyebutkan bahwa dampak pelatihan pengenalan kewirausahaan akan membentuk mahasiswa memiliki kemampuan untuk berani mengambil resiko dalam melaksanakan pekerjaan dan memiliki sikap tidak mudah tergantung dengan orang lain atau mandiri. Selain itu, mahasiswa juga akan memiliki sikap kepemimpinan yang berarti mempunyai sikap dan perilaku terbuka terhadap saran dan kritik, mudah beradaptasi, dan mampu bekerja keras (Kemendiknas, 2010).

Dampak pelatihan kewirausahaan selanjutnya adalah terjadi peningkatan minat mahasiswa terhadap kegiatan kewirausahaan. Mahasiswa akan memiliki motivasi dalam mengembangkan dirinya dalam berwirausaha sehingga mahasiswa mampu mengatasi kekhawatirannya dalam menghadapi dunia kerja dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan mahasiswa dalam kegiatan kewirausahaan ( Mustofa & dkk, 2011).

(45)

Mahasiswa juga akan mempunyai kemampuan hard-skill yang berarti mahasiswa akan miliki ketrampilan dalam menguasai ilmu pengetahuan maupun teknologi dalam bidangnya sehingga mahasiswa mempunyai bekal yang cukup dalam menghadapi dunia kerja ( Mustofa & dkk, 2011).

Menurut paparan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak positif dari pelatihan pengenalan kewirausahaan adalah terjadinya proses pembentukan kemampuan untuk berani mengambil resiko dalam melaksanakan pekerjaan, memiliki sikap yang tidak mudah tergantung dengan orang lain atau mandiri, memiliki motivasi dalam mengembangkan dirinya dalam berwirausaha, dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan mahasiswa dalam kegiatan kewirausahaan baik ketrampilan softskill maupun hardskill, sehingga terbentuk sikap dan perilaku percaya

diri pada mahasiswa, yang bertujuan untuk membentuk kesadaran atau pengenalan diri mengenai seberapa besar kemampuannya dalam menghadapi dunia kerja (Dermol, 2014).

C. Dinamika Pengaruh Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Dalam Menghadapi Dunia Kerja

(46)

pengenalan kewirausahaan tersebut dapat memunculkan calon-calon pelaku wirausaha yang mempunyai keahlian, keterampilan dan dapat menggunakan pikiranya secara kritis, kreatif dan inovatif (Hilmaniar, 2012). Pelatihan pengenalan kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dari perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang kerja dengan berbagai resiko yang akan dihadapinya (Suryana, 2006).

Adanya pelatihan pengenalan kewirausahaan diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi perkembangan keterampilan dan mental mahasiswa (Mustofa&dkk, 2011). Mahasiswa yang mendapatkan pelatihan pengenalan kewirausahaan dapat meningkatkan minat dan motivasi serta menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa untuk dapat berwirausaha (Mustofa&dkk, 2011). Mahasiswa juga akan memiliki sikap tidak mudah tergantung dengan orang lain atau mempunyai sikap mandiri sehingga mahasiswa berani mengambil resiko dalam melaksanakan pekerjaan (Kemendiknas, 2010). Selain itu, pelatihan pengenalan kewirausahaan dapat juga meningkatkan kemampuan dan kreatifitas individu dalam berwirausaha, sehingga mahasiswa memiliki sikap percaya diri dan optimis dalam menghadapi dunia kerja tanpa harus merasa cemas (Dermol, 2014). Maka dari itu, mahasiswa yang mendapat pelatihan pengenalan kewirausahaan akan sanggup menyelesaikan masalah atau konflik mengenai sempitnya lapangan pekerjaan sehingga tetap memiliki kesempatan untuk berkarier.

(47)

ketidakpastian mengenai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi sehingga menimbulkan kekhawatiran pada individu (Nugrahaningtyas, 2012). Kecemasan menghadapi dunia kerja dapat disebabkan karena kurangnya keyakinan terhadap diri sendiri mengenai masa depannya, yang berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap kemampuan dan keahlian dalam menghadapi sutau tugas atau masalah tertentu (Baron & Byrne, 2005). Tidak hanya itu saja, kecemasan juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya terbatasnya atau sedikitnya lapangan pekerjaan, banyaknya angka pengangguran serta kurangnya pengalaman dan keterampilan kerja yang dimiliki (Dinata, 2012). Namun selain masalah tentang lapangan pekerjaan, faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja adalah kepercayaan diri. Mahasiswa yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, akan mempunyai kesadaran mengenai seberapa besar kemampuanya dalam menghadapi dunia kerja. Sedangkan seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang rendah akan memenuhi tantangan hidup dengan kecemasan yang jauh lebih besar dari pada orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi (Fadilah, 2010).

(48)
(49)

D. Skema

PELATIHAN PENGENALAN KEWIRAUSAHAAN

1. Peningkatan minat dan motivasi mahasiswa dalam berwirausaha saat

1. Muncul para wirausahawan yang mampu menciptakan peluang-peluang kerja baru

2. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran

3. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial dengan kemapuanya

4. Mampu memberdayakan potensi lokal, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat

5. Menghasilkan produk barang atau jasa yang kreatif dan inovatif

1. Mendorong minat para mahasiswa terhadap kegiatan kewirausahaan

4. Melatih mahasiswa agar mampu mendirikan usaha dengan memanfaatkan peluang yang ada

5. Menghasilkan wirausaha baru yang mampu menciptakan lapangan kerja

(50)

E. Hipotesis Penelitian

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan (Sugiyono, 2012). Penelitian ini menggunakan desain penelitian One Group Pretest Posttest Design karena hanya menggunakan satu kelompok saja, dan pengaruh perlakuan diputuskan berdasarkan perbedaan antara pretest dengan posttest, tanpa ada pembanding dengan kelompok control (Noor, 2011). Dengan kata lain, sebelum subjek diberikan perlakuan, terlebih dahulu subjek diberi pretest, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian tritmen (pelatihan), dan diakhir pelatihan, subjek penelitian diberi posttest.

Pada desain ini, tanda (X) sebagai variabel bebas yang dimanipulasi, O1 sebagai tanda pretest yaitu variabel tergantung sebelum diberi perlakuan, dan O2 sebagai tanda posttest yaitu variabel tergantung setelah diberi perlakuan (Noor, 2011).

B. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

(52)

2. Variabel Tergantung

Variable tergantung adalah variabel yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain (Azwar, 1998) .Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kecemasan dalam menghadapi dunia kerja.

C. Defini Operasional

Definisi operasional adalah batasan dari variabel-variabel penelitian yang secara nyata berhubungan dengan realitas yang akan diukur dan merupakan manifestasi dari hal-hal yang akan diamati. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pelatihan pengenalan kewirausahaan

Pelatihan pengenalan kewirausahaan merupakan pelatihan yang dilakukan untuk melatih mahasiswa agar memiliki kompetensi kewirausahaan, sehingga mampu bertindak mendirikan usaha yang layak dengan memanfaatkan peluang yang ada dan mampu menciptakan kesempatan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Pelatihan pengenalan kewirausahaan dilakukan menggunakan metode pelatihan didalam kelas (Classroom Training) dengan memberikan beberapa materi seperti, membangun jiwa kewirausahaan, mengenal konsep dasar kewirausahaan, menejemen usaha kecil, legalitas usaha, dan perencanaan usaha.

2. Kecemasan menghadapi dunia kerja

(53)

respon-respon fisiologis dan perilaku menghindari segala hal yang berkaitan dengan dunia kerja. Kecemasan dalam menghadapi dunia kerja diukur menggunakan skala yang dikembangkan oleh peneliti sendiri melalui 4 ciri-ciri kecemasan yang terdiri dari reaksi fisik, pemikiran, perilaku, dan suasana hati. Subjek yang mendapatkan skor tinggi, maka dapat dikatakan bahwa subjek memiliki kecemasan yang tinggi, namun subjek yang mendapatkan skor rendah, maka dapat dikatakan tingkat kecemasan subjek menurun atau rendah dalam menghadapi dunia kerja.

D. Subyek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah subjek yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mahasiswa yang sudah memasuki semester ke VII pada saat pengambilan data penelitian ini

2. Mahasiswa yang belum pernah mendapatkan pendidikan atau pelatihan pengenalan kewirausahaan.

Pemilihan subjek dilakukan menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu Purposive sampling.Purposive sampling adalah teknik

(54)

terhadap tingkat kecemasan mahasiswa akhir ketika diberikan pretest dan posttest yang mengukur tingkat kecemasan mahasiswa menghadapi dunia kerja.

E. Prosedur Penelitian Eksperimen

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest Posttest Design. Dalam desain ini, pengaruh perlakuan

diputuskan berdasarkan perbedaan antara pretest dengan posttest, tanpa ada pembanding dengan kelompok kontrol (Noor, 2011). Dengan kata lain, sebelum subjek diberikan perlakuan, terlebih dahulu subjek diberi pretest, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (pelatihan), dan diakhir pelatihan subjek penelitian diberi posttest. Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui pengaruh pelatihan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

Berikut tabel tentang desain penelitian One Group pretest posttest design : Tabel 1.

Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design

Pretest Treatment Postest O1 X O2

Keterangan :

(55)

Pada penelitian ini, sebelum subjek diberikan pelatihan, subjek diberikan tes awal (pretest) terlebih dahulu sebelum mengikuti pelatihan. Tes awal ini diberikan seminggu sebelum pelatihan dimulai. Setelah itu, subjek dalam penelitian ini diberikan perlakuan berupa pelatihan pengenalan kewirausahaan yang digabung menjadi satu kelompok. Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi 2 sesi yang dilakukan dalam waktu 2 hari. Hari 1diberikan waktu selama 120 menit, dan dihari 2 diberi waktu selama 90. Sesi pertama diawali dengan pembukaan yang bertujuan untuk menjalin rapport dan menciptakan suasana yang akrab dan nyaman melalui perkenalan fasilitator, pembicara, serta peserta pelatihan kewirausahaan. Selanjutnya dilanjutkan dengan memberikan penjelasan materi mengenai bagaimana cara membangun jiwa kewirausahaan, mengenal konsep dasar kewirausahaan, cara manajemen usaha kecil dan diselingi dengan pemutaran tayangan atau slide mengenai materi yang didiskusikan guna menambah daya tarik dan meningkatkan motivasi bagi para peserta pelatihan. Setelah sesi pertama berakhir, peserta diberikan snack dan dipersilahkan untuk pulang.

(56)

Pelaksanaan eksperimen ini memerlukan konsentrasi dan kenyamanan yang cukup, maka eksperimen diadakan dalam ruangan tertutup. Ruangan yang digunakan adalah Ruang 2K.24 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Ruangan di buat menjadi terang, dan sejuk, hal tersebut dilakukan untuk membuat subjek menjadi fokus dan nyaman saat mengikuti pelatihan.

Dalam pelaksanaan eksperimen ini peneliti dibantu oleh satu eksperimenter dan dua narasumber (trainer) yang akan memberikan pelatihan kewirausahaan. Sebelum pelaksanaan eksperimen, peneliti, eksperimenter dan narasumber (trainer) melakukan briefing untuk memberikan info pembagian tugas.

Proses sebelum pelaksanaan eksperimen :

1. Membuat kesepakatan mengenai jadwal pelaksanaan pelatihan kewirausahaan dengan subjek penelitian

2. Subjek penelitian diminta untuk mengisi informed concent atau surat kesedian menjadi partisipan dalam penelitian ini

3. Peneliti memberikan pre-test kepada subjek sebelum pelaksaan eksperimen dimulai

Proses Pelaksanaan Eksperimen : Hari 1

(57)

2. Setelah seluruh subjek hadir, subjek diminta masuk ke dalam ruangan, dan langsung meminta subjek untuk duduk ditempat yang sudah disediakan oleh peneliti.

3. Eksperimenter kemudian membuka sesi pertama dengan pembukaan yang bertujuan untuk menjalin rapport dan menciptakan suasana yang akrab dan nyaman melalui perkenalan trainer, serta peserta pelatihan pengenalan kewirausahaan. Setelah

itu, eksperimenter mempersilahkan trainer untuk mulai memberikan pelatihan kewirausahaan, dengan waktu kurang lebih 90 - 120 menit. Trainer yang memberikan materi di sesi pertama adalah Ibu Diah. Materi yang diberikan disesi pertama adalah bagaimana membangun jiwa kewirausahaan dan mengenal konsep dasar kewirausahaan. Kemudian di sesi kedua, dilanjutkan oleh ibu Suwarni yang memberikan materi tentang manajemen usaha kecil. 4. Setelah selesai di sesi pertama, eksperimenter kembali mengambil

alih di depan dengan mempersilahkan para peserta atau subjek pelatihan untuk mengambil snack yang sudah disediakan oleh peneliti.

Hari 2

(58)

pelatihan. Dalam sesi ketiga materi yang diberikan pada subjek adalah tentang perencanaan usaha, kemudian di lanjutkan oleh ibu Suwarni, dimana beliau menjelaskan mengenai legalitas usaha. Waktu yang diberikan disesi kedua kurang lebih 60-90 menit. 2. Setelah selesai pemberian materi disesi ketiga, ibu diah juga

memberikan cuplikan slide atau video untuk mengakhiri pelatihan pengenalan kewirausahaan. Kemudian ibu Diah (trainer) kembali memberikan waktu dan tempat kepada eksperimenter. Eksperimenter mengucapkan terimakasih kepada para trainer yang sudah bersedia memberikan pelatihan dan juga pada subjek penelitian yang sudah bersedia untuk hadir mengikuti pelatihan pengenalan kewirausahaan.

3. Sebelum subjek pulang, eksperimenter meminta subjek untuk melakukan post-test dengan mengisi skala kecemasan setelah mengikuti pelatihan kewirausahaan. Setelah itu eksperimenter memberikan reward berupa sertifikat dan cindra mata yang sudah disiapkan oleh peneliti.

F. Metode Pengumpulan Data

(59)

merupakan skala yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan landasan teori yang ada, yaitu skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja.

Metode penskalaan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert merupakan skala yang berisi tentang pernyataan-pernyataan dimana subjek diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap dari masing-masing pernyataan (Noor, 2011). Dalam skala ini peneliti memberikan empat pilihan jawaban yang terdiri dari empat respon tanpa menggunakan jawaban ragu-ragu atau netral. Hal tersebut dilakukan oleh peneliti dengan alasan bahwa dengan adanya jawaban ragu-ragu atau netral dimungkinkan memiliki arti ganda, yakni subjek belum bisa menjawab pernyataan dalam item atau memberikan jawaban netral. Alasan lainya, yakni karena adanya jawaban ragu-ragu dapat menimbulkan kecenderungan subjek untuk menjawab di tengah (central tendency effect) terutama bagi subjek yang tidak yakin dengan jawaban pasti (Supratiknya, 2014).

(60)

Skala kecemasan dalam dunia kerja :

Tabel 2.Sebaram Item Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

No. Ciri-ciri Favorable Unvaforable Jumlah

1. Reaksi Fisik 2, 13, 31, 19, 25 15, 23, 35, 1, 20 10

Skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja mempunyai empat alternatif jawaban, yakni Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju. Penilaian pada skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja ini bergerak dari empat sampai dengan satu untuk item favorable dan dari satu ke empat untuk item unfavorable. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel penilaian sebagai berikut :

Tabel 3.Skor Item Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

Jawaban Favorabel Unfavorabel

SS (Sangat Setuju) 4 1

S (Setuju) 3 2

TS (Tidak Setuju) 2 3

(61)

G. Uji Validitas, Seleksi Aitem, dan Reabilitas 1. Validitas alat ukur

Validitas memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2011). Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya, yakni memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan dalam penelitian yang di lakukan.

Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan validitas isi.Validitas isi adalah validitas yang di estimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisa rasional atau lewat professional judgement (Azwar, 2011). Ananlisa rasional dalam penelitian

ini dilakukan dengan meminta pendapat profesional ahli (professional judgement), professional ahli dalam hal penelitian ini adalah dosen

(62)

Diah dalam menyampaikan materi pelatihan pengenalan kewirausahaan. Beliau dilibatkan karena beliau berkompeten dan memahami tentang manajemen usaha kecil, legalitas usaha, dan kewirausahaan, sehingga beliau dilibatkan dalam penelitian ini.

Modul yang digunakan dalam pelatihan ini, disusun oleh kedua profesional trainer berdasarkan materi yang diberikan oleh peneliti. Isi

modul yang sudah disusun oleh kedua trainer adalah yang pertama tentang mengenal konsep dasar kewirausahaan dimana dijelaskan tentang definisi kewirausahaan, tujuan kewirausahaan, keuntungan menjadi wirausaha, pengertian, dan pandangan tentang wirausaha, dan 11 tips praktis memulai usaha. Modul yang kedua mejelaskan tentang, membangun jiwa kewirausahaan dimana dijelaskan tentang karakteristik usaha mikro dan kecil, seorang wirausaha, entrepreneurial mindset, pilihan-pilihan entrepreunership, dan tips praktis. Modul yang ketiga menjelaskan tentang

manajemen usaha kecil dan menengah, kemudian modul yang keempat tentang rencana bisnis, dan legalisasi UMKM.

3. Seleksi Aitem.

Seleksi item dilakukan bertujuan untuk memilih item-item yang yang selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes yang dikehendaki (Azwar, 2013). Seleksi item dilakukan berdasarkan daya diskriminasi item yang menghasilkan korelasi item total (rix) (Supratiknya, 2014).

(63)

0,3 item dapat dikatakan memuaskan. Namun sebaliknya, jika item yang memiliki koefisien korelasi item-total kurang dari 0,3 merupakan item yang berdaya diskriminasi rendah. Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan nilai rix 0,3 dan taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa item yang digunakan memiliki skor koefisien korelasi item-total 0,30 pada taraf signifikasi 0,05. Pengujian ini menggunakan program spss 20 for windows.

Seleksi item dilakukan setelah item diuji dengan validitas isi melalui (professional judgment) dan telah dilakukan try-out. Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan secara online dan menyebarkan skala, didapatkan responden sebanyak 126 orang. Data hasil uji coba tersebut kemudian dianalisa untuk melihat reliabilitas masing-masing item dengan bantuan program spss for window 20.

Berdasarkan pengujian data skala kecemasan menghadapi dunia kerja menunjukan bahwa terdapat 34 item yang memiliki rix ≥ 0,30

sedangkan 6 item memiliki nilai rix ≤ 0,30 adalah item no 1,2 ciri-ciri

(64)

kecemasan menghadapi dunia kerja yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 24 item.

Tabel 4. Seleksi Item Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja SetelahTry-Out

No. Ciri-ciri Favorable Unvaforable Jumlah

1. Reaksi Fisik 4, 8, 13, 18 5, 9 6

4. Reliabilitas alat ukur

Reliabilitas adalah sejauh mana alat ukur dapat dipercaya. Reliabilitas mengacu kepada konsistensi tingkat kepercayaan terhadap hasil ukur suatu alat tes (Azwar, 2011). Pengukuran yang reliabel akan bersifat konsistensi dari waktu ke waktu. Reliabilitas skala dalam penelitian ini dinyatakan oleh koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas muncul pada rentang angka 0 sampai dengan 1,00. Semakin mendekati 1,00 menunjukan semakin tinggi reliabilitas skala alat ukur tersebut. (Supraktiknya, 2014).

Kriteria pemilihan item didasarkan pada nilai koefisien korelasi item total dengan batasan nilai ≥ 0,30. Hal ini menunjukan bahwa item tersebut

(65)

item tersebut dinyatakan tidak memiliki daya beda yang tingi dan dianggap gugur.

Reabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian Alfa Cronbach. Reabilitas penelitian ini akan dihitung dengan menggunakan

SPSS 16 for windows untuk menunjukan seberapa baiknya item-item dalam suatu kumpulan pernyataan secara positif berkorelasi satu dengan yang lainya (Noor, 2011).

Skala kecemasan menghadapi dunia kerja diuji dengan mengunakan teknik Alfa Cronbach diperoleh hasil (α) = 0, 928 setelah melewati seleksi item. Artinya skala tersebut menghasilkan skor yang dapat dipercaya.Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Koefisien Korelasi Item Jumlah

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Shapiro Wilk. Metode Shapiro Wilk adalah metode uji normalitas untuk sampel yang berjumlah kecil

(66)

dari subjek penelitian diuji dengan menggunakan SPSS 20for windows. Suatu alat ukur dapat dikatakan normal apabila p> 0.05 (Noor, 2011).

3. Uji Hipotesis

(67)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Fakultas Ekonomi Ruang 2K.24 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek penelitian adalah mahasiswa dari semester 7 sampai 11 dari berbagai jurusan dan yang belum pernah mengikuti pelatihan kewirausahaan.

Pada tahap awal sebelum penelitian, subjek yang sudah bersedia mengikuti pelatihan dan mengisi informed consent, diminta terlebih dahulu mengisi skala untuk pretestnya. Hal ini berlangsung dari tanggal 31 sampai tanggal 5 November 2016 sebelum pelatihan dimulai. Skala yang terkumpul berjumlah 30 skala.

Pemberian pelatihan pengenalan kewirausahaan dilakukan selama dua hari, yaitu hari Rabu, 09 November 2016 dan hari Kamis, 10 November 2016 di ruang 2K.24 pada pukul 18.00 sampai 20.00 WIB. Subjek diberikan materi pelatihan mengenai membangun jiwa kewirausahaan, mengenal konsep dasar kewirausahaan, dan manajemen usaha kecil, kemudian dilanjutkan di hari kedua subjek diberikan materi tentang legalitas usaha, dan perencanaan usaha.

(68)

kemudian diberikan kepada peserta pelatihan untuk mempermudah peserta dalam memahami materi.

Peneliti melibatkan Ibu/Dosen Dra.Diah Utari, BR., M.Si.selaku Ketua P3KWU (Pusat Pelayanan Pelatihan Kewirausahaan) Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan Ibu Dra. MG Suwarni, M.Si selaku Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma sebagai trainer, yang bertugas untuk menyampaikan materi pelatihan kewirausahaan. Selain itu peneliti juga melibatkan Putu Arinda Sulistyawati yang merupakan mahasiswa Psikologi Sanata Dharma angkatan 2011 sebagai Eksperimenter. Setelah pelatihan berakhir, subjek langsung diberikan lembar evalusi pelatihan yang berisikan tentang penilaian terhadap waktu dan tempat pelaksanaan, kosumsi, materi, interaksi trainer dengan subjek, dan metode yang digunakan. Evaluasi ini perlu dilakukan untuk tambahan data pendukung yang dapat digunakan dalam bab pembahasan.

Pada tanggal 10 November 2016 selesai pelatihan di hari kedua, peneliti melakukan penelitian tahap posttest. Pada tahap posttest ini peneliti membagikan kembali skala Kecemasan Menghadapi Dunia kerja. Sama seperti tahap pretest, skala yang terkumpul adalah 30 skala sesuia dengan jumlah subjek penelitian. Selain itu peneliti juga memberikan subjek penelitian lembaran berbentuk kuisioner untuk evaluasi dari pelatihan kewirausahaan yang sudah berlangsung. B. Deskripsi Subjek Penelitian

(69)

terdiri dari semester 7 berjumlah 10 orang, semester 9 berjumlah 9 orang, dan semester 11 berjumlah 11 orang. Penjabaran lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Jumlah Subjek Penelitian

Semester

Kategori

Semester 7 9 11 Total

Jumlah 10 9 11 30

C. Deskripsi Data Penelitian

Peneliti melakukan pengukuran untuk mengetahui perubahan perilaku sebelum dan sesudah pelatihan pada kelompok eksperimen (N=30). Deskripsi data dilakukan untuk mecari mean empiris dan mean teoritis. Perhitungan mean teoritis dilakukan dengan cara perhitungan secara manual yang bertujuan untuk mendapatkan hasil rata-rata skor alat ukur penelitian. Sedangkan, perhitungan mean empiris dilakukan dengan cara menggunakan bantuan program SPSS for windows. Selain itu, deskripsi data pada penelitian ini juga menggunakan uji

one-sample t-test yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang

(70)

Jumlah item : 24

(71)

memiliki tingkat kecemasan menghadapi dunia kerja yang tergolong tidak terlalu tinggi.

Tabel 9. Uji Beda Mean Teoritis dan Mean Empiris Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja (Postest)

One-Sample Test Test Value = 60

95% Confidence Internal of the Difference

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper -13.881 29 0.000 -14.167 -16.25 -12.08

Pada tabel 9 dapat dilihat juga hasil uji t pada skala kecemasan menghadapi dunia kerja postest menunjukan nilai signifikan 0,000 yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris dari kecemasan menghadapi dunia kerja saat posttest. Pada tabel 7 menunjukan bahwa mean teoritik kecemasan menghadapi dunia kerja adalah 60, sedangkan mean empiris pada saat postest sebesar 45,83 dengan SD 5,590. Melihat mean empiris lebih kecil dibandingkan dengan mean teoritik maka dapat disimpulkan bahwa hasil subjek saat postest memiliki tingkat kecemasan menghadapi dunia kerja yang rendah.

D. Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas

(72)

menggunakan SPSS 20 For Windows, diperoleh nilai p = 0,812 pada pre-test, dan nilai p = 0,303 pada post-test.

Tabel 10. Uji Normalitas pada skala Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja

2. Hasil Uji Hipotesis

Uji analisa data menggunakan Paired Sample t-test diperoleh nilai t sebesar 7,512 dengan nilai p = 0,000 (p ≤ 0,05). Berdasarkan hasil analisa

tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor skala kecemasan menghadapi dunia kerja subjek sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan.

Tabel 11. Uji Hipotesis Menggunakan Paired Sample t-test

Paired Samples Test

Kelompok N Mean SD t hitung df Sig (2-tailed) Eskperimen 30 17.300 12,614 7,512 29 0,000

Setelah melalui uji hipotesis, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari pelatihan pengenalan kewirausahaan terhadap menurunnya kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statisti

c

(73)

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelatihan pengenalan kewirausahaan dapat menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja. Berdasarkan hasil analisa, terdapat perbedaan yang signifikan antara skor skala kecemasan menghadapi dunia kerja subjek sebelum (X= 63,13) dan sesudah mengikuti pelatihan (X= 45,83) dengan nilai(p = 0,000 ≤

0,05), yang artinya ada pengaruh pelatihan pengenalan kewirausahaan terhadap tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

Kecemasan mahasiswa menghadapi dunia kerja pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya terbatasnya atau sedikitnya lapangan pekerjaan, banyaknya angka pengangguran serta kurangnya pengalaman dan keterampilan kerja yang dimiliki (Dinata, 2012). Namun selain masalah tentang lapangan pekerjaan, faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja adalah kepercayaan diri. Mahasiswa yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, akan mempunyai kesadaran mengenai seberapa besar kemampuanya dalam menghadapi dunia kerja. Sedangkan seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang rendah akan memenuhi tantangan hidup dengan kecemasan yang jauh lebih besar dari pada orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi (Fadilah, 2010).

(74)

mengatasi masalah tersebut karena dia akan merasa kurang mampu bila dibandingkan dengan orang lain (Lestari, 2006).

Dunia kerja dapat memicu kecemasan bagi siapa saja yang hendak memasukinya tak terkecuali pada mahasiswa semester akhir karena nantinya setelah lulus mereka akan mencari pekerjaan dan menghadapi banyak persaingan sehingga ada kemungkinan-kemungkinan mereka bisa mendapatkan pekerjaan, atau menjadi pengangguran (Yunita, 2013). Banyaknya pengangguran dan sulitnya mencari pekerjaan di zaman sekarang ini tidak jarang juga menimbulkan kecemasan bagi mahasiswa.Widayat (2011) menyatakan bahwa penyebab tingginya angka pengangguran di kalangan sarjana dapat dikarenakan rendahnya keterampilan di luar kompetensi dan minimnya jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh para lulusan termasuk para mahasiswa, sehingga tidak mampu melihat peluang yang potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah usaha yang menguntungkan dimasa akan datang.

(75)

mampu bertindak mendirikan usaha dengan memanfaatkan peluang yang ada dan mampu menciptakan kesempatan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Pelatihan ini mengajarkan pesertanya tidak hanya semata-mata memberikan landasan teoritis mengenai konsep kewirausahaan tetapi membentuk sikap, perilaku, dan pola pikir (mindset) seorang wirausahaan. Selain itu juga dapat meningkatkan minat para mahasiswa untuk memilih kewirausahaan sebagai salah satu pilihan karir selain karir menjadi seorang pegawai swasta, ataupun pegawai negeri. Pelatihan pengenalan kewirausahaan pada mahasiswa diyakini akan memberikan solusi bagi tingginya pengangguran yang berpendidikan (Buyung dalam Davinci, 2011).

Pada pelatihan ini peserta diberi kesempatan untuk melihat dan membuka pikiran mereka bahwa untuk menjadi seorang wirausaha itu tidaklah sulit dan membayangkan bagimana menjadi seorang wirausaha, sehingga setelah lulus dari perguruan tinggi mahasiswa atau peserta pelatihan tidak lagi memiliki rasa cemas saat memasuki dunia kerja.

(76)

ini berdampak positif bagi peserta dimana terjadi peningkatan minat mahasiswa terhadap kegiatan kewirausahaan yang berarti mahasiswa akan memiliki motivasi dalam mengembangkan dirinya dalam berwirausaha sehingga mahasiswa mampu mengatasi kekhawatiranya dalam menghadapi dunia kerja (Mustofa & dkk, 2011). Dampak positif dari pemberian pengetahuan tersebut adalah peserta merasa tidak kawatir lagi dengan adanya banyak pengangguran karena peserta mulai bisa mempersiapkan diri sejak dini (Yunita, 2013).

Gambar

Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design  Tabel 1.
Tabel 3.Skor Item Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja
Tabel 4. Seleksi Item Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja SetelahTry-Out
Tabel 5. Koefisien Korelasi Item
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari struktur hipotetik asam humat yang berasal dari Sumatera dan Kalimantan melalui spektrofotometer FTIR dan penentuan kandungan gugus

daun bewarna ungu kemerahan, permukaan batang bewarna gading, permukaan cabang bewarna hijau, kulit luar umbi bewarna coklat muda dan daging umbi bewarna gading

54 tahun 2010 beserta perubahan dan aturan turunannya dan Dokumen Pengadaan Bab III point F.33 serta Bab IV point J perihal sanggahan, sangahan dan pengaduan, maka kepada seluruh

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “UJI DAYA TERIMA DAN NILAI GIZI COOKIES YANG DIMODIFIKASI DENGAN TEPUNG BIJI NANGKA DAN PENAMBAHAN KUBIS MERAH”

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana perlakuan akuntansi aset tetap yang diterapkan oleh suatu perusahaan, yang kemudian

Demonisasi terlihat dalam simbol pen- deta sebagai sebuah simbol umat Kristen, dan berlaku sebagai receiver dari tindakan pada sumbu desire yang menunjukkan si- fat

[r]

Akan tetapi, jika total liabilitas perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengantotal aset yang dimiliki perusahaan, maka dapat dimungkinkan perusahaan tersebut mengalami