• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecenderungan perilaku pemilih pemula di kecamatan Limapuluh dalam menjatuhkan pilihannya kepada seorang calon atau kandidat dalam menjatuhkan pilihannya kepada seorang calon atau kandidat

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KABUPATEN BATUBARA

4. Kecamatan Lima Puluh 5. Kecamatan Air Putih

3.2 Kecenderungan perilaku pemilih pemula di kecamatan Limapuluh dalam menjatuhkan pilihannya kepada seorang calon atau kandidat dalam menjatuhkan pilihannya kepada seorang calon atau kandidat

tertentu pada pemiliha umum kepala daerah kabupaten batubara tahun 2018

Pada pembahasan diatas telah diuraikan tiga model pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ada satu model perilaku yang lebih cenderung ditunjukkan pemilih pemula yakni

55

tingginya preferensi politik keluarga. Kecenderungan ini didasari karena hampir semua pemilih pemula yang diwawancarai mengatakan seperti itu.

Dalam hal ini ada beberapa kecenderungan ataupun alasan yang mempengaruhi pemilih pemula dalam menentukan pilihan dalam pemilihan kepala daerah di kabupaten batubara kecamatan limapuluh, yang dimana dalam hal ini sebagai berikut :

a. Keluarga

Bisa dilihat dalam penjelasan dan wawancara penulis dengan narasumber diatas pengaruh dari keluarga terhadap anak dalam memilih yakni dimana adanya kesamaan pilihan seorang anak dengan pilihan orangtuanya, yang dimana dalam hal ini adanya kesejajaran atau kesamaan pilihan antara orangtua dengan anaknya merupakan suatu hal yang wajar. Hal ini dikarenakan pada lembaga keluarga itulah seseorang pertama kali mempunyai akses pembentukan identitas diri, mempelajari nilai-nilai lingkungan dan sosial mereka, termasuk peran politiknya.

Pada proses paling dini, pembentukan sikap-termasuk pembentukan sikap politik anak pertama kali di lingkungan keluarga. fase ini merupakan fase belajar keluarga, dalam fase ini anak-anak pertama kali mulai belajar dari orangtuanya tentang perasaan orangtua mereka terhadap pemimpin politik, perasaan orangtua mereka terhadap isu-isu politik dan sebagainya.

Maka dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi keputusan seorang pemilih, khususnya pemilih pemula ialah lingkungan tempat tinggal sendiri yang tidak lain adalah lingkungan keluarga. Informasi dari orangtua atau keluargalah yang paling berpengaruh pada Pemilih pemula tersebut,

56

dikarenakan kegiatan sehari-hari banyak terjadi di lingkungan keluarga sehingga menyebabkan akses komunikasi yg diterima di lingkungan keluarga lebih mudah.

Dalam hal memilih kepatuhan anak terhadap orangtua lazim terjadi khususnya pada masyarakat pedesaan. Pada faktor ini, seorang anak akan meyakini apapun keputusan dan pilihan dari orangtua mereka. Begitu juga dalam hal menetapkan atau mejatuhkan pilihan terhadap seorang kandidat pada pemilihan. Pada pemilukada di Kabupaten batubara faktor ini juga melatar belakangi perilaku pemilih pemula dalam menjatuhkan pilihannya terhadap calon kandidat.

b. Kecakapan calon kandidat

Dalam hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang penulis dapatkan, kecakapan calon kandidat juga .mempengaruhi pemilih pemula menggunakan hak pilihnya untuk memilih kandidat yang akan dipilihnya, kecenderungan tersebut sesuai dengan yanh ditujukan melalui karakteristik pemilih pemula dalam teori perilaku pemilih yang penulis gunakan, yang dimana narasumber yang penulis wawancarai memilih kandidat berdasarkan atas Social Image atau Citra Sosial, Emotional Feeling (Perasaan Emosional), Candidate Personality (Citra Kandidat)

Dari beberpaa karakteristik berikut pemilih pemula biasanya mudah dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat ataupun yang mereka dengar baik di televisi maupun media sosial baik itu pemberitaan yang baik maupun yang buruk tentang calon kandidat tersebut.

57 c. Visi Misi Calon Kandidat

Salah satu kecenderungan pemilih pemula dalam memilih pada pilkada tahun 2018 di kanupaten batubara dikarenakan juga bagaimana visi misi calon kandidiat tersebut, sebagaimana sesuai dengan hasil wawancara yang penulis dapatkan sesuai dengan wawancara diatas. untuk lebih jelasnya berikut wawancara dengan informan pemilih pemula Alya Anjani :

“Selain itu juga visi dan misi pasangan calon kandidat zahir dan oky menjadi dalah satu alasan saya memilih mereka ”.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa alasan yang mendukung pemilih pemula dalam menetukan pilihannya pada pemilihan kepala daerah dikabupaten batubara tahun 2018 salah satunya adalah visi dan misi calon kandidat yang dapat menarik minat para pemilih pemula. Pemilih pemula biasanya mudah dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat baik itu pemberitaan yang baik ataupun yang buruk.

d. Keberadaan Calon Kandidat Sebagai Putra Daerah

Selain alasan tersebut, dari wawancara yang penulis peroleh Keberadaan Calon Kandidat Sebagai Putra Daerah juga menjadi salah satu alasan para pemilih pemula memilih dalam pemilihan kepala daerah di kabupaten batubara pada tahun 2018 tersebut. Hal ini dikarenakan mereka melihat bahwa putra daerahlah yang berasal dari daerah tersebutlah yang seharusnya memduduki jabatan ataupun posisi pimpinan didaerah tersebut.

e. Tingkat pendidikan

Dalam hasil wawancara yang telah diperoleh bahwa pemilih pemula juga melihat dari bagaimana pendidikan yang diselesaikan oleh para kandidat,

58

tingkat pendidikan kandidat juga menjadi salah satu hal penting dalam pemilih pemula memilih. Semakin tinggi dan baik tingkat pendidikan para calon kandidat maka tingkat dukungan mereka juga akan meningkat.

3.2.1 Alasan yang menghambat pemilih pemula dalam memilih a. Sikap Apatis pemilih

Apatis merupakan sikap yang menolak dengan tegas keterlibatan pemilih pemula terjun dalam politik praktis semisal menjadi tim sukses. Namun tidak secara ekstrim menolak untuk tidak berpartisipasi, khususnya pada pemilukada. Bagi pemilih Apatis, keterlibatan atau partisipasi politik pemilih cukup diwujudkan dalam bentuk memilih kandidat yang ada untuk menjaga netralitas serta idealimenya.

Dalam pemilukada dikabupaten batubara ini banyak pemilih yang memilih berdasarkan pilihan orangtuanya, dari sini bisa dilihat bahwa pemilih sudah apatis dan tidak mau tahu bagaimana seharusnya memilih pemimpin ataupun calon kandidat yang akan memimpin daerahnya.

b. Ketidakmampuan pemilih dalam menetapkan pilihan yang cocok

Faktor ini terjadi disebabkan karena pemilih pemula di Kabupaten batubara masih ada yang tidak tersentuh atau mendapat pendidikan politik yang cukup sejak dini, khususnya dalam bagaimana menentukan kandidat yang tepat dan cocok dengan mereka. Akibatnya, mereka mudah diintimidasi,

c. Kurangnya Sosialisasi

Dalam hal ini sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial. Sosialisasi sangatlah

59

penting dalam masa modernisasi dan globalisasi khususnya dalam pemilihan karena sistem politik biasanya disesuaikan dengan kemajuan jaman.

Kesadaran dan pemahaman politik dibutuhkan untuk memodifikasi bahkan menciptakan sistem politik baru bagi masa depan bangsa yang lebih baik. Dalam hal.ini proses sosialisasi seseorang bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Keterampilan dan ilmu ini bisa digunakan untuk petunjuk dalam melakukan peran politiknya. Selain itu, seseorang juga bisa lebih mengerti tentang nilai dan norma kehidupan yang berlaku di masyarakat.

Melalui proses sosialisasi ini juga, seseorang bisa belajar tentang semua hal yang berkaitan dengan kepentingan pribadinya ataupun kepentingan orang lain. Dengan begitu, dia bisa mendapatkan ilmu yang luas yang berkaitan dengan gejala politik dan masalah-masalah politik yang ada di sebuah masyarakat.

Tetapi dalam pemilihan di kabupaten batubara tahun 2018 sendiri banyak pemilih pemula yang tidak mendapatkan sosialisasi terkait dengan pemilukada.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh hampir semua pemilih pemula yang peneliti wawancarai, contohnya yang diungkapkan oleh selly Agustina bahwa :48 "Saya kurang memahami dan kalau sosialisasi saya tidak pernah mendapatkannya"

hal lain juga diungkapkan oleh Cici Damayanti yang dimana ia mengatakan bahwa : 49 " tidak ada sosialisasi politik disekolah saya, saya memilih sesuai yang dipilih oleh orangtua saya saja".

48 Hasil wawancara dengan Selly Agustina, Mahasiswi, 21 tahun, pada 17 September 2021

49 Hasil wawancara dengan Cici Damayanti, Mahasiswi, 21 tahun, pada 17 September 2021

60

Maka dari alasan-alasan tersebut kita bisa melihat bagaimana alasan tersebut mempengaruhi pemilih pemula dalam menentukan pilihan dalam pemilihan kepala daerah di kabupaten batubara kecamatan limapuluh tahun 2018.

61 BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Didalam negara demokrasi tidak terlepas dari yang Namanya pemilihan umum. Pemilihan umum merupakan suatu bentuk partisipasi masyarakat dalam menentukan dan memilih siapa pemimpin mereka. Dalam pemilihan umum sendiri tidaklah terlepas dari yang Namanya pemilih pemula yang mana dalam hal ini memiliki jumlah yang cukup banyak dan tiap tahunnya mengalami peningkatan secara signifikan, apalagi suara pemilih pemula juga dianggap menentukan dalam pemilihan umum oleh sebab itu pemilih pemula menjadi rebutan para kandidat. Maka partisipasi pemilih pemula dalam pemilihan sangatlah penting bagi calon knadidat untuk menentukan pilihan dalam pesta demokrasi diindonesia sebagai bentuk kebebasan berpendapat baik secara lisan maupun tulisan dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Perilaku pemilih pemula pada pemilihan kepala daerah dikabupaten batubara memilih calon kandidat berdasarkan tiga model untuk menganalisis perilaku pemilih, yakni pendekatan sosiologis, psikologi sosial, dan pilihan rasional dalam hal ini mencakup berdasarkan instruksi orangtua, linkungan, suku, rekam jejak dan lain sebagainya dari para kandidat tersebut, faktor yang menjadi alasan utamanya adalah dorongan orangtua mereka sendiri atau juga motivasi lain yang diberikan oleh orangtua sehingga pemilih pemula tersebut menggunakan hak pilih mereka.

Selain alasan yang menjadi kecenderungan pemilih pemula dalam memilih terdapat juga alasan yang menjadi penghambat yang dimana penulis melihat sikap

62

apatis pemilih, sikap apatis merupakan sikap yang menolak dengan tegas keterlibatan pemilih pemula terjun dalam politik praktis semisal menjadi tim sukses. Namun tidak secara ekstrim menolak untuk tidak berpartisipasi, khususnya pada pemilukada. Bagi pemilih Apatis, keterlibatan atau partisipasi politik pemilih cukup diwujudkan dalam bentuk memilih kandidat yang ada untuk menjaga netralitas serta idealimenya.

Selain itu Ketidakmampuan pemilih dalam menetapkan pilihan yang cocok juga menjadi alasan penghambat pemiLih dalam menentukan pilihannya. Dan alasan terakhir yang menjadi alasan penghambat pemilih pemula dalam memilih ialah Kurangnya Sosialisasi yang dimana dalam hal ini pemilih oemula dikabupaten batubara kurang dan masih banyak pemilih pemula yang tidak mengetahui bagaimana memilih yang baik dan sesuai dengan keinginan mereka pada pilkada 2018 di kabupaten batubara tersebut.

4.2 Saran

1. Dalam pemilihan kepala daerah di kabupaten batubara sendiri perlu adanya sosialisasi politik yang dilakukan oleh pemerintah kepada pemilih pemula agar tingkat partisipasi pemilih pemula bisa lebih meningkat kedepannya dan pemilih pemula tidak apatis ataupun skeptis dalam menentukan pilihan yang akan mereka pilih kedepannya.

2. Setelah pemerintah, partai politik juga harus mengambil andil menjalankan fungsinya sebagai partai politik, yang salah satunya ialah memberikan Pendidikan politik kepada pemilih pemula, bukan hanya ada pada saat tahun politik saja.

63

3. Masyarakat haruslah berperan aktif dalam menentukan hak pilihnya khususnya bagi pemilih pemula, pemilih pemula harus bisa menentukan pilihannya berdasarkan kemampuan mereka melihat bagaimana para calon kandidat bukan memilih hanya karena ikut-ikutan.

DAFTAR PUSTAKA