• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user 11

PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

C. Deskripsi Hasil Penelitian 1.Subjek I (IK) 1.Subjek I (IK)

4. Kecemasan yang dialami

1. Subjek cemas akan terjadinya kehamilan

Menurut subjek, meskipun selama ini ia selalu mengantisipasi kehamilan melalui kontrasepsi, kemungkinan hamil akan tetap ada.

Yang pertama pastinya aku takut hamil. Karena meskipun selalu keluarin di luar atau pun pakai pengaman, tetap aja ada kemungkinan hamil. (W.S.I.02.593-594)

2. Subjek cemas ditinggalkan oleh pasangannya.

Subjek sangat menyayangi pasangannya dan ia pun rela menyerahkan kesuciannya sebagai bukti rasa sayang. Itu menunjukkan bahwa subjek telah serius menjalani hubungan bersama pasangannya. Subjek tidak mau hubungan mereka putus dan berakhir karena itu berarti subjek harus membangun kembali hubungan yang baru bersama orang lain, padahal sebagai perempuan ia sudah tidak perawan dan tidak semua laki-laki bisa menerima hal tersebut. Kecemasan subjek juga dipicu oleh lingkungan di sekitar pasangan subjek yang dikelilingi oleh banyak perempuan yang tergolong bebas dalam bergaul. Subjek takut pasangannya tergoda kemudian berpaling dan meninggalkan dirinya.

Aku tu takut aja ntar gara-gara ee tak dapat dari aku kan, trus dia minta malah minta sama cewek lain gitu. Ia Mungkin ya kalau sama cewek lain awalnya mungkin cuma make aja kan. Tapi kalo sampai terjadi apa-apa kan gawat. Pastilah cewek itu minta pertanggung jawaban sama dia kan? Terus nasib aku? Ditinggal gitu? Hanya gara-gara cewek genit gitu. Padahal kan meskipun belum ML hubungan kami tu dah jauh juga. (W.S.I.01.477-485)

Kecemasan itu kemudian disertai kecurigaan yang tidak beralasan akan kesetiaan pasangan. Subjek menjadi sering memeriksa lingkup privasi pasangannya seperti inbox di ponsel, email dan akun jejaring sosial hanya untuk memastikan kecurigaannya.

Aku juga jadi sering curigaan sama pacar aku. Sampai-sampai aku tu sering buka inboxnya di hp, di e-mail, di facebook gitu. Ya aku tu takut aja kalo ternyata di belakang aku dia macem-macem gitu. Soalnya pada dasarnya di atu orangnya emang rada genit. Sering godain cewek. Bisa aja kan awalnya main-main, goda-godain main-main tapi akhirnya jadi keterusan. Kayak aku bilang tadi, kawan-kawan dia tu banyak juga yang udah pernah melakukan kayak gitu, bahkan rata-rata pernah melakukan lebih dari satu cewek, malah ada juga yang gonta-ganti. Aku takut kalo dia juga jadi kek gitu. Ya mungkin hal yang aku khawatirkan belum tentu terjadi ya, tapi ya aku parno aja. Namanya udah pernah ngelakuin sampai sejauh ini kan. Aku dah kasi semua yang aku punya buat dia. Pokoknya ya apa aja yang dia mau aku kasi. Ya kalo sampe dia tetep main sama orang lain sia-sia aja apa yang aku kasi, gitu..

(W.S.I.02.598-614)

Tak jarang percakapan mesra pasangannya bersama orang lain di inbox

menyulut emosi subjek untuk marah. Namun subjek mengaku tidak pernah mengungkapkan rasa marahnya karena subjek takut pasangannya balik marah padanya hingga terjadi pertengkaran yang bisa berdampak negatif pada hubungan mereka.

Oiya, kadang aku juga sering merasa tak bebas lho sebenarnya.

(W.S.I.02.621-622) Ya mungkin ini salah satu dampak yang nggak enaknya kali ya.. Misalnya kalo lagi ada masalah gitu loh. Dulu kalo ada cek cok gitu, sebelum ML ni ya.. Aku berani gitu loh blak-blakan sampe marah-marah gitu ke dia. Tapi sekarang kalo misalnya ee apa namanya tu, aku marah-marah, aku tu jadi takut dia balas marah, akhirnya hubungan kami berakhir dengan emosi. Jadi sekarang aku lebih halus aja kalo misalnya kalo ngungkapin kekesalan aku ke dia, biar dia nggak ngganggep aku tu cewek yang pemarah, bawel, cerewet, emosian gitu. Cowok kan suka sebel juga sama cewek-cewek kek gitu. Ya aku tu takut kalo sampe emosi terus akhirnya putus gitu kan bingung jadinya. Masalahnya hubungan kita kan udah sejauh ini jadi aku lebih hati-hati aja nyampaikan apa namanya tu, perasaan. Aku sebenarnya tu pengen, pengen marah, kalo lagi kesel gitu pengen marahnya tu diluapin gitu loh, nggak dipendem. Tapi ya itu, jadinya jadi nggak bebas gitu berekspresi kalo lagi kesal. Jadi harus hati-hati gitu ngomongnya. Ya demi menjaga hubungan intinya. (W.S.I.02.624-642)

3. Di satu sisi subjek merasa adiktif akan seks sehingga sulit menghentikan perbuatannya.

karena udah ketagihan, susah jadinya mo menghentikan. Udah jadi ketagihan gitu. Betul tu kata orang kalo seks tu adiktif. Susaaahh betol mo nyetop. (W.S.I.02.529-532)

Namun di sisi lain penyesalan, rasa bersalah dan berdosa, baik pada Tuhan maupun pada orang-orang di sekitar juga menghantui subjek. Subjek takut Tuhan akan memberikan azab padanya jika tidak menghentikan perbuatannya.

Nyesal tak ko setelah itu? Ya jelas lah.. Perasaan aku tak karuan lah pokoknya waktu itu, namanya juga nyesal ya selalu datang belakangan. Sampai sekarang pun aku masih nyesal.

(W.S.I.01.392-395) Ya nyesel itu, gimana ya, campur aduk gitu rasanya. Jujur waktu itu aku agak mm apa ya? Heran, takut, malu, tak tau harus harus gimana, campur aduk lah pokoknya.

(W.S.I.01.403-405)

Teruuuss.. jadi sering bohong juga, jadi sok suci gitu lah seolah-olah ee tak tau apa-apa, padahal kan sudah pernah melakukan sampe sejauh itu. (W.S.I.02.595-598)

Sering juga sih aku kepikiran takut sama azab Tuhan. Mungkin sejauh ini belum terjadi apa-apa ya, tapi kan bukan nggak mungkin Tuhan akan memberikan azabnya kalo kita terus-terusan kayak gini, kalo kita nggak tobat-tobat. (W.S.I.02.673-677)

5. Langkah yang ditempuh dalam menghadapi kecemasan yang dialami