• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN

C. Kecerdasan Logis Matematis

Kecerdasan merupakan kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang.

Kecerdasan didefinisikan sebagai kemampuan mental umum untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir abstrak. Tokoh pengukuran inteligensi Alfert Binnet mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu:

a. Kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan b. kemampuan untuk mengubah arah pikiran atau tindakan c. kemampuan untuk mengkrittis pikiran dan tindakan diri sendiri Menurutnya, inteligensi merupakan sesuatu yang fungsional sehingga tingkat perkembangan individu dapat diamati dan dinilai berdasarkan kriteria tertentu. Apakah seorang anak cukup inteligen atau tidak, dapat dinilai berdasarkan pengamatan terhadap cara dan kemampuan anak melakukan tindakan dan kemampuan mengubah arah tindakan apabila diperlukan.28

27Ibid. Hijriati. Hal. 43

28 Tadkirotun Musfiroh. Pengembangan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelegence).

PAUD 4404/Modul 1. Hal. 1.3

2. Pengertian Kecerdasan Logis Matematis

Kecerdasan logika matematika adalah kemampuan memahami suatu kondisi atau keadaan dengan menggunakan perhitungan matematika dan melalui penilaian penalaran logika. Fokusnya yaitu kemampuan memecahkan suatu masalah secara logis berdasarkan informasi-informasi yang dimiliki. Sering disebut juga sebagai kemampuan analisis. Jadi, kecerdasan logis matematik tidak dibatasi kemampuan memecahkan soal hitung-hitungan saja.

Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta mampu mengolah alur pemikiran yang panjang. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal menghitung dan menganalisis hitungan, menemukan fungsi-fungsi dan hubungan, memperkirakan, memprediksi, bereksperimen, mencari jalan keluar yang logis, menemukan adanya pola, induksi dan deduksi, mengorganisasikan/membuat garis besar, membuat langkah-langkah, bermain permainan yang perlu strategi, berpikir abstrak dan menggunakan simbol abstrak dan menggunakan algoritma.29

Kecerdasan logika-matematika adalah kemampuan melakukan penalaran, berurusan dengan angka dan kemampuan untuk memecahkan masalah dengan rasional dan berfikir jernih. Contohnya: biasanya anak akan melihat suatu mesin bukan dari keindahannya tetapi dari bagaimana cara kerja mesin itu (ururtan kerja), juga biasanya senang bermain catur dan otomatis biasanya senang dengan pelajaran matematika. Kecerdasanya nanti pada saat bekerja juga ada hubungannya dengan angka-angka tersebut.

Menurut gardner, ada keterkaitan antara kecerdasan matematik dan liguistik. Pada kemampuan matematik anak menganalisa atau menjabarkan alas dan logis, serta kemampuan mengkonstruksi sosial dari persoalan yang timbul. Kecerdasan linguistik diperlukan untuk mengurutkan dan

29 Ibid. Tadkirotun Musfiroh. Hal. 1.13-1.14

menjabarkannya dalam bentuk bahasa. Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan saintifik, banker dan tentu saja ahli matematika.

Kecerdasan logika matematika berhubungan dan pola, rumus-rumus, angka-angka dan logika. Orang-orang ini cenderung pintar dalam teka-teki, gambar, aritmatika dan memecahkan masalah matematika, mereka seringkali menyukai komput dan pemograman.

Berikut Ciri-ciri kecerdasan matematika antara lain:

a. Banyak bertanya tentang cara kerja suatu hal b. Suka bekerja atau bermain dengan angka

c. Lebih tertarik pada game matematika dan komputer di bandingkan permainan lain

d. Suka mengerjakan teka-teki logika atau soal-soal angka yang sulit dan memperoleh nilai tinggi dalam pelajaran matematika e. Sering melakukan percobaan mengenal ilmu pasti, pada saat

pelajaran maupun pada waktu luangnya, suka membuat kategori, hierarki atau pola logis lain

f. Menyukai permainan strategi lain

g. Mudah memahami rumus dan cara kerjanya serta tempat dalam mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari

h. Pandai menggunakan pengetahuannya dan memberi pendapatnya untuk memecahkan persoalan sehari-hari.

Adapun Informasi mengenai kecerdasan logis-matematis anak dapat diperoleh melalui observasi terhadap:

a. Kesenangan mereka terhadap angka-angka, mampu membaca angka dan berhitung. Anak yang cerdas dalam logis-matematis cepat dan efektif dalam menjumlah, mengurangi dan membaca simbol angka.

b. Kemahiran mereka berpikir dan menggunakan logika. Anak yang cerdas logis-matematis mampu memecahkan masalah

secara logis, cepat memahami permasalahan, mampu menelusuri sebab dan akibat suatu masalah.

c. Kesukaan mereka bertanya dan selalu ingin tahu

d. Kecenderungan mereka untuk memanipulasi lingkungan dan menggunakan strategi coba-ralat, serta menduga-duga dan mengujinya.

e. Kecenderungan mereka untuk bermain konstruktif, bermain dengan pola-pola, permainan strategi, menikmati permainan dengan computer atau kalkulator.

f. Kecenderungan untuk menyusun sesuatu dalam kategori seperti urutan besar ke kecil, panjang ke pendek dan mengklasifikasi benda-benda yang memiliki sifat sama.30 3. Faktor yang Mempengaruhi Logika Matematis

Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

a. Perkembangan organik dan kematangan sistem syaraf. Hal ini erat kaitannya dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan organ tubuh anak itu sendiri. Seorang anak yang memilliki kelainan fisik belum tentu mengalami perkembangan kognitif atau matematikanya lambat, begitu juga sebaliknya karena sistem saraf dalam diri anak turut mempengaruhi proses perkembangan kognitif atau matematika anak itu sendiri.

b. Latihan dan pengalaman. Hal ini berkaitan dengan pengembangan diri anak melalui serangkaian latihan-latihan dan pengalaman yang diperolehnya.

c. Interaksi sosial. Hal ini berkaitan dengan hubungan anak terhadap lingkungan di sekitarnya, terutama situasi sosialnya baik itu antara interaksi dengan teman sebaya maupun dengan oranf-orang terdekatnya.

d. Ekuilibrasi. Ekuilibrasi adalah merupakan proses terjadinya keseimbangan yang mengacu pada keempat tahap perkembangan

30 Ibid. Tadkirotun Musfiroh. Hal. 1.14

kognitif atau matematika. Keseimbangan tahapan yang dilalui anak tentu menjad faktor penentu bagi perkembangan kognitif atau matematika anak itu sendiri.

e. Maka kita sebagai orang tua dan guru harus selalu memberikan stimulasi atau ransangan serta bimbingan yang tepat kepada anak, agar anak dapat berkembang sesuai dengan usia dan tingkat pencapaian perkembangannya.

D. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini 1. Pengertian Metode Pembelajaran

Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, maka metode merupakan sebuah jalan yang hendak ditempuh oleh seseorang supaya sampai kepada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan maupun dalam kepuasan ilmu pengetahuan dan lainnya.

Metode adalah suatu cara kerja yang sistematis dan umum seperti cara kerja ilmu pengetahuan yang bermula dari pertanyaan “bagaimana”.

Menurut Sanjaya metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.31 Metode pengajaran secara umum meliputi keseluruhan cara atau teknik dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswa serta bagaimana siswa diperlakukan selama pembelajaran tersebut. Oleh karena itu metode mengajar bukan hanya terkait dengan diskusi tentang apakah pelajaran perlu diberikan secara keseluruhan atau sebagian namun juga berhubungan secara langsung dengan memperlakukan anak sesuai waktu yang diatur.

31 Ibid. Wina Sanjaya. Hal. 147

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dalam sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar.

Jadi, metode merupakan cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam suatu pembelajaran. Seorang pendidik yang melakukan pengajaran memiliki peran signifikan karena keberhasilan guru dalam menyampaikan materi menciptakan berhasilnya anak didik.

Sehingga pengetahuan tentang metode pembelajaran sangat penting dipahami oleh guru khususnya calon pendidik.32

2. Prinsip Metode Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran pada anak usia dini ada beberapa prinsip metode pembelajran yang harus diperhatikan antara lain:

a. Berpusat pada anak

Maksudnya adalah penerapan metode berdasarkan kebutuhan dan kondisi anak bukan berdasarkan keinginan dan kemampuan pendidik.

b. Partisipasi aktif

Penerapan metode pembelajaran ditujukan untuk membangkitkan anak ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga anak termotivasi dan muncul inisiatif untuk berperan aktif mengikuti pembelajaran.

c. Bersifat holistik dan integrative

Kegiatan belajar yang diberikan anak tidak terlepas dengan cara terpadu dan menyeluruh yang selalu terkait antara satu bidang dengan bidang lain.

d. Fleksibel

32 Ibid. Eliyyil Akbar. Hal. 63-68

Metode pembelajaran anak usia dini bersifat dinamis tidak terstruktur dan disesuaikan dengan kondisi dan cara belajar anak yang memang tidak terstruktur. Anak belajar sesuai dengan kesukaannya sehingga pendidik bertugas mengarahkan dan membimbing anak berdasarkan pilihan yang ditentukan anak.

e. Perbedaan individual

Setiap anak memiliki perbedaan walaupun lahir kembar sekalipun. Oleh karena itu, sebagai pendidik dituntut untuk merancang kegiatan guna memberi pilihan kepada anak sesuai minat dan kemampuannya.33

3. Pengaruh Metode Pembelajaran

Di dunia pendidikan, banyak ragam metode pembelajaran. Dari banyaknya metode yang ada, seorang guru dapat menggunakan dua, tiga bahkan lebih metode pembelajaran sekaligus dalam proses belajar mengajar dikelas ataupun diluar kelas. Hal ini bisa dilakukan agar perhatian dan minat anak didik dapat tercurahkan pada materi pelajaran yang disampaikan. Banyaknya macam metode pembelajaran tersebut, disebabkan oleh karena metode tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah tujuan yang berbeda-beda dari masing-masing materi yang disampaikan, perbedaan latar belakang dan kemampuan masing-masing anak didik, perbedaan orientasi, sifat dan kepribadian serta kemampuan dari masing-masing guru, faktor situasi dan kondisi, dimana proses pendidikan dan pembelajaran berlangsung dan tersedianya fasilitas pengajaran yang berbeda-beda, baik secara kuantitas maupun secara kualitasnya.

E. Metode Cerita Bergambar

Dokumen terkait