• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KABUPATEN BATUBARA

4. Kecamatan Lima Puluh 5. Kecamatan Air Putih

3.1 Perilaku Politik Pemilih Pemula di Kecamatan Limapuluh Kota Tahun 2018

Daya saing suatu bangsa tidak hanya dipengaruhi oleh aspek ekonomi namun juga sipengaruhi oleh aspek pendekatan politiknya . Berjalan baiknya kehidupan politik suatu bangsa akan mendorong terciptanya daya saing suatu Negara, hal ini berlaku terutama bagi Negara demokrasi. Perilaku memilih dalam hal ini dapat menentukan arah perjalanan bangsa begitu juga keterlibatan masyarakat terhadap politik dapat membantu negara demokrasi menjalankan suatu sistem negara yang menempatkan kedaulatan di tangan rakyat. Perilaku pemilih merupakan tingkah laku seseorang dalam menentukan pilihannya yang dirasa paling disukai atau paling cocok.

Dalam hal memilih umur Responden Pemilih pemula adalah mereka yang telah berusia 17 – 21 tahun, telah memiliki hak suara dan tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT). Daftar pemilih tetap (DPT) merupakan Daftar nama dan identitas penduduk Warga Negara Indonesia yang telah memenuhi syarat sebagai Pemilih tetap berdasarkan Undang-undang dan berhak menggunakan haknya untuk memberikan suaranya di TPS dalam pemilu Anggota Legislatif ataupun Kepala Daerah. DPT disusun oleh PPS berdasarkan Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb). DPS dan DPTb digunakan oleh PPS sebagai bahan untuk menyusun DPT. DPT disusun dalam rangka pemeliharaan daftar pemilih yang sudah memenuhi syarat tetapi belum terdaftar dalam DPS.

46

Selain masuk dalam dpt terdapat juga mereka yang pertama kali mengikuti pemilihan umum, baik pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden.35 Umur pemilih berkaitan dengan pemilu yang dijadikan sebagai tolak ukur seseorang itu dapat memberikan hak suaranya. Dalam hal ini berikut umur responden yang diwawancarai di kabupaten batubara tahun 2018 dalam 15 responden:

Tabel 3.1 Umur Responden

Umur Jumlah

17-19 Tahun -

20 Tahun 6 Orang

21 Tahun 9 Orang

Sumber : KPU Kab. Batubara

Pemilukada adalah salah satu bentuk proses demokratisasi yang berlansung di Indonesia. Begitupun dengan pemilukada yang telah dilaksanakan di kabupaten batubara pada tahun 2018. Dimana masyarakat diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan pemimpin di daerahnya. Pada pemilukada di kabupaten Batubara antusias masyarakat untuk berpartisipasi cukup tinggi, khususnya pada pemilih pemula di kabupaten Batubara.

Hal demikian yang ditemukan peneliti selama proses penelitian berlangsung. Berikut petikan informasi oleh sekretaris KPU Batubara Bapak Muhammad Abas Sitorus ketika diwawancarai terkait bagaimana pemilih pemula

35 UU No 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Hal.7

47

pada pemilukada Kabupaten Batubara Tahun 2018 :36 “untuk pemilih pemula sendiri, cukup luarbiasa partisipasinya pada pemilukada ini. Parrisipasi pemilukada pada tahun 2018 ini mencapai 70%".

Tabel 3.1.1.

Jumlah Pemilih Pemula di Kabupaten Batubata Tahun 2018

No. Kecamatan Jumlah

1. Limapuluh 280

2. Mangkai Lama 265

3. Antara 171

4. Simpang Gambus 525

5. Perkebunan Tanah Bambus 298

6. Mangkai Baru 347

7. Perkebunan Limapuluh 139

8. Perkebunan Dolok 57

9. Perkebunan Kuala Gunung 11

10. Sumber Padi 301

11. Perkebunan Tima manis 14

12. Sumber Makaur 160

Jumlah 2.568

Sumber : KPU Kab.Batubara

Dalam hal ini perilaku politik pemula sangat dipengaruhi dengan keadaan dan kesadaran politiknya.

36 Hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Abas Sitorus KPU Kabupaten Batubara, pada 17 September 2021

48

Dalam penelitian ini juga menjelaskan tentang perilaku politi pemilih pemula di Kecamatan Limapuluh Kota Tahun 2018 yang mengacu pada konsep perilaku pemilih yang menyatakan bahwa terdapat beberapa pendekatan dalam mengkaji penelitian ini ialah perilaku memilih cenderung diidentikkan dengan tiga pendekatan yaitu sosiologis (the Columbia study), psikologis (The Michigan Model) dan Pilihan rasional (Bartels, 2012; Roth, 2008). Menurut teori, ketiga faktor ini mempengaruhi pemilih dalam menentukan siapa kandidat yang akan dipilih.

a. Pendekatan Sosiologis

Pendekatan sosiologis pada umumnya menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan-pengelompokan sosial mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menentukan pengaruh memilih seseorang dalam pemilihan.

Karakteristik sosial yang dimasudkan adalah seperti, pekerjaan, pendidikan, agama, umur, jenis kelamin, wilayah dan lainnya. Ini dianggap mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam membentuk pengelompokan sosial baik secara formal seperti keangotaan seseorang dalam organisasi-organisasi keagamaan, organisasi profesi dan sebagainya. Maupun pengelompokan informal seperti keluarga, pertemanan, maupun kelompok-kelompok kecil lainnya merupakan suatu yang sangat vital dalam memahami perilaku politik seseorang karena kelompok-kelompok inilah yang mempunyai peranan dalam membentuk sikap, persepsi dan orientasi seseorang.37

Perilaku pemilih pemula di kecamatan limapuluh kabupaten batubara dalam menentukan atau menjatuhkan pilihanya pada pemilukada 2018 umumnya

37 Erna Febriani. 2018. Analisis Perilaku Memilih (Voting Behavior) Pemilihpemula Wilayah Jakarta Barat Menjelang Pemilihan Umum 2019. Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik Fisip Uta’45 . Vol. 4 No. 1.

Jakarta:Universitas Esa Unggul

49

karena faktor sosiologis. Hal demilkian dikarenakan hampir semua informan yang diwawancarai dalam memilih seorang kandidat sama dengan pilihan orang tuanya.

Dimana dalam hal ini Menurut penulis, pilihan pemilih pemula tersebut dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan tempat tinggal, yakni dalam hal ini ialah lingkungan keluarga.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Agus syah reza, yang dimana ia menyatakan: “Pada pemilukada tahun 2018 lalu saya memberikan suara dan menjatuhkan pilihan saya kepada kandidat tersebut karena orang tua saya memilih kandidat tersebut” 38

Hal tersebut juga diutarakan oleh Ananda aulia, yang dimana iya menyatakan bahwa "Saya memilih kandidat tersebut karena disuruh orangtua saya memilih beliau" 39

Juga dipertegas oleh beberapa informan lainnya yang meng-iyakan pernyataan berikut, seperti yang diungkapkan oleh Desi Kartika Putri, ia menyatakan bahwa: 40

"ia saya juga memilih karena orang tua saya menyuruh memilih kandidat tersebut"

Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan terdapat perilaku yang ikut-ikutan. Perilaku tersebut disebabkan karena mereka belum mampu melihat bagaimana karakteristik pemimpin yang tepat menurut mereka. Selain itu, keputusan politik mereka masih belum penuh seutuhnya sehingga menyebabkan pilihan politik mereka mudah mendapat pengaruh dari lingkungan dan pengelompokan sosial yang terbentuk di tempat tinggal mereka, yang dalam hal

38 Hasil wawancara dengan Agus syah reza, pelajar, 20 tahun, pada 17 September 2021

39 Hasil wawancara dengan Ananda Aulia, Mahasiswi, 21 tahun, pada 17 September 2021

40 Hasil wawancara dengan Desi Kartika Putri, Mahasiswi, 21 tahun, pada 17 September 2021

50

ini lingkungan kekuarga dan orangtua. Pemilih pemula kurang mengetahui tentang pendidikan politik dan bagaimana memilih pemimpin yang sesuai dengan keinginan mereka. Selain itu dalam hal ini perilaku ikut-ikutan juga diakibatkan karena kurangnya mental pemilih pemula untuk menentukan pilihan mereka . Menurut penulis, perilaku pemilih pemula di Kecamatan limapuluh ini mudah diintimidasi khususnya dalam menetapkan pilihannya dipilkada 2018 dikarenakan sifat mereka yang sangat rentang dan masih labil. Dalam penelitian ini, orangtua sebagai lingkungan sosial terdekat sangat bisa mempengaruhi pilihan seorang anak karena dalam lingkungan keluarga terjadi proses sosialisasi yang kemudian dari proses ini pemilih pemula menyerap informasi berupa isu-isu dan kandidat lebih dominan dari pada lingkungan sekolah, teman sebaya, dan lain-lain.

Selanjutnya pertanyaan lebih mendetail kemudian penulis ajukan, hal ini dilakukan guna mamperoleh gambaran yang jelas, pertanyaan tersebut terdiri dari, dalam pemilukada tersebut siapa pasangan kandidat yang menjadi pilihan dan apa alasan kemudian memilih pasangan calon tersebut. Kemudian dari hasil penelitian ini, banyak diantara pemilih pemula yang di wawancarai menjatuhkan pilihan politiknya pada pasangan Zahri-Oky Sebagian besar pemilih pemula yang diteliti lebih melihat figur mereka sebagai putra daerah yang sangat ideal menjadi pemimpin. Berikut pendapat salah satu informan yang diwawancarai ketika ditanya tentang figure pasangan calon tersebut oleh Anggi Ramadini menyatakan bahwa: 41

41 Hasil wawancara dengan Anggi Ramadini, Mahasiswi, 21 tahun, pada 17 September 2021

51

“yang saya pilih pak zahir dan Oky karena seperti yang diketahui mereka berasal dari daerah yang sama dengan saya, karena buat apa kita memilih pemimpin dari daerah lain sementara kita bisa memiliki calon pemimpin dari daerah sendiri ".

Hal tersebut tidak berbeda dengan yang diungkapkan oleh Ria Saputri, ia menyatakan bahwa: 42

“saya juga memilih pasangan kandidat tersebut pada pemilukada ini karena berasal dari daerah sama dengan saya"

Maka dari uraian pernyataan beberapa informan di atas menunjukkan bahwa ikatan-ikatan kedaerahan, seperti desa-kota, merupakan faktor yang cukup signifikan dalam menjelaskan aktivitas dan pilihan politik seseorang di kabupaten batubara. Ikatan kedaerahan sangat kuat dalam mempengaruhi pilihan seseorang terhadap suatu kandidat. Hal ini dapat dilihat bahwa faktor perilaku pemilih pemula menentukan pilihannya memiliki kecenderungan melihat asal dari calon kandidat tersebut dan melihat pekerjaan serta jabatan yang diembannya sebagai faktor penentu pilihan oleh pemilih pemula, sehingga pemilih pemula lebih tertarik dengan latar belakang para calon kandidat dari pada melihat visi dan misi calon kandidat tersebut.

1. Pendekatan Psikologis Sosial

Pendekatan Psikologis Sosial dalam hal ini berupa identifikasi partai dimana partai yang secara emosional dirasakan sangat dekat yang selalu dipilih tanpa terpengaruh oleh faktor lain.

Menurut pendekatan psikologis ada beberapa faktor yang mendorong pemilih menentukan pilihannya, yaitu: identifikasi partai, orientasi kandidat, dan

42 Hasil wawancara dengan Ria Saputri, Wiraswasta, 20 tahun, pada 17 September 2021

52

orientasi isu/tema. Pertama, identifikasi partai digunakan untuk mengukur sejumlah faktor predisposisi pribadi maupun politik.Seperti pengalaman pribadi atau orientasi politik yang relevan bagi individu.Pengalaman pribadi danorientasi politik sering diwariskan oleh orang tua, serta dapat pula dipengaruhi oleh lingkungan, ikatan perkawinan, dan situasi krisis.43

Namun, figur kandidat yang dianggap memiliki kharismatik dan sosok idaman bagi masyarakat dalam penelitian ini lebih mempengaruhi psikologis pemilih pemula, Mengingat kecenderungan pemilih pemula menjatuhkankan pilihannya karena adanya konteks ketokohan yang berperan dominan. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dari Rizki Rigo, yang dimana ia menyatakan bahwa :44

“ Saya lebih mengenal kandidat tersebut dikarenakan saya melihat rekam jejaknya baik dibandingkan dengan kandidat lainnya dan beliau memiliki kapasitas kepemimpinan yang baik juga"

Hal ini juga dipertegas oleh Annisa Aqilah, ia menyatakan bahwa: "ketika memilih kandidat tersebut saya terlebih dahulu melihat bagaimana rekam jejak dari kandidat yang akan saya pilih terlebih dahulu". 45

Maka jika dilihat dari pernyataan di atas jelas menggambarkan adanya evaluasi terhadap kandidat. Dimana telah dibahas sebelumnya bahwa evaluasi terhadap kandidat ini karena sejarah atau masa lalu kandidat. Bagaimana rekam jejak dan kegiatan ataupun penghargaan yang didapat ataupun dimiliki oleh kandidat dan bagaimana latar belakang kandidat tersebut sebelum mengikuti pemilukada pada tahun 2018 ini.

43 Dieter, Roth.2008.Studi Pemilu Empiris, Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode. Jakarta: Friedrich-Nauman-Stiftung Die Freihei

44 Hasil wawancara dengan Gilang, Pekerja, 20 tahun, pada 17 September 2021

45 Hasil wawancara dengan Annisa Aqilah, Mahasiswa, 21 tahun, pada 17 September 2021

53

Menurut penulis, Dalam hal prakteknya sendiri pendekatan sosiologis saling berkaitan dengan pendekatan psikologi, yang dimana dapat dilihat bahwa seseorang yang memilih seorang kandidat bisa jadi atas pertimbangan kesamaan suku dan agama. Namun dalam hal itu diperantarai oleh persepsi dan sikap, baik terhadap faktor sosiologis tersebut maupun terhadap partai politik atau kandidat, yang kemudian muncul bukan faktor sosiologis secara objektif, melainkan faktor sosiologis sebagaimana dipersepsikan. Dalam prosesnya sendiri pentingnya faktor sosiologis akan saling terkait dengan faktor psikologis.

2. Pendekatan Pilihan Rasional.

Pendekatan Pilihan Rasional yang melihat kegiatan memilih merupakan produk kalkulasi untung dan rugi. Untuk memberikan gambaran terhadap perilaku pemilih dengan menggunakan pendekatan pilihan rasional.

Selain hal tersebut ada juga yang memilih dengan melihat latar belakang pendidikan kandidat atau calon . Seperti yang dikemukakan Alya anjani bahwa :46

“Memilih dengan melihat latar belakang pendidikannya.Karena kemari sebagaii pelajar saya melihat calon pemimpin yang memiliki pendidikan tinggi karena pasti lebih mengetahui permasalahan bangsa dan pastinya berpengalaman dalam permasalahan dan memiliki solusi untuk kedepannnya"

Selain hal tersebut pernyataan lain juga dipertegas oleh Nadia Mega, ketika diwawancarai menyatakan ia menyatakan bahwa: 47

“saya dengar visi-misi yang mereka tawarkan sangat bagus dan masuk akal, khususnya untuk daerah kita, dan saya tertarik engan program-programnya".

46 Hasil wawancara dengan Alya Anjani, Mahasiswi, 21 tahun, pada 17 September 2021

47 Hasil wawancara dengan Nadia Mega, Mahasiswi, 20 tahun, pada 17 September 2021

54

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa perilaku politik pemilih pemula tersebut sangat rasional karena memperhatikan keuntungan bagi suatu daerah. Berbeda dengan informan sebelumnya informan berikut ini mengemukakan bahwa pilihan mereka karena berdasarkan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri dengan melihat kebutuhan keluarganya atau keinginan diri sendiri yang ditawarkan oleh para calon kandidat sehingga melihat sebagai upaya untuk memperoleh keuntungan dari para calon kandidat baik untuk kepentingan pribadi maupun kebutuhan yang dibutuhkan oleh suatu daerah sehinggga disebut sebagai pemilih rasional.

Dan berdasarkan hal tersebut juga dapat diketahui pula bahwa pemilih pemula tersebut sudah ada yamg mulai melihat dan memiliki kesadaran akan pentingnya memilih dan ikut serta dalam pilkada dan melihat dengan jelas keuntungan yang akan diperoleh suatu daerah khususnya jika pasangan yang mereka pilih terpilih. Disini kita dapat melihat adanya perilaku yang rasional pada pemilih pemula. Pendekatan rasional terutama berkaitan dengan orientasi utama pemilih, yakni orientasi isu dan orientasi kandidat.

3.2 Kecenderungan perilaku pemilih pemula di kecamatan Limapuluh