• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA BARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA BARU"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan mahluk Tuhan yang lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai mahluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Di sisi lain, kerena manusia adalah mahluk sosial, maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun dalam konteks sosial budaya. Untuk saling berinteraksi dengan orang lain, maka diperlukanlah sebuah

(2)

2

berbeda. Misalnya, dari hasil observasi di lingkungan kampus Tadulako Palu, di kampus ini terdapat mahasiswa yang berasal dari luar kota Palu, seperti dari Kabupaten Poso, Donggala, Ampana, Morowali, dan sebagainya. Hal ini memungkinkan terdapat prinsip budaya-budaya yang dianut dari setiap daerah masing-masing, khususnya dalam hal komunikasi. Dalam komunikasi itu sendiri, terdapat perbedaan struktur kata dan pengucapan yang sangat berbeda antara dearah satu dan daerah lainnya. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa baru mereka harus bisa menyesuaikan diri mereka dengan teman-teman baru yang ada di sekitarnya agar tercipta sebuah komunikasi yang efektif.

Menurtut Hardjana (dalam Suranto, 2011:77) komunikasi dapat

dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah

perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi, dan tidak ada hambatan untuk hal itu .

(3)

3

Dalam komunikasi pada umumnya dan khususnya pada komunikasi interpersonal terdapat adanya gangguan-gangguan dalam berkomunikasi yang dikenal dengan nama communication apprehension, yaitu reaksi negatif dalam bentuk kecemasan yang dialami seseorang dalam pengalaman komunikasinya (Rakhmat, 2008). Ini adalah satu kendala utama yang dihadapi hampir setiap individu adalah rasa malu. Di mana rasa cemas yang dikaitkan dengan tindak komunikasi yang akan dan sedang dilakukan dengan orang lain. Kecemasan dalam berkomunikasi ini dalam realitasnya merupakan suatu bentuk perilaku yang normal. Namun, apabila kecemasan tersebut sudah bersifat patologis, maka individu tersebut akan menghadapi permasalahan pribadi yang serius, seperti misalnya usaha untuk selalu menghindari berkomunikasi dengan orang lain yang pada akhirnya akan

mengarah pada ketidakinginan individu tersebut untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa 10 sampai 20

persen mahasiswa Amerika menderita aprehensi komunikasi Hunt, Scott,

McCroskey, (1978;148 dalam Rahmat, 2009:109) Orang yang mengalami hal

tersebut berusaha sekecil mungkin berkomunikasi. Satu kemungkinan besar

yang menjadi penyebab terjadinya kesulitan komunikasi interpersonal adalah

adanya kecemasan diantaranya adalah rasa takut menerima tanggapan atau

penilaian negatif dari komunikan atau orang yang menerima pesan.

Ketika seseorang melihat suatu tugas atau situasi yang tidak mengancam maka akan yakin bahwa ia mampu mengatasi situasi sehingga dapat mengendalikan situasi. Namun ketika seseorang melihat suatu tugas atau situasi sebagai suatu yang mengancam maka individu akan tidak yakin mampu mengatasi tugas atau situasi tersebut sehingga tidak dapat mengendalikan situasi dan akan mengakibatkan munculnya camas pada individu tersebut.

(4)

4

Ghufron & Risnawita 2010) mendifinisikan self-efficacy sebagai keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang baik. Self-efficacy menekankan pada komponen keyakinan diri yang dimiliki seseorang dalam menghadapi situasi yang akan datang yang mengandung kekaburan, tidak dapat diramalkan, dan sering penuh dengan tekanan. Self-efficacy berkombinasi dengan lingkungan, perilaku sebelumnya, terutama harapan pada hasil untuk menghasilkan perilaku.

Dapat dikatakan bahwa mahasiswa baru yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan lebih mudah mengatasi situasi atau tantangan dalam melakukan sebuah komunikasi interpersonal, baik dengan dosen maupun teman ataupun orang yang berada di sekitarnya. sebab mahasiswa baru yang

memiliki self-efficacy yang tinggi mampu memandang keberhasilan dalam berkomunikasi interpersonal. Hal ini dipengaruhi oleh proses akan

kemampuan kognitif akan kepercayaannya terhadap kemampuan yang dimilikinya, sehingga usaha-usaha yang ada pada dirinya sendiri dalam mengorganisir dan mengembangkan kemampuan berkomunikasinya yang baik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhadianto (2007), mengenai hubungan anatara self-efficacy dengan kecemasan menghadapi massa pada satuan pengandalian massa kepolisian daerah Jawa Timur, dapat diketahui bahwa ada hubungan yang negatif antara self-efficacy dengan kecemasan menghadapi massa pada satuan pengandalian massa, hal ini diketahui dari koefisien korelasi (r) sebesar 0,719 dan probabilitas kesalahan (p) sebasar 0,000. Artinya pada anggota satdalmas yang memiliki self-efficacy tinggi ditemukan juga memiliki kecemasan menghadapi massa yang

rendah, begitu pula sebaliknya.

Dalam penelitian Bani (2010) mengenai hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan menghadapi mutasi pada Aparat Kepolisian, dapat menunjukan bahwa ada hubungan negatif dan sangat signifikan antara self-efficacy dengan kecemasan menghadapi mutasi dengan nilai korelasi (r)

(5)

5

berarti bahwa apabila self-efficacy tinggi maka tingkat kecemasan menghadapi mutasi akan rendah, begitupun sebaliknya.

Penilitian juga dilakukan oleh Pratiwi (2008) tentang hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan dalam proses bimbingan skripsi mahasiswa

Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, dapat dilihat dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar – (-0,6929) dan probabilitas (p) = 0,000. Artinya pada mahasiswa Psikologi yang memilki self-efficacy rendah cenderung memiliki kecemasan dalam proses bimbingan skripsi tinggi. Begitu pula sebaliknya pada mahasiswa Psikologi yang memilki self-efficacy tinggi cenderung memilki kecemasan dalam proses bimbingan skripsi.

Dalam jurnal psikologi teradapat penelitian yang dilakukan oleh Musfirah, Rahmahana, Kumolohadi (2003) tentang hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan menggunakan komputer, dengan hasil

menunjukan bahwa ada hubungan negatif yang sifnifikan dengan nilai

(r = -0.777, p = 0,00 - 0001). Artinya semakin tinggi self-efficacy siswa peserta kursus komputer, maka semakin rendah kecemasan yang dihadapi oleh siswa tersebut, dan begitupun sebaliknya. (journal.uii.ac.id).

Hal serupa juga dilakukan oleh Rahmania (2010) mengenai hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan mengajar pada guru RSBI di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Dari hasil analisis data penelitian diperoleh koefisien korelasi antara selfefficacy dengan kecemasan mengajar sebesar -0,534 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara self-efficacy dengan kecemasan mengajar. Hubungan negatif antara kedua variabel, berarti bahwa semakin tinggi self-efficacy maka akan semakin rendah kecemasan mengajarnya, begitupun

sebaliknya (www.unair.com).

Penelitian juga dilakukan oleh Murjito (2003) mengenai hubungan antara self-efficacy dengan optimisme masa depan, dapat diketahui bahwa ada hubungan yang positif yang signifikan antara self-efficacy dengan optimisme masa depan, hal ini juga dapat diketahui dari nilai r sebesar 0,0609 dengan p

(6)

6

Sebuah kutipan dalam (Nevid, Spencer, Greene, 2005:183) menjelaskan tentang self-efficacy yang rendah :

Self-efficacy yang rendah : bila anda percaya anda tidak punya kemampuan untuk mengulangi tantangan-tantangan penuh stress yang anda hadapi dalam hidup, Anda akan merasa makin cemas bila Anda berhadapan dengan tantangan-tantangan itu (Bandura dkk., 1985). Sebaliknya, bila Anda merasa mampu melakukan tugas-tugas Anda, seperti bermain piano, memberikan ceramah dihadapan umum, atau nai kereta api, atau menyebrangi jembatan panik, Anda tidak akan dihantui oleh kecemasan atau rasa takut bila Anda berusaha melakukannya.

Berdasarkan uraian teori di atas peneliti tertarik untuk melihat bagaimana teori tersebut di dalam dunia nyata, yang diaplikasikan dalam

komunikasi interpersonal mahasiswa baru. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai apakah ada hubungan antara

self-efficacy dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada mahasiswa baru.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada mahasiswa baru ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada mahasiswa baru.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain ; 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis adalah menjadi masukan bagi mahasiswa baru yang mengalami kecemasan interpersonal serta memberikan informasi yang berguna terutama tentang self-efficacy dan kecemasan komunikasi

(7)

7

penelitian sejenis dalam bidang psikologi, khususnya psikologi sosial dan psikologi klinis.

2. Manfaat Praktis

(8)

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA BARU

SKRIPSI

Oleh :

NURFITRIYANA

08810197

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(9)
(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ―Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Baru‖, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnnya kepada :

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Diah Karmiyati, M. Si, selaku dosen pembimbing I telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3. M. Salis Yuniardi S.Psi, M.Psi, selaku dosen pembimbing II yang juga

telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna dari proses pembuatan outline sampai dengan proses pembuatan skripsi sampai terselesaikan dengan baik.

4. Dra. Siti Suminarti Fasikhah M.Si, selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

5. Seluruh staf dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang dan Seluruh staf TU yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan. 6. Direktur POLTEKES Kemenkes Palu Sulawesi Tengah yang telah

memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian. 7. Mahasiswa baru POLTEKES Kemenkes Palu angkatan 2011 yang telah

(12)

8. Papa dan Mama yang selalu memberikan dukungan, baik berupa materi, do’a dan kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga besar di Palu, Kak Affan, Cici, mas Andi, kak Tini, Indie, Webi, dan Emaili yang telah membantu dukungan doa dan kasih sayang, serta membantu dalam pelaksanaan pengumpulan data.

10.My 1st of the last Armin S.Ked yang selalu mendukung dan menjadi teman untuk saling berbagi, sehingga penulis termotivasi dalam mengejar target untuk menyelsaikan skripsi ini.

11.Saudara-saudara di rumah Palu, Astin, Kak Imbang, Nida, Kifli, Randy, Eno, Yuni, Nur yang yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis selama tinggal di rumah.

12.Teman – teman di Kampus & di Psikologi 2008 khususnya kelas C , Martha, Rina, Arinda, Dendik, Ipit, Wildan, Vince, Ikha, Arief dan Dini

yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman di Palu khususnya Giska, dan Ayu yang selalu memberikan semangat pada penulis.

14.Teman-teman di Malang, serumah gajayana, kost BBJ, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, Januari 2012

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

ABSTARCT ... iv

DAFTAR ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Self-efficacy 1. Definisi Self-efficacy ... 8

2. Sumber Self-efficacy ... 9

3. Fungsi Self Efficacy ... 10

4. Proses Self-efficacy ... 11

5. Aspek Self-efficacy ... 13

6. Dimensi Self-efficacy ... 13

7. Self-efficacy Sebagai Prediktor Tingkah Laku ... 14

B.Kecemasan Komunikasi Interpersonal 1. Definisi Kecemasan Komunikasi Interpersonal ... 15

2. Jenis-jenis Kecemasan ... 16

3. Ciri-ciri Kecemasan ... 16

4. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Kecemasan ... 17

5. Prespektif Teoritis Tentang Kecemasan ... 19

C.Hubungan Antara Self-efficacy dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal ... 22

D.Kerangka Pemikiran ... 25

E. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian ... 27

B.Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel Penelitian ... 27

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 27

C.Populasi dan Sampel ... 29

D.Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Penelitian ... 30

(14)

E. Metode Pengumpulan data ... 30

F. Uji Validitas dan Reabilitas 1. Validitas ... 35

2. Reliabilitas ... 38

G.Analisa Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 42

B.Analisa Data ... 44

C.Pembahasan ... 46

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 50

B.Saran-saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 3.1 : Skor untuk jawaban pertanyaan pada skala Likert ... 32

Tabel 3.2 : Blue print item skala self-efficacy ... 33

Tabel 3.3 : Blue print skala kecemasan komunikasi interpersonal ... 34

Tabel 3.4 : Uji validitas skala self-efficacy ... 36

Tabel 3.5 : Uji validitas skala kecemasan komunikasi interpersonal ... 37

Tabel 3.6 : Uji reliabilitas skala self-efficacy ... 39

Tabel 3.7 : Uji reliabilitas skala kecemasan komunikasi interpersonal ... 39

Tabel 3.8 : Rancangan analisa data ... 41

Tabel 4.1 : Sebaran t-score self-efficacy ... 43

Tabel 4.2 : Sebaran t-score kecemasan komuniaksi interpersonal ... 43

Tabel 4.3 : Interprestasi koefisien korelasi ... 45

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Cover skala ... 57

Lampiran 2 : Skala self-efficacay dan skala Kecemasan ... 58

Lampiran 3 : Skor responden try out skala self-efficacy ... 62

Lampiran 4 : Skor responden try out skala kecemasan ... 64

Lampiran 5 : Hasil uji validitas dan reliabilitas skala self-efficacy ... 66

Lampiran 6 : Hasil uji validitas dan reliabilitas skala kecemasan ... 74

Lampiran 7 : Skor responden skala self-efficacy ... 82

Lampiran 8 : Skor responden skala kecemasan ... 87

Lampiran 9 : Skor self-efficacy dan kecemasan ... 92

Lampiran 10 : Hasil korelasi self-efficacy dengan kecemasan ... 93

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang: UMM press.

Atkinson, R. L. (2002). Pengantar Psikologi. Interaksara.

Azwar, D. S. (2010). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

—————. (2010). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

—————. (2010). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

—————. (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

—————. (2010). Sikap manusia (2 ed.). Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Bandura, A. (1997). Self efficacy:the exercise of control. New york: W.H Freeman and company.

Bani. (2010). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan menghadapi mutasi pada aparat kepolisian. Skripsi . Universitas Muhammadiyah Malang.

Baron, R. A., & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial (10 ed.). (W. C. Kristiaji, R. Medya, Penyunt., & R. Djuwita, Penerj.) Jakarta: Erlangga.

Chaplin, J. P. (2004). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja grafindo persada.

Daradjat, Z. (1996). Kesehatan mental. Jakarta: Gunung agung.

Feist, J., & Feist, G. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Selemba Humanika.

Kaplan, H., Sadock, B., & Grebb, J. (1997). Sinopsis Psikiatri. New York: Binapura Aksara.

Karlinger, F. N. (2004). Asas-asas penelitian behavioristik (3 ed.). Yogyakarta: Gajah mada university press.

Kartono, K. (1998). Patologi sosial 2. Jakarta: Rajawali.

(18)

Muhadianto. (2007). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan menghadapi massa pada satuan pengandalian massa kepolisian Jawa Timur. Skripsi . Universitas Muhammadiyah Malang.

Murjito. (2003). Hubungan antara self efficacy dengan optimesme masa depan. Skripsi . Universitas Muhammadiyah Malang.

Musfira, Rahmahana, & Kumolohadi. (2003).

http://journal.uii.ac.id/index.php/Psikologika/article/view/320. Dipetik Desember

2011, dari journal.uii.ac.id.

Nevid, J., Rathus, S., & Greene, B. (2003). Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga.

Nolen, S., & Hoeksema. (2001). Abnormal Psychology. New York: McGraww-Hill.

Pajares. (t.thn.). Overview of social cognitive theory and of self-efficacy. Dipetik Desember 9, 2011, dari http://www.emory.edu/Education/mfp/eff.html.

Pratiwi. (2008). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan dalam proses bimbingan skripsi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Skripsi . Universitas Muhammadiyah Malang.

Rahmania. (2010). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan mengajar pada guru RSBI di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Skripsi . Universitas Muhammadiyah Malang.

Rakhmat, J. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sarwono, Jonathan. (2006). Analisis Data Penelitian. Jokjakarta : Andi Jokjakarta.

Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryabrata, S. (1998). Metodologi penelitian. Jakarta: Raja grafindo persada.

(19)

Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi & pendidikan. Malang: UMM Press.

Wiramihardja, S. (2007). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: PT Refika Aditama.

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahirobil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Self Control dengan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul” Hubungan antara

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Self Control dengan

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Caregiver Self-efficacy dengan