• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.4 Kecemasan

2.1.4.1 Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah suatu perasaan yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Desiningrum (2016:55) berpendapat bahwa kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan

13

emosi. Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Wiramihardja, 2005:66).

Nevid & Greene (2005:163) memberikan pengertian tentang kecemasan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang terganggu. Kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut (Gunarsa, 2008:27).

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Rochman, 2010:104).

Kesimpulan dari beberapa pendapat para ahli tersebut,kecemasan merupakan rasa takut atau khawatir yang timbul dalam diri seseorang dan tidak jelas sebabnya. Perasaan ini biasanya ditandai oleh perubahan pada

14

tingkah laku seseorang yang dapat menyebabkan ketakutan berlebih bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

2.1.4.2 Indikator Kecemasan

Conley, (dalam Widosari, 2010:24) berpendapat bahwa terdapat keluhan dan gejala umum dalam kecemasan dibagi menjadi gejala somatic dan psikologis yaitu :

1. Gejala somatik terdiri dari : a. Keringat berlebih

b. Ketegangan pada otot yaitu seperti : sakit kepala, kontraksi pada bagian belakang leher atau dada, suara bergetar, nyeri punggung.

c. Sindrom hiperventilasi yaitu seperti : sesak nafas, pusing, parestesi. d. Gangguan fungsi dalam yaitu seperti : tidak nafsu makan, mual, dan

diare.

e. Iritabilitas kardiovaskuler seperti : tekanan dara tinggi (hipertensi) 2. Gejala psikologis terdiri dari beberapa macam :

a. Gangguan mood seperti : sensitif, cepat marah, dan mudah sedih. b. Kesulitan tidur seperti : insomnia atau mimpi buruk.

c. Kelelahan atau mudah capek. d. Kehilangan motivasi dan minat e. Perasaan-perasaan yang tidak nyata

f. Sangat sensitif terhadap suara seperti : merasa tak tahan terhadap suara-suara yang sebelumnya biasa saja.

g. Berpikiran kosong seperti : tidak mampu berkonsentrasi dan mudah lupa.

15 h. Kikuk, canggung, koordinasi buruk.

i. Tidak bisa membuat keputusan seperti : tidak bisa menentukan pilihan bahkan untuk hal-hal kecil.

j. Gelisah, resah, tidak bisa diam. k. Kehilangan kepercayaan diri.

l. Kecenderungan untuk melakukan segala sesuatu berulang-ulang. m. Keraguan dan ketakutan yang mengganggu.

n. Terus menerus memeriksa segala sesuatu yang telah dilakukan.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua gejala umum dalam kecemasan, yaitu gejala somatik yaitu gejala fisik yang tampak pada individu yang sedang mengalami kecemasan, dan gejala psikologis yang dirasakan oleh individu yang sedang mengalami kecemasan.

2.1.4.3 Macam-Macam Kecemasan

Freud (dalam Suryabrata, 2008:139) membedakan kecemasan menjadi tiga jenis yaitu, kecemasan realistik, kecemasan neurotik, dan kecemasan moral. Berikut di bawah ini penjelasan mengenai tiga jenis kecemasan tersebut:

1. Kecemasan Realistik

Kecemasan realistik yaitu kecemasan atau ketakutan yang realis atau takut akan bahaya-bahaya di dunia luar, kecemasan realis ini merupakan kecemasan paling pokok diantara jenis kecemasan yang lainnya, kecemasan realis menjadi penyebab munculnya kecemasan neurotik dan kecemasan moral.

16 2. Kecemasan Neurotik

Kecemasan atau merasa takut mendapatkan hukuman untuk ekspresi keinginan yang impulsif.

3. Kecemasan Moral

Kecemasan yang berhubungan dengan moral. Seseorang akan merasa cemas ketika melanggar norma-norma moral yang ada.

Dari simpulan pendapat ahli diatas kecemasan dibagi menjadi 3 aspek. Yaitu kecemasan realistik, kecemasan neurotik, dan kecemasan moral.

2.1.4.4 Gejala-Gejala Kecemasan

Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau keadaan yang benar-benar ada. Rochman (2010:103) mengemukakan beberapa gejala – gejala dari kecemasan antara lain :

1. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk ketidak beranian terhadap hal-hal yang tidak jelas.

2. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering dalam keadaan heboh yang memuncak, sangat irritable, akan tetapi sering juga dihinggapi depresi.

3. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution (delusi yang dikejar-kejar).

4. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.

17

5. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.

Nevid & Beverly (2005:164) mengklasifikasikan gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis gejala, diantaranya yaitu :

1. Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar,banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasalemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung.

2. Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar, terguncang, melekat dan dependen.

3. Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.

Dapat disimpulkan dari pendapat ahli tersebut, bahwa gejala-gejala kecemasan dapat terjadi karena emosi-emosi yang tidak stabil dan fantasi yang berlebihan. Gejala ini digolongkan menjadi ; gejala fisik, gejala behavioral, dan gejala kognitif.

2.1.4.5 Faktor Yang Menyebabkan Kecemasan

Kecemasan seringkali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa – peristiwa atau situasi khusus dapat mempercepat munculnya serangan kecemasan. Menurut Ramaiah (2003:11) ada beberapa faktor yang menunujukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu :

18 1. Lingkungan

Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.

2. Emosi yang ditekan

Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.

3. Sebab- sebab fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.

Daradjat (dalam Rochman, 2010:167) juga mengemukakan beberapa faktor penyebab dari kecemasan yaitu :

a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancamdirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernyaterlihat jelas didalam pikiran.

b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-halyang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini

19

seringpula menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadangterlihat dalam bentuk yang umum.

c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.

Kesimpulan dari pendapat ahli diatas bahwa banyak faktor yang mengakibatkan seseorang menjadi cemas. antaralain ; faktor dari lingkungan, emosi yang ditekan, dan sebab-sebab fisik. Rasa cemas juga timbul akibat dari perasaan malu atau takut salah.

2.1.4.6 Tingkat Kecemasan

Menurut Stuart dan Sundeen (2000:18), tingkat kecemasan dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu kecemasan ringan, sedang, dan berat.

1. Kecemasan Ringan (mild anxiety)

Kecemasan ringan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang membuat seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kemampuan meilhat dan mendengar yang menderita kecemasan ringan ini juga meningkat yang dapat membuat seseorang ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan kreatifitasnya sendiri.

2. Kecemasan Sedang (moderate anxiety).

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memfokuskan pada satu hal penting dan mengesampingkan hal lainny, sehingga seseoarang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah lagi.

Dokumen terkait