• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

46 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia tidak akan terlepas dari kegiatan bekerja sebab dengan bekerja manusia bisa memenuhi suatu kebutuhan, baik untuk aktualisasi diri maupun untuk mengurangi beban kehidupan. Hurlock (1980) menyatakan bahwa salah satu tugas perkembangan manusia adalah bekerja, bekerja sebagai sarana untuk mencari nafkah dan status social. Setiap orang mempunyai persepsi tersendiri tentang dunia kerja, termasuk para mahasiswa yang akan lulus. Menurut Maslow (dalam Alwisol, 2005) pada teori hirarki kebutuhan, kebutuhan manusia akan pekerjaan berada pada kebutuhan dasar dua, yaitu kebutuhan keamanan (safety), pada masa dewasa

kebutuhan rasa aman masuk dalam berbagai bentuk. Salah satunya kebutuhan pekerjaan dan gaji yang mantap, tabungan dan asuransi, memperoleh jaminan masa

depan.

Pada zaman sekarang ini, persaingan dunia kerja semakin ketat. Para calon pekerja dituntut untuk lebih pintar, kreatif, inovatif, mempunyai keahlian di bidangnya, peka terhadap keadaan sekitar, dan bisa menentukan pekerjaan atau profesi yang cocok untuk dijalani, sesuai keahlian atau kemampuan (Maulana, 2011). Dalam dunia kerja abad ke-21, dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global, maka setiap orang yang akan memasuki dunia kerja harus memiliki kemampuan dan daya saing yang tinggi agar siap dalam memasuki dunia kerja. Disaat pembangunan semakin maju dengan pesat, mencari pekerjaan menjadi hal yang tidak mudah. Hal ini disebabkan karena laju pembangunan kurang disertai dengan pertambahannya lapangan pekerjaan. Padahal jumlah pencari kerja semakin bertambah dari waktu ke waktu. Akibatnya mencari pekerjaan menjadi suatu masalah tersendiri bahkan untuk individu dengan latar belakang pendidikan tinggi.

Bukti nyata ketatnya persaingan diantara para pencari kerja dapat dilihat saat diadakan bursa kerja. Seiring dengan bertambahnya jumlah lulusan dari berbagai lembaga pendidikan tanpa dibarengi dengan jumlah lapangan kerja yang seimbang,

(2)

semi pengangguran yakni yang telah bekerja tapi bersifat musiman. Sedangkan pengangguran sampai Mei 2008 berjumlah 10.300 orang. Sedangkan pada 2006 jumlah pengangguran terbuka menjadi 10.257 orang dengan jumlah pencari kerja sebanyak 49.149 orang. Setahun kemudian, jumlah pengangguran terbuka naik menjadi 10.390 orang dengan jumlah pencari kerja sebanyak 30.095 orang. Dari jumlah pengangguran di Kota Malang bila diprosentase berdasarkan latar belakang pendidikan, ternyata didominasi sarjana. Jumlah sarjana yang menganggur di kota pendidikan ini mencapai 40%, SMA sebanyak 35%, SMP sebanyak 15%, dan SD sebanyak 10%.

Ada juga fakta yang perlu kita lihat bersama, yakni jumlah mahasiswa Indonesia di tahun 2011 diperkirakan sebesar 4.8 juta atau 18.4% dari total populasi usia 19 s/d 24 tahun. Pemerintah melalui menteri pendidikan mentargetkan tahun

2014 angka itu meningkat hingga 30% supaya menambah angka "kaum intelektual"dan diharapkan bisa mendorong laju ekonomi dan sector lainnya. Fakta

lain, data BPS di akhir tahun 2010 mengungkap tingkat pengangguran terbanyak di dominasi oleh sarjana dan diploma (11,92% dan 12,78% dari 8.32 juta pengangguran di Indonesia). Dari seluruh angkatan kerja, lebih dari 50% adalah mereka yang lulusan Sekolah Dasar 66,94% dari jumlah itu merupakan pekerja sektor informal, dan hanya 44% yang bekerja di sektor formal.

Sebagian mahasiswa ketika ditanya mau kemana mereka ketika lulus, sering menjawab dengan kata “tidak tau, bingung, entahlah, apa kata nanti, susah ya cari kerja sekarang”. Hal tersebut mencerminkan bahwa belum siapnya sebagian dari kita masuk ke dunia kerja. Dunia kerja berbeda dengan dunia akademis, tanggung jawab yang harus kita emban sangatlah jauh dari kehidupan dimana kita masih di bangku kuliah. Seseorang yang mempunyai kematangan mental yang baik akan dapat membangkitkan kepercayaan diri (self efficacy) atau keyakinan diri dalam menghadapi lingkungan baru di mana ia akan bekerja. Hal ini sesuai dengan penelitian Islamiyah (2005) yang menemukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kematangan emosi dengan self efficacy. Persaingan untuk memasuki dunia kerja tidaklah mudah. Banyak sekali persaingan yang harus di

(3)

Menurut Anoraga (2001) Individu mempunyai kecenderungan mempertimbangkan tipe pekerjaan, status social dan kesempatan untuk maju. Pekerjaan tidak hanya dipandang sebagai lahan untuk mencari nafkah, namun nilai dan kepuasaan yang diperoleh dari pekerjaan tidak lagi semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisik, namun juga kebutuhan psikis dan social. Kondisi lapangan pekerjaan yang minim menimbulkan kekhawatiran individu akan pekerjaan yang tidak memadai, keberhasilan dalam memperoleh kerja yang kecil, dan menemukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan. Individu merasa tidak aman, karena belum mendapatkan pekerjaan. Memiliki gelar kesarjanaan bukan lagi menjadi jaminan bahwa seseorang akan mudah memperoleh pekerjaan.

Dari hasil survey awal yang dilakukan peneliti pada 30 Mahasiswa Psikologi angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 17 desember 2011,

dapat disimpulkan bahwa dari 30 mahasiswa sebanyak 77% atau 26 dari 3 mahasiswa mengalami kecemasan dalam menghadapi dunia kerja. Dan sebanyak

23% atau 4 dari 30 mahasiswa tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi dunia kerja dikarenakan mereka yakin akan kemampuan yang dimiliki, percaya bahwa mampu mendapatkan pekerjaan, dan ada juga yang sudah mendapat tawaran pekerjaan sebelum ia lulus. Gejala-gejala yang sering muncul pada mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja sebagai berikut: merasa gelisah, gugup, panas dingin, mudah menghindar, mudah terguncang, khawatir tentang sesuatu, takut, pikiran serasa campur aduk, sangat waspada dan sulit untuk berkonsentrasi.

Kecemasan terhadap kemampuan diri serta kenyataan tentang penyerapan tenaga kerja yang tidak seimbang dengan jumlah pencari kerja membuat mahasiswa semakin tertekan. Kekhawatiran pencari kerja erat kaitanya dengan kecemasan terhadap ketidakpastian akan masa depan. Hubungan antara kecemasan dengan masa depan sangat erat, sebab masa depan merupakan rangkaian dari kehidupan yang harus dijalani oleh individu. Kekhawatiran para pencari kerja tersebut dikarenakan, individu bekerja untuk mempertahankan hidup, baik pada masa sekarang maupun masa depan. Padahal, sebagian besar pencari kerja menghadapi situasi ketidakpastian akan keberhasilan dalam memperoleh kerja.

(4)

untuk ketakutan tersebut. Cemas itu timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stress atau konflik. Rangsangan berupa konflik, baik yang datang dari luar maupun dalam diri sendiri, itu akan menimbulkan respons dari system saraf yang mengatur pelepasan hormone tertentu. Akibat pelepasan hormone tersebut, maka muncul perangsangan pada organ-organ seperti lambung, jantung, pembuluh darah maupun alat-alat gerak. Karena bentuk respons yang demikian, penderita biasanya tidak menyadari hal itu sebagai hubungan sebab akibat. Apakah seseorang akan mengalami kecemasan atau tidak dan berapa beratnya, sangat tergantung pada berbagai faktor. Faktor itu ada yang bersumber pada keadaan biologis, kemampuan beradaptasi/mempertahankan diri terhadap lingkungan yang diperoleh dari perkembangan dan pengalamanya, serta adaptasi terhadap rangsangan baru, situasi atau stressor yang di hadapi. Cemas bukan hanya berbahaya bagi keadaan psikologis

seseorang,tetapi juga keadaan fisiknya, lingkungan, perasaan yang ditekan serta penyebab-penyebab fisik menimbulkan kecemasan. Rasa marah yang lebih muda

timbul, getaran anggota tubuhserta aktifitas berlebihan dari system otonomik, menandai keadaan pikiran yang diliputi kecemasan.

Hasil penelitian yang di peroleh Nurul Huda (2008) menunjukan bahwa ada hubungan negative yang signifikan antara self efficacy dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa D3 Politeknik Negeri Malang, diketahui nilai koefisien korelasi (r)= ( -0,410), dan probalitas kesalahan (p) = 0,000. Hal ini menunjukan bahwa pada mahasiswa yang memiliki self efficacy yang tinggi ternyata memiliki kecemasan dalam menghadapi dunia kerja yang rendah. Demikian juga sebaliknya pada mahasiswa yang memiliki self efficacy yang rendah ternyata memliki kecemasan dalam menghadapi dunia kerja yang tinggi.

Dari penelitian di atas dapat di simpulkan bahwa kecemasan bisa terjadi pada setiap orang termasuk pada mahasiswa semester akhir yang tidak memiliki pengalaman dan harus menyiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja. Jelas penelitian ini sudah pernah dilakukan. Akan tetapi, dengan melihat fakta bahwa jumlah pengangguran terbanyak didominasi oleh lulusan sarjana, maka penelitian ini perlu dilakukan kembali untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan dalam

(5)

Dalam penelitian Bani (2010) mengenai hubungan anatara self efficacy dengan kecemasan menghadapi mutasi pada aparat kepolisian, dapat menunjukan bahwa ada hubungan negative dan sangat signifikan antara self efficacy dengan kecemasan mengahadapi mutasi dengan nilai korelasi (r) sebesar -0,629 dengan nilai signifikan (p) sebesar 0,000 < 0,005. Hal ini berarti bahwa apabila self-efficacy tinggi maka tingkat kecemasan menghadapi mutasi akan rendah, begitupun sebaliknya.

Penelitian juga dilakukan oleh Pratiwi (2008) tentang hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan dalam proses bimbingan skripsi mahasiswa Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang, dapat dilihat dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar (-0,6929) dan probabilitas (p) = 0,000. Artinya pada mahasiswa Psikologi yang memilki self-efficacy rendah cenderung memiliki kecemasan dalam proses bimbingan skripsi tinggi. Begitu pula sebaliknya pada mahasiswa Psikologi yang memilki self-efficacy tinggi cenderung memilki kecemasan dalam proses bimbingan skripsi.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan bisa terjadi pada setiap orang termasuk pada mahasiswa semester akhir yang tidak memiliki pengalaman dan harus menyiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja. Kecemasan terhadap kemampuan diri serta kenyataan tentang penyerapan tenaga kerja yang tidak seimbang dengan jumlah pencari kerja membuat mahasiswa semakin khawatir dan tertekan. Kecemasan yang dialami oleh mahasiswa dapat dilihat pada gejala-gejala yang ditampilkan seperti mengalami ketegangan, keluar keringat yang berlebihan, sakit pada beberapa organ tubuh ketika menghadapi tugas yang dirasa berat, atau menghadapi sesuatu yang belum perna dilakukan.

Meskipun demikian tidak semua mahasiswa merasakan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja. Mahasiswa yang berhasil mengenal kemampuan diri, akan merasa yakin untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Hal ini tergantung kesan positif akan kemampuan dirinya maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan semakin besar. Salah satu kondisi internal yang mempengaruhi kecemasan adalah self efficacy mahasiswa. Self efficacy adalah hal terpenting bagi setiap orang untuk menghadapi suatu permasalahan yang harus dihadapi. Hal ini diperkuat dengan bukti bahwa self efficacy sangat mempengaruhi kehidupan kita. Self efficacy sangat mempengaruhi

(6)

kepribadian yang penting dalam kehidupan manusia, yang terbentuk melalui proses belajar dalam interaksinya dengan lingkungan. Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Tanpa adanya kepercayaan diri maka banyak masalah yang akan timbul. Self efficacy itu sendiri adalah suatu keyakinan seseorang akan kemampuanya

untuk mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu (Bandura, 1997). Self efficacy yang kuat dalam diri individu mendasari pola pikir, perasaan dan dorongan dalam dirinya untuk merefleksikan segenap kemampuan yang ia miliki. Self efficacy ini mengarahkan individu untuk memahami kondisi dirinya secara realistis, sehingga ia mampu menyesuaikan antara harapan akan pekerjaan yang dia inginkan dengan kemampuan diri yang di miliki. Self efficacy juga dapat memberikan pijakan yang kuat bagi

individu untuk mengevaluasi dirinya agar mampu menghadapi tuntutan pekerjaan dan persaingan secara dinamis. Penilaian seseorang terhadap kemampuan diri yang

di miliki (self efficacy) mempunyai peran yang sangat penting dalam proses perkembangan individu. Khususnya terkait dengan kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang di hadapi.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengungkap tentang hubungan antara self efficacy yaitu kenyakinan diri seseorang terhadap kemampuan yang di miliki dengan kecemasan, yaitu suatu kondisi yang terjadi pada individu akibat tekanan dalam menghadapi dunia kerja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara self efficacy dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja.

C. Tujuan Penelitian

(7)

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi calon pencari kerja : dapat menjadi masukan bagi para calon pencari kerja khususnya lulusan perguruan tinggi untuk mempersiapkan diri secara lebih matang dalam menghadapi persaingan kerja, yakni membekali diri dengan ketrampilan dan keahlian selain segala macam teori yang diperoleh dibangku pendidikan.

(8)

i

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR

SKRIPSI

Oleh : Rina Susilowati

08810187

FAKULTAS PSIKOLOGI

(9)

ii

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh : Rina Susilowati

08810187

FAKULTAS PSIKOLOGI

(10)
(11)
(12)
(13)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

2. Latipun, Dr., M.Kes. selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, dari proses pembuatan outline sampai dengan proses pembuatan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik.

3. Tri Muji Ingarianti, M.Psi. selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si. selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 5. Seluruh staf dosen Psikologi dan seluruh staf TU Universitas Muhammadiyah

Malang yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan.

6. Mahasiswa tingkat akhir jurusan Psikologi dan Ekonomi yang telah yudisium periode 1 tahun 2012 yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

(14)

vii

8. Keluarga besar di Banyuwangi, Mbak yanti, Adek kiki, Mas rudi, Bella, Lady, Memey, Mimit, Tante lusi, Diyah yang telah membantu dukungan do’a dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman terbaikku Irwanto,ST. yang selalu mendukung dan menjadi teman untuk saling berbagi, sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman angkatan 2008 khususnya kelas C special buat Vina dan ipiet yang

mulai awal pendaftaran, perkuliahan hingga terselesaikanya skripsi ini selalu bersama memotivasi, temenku seperjuangan Nurfitriyana,S.Psi, Martha, Picil, Arin, Mega, Friska, Hazemi dan semuanya yang tak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas semangat serta kerjasamanya sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Anak-anak Kostku Cindy senora, mbak ika, mbak vivil yang telah bersedia

membantu dan memberikan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, April 2012

Penulis

(15)

viii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... vi

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan ... 8

B. Self-Efficacy ... 13

C. Hubungan Self-Efficacy dengan Kecemasan ... 18

D. Kerangka Berfikir ... 21

E. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 23

B. Variabel Penelitian ... 23

1. Identifikasi variabel penelitian ... 23

2. Definisi operasional variabel penelitian ... 24

C. Populasi dan Sampel ... 25

D. Jenis data dan Metode Pengumpulan Data ... 26

(16)

ix

2. Metode pengumpulan data ... 26

3. Validitas dan reliabilitas ... 30

a. Validitas ... 30

b. Reliabilitas ... 32

E. Prosedur Penelitian ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subyek ... 38

B. Deskripsi self efficacy dan kecemasan ... 38

C. Deskripsi self efficacy dan kecemasan peraspek ... 39

D. Analisis Data ... 40

E. Pembahasan ... 41

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 46

B. Saran-saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(17)

x

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 3.1 : Skor pilihan jawaban ... 28

Tabel 3.2 : Blue print skala Self-Efficacy ... 29

Tabel 3.3 : Blue print skala Kecemasan ... 29

Tabel 3.4 : Rangkuman analisa validitas item skala Self-Efficacy ... 31

Tabel 3.5 : Blue print item skala Self-Efficacy setelah try out ... 31

Tabel 3.6 : Rangkuman analisa validitas item skala Kecemasan ... 32

Tabel 3.7 : Blue print item skala Kecemasan setelah try out ... 32

Tabel3. 8 : Uji reliabilitas item skala Self-Efficacy ... 33

Tabel 3.9 : Uji reliablitas item skala Kecemasan ... 34

Tabel 3.10 : Kriteria pengelompokan T.score ... 36

Tabel 3.11 : Interprestasi koefisien korelasi ... 37

Tabel 4.1 : Rangkuman karakteristik Subjek ... 38

(18)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

LAMPIRAN 1 : Angket survey awal ... 50

LAMPIRAN 2 : Cover skala ... 51

LAMPIRAN 3 : Skala penelitian ... 52

LAMPIRAN 4 : Data try out Self-Efficacy ... 57

LAMPIRAN 5 : Data try out Kecemasan ... 58

LAMPIRAN 6 : Validitas dan reliabilitas Self-Efficacy ... 59

LAMPIRAN 7 : Validitas dan reliabilitas Kecemasan ... 74

LAMPIRAN 8 : Data skala Self-Efficacy ... 76

LAMPIRAN 9 : Data skala Kecemasan ... 79

LAMPIRAN 10 : Total nilai dan kategori skala Self-Efficacy dan Kecemasan .. 82

LAMPIRAN 11 : Korelasi skala Self-Efficacy dengan Kecemasan ... 84

LAMPIRAN 12 : Frequencies umur ... 85

(19)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2005). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.

Anoraga. (2001). Psikologi kerja. Jakarta: Rineka cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian:suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka cipta.

Atkinson, R. L. (1997). Pengantar Psikologi Edisi Kesebelas. Batam: Interaksa.

APA. (1994). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder .Fourth Edition. Washington DC.

Azwar, S. (1995). Sikap manusia:teori dan pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka pelajar offset.

Azwar, S. (1997). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar offset.

Azwar, S. (2001). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar offset.

Bandura, A. (1997). Self efficacy:the exercise of control. New york: W.H freeman and company.

Bani. (2010). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan menghadapi mutasi pada aparat kepolisian. Skripsi . Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Baron, R. A., & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial (10 ed.). Jakarta: Erlangga.

Bintariadi, 2011.Pengangguran di kota malang didominasi sarjana.Diaksestanggal 27-12-2011. (http://www. Tempointeraktif.com).

Bintariadi, 2011.Pengangguran di kota malang terus meningkat.Diaksestanggal 27-12-2011.(http://www.Tempointeraktif.com)

Bintariadi, 2011.10.300 Jumlah pengangguran kota malang capai 38 ribu orang. Diaksestanggal 27-12-2011.(http://Tempointeraktif.com)

Burger, J. M. (2000). Personality Fifth Edition. England: Library of Congress.

Chaplin, J. P. (2004). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja grafindo persada.

(20)

xiii

Huda, N. (2008). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan dalam

menghadapi dunia kerja.Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.

Islamiyah, S.N.H. (2005). Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Self Efficacy pada Remaja. Skripsi : Fakultas Psikologi UMM.

Jacinta F. Rini, (2011). Persiapan dini menghadapi seleksi. http://www.e-psikologi.com.

Kaplan, H., Sadock, B., & Grebb, J. (1997). Sinopsis psikiatri. New york: Binaputra aksara.

Kerlinger, F. N. (2000). Asas-asas penelitian behavioral. (J. K. H, Penyunt, & R. S. L, Trans.) Yogyakarta: Gadjah mada university press.

Kartono, K. (2002). Patologi sosial 3. Jakarta: Raja grafindo persada.

Maramis, W. F. (1995). Ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlangga university press.

Maulana, 2011.Minat mahasiswa pada dunia kerja antara profesi guru dan arsitek. Skripsi.Jurusan Pendidikan Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia.

Nevid, J., Rathus, S., & Greene, B. (2005). Psikologi abnormal. Jakarta: Erlangga.

Nolen, S., & Hoeksema. (2001). Abnormal psychology. New york: McGraww-hill.

Pajares, F. (2002). Overview of social cognitive theory and of self efficacy. Dipetik desember 9,2011: www.emory.edu.

Pratiwi. (2008). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan dalam proses bimbingan skripsi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Skripsi . Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Sarwono, J. (2006). Analisis data penelitian. Yogyakarta: Andi yogyakarta.

Suryabrata, S. (1998). Metodologi penelitian. Jakarta: Raja grafindo persada.

Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi & pendidikan. Malang: UMM press.

Referensi

Dokumen terkait

58 Moh. 59 Wahyu Ilaihi dkk, Komunikasi Dakwah, h. 60 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, h. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hh.. memudahkan penyampaian pesan

Likuiditas, Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan industri rumah tangga kacang goyang “Prima Jaya”untuk membayar segala kewajiban- kewajiban yang

Dari hasil pengamatan langkah – langkah perbaikan atau perancangan ulang untuk fasilitas yang digunakan di produsen kerajinan rotan adalah terhadap alat steaming oven yaitu

Kondisi ini mendorong peneliti untuk menginvestigasi lebih detail tentang praktik manajemen laba yang didasarkan pada transaksi riil perusahaan atau aktivitas

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Xo merupakan parameter yang menunjukkan jumlah urea yang dapat tersimpan pada bead gel, dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa bead gel berbasis karagenan – CMC memiliki nilai Xo yang

Beberapa lesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa: pertama, udang jari yang perta- ma kali tertangkap apong adalah udang muda yang baru berukuran panjang karapas 14.5 mm,

Pola distribusi udang secara horizontal di perairan laguna Segara Anakan adalah sebagai berikut: (1) Daerah Tritih, karakter habitatnya banyak disukai oleh udang Krosok-1 dan