• Tidak ada hasil yang ditemukan

LOGIS MATEMATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK MUTTAQIN 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "LOGIS MATEMATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK MUTTAQIN 2 "

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

LOGIS MATEMATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK MUTTAQIN 2

KECAMATAN TAMBANG

SKRIPSI

OLEH

MUTIARA SARI YANSEN NIM. 11810923207

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2022 M

(2)

LOGIS MATEMATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK MUTTAQIN 2

KECAMATAN TAMBANG

Skripsi

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd)

OLEH

MUTIARA SARI YANSEN NIM. 11810923207

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2022 M

(3)

i

(4)

ii

(5)

iii

(6)

iv

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin, segala puji bagi Allah SWT yang Maha Esa, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya shalawat beserta salam penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita ke alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Skripsi ini dengan judul: “Efisiensi Guru Menggunakan Metode Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Kognitif Logis Matematis Anak Usia 5-6 Tahun Di Taman Kanak-Kanak Muttaqin 2 Kecamatan Tambang”, merupakan hasil karya ilmiah yang ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.

Terutama keluarga besar penulis, khususnya yang penulis cintai, sayangi dan hormati, yaitu Ayahanda Rusly Yansen Siregar dan Ibunda Mimi Rosmita yang telah tulus dan tiada henti memberikan doa dan dukungan sepenuh hati selama penulis menempuh pendidikan di UIN Suska Riau. Selain itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin menyatakan dengan penuh hormat ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Khairunnas Rajab, M.Ag. selaku Rektor Universitass Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau beserta Wakil Rektor I Prof. Dr. Hj. Helmiati, M.Ag. Wakil Rektor II Prof. Dr. H. Mas’ud Zein, M.Pd dan Wakil Rektor III Prof. Edi Erwan, S.Pt.,M.Sc.,Ph.D. beserta seluruh staff

2. Dr. H. Kadar, S.Ag ., M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Dr.H. Zarkasih, M.Ag.

selaku Wakil Dekan I, Dr. Zubaidah Amir, MZ, M.Pd. selaku wakil dekan II dan Dr. Amirah Diniaty, M.Pd kons. Selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, beserta seluruh staff.

(7)

v

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Drs. Arbi, M. Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dengan memberikan pengarahan dan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

5. Dewi Sri Suryanti, M. S.I selaku penasehat akademik yang telah memberikan arahan kepada peneliti.

6. Bapak Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah menyampaikan dan memberikan ilmu pengetahuan serta informasi sehingga memperkaya pengetahuan penulis.

7. Keluarga besar Pendidikan Islam Anak Usia Dini, sahabat serta teman-teman yang tidak dapat penulis cantumkan satu persatu dan almamater UIN Suska Riau.

Pekanbaru, Oktober 2022 Penulis,

Mutiara Sari Yansen NIM. 11810923207

(8)

vi

Jangan takut bertemu kegagalan karena keberhasilan menunggu di masa depan.

~Msy~

(9)

vii

Alhamdulillahirabbil’alamin, dengan mengucap syukur atas rahmat Allah ﷻ.

Sebagai ungkapan terimakasih, skripsi ini saya persembahkan untuk:

Pertama, saya persembahkan untuk kedua orang tua Ayahanda Rusly Yansen Siregar dan Ibunda Mimi Rosmita. Serta saudara laki-laki saya Reynaldi Agratama Yansen, S.H dan seluruh keluarga besar yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu.

Selanjutnya, kepada teman-teman Angkatan PIAUD 2018 yang telah memberikan support system selama perkuliahan dan telah memberikan segala kemurahan

hatinya dalam membantu meringankan beban dalam membuat skripsi ini.

Kemudian untuk group 124 yang telah mengisi waktu luang untuk membahas hal- hal yang random dan penuh khayalan, semoga kita semua menjadi orang yang

sukses di masa depan kelak. Aamiin Allahumma Aamiin.

Dan kepada seluruh teman-teman dan sahabat yang tidak menghilang selama saya hidup dan juga untuk orang-orang baru yang menjadi support system selama

mengerjakan skripsi ini.

Dan terakhir juga saya persembahkan untuk jodoh saya di masa depan yang saya tidak tahu siapa, apakah dia sedang menjaga jodoh orang atau sedang menjaga

hatinya untuk jodohnya kelak, atau bisa jadi dia adalah orang terdekat saya.

Last but no least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing me, I wanna thank me for doing all this hard work. I wanna thank me for having no days off, I

wanna thank me for never quitting, for just being me at all times.

(10)

viii

Bergambar Untuk Meningkatkan Kognitif Logis Matematis Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-Kanak Muttaqin 2 Kecamatan Tambang Penulisan skripsi dilatarbelakangi atas pengamatan penulis terhadap efisiensi guru menggunakan metode cerita bergambar untuk meningkatkan kognitif logis matematis anak di TK Muttaqin 2 Kecamatan Tambang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keberhasilan guru dalam menggunakan metode cerita bergambar untuk meningkatkan kognitif logis matematis anak usia 5-6 tahun di TK Muttaqin 2 Kecamatan Tambang. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian terkait efisiensi guru menggunakan metode cerita bergambar untuk meningkatkan kognitif logis matematis anak usia 5-6 tahun di TK Muttaqin 2 kecamatan tambang dapat dilihat ada beberapa anak yang kurang tertarik terhadap terhadap metode dan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga hal ini menjadi tantangan bagi guru dalam menyampaikan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

kata Kunci: Efisiensi, Metode Cerita Bergambar, Kognitif, Logis Matematis, Anak Usia Dini

(11)

ix

(12)

x

نسنيا يراس ارايتوم

، ( :) ٢٢٢٢

ةيلاعف ملعلما ين في ةروصلما ةصقلا ةقيرط مادختسا

نيذلا لافطلأل يضيارلا فيرعلما كاردلإا ينسحتل ينب مهرامعأ حواترت

٥ -

لافطأ ةضور في تاونس ٦

لما ينقت ةيريدبم ٢

جنابمتا

ةباتك ةيفلخ دنتست ثحبلا

تاظحلام لىإ ةثحابلا

ىلع ةيلاعف ملعلما ين في

حواترت نيذلا لافطلأل يضيارلا فيرعلما كاردلإا ينسحتل ةروصلما ةصقلا ةقيرط مادختسا ينب مىرامعأ

٥ -

لافطأ ةضور في تاونس ٦

لما ينقت ةيريدبم ٢

اذى نم ضرغلا .جنابمتا

وى ثحبلا ةفرعم

ملعلما حانج ىدم ين

في كاردلإا ينسحتل ةروصلما ةصقلا ةقيرط مادختسا

ينب مىرامعأ حواترت نيذلا لافطلأل يضيارلا فيرعلما

٥ -

لافطأ ةضور في تاونس ٦

لما ينقت

ةيريدبم ٢

وى ثحبلا نم عونلا اذى .نياديم ثبح وى هؤارجإ تم يذلا ثحبلا .جنابمتا

قلماو ةظحلالما نم تناايبلا عجم تاينقت مادختسبا يعون ثبح لبا

ة ىلع ءانب .قيثوتلاو

ب قلعتلما ثحبلا جئاتن ةيلاعف

ملعلما ين في كاردلإا ينسحتل ةروصلما ةصقلا ةقيرط مادختسا

ينب مىرامعأ حواترت نيذلا لافطلأل يضيارلا فيرعلما

٥ -

لافطأ ةضور في تاونس ٦

لما ينقت

ةيريدبم ٢

متىا لقأ مى نيذلا لافطلأا ضعب كانى نأ ةظحلام نكيم ،جنابمتا لبا اًما

قرط

ئاسوو ل لعتلا لعتلا يمدقت في ينملعملل ًيادتح اذى حبصي ثيبح نوملعلما ابه موقي تيلا م ي ي

م

فادىلأ اًقفو و.

تاملكلا ةيساسلأا

ةيلاعفلا : ،يضيارلا قطنلما ،كاردلإا ،ةروصلما ةصقلا ةقيرط ،

لافطلأا

DAFTAR ISI

(13)

xi

KATA PENGANTAR ... iv

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

صخلم

... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... 1

B. Alasan Memilih Judul ... 4

C. Fokus Penelitian ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN ... A. Pengertian Efisiensi ... 7

B. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ... 1. Pengertian Anak Usia Dini ... 7

2. Pengertian Perkembangan Kognitif ... 8

3. Macam-Macam Metode Pengembangan Kognitif ... 9

4. Tahapan Perkembangan Kognitif ... 15

5. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif ... 17

6. Stimulasi Untuk Mengembangkan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ... 18

C. Kecerdasan Logis Matematis 1. Pengertian Kecerdasan ... 19

(14)

xii

1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 23

2. Prinsip Metode Pembelajaran ... 24

3. Pengaruh Metode Pembelajaran ... 25

E. Metode Cerita Bergambar ... 25

1. Pengertian Metode Cerita ... 25

2. Tujuan Bercerita ... 26

3. Penerapan Metode Cerita dalam Pembelajaran ... 26

4. Pengertian Media Gambar ... 27

F. Peranan Metode Cerita Bergambar Terhadap Perkembangan Kognitif ... 29

G. Indikator Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun ... 29

H. Kerangka Berfikir ... 30

I. Penelitian Relevan ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... A. Jenis Penelitian ... 35

B. Desain Penelitian ... 35

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

D. Responden dan Fokus Masalah ... 36

E. Instrumen Penelitian... 36

F. Sampel Penelitian ... 37

G. Sumber Data ... 37

H. Teknik Pengumpulan Data ... 38

I. Teknik Analisis Data ... 39

J. Pengujian Keabsahan Data ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42

B. Penyajian Data ... 46

C. Hasil Penelitian ... 54 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(15)

xiii DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(16)

xiv

Tabel IV. 2 Tahap Pelaksanaan dan Observasi ... 47

(17)

xv

Gambar IV.2 Anak Mengerjakan Tugas ... 55

Gambar IV.3 Anak Melihat Video tentang Banjir dan Gambar Banjir ... 56

Gambar IV.4 Mengenalkan Bilangan... 56

Gambar IV. 5 Menyusun Balok Dari Kecil ke Besar ... 57

Gambar IV.6 Bermain Balok ... 57

Gambar IV.7 Media Proses Terjadinya Hujan ... 58

Gambar IV.8 Media Turunnya Air Hujan ... 58

(18)

xvi Tambang

Lampiran 2 : Lembar Wawancara Guru TK Muttaqin 2 Kecamatan Tambang Lampiran 3 : Lembar Observasi Variabel X

Lampiran 4 : Lembar Observasi Variabel Y

Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) Lampiran 6 : Hasil Pra Penelitian

Lampiran 7 : Penilaian Skala Pencapaian Perkembangan Anak Lampiran 8 : Surat Izin Pra-Riset

Lampiran 9 : Surat Izin Melakukan Riset

Lampiran 10 : Rekomendasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Lampiran 11 : Rekomendasi Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Lampiran 12 : Pengesahan Perbaikan Ujian Proposal

Lampiran 13 : Surat Pembimbing Skripsi

Lampiran 14 : Surat Pembimbing Skripsi (Perpanjangan) Lampiran 15 : Bimbingan Skripsi

Lampiran 16 : Dokumentasi

(19)

1 A. Latar Belakang Masalah

Efisiensi adalah hubungan pelaksanaan dengan hasil. Menurut The Liang Gie efisiensi adalah suatu pengertian yang menggambarkan perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya. Menurut Muhibbin Syah, bahwa efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya. Efisiensi berarti pula melakukan segala sesuatu secara benar, tepat, akurat dan mampu membandingkan antara besaran input dan output. Tujuan efisiensi adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui efisiensi guru dalam proses kegiatan belajar mengajar diperlukan metode-metode yang menarik dalam kegiatan pembelajaran.1

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.2 Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas, baik secara individual maupun secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik. Metode belajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran terdiri dari metode bermain, metode bercerita, metode karya wisata, metode eksperimen, metode tanya jawab, metode pemberian tugas, metode demonstrasi, metode mengucap syair dan metode sosio drama.3 Metode tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan

1 Zulkifli N. 2018 “Analisis Faktor Efisiensi Belajar Mahasiswa Program Studi PG- PAUD FKIP Universitas Riau”. Jurnal Educhild. Universitas Riau. Vol.7. No. 1. Hal. 76

2 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

(Jakarta: Kencana-Prenada Media Group, 2008). Hal. 147

3 Eliyyil Akbar. Metode Belajar Anak Usia Dini. (Jakarta: Prenada Media Group, 2020) Hal. 19

(20)

kognitif anak. Salah satu metode yang sering digunakan oleh guru untuk mengembangkan kognitif anak adalah menggunakan metode cerita bergambar.

Metode cerita adalah metode dalam proses belajar mengajar dimana seorang guru menyampaikan cerita secara lisan kepada sejumlah murid yang pada umumnya bersifat pasif. Metode cerita merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, yaitu cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau penjelasan kepada anak secara lisan.4 Sedangkan gambar merupakan media yang menarik perhatian dan disukai oleh anak-anak, karena didalam gambar terdapat bentuk-bentuk objek dan warna yang jelas sehingga anak mudah dalam menggambarkan tokoh yang sebenarnya. Media gambar memegang peranan yang sangat penting dalam proses pemahaman isi cerita.5

Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara anak berfikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan. Pandangan aliran tingkah laku (Behaviorisme) berpendapat bahwa pertumbuhan kecerdasan melalui terhimpunnya informasi yang semakin bertambah. Sedangkan aliran interactionist atau depelopmentalis, berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari interaksi anak dengan lingkungan anak. Perkembangan kognitif dinyatakan dengan pertumbuhan kemampuan merancang, mengingat dan mencari penyelesaian masalah yang dihadapi.6

Menurut Bredekamp perkembangan kognitif secara umum terdiri dari berpikir, intelegensi dan kemampuan bahasa. Secara singkat Brewer menyebutkan bahwa perkembangan kognitif mengarah pada perkembangan berpikir anak dan kemampuan membuat alasan (reasoning). Lebih rinci perkembangan kognitif dikemukakan oleh Berk yaitu perubahan-perubahan

4Ibid. Eliyyil Akbar. Hal. 63

5 Mutia Afnida, dkk. 2016. “Penggunaan Buku Cerita Bergambar Dalam Pengembangan Bahasa Anak pada TK A di Banda Aceh”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini.

Vol. 1. Hal. 53

6 Khadijah. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. (Medan: Perdana Publishing, 2016).

Hal. 11

(21)

yang terjadi pada kemampuan intelektual, termasuk didalamnya atensi (attention), memori (memomry), pengetahuan akademis dan pengetahuan sehari-hari (academic and everyday knowledge), pemecahan masalah, imajinasi, kreativitas dan bahasa.7

Jean Piaget, memandang anak sebagai parsipan aktif di dalam proses ketimbang sebagai resipien aktif perkembangan biologisnya. Jadi, perkembangan kognitif merupakan aspek yang sangat berarti. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar. Perkembangan kognitif pada anak juga sangat berpengaruh terhadap kecerdasan logis matematis anak. Kecerdasan logis matematis adalah kemampuan yang berkenaan dengan rangkaian alasan, mengenal pola-pola dan aturan.8 Dalam memberikan stimulasi untuk mengembangkan aspek kognitif tersebut, tentulah pemahaman akan metode pengembangan yang berkaitan dengan hal itu sangat diperlukan.9

Pada saat observasi awal penulis melihat cara guru dalam menerapkan metode cerita bergambar menggunakan berbagai macam media seperti buku cerita bergambar, puzzle dan media pendukung lainnya. Adapun cara yang digunakan oleh guru dalam menerapkan metode cerita bergambar untuk meningkatkan kognitif logis matematis anak dengan cara menyuruh anak untuk tampil di depan kelas dan menceritakan kembali apa yang telah disampaikan oleh guru serta memberikan beberapa pertanyaan untuk anak tentang cerita bergambar yang telah di jelaskan oleh guru.

Anak-anak terlihat sangat bersemangat saat guru menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan metode cerita bergambar. Tetapi, ada beberapa anak yang tidak tertarik saat belajar dengan menggunakan metode pembelajaran cerita bergambar yang disampaikan oleh guru. Dalam

7 Icam Sutisna, dkk. Metode Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. (Gorontalo: UNG Press Gorontalo, 2020). Hal 4

8 Muhammad Yaumi, dkk. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelegences). (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013). Hal. 14

9 Ibid. Khadijah. Hal. 12

(22)

menghadapi hal ini guru berusaha untuk mengajak anak supaya anak tersebut tertarik belajar dengan menggunakan metode cerita bergambar tersebut.

Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Efisiensi Guru Menggunakan Metode Cerita Bergambar untuk Meningkatkan Kognitif Logis Matematis Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-Kanak Muttaqin 2 Kecamatan Tambang”.

B. Alasan Memilih Judul

Adapun alasan penulis untuk memilih judul “Efisiensi Guru Menggunakan Metode Cerita Bergambar untuk Meningkatkan Kognitif Logis Matematis Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-Kanak Muttaqin 2 Kecamatan Tambang” adalah sebagai berikut:

1. Penulis ingin mengetahui sejauhmana keberhasilan guru dalam menggunakan metode cerita bergambar untuk meningkatkan kognitif logis matematis anak usia 5-6 tahun di TK Muttaqin 2 Kecamatan Tambang.

2. Penulis ingin mengetahui cara guru menggunakan metode cerita bergambar untuk meningkatkan kognitif logis matematis anak usia 5-6 tahun di TK Muttaqin 2 Kecamatan Tambang.

3. Penulis ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi cara belajar anak menggunakan metode cerita bergambar untuk meningkatkan kognitif logis matematis anak di TK Muttaqin 2 Kecamatan Tambang.

4. Penulis ingin melihat sejauhmana ketertarikan anak terhadap metode dan media yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

5. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir dan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

C. Fokus Penelitian

Agar penelitian ini lebih terfokus, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada efesiensi guru menggunakan metode cerita bergambar untuk meningkatkan kognitif logis matematis anak usia 5-6 tahun di TK Muttaqin 2 Kecamatan Tambang.

(23)

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian adalah:

Bagaimanakah efisiensi guru menggunakan metode cerita bergambar untuk meningkatkan kognitif logis matematis anak usia 5-6 tahun di TK Muttaqin 2 Kecamatan Tambang?

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan dari penelitian adalah:

Untuk mengetahui efisiensi guru menggunakan metode cerita bergambar untuk meningkatkan kognitif logis matematis anak usia 5-6 tahun di TK Muttaqin 2 Kecamatan Tambang.

2. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian mengenai efisiensi guru menggunakan metode cerita bergambar untuk meningkatkan kognitif logis matematis anak usia 5-6 tahun di TK Muttaqin 2 Kecamatan Tambang, maka manfaat penelitian yang dapat diambil dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, menambah pengetahuan dalam melakukan inovasi pembelajaran dan dapat menjadi landasan dalam peningkatan media pembelajaran, sehingga kemampuan kognitif anak dapat meningkat sesuai dengan perkembangannya.

b. Manfaat Praktis a. Bagi orang tua

Sebagai tambahan ilmu dan pengetahuan dalam meningkatkan kognitif logis matematis anak dengan menggunakan metode cerita bergambar.

b. Bagi Guru

(24)

Agar lebih semangat lagi dalam mengajar sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat menyenangkan bagi anak dan dapat dijadikan sumber informasi bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode cerita bergambar.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar anak dan dapat menjadi referensi dalam mengaktifkan anak selama proses belajar mengajar berlangsung terutama dalam meningkatkan kognitif logis matematis anak dalam proses pembelajaran.

(25)

7 A. Pengertian Efisiensi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) efisiensi adalah ketepatan cara (usaha kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya), kedayagunaan, ketepatgunaan, kesangkilan serta kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya).10

Efisiensi adalah hubungan pelaksanaan dengan hasil. Menurut The Liang Gie efisiensi adalah suatu pengertian yang menggambarkan perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya. Menurut Muhibbin Syah, bahwa efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya. Efisiensi berarti pula melakukan segala sesuatu secara benar, tepat, akurat dan mampu membandingkan antara besaran input dan output. Tujuan efisiensi adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.11

B. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini 1. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia enam tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut juga usia emas (golden age).

Anak usia dini memiliki batasan usia tertentu, karakteristik yang unik, dan berada pada suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan

10 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2001. Hal. 284

11 Ibid. Zulkifli N. Hal. 76

(26)

fundamental bagi kehidupan berikutnya. National Association for the Education of Young Children (NAEYC) adalah asosiasi para pendidik anak yang berpusat di Amerika, mendefinisikan rentang usia anak usia dini berdasarkan perkembangan hasil penelitian di bidang psikologi perkembangan anak yang mengindikasikan bahwa terdapat pola umum yang dapat diprediksi menyangkut perkembangan yang terjadi selama 8 tahun pertama kehidupan anak. Menurut definisi ini anak usia dini merupakan kelompok manusia yang berada pada proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini mengisyaratkan bahwa anak usia dini adalah individu yang unik yang memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.12

Hakikat anak usia dini, khususnya anak TK di antaranya menurut Bredecam dan Copple, Brener dan Kellought yang dikutip Masitoh adalah anak bersifat unik, anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan, anak bersifat aktif dan enerjik, anak itu egosentris, anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal, anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang, anak umumnya kaya dengan fantasi, anak masih mudah frustasi, anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak, anak memiliki daya perhatian yang pendek, masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial, dan anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.13

2. Pengertian Perkembangan Kognitif

Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang berarti knowing, artinya mengetahui.14 Menurut Vigotsky yang dikutip dalam Papalia, Diane dan Olds, 1989 mengemukakan bahwa kognitif adalah suatu perkembangan anak yang tidak lepas dari lingkungan dan budaya yang

12 Dadan suryana. Hakikat Anak Usia Dini. Modul 1. Hal 1.6-1.7

13 Masitoh, dkk. Strategi Pembelajaran TK. (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2005). Hal. 1.12-1.13

14 Desi Tri Mulyani, Skripsi: “Penerapan Media Gambar Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif di RA At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumi Ratu Nuban Lampung Tengah”. (Metro Lampung: IAIN METRO, 2019). Hal. 14

(27)

membentuknya. Sedangkan menurut Piaget kognitif adalah suatu pikiran yang dapat menyusun aktivitas dan dapat melakukan adaptasi terhadap lingkungan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kognitif diartikan sebagai sesuatu hal yang berhubungan dengan atau melibatkan kognisi berdasarkan kepada pengetahuan faktual yang empiris. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan dan keyakinan.15

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif adalah suatu perkembangan pikiran yang dapat berpengaruh pada perkembangan aktivitas anak dalam beradaptasi terhadap lingkungan. Sedangkan proses kognisi meliputi aspek-aspek persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan persoalan.16

Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak-anak berasal dari kematangan biologi, interaksi mereka dengan lingkungan mereka dan temuan-temuan spontan mereka tentang itu. Piaget membagi pengetahuan yang anak-anak susun dalam tiga kategori, yaitu:

a. Pegetahuan fisik

Anak-anak belajar tentang objek di lingkungan mereka secara fisik memanipulasi objek. Mereka mulai menyusun konsep mental tentang bentuk, ukuran dan warna dari objek.

b. Pengetahuan logis matematis

Anak-anak menyusun hubungan tentang benda-benda seperti sama dan berbeda, lebih dan kurang, mana yang sekelompok, berapa banyak dan seberapa banyak.

Pengetahuan logis matematis meliputi kemampuan dalam membandingkan, mengurutkan, mengelompokkan, menghitung dan berpikir menggunakan logika.

15 Ibid. Khadijah. Hal. 30-31

16 Rahma. Buku Ajar Metode Pengembangan Kognitif Anak. (Pekanbaru, 2017). Hal. 2

(28)

c. Pengetahuan sosial

Anak-anak mempelajari aturan bagi perilaku dan pengetahuan tentang tindakan orang-orang lewat keterlibatan mereka dengan orang- orang.

3. Macam-Macam Metode Pengembangan Kognitif a. Metode Bermain

Piaget mengemukakan bahwa kegiatan bermain merupakan latihan untuk mengkonsolidasikan berbagai pengetahuan dan keterampilan kognitif yang baru dikuasai sehingga dapat berfungsi secara efektif. Melalui kegiatan bermain, semua proses mental yang baru dikuasai dapat diinternalisasi oleh anak. Selanjutnya Vygotsky mengemukakan bahwa kegiatan bermain secara langsung berperan dalam berbagai usaha pengembangan kognitif anak. Semua pendapat para ahli tersebut didukukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Liberman, bermain aktif yang terjadi di taman kanak-kanak secara siknifikan berhubungan dengan tingginya skor dalam divergen thinking (kemampuan untuk berfikir berbeda) anak tersebut.

Anak-anak suka bermain karena didalam diri mereka terdapat dorongan batin dan dorongan mengembangkan diri. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah QS. Muhammad: 36 yang berbunyi:

ۡمُكِت ۡؤُٔ ْاُُقَّتَتََ ْاُُىِم ۡؤُت نِإََ ٍَُٞۚٞۡلََ ٞبِعَل إَۡوُّدلٱ ُة ََُٰٕحۡلٱ اَمَّوِإ ۡسَٔ َلَََ ۡمُكَرُُجُأ ۡمُكَل َُٰ ۡمَأ ۡمُكۡلۡك َ

٦٣

Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan sendagurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.17

Bruner mengemukakan bahwa, bermain mendorong anak melakukan berbagai kegiatan dalam memecahkan berbagai masalah melalui penemuan. Dengan demikian bermain memperkuat

17 Qs. Muhamamd/ 47:36

(29)

kemampuan dan keterampilan anak dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat dikemukakan bahwa kegiatan bermain merupakan wahana bagi anak dalam melakukan berbagai eksperimen tentang berbagai konsep yang diketahui dan yang belum diketahuinya.18

b. Metode Bercerita

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK.

Bila isi cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak TK, maka mereka dapat memahami isi cerita itu, mereka akan mendengarkan dengan penuh perhatian dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita, adapun teknik-teknik dalam bercerita kepada anak yaitu membacakannya langsung dari buku cerita, bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku, menceritakan dongeng, bercerita dengan menggunakan papan flannel, bercerita dengan menggunakan media boneka, dramatisasi suatu cerita dan bercerita sambil memainkan jari-jari tangan.

c. Metode Karyawisata

Karyawisata merupakan salah satu metode melaksanakan kegiatan pengajaran di Taman Kanak-kanak dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung yang meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda benda lainnya.

Pengamatan secara langsung bagi anak memperoleh kesan yang sesuai dengan pengamatannya. Pengamatan ini juga diperoleh melalui panca indera yakni mata, telinga, lidah, hidung, dan tangan. Gunarti mengemukaka bahwa metode karyawisata sering diidentikkan dengan kegiatan darma wisata atau rekreasi yang hanya dilaksanakan di akhir tahun kegiatan pengembangan.

18 Ibid. Khadijah. Hal. 87-88

(30)

Padahal, metode karyawisata merupakan suatu metode yang memungkinkan pendidik untuk mengajak anak berkunjung ka suatu temapat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu hal secara lebih mendalam dan konkret. Metode karyawisata akan mambantu anak memahami kehidupan nyata dalam lingkungan sekitar mereka.

Sedangkan manfaat dari metode karya wisata bagi anak TK dapat dipergunakan merangsang minat mereka terhadap minat sesuatu, memperluas informasi yang telah diperoleh di kelas, memberikan pengalaman mengenai kenyataan yang ada, dan dapat menambah wawasan.

Melalui karyawisata anak TK mendapat kesempatan untuk menumbuhkan minat tentang sesuatu hal dapat pula menjadi batu loncatan untuk melakukan kegiatan yang lain. Informasi-informasi yang diperoleh anak di dunia nyata merupakan masukan dalam kegiatan belajar selanjutnya yang akan memperkaya kegiatan belajar di kelas. Misalnya dalam kegiatan bermain membangun, menggambar, dan bermain drama. Melalui kegiatan tersebut anak dapat mengaitkannya dengan pengalaman yang diperolehnya melalui karyawisata. Ketertarikan itu akan memperjelas konsep yang baru diperolehnya.19

d. Metode Eksperimen

Menurut Sudirman yang dikutip dalam buku Khadijah mengemukakan metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Lebih lanjut menurut Ali yang dikutip dalam buku Khadijah mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah percobaan tentang sesuatu. Dalam hal ini setiap anak bekerja sendiri-sendiri. Pelaksanaan lebih memperjelas hasil belajar, karena setiap anak mengalami dan melakukan kegiatan percobaan. Dengan demikian, disimpulkan bahwa metode eksperimen

19 Ibid. Khadijah. Hal. 95-98

(31)

adalah metode yang ditandai dengan kegiatan melakukan percobaan dengan mengerjakan sesuatu dan mengamatinya serta kemudian melaporkan hasilnya.20

e. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian pembelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab. Menurut Pandie yang dikutip dalam buku Khadijah menyatakan bahwa” metode dimaksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu agar para murid memusatkan lagi perhatiannya tentang sejumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pada pelajaran berikutnya dan untuk merangsang perhatian murid”.

Metode ini dapat digunakan sebagai persepsi, selingan dan evaluasi.

Menurut Soetomo yang dikutip dalam buku Khadijah menyatakan bahwa “metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru memberikan pertanyaan kepada anak atau sebaliknya anak bertanya kepada guru dan guru yang menjawab”. Metode tanya jawab merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak. Dengan metode tanya jawab guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan respon lisan dari anak.

f. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung dari guru, apa yang harus dikerjakan, sehingga anak dapat memahami tugasnya secara nyata agar dapat dilaksanakan secara tuntas menurut Sujyono yang dikutip dalam buku Khadijah merupakan salah satu tanggungjawab yang harus diselesaikan oleh anak.

pemberian tugas merupakan salah satu metode yang dilakukan oleh pendidik ketika memberikan pekerjaan kepada anak untuk mencapai suatu tujuan kegiatan pengembangan tertentu.

20 Ibid. Khadijah. Hal. 103-104

(32)

Dengan mengerjakan tugas yang diberikan diharapkan ada perubahan tingkah laku anak yang lebih positif sesuai dengan tujuan perkembangannya. Metode pemberian tugas dimaksudkan agar memberi kesempatan kepada anak untuk belajar lebih banyak, memupuk rasa tanggungjawab pada anak, memperkuat motivasi belajar, membangun hubungan yang erat dengan orang tua dan mengembangkan keberanian berinisiatif.

g. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi menurut Halimah ialah suatu cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, prosedur dan atau pembuktian suatu materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan cara menunjukkan benda sebenarnya ataupun benda tiruan sebagai sumber belajar.

Sedangkan A. Saman mengemukkan bahwa metode demontrasi ialah pengajaran yang menunjukkan fungsi setiap unsur dan pengorganisasian yang mengarah ke pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan pengajaran yang berupa keterampilan melakukan suatu gerakan dan karya mesti dicapai lewat penggunaan metode demontrasi.21

Lebih lanjut Muhibbin Syah yang dikutip dalam Khadijah mengemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode mengajar artinya dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang sesuatu proses atau sesuatu kaifiyah melakukan sesuatu.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa metode demonstrasi ialah cara penyajian materi pelajaran kepada anak dengan mengadakan

21 Ibid. Khadijah. Hal. 109

(33)

percobaan dan mengalami langsung serta membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya, yang bertujuan agar anak mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu.

h. Metode Mengucap Syair

Metode mengucapkan syair yaitu suatu cara menyampaikan sesuatu melalui syair yang menarik yang dibuat guru untuk sesuatu, agar dapat dipahami anak. Dengan demikian, syair merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu isi materi mengenai tema yang sedang dibahas. Sehingga hal ini akan memudahkan guru dalam menginternalisasikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya agar tercapai dengan baik dalam suasana kegiatan yang menyenangkan yaitu mengucap syair. Oleh karena itu, guru dituntut agar memliki kreativitas yang tinggi dalam membuat syair-syair yang sesuai dengan tema dan sub tema yang telah dirancang.22

i. Metode Sosiodrama

Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan anak untuk memecahkannya. Dimana sosiodrama adalah teknik yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan, melalui suatu suasana yang didramatisasikan sehingga dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan. Sebab Sosiodrama merupakan salah satu tehnik dalam bimbingan kelompok yaitu role playing atau teknik bermain peran dengan cara mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial.23

22 Ibid. Khadijah. Hal. 117

23 Ibid. Khadijah. Hal. 120-121

(34)

Dengan demikian, metode sosiodrama ialah suatu dramatisasi untuk memecahkan suatu masalah yang dramatisasikan yang tidak menggunakan bahan tertulis, latihan terlebih dahulu dan tanpa menyuruh anak untuk melafalkan sesuatu, selanjutnya dapat meningkatkan hubungan sosial melalui berkomunikasi, berekspresi dengan bermain peran dan biasanya menceritakan kehidupan sehari- hari anak, sehingga hal ini sangat membantu dalam mengasah kecerdasan kognitif anak usia dini.24

4. Tahapan Perkembangan Kognitif

Adapun tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget adalah sebagai berikut:25

a. Tahap sensoris-motorik (lahir hingga usia 2 tahun)

Anak berpikir dalam pola visual (skemata), anak menggunakann indra untuk mengeksplorasi objek (melihat, menyimak, membaui, merasai dan memanipulasi), anak belajar mengingat ciri fisik sebuah objek, anak mengaitkan objek dengan tindakan dan peristiwa tetapi tidak menggunakan objek untuk menyimbolkan tindakan dan kejadian (menggelindingkan bola tetapi tidak menggunakan bola sebagai mobil pura-pura), dan anak mengembangkan permanensi objek (mulai menyadari sebuah objek masih ada bahkan saat tak terlihat lagi).

b. Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun)

Anak menguasai pemikiran simbolis (menggunakan gambar mental dan kata-kata untuk mewakilkan tindakan dan kejadian yang tidak ada), anak menggunakan objek untuk menyimbolkan tindakan dan kejadian (misalnya, berpura-pura sebuah balok itu adalah sebuah mobil), anak belajar menduga efek satu tindakan pada tindakan lain (misalnya, menyadari

24 Ibid. khadijah. Hal. 87-119

25 Janice J. Beaty. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. (Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2013). Hal. 269

(35)

menuang susu dari wadah ke gelas akan membuat jumlah susu berkurang di wadah dan bertambah di gelas).

c. Tahap kongkret-operasional (usia 7-11 tahun)

Pemikiran anak bisa menangani perubahan benda dan bagaimana perubahan tersebut terjadi, anak bisa membalikkan pemikirannya (punya kemampuan melihat dalam pikirannya bagaimana benda terlihat sebelum dan sesudah perubahan berlangsung), anak telah melampaui bagaimana benda terlihat di momen tertentu dan mulai memahami bagaimana benda saling berkaitan misalnya, tahu bahwa angka 2 bisa lebih besar dari angka 1, tetapi dalam waktu bersamaan lebih kecil dari angka 3.

d. Tahap formal-operasional (usia 11+)

Anak mulai memikirkan pemikiran, anak berpikir secara abstrak tanpa butuh benda kongkret dan anak bisa berhipotesis.

5. Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif, namun sedikitnya faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif dapat dijelaskan sebagai berikut:26

a. Faktor hereditas/ keturunan, teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat Schopenhauer, berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

b. Faktor lingkungan, teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Locke berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang masih bersih belum ada tulisan atau noda sedikitpun.

26 Hijriati. 2016. “Tahapan Perkembangan Kognitif Pada Masa Early Childhood”. Jurnal Pendidikan. Vol. 1. No. 2. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hal. 45

(36)

c. Faktor kematangan, tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.

d. Faktor pembentukan, pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang memengaruhi perkembangan intelegensi.

e. Faktor minat dan bakat, minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi.

f. Faktor kebebasan, kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berpikir divergen (menyebar) yang berarti bahwa manusia dapat memilih metodemetode terntentu dalam memecahkan masalah-masalah, juga bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.

6. Stimulasi Untuk Mengembangkan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Secara sederhana, perkembangan kognitif terdiri atas dua bidang, yakni logika matematika dan sains. Oleh karena itu, cara meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia dini juga berkutat seputar dua bidang pelajaran tersebut, yakni logika matematika dan sains. Beberapa langkah berikut ini bisa dilakukan untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia dini adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis

Berpikir logis sangat dibutuhkan anak-anak, karena kemampuan ini dapat mendidik kedisiplinan yang sangat kuat.

Logika berperan besar dalam menjadikan anak-anak semakin dewasa dengan keputusan-keputusan matangnya.

b. Menemukan Hubungan Sebab-Akibat

Dari dua hubungan tersebut, dapat diketahui bahwa akibat dari satu peristiwa ada sebabnya. Misalnya, penyebab kematian

(37)

adalah sakit, penyebab rumah terbakar adalah hubungan arus pendek dan lain sebagainya.

c. Meningkatkan Pengertian pada Bilangan

Cara termudah untuk mengajari anak agar mencintai bilangan dan angka adalah dengan uang. Biasanya, semua orang (termasuk anak-anak) sangat menyukai uang. Bahkan, hampir setiap hari ini anak selalu minta uang kepada orangtuanya. Sebenarnya, masih banyak lagi jenis-jenis stimulasi yang dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak usia dini.27

C. Kecerdasan Logis Matematis 1. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan merupakan kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang.

Kecerdasan didefinisikan sebagai kemampuan mental umum untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir abstrak. Tokoh pengukuran inteligensi Alfert Binnet mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu:

a. Kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan b. kemampuan untuk mengubah arah pikiran atau tindakan c. kemampuan untuk mengkrittis pikiran dan tindakan diri sendiri Menurutnya, inteligensi merupakan sesuatu yang fungsional sehingga tingkat perkembangan individu dapat diamati dan dinilai berdasarkan kriteria tertentu. Apakah seorang anak cukup inteligen atau tidak, dapat dinilai berdasarkan pengamatan terhadap cara dan kemampuan anak melakukan tindakan dan kemampuan mengubah arah tindakan apabila diperlukan.28

27Ibid. Hijriati. Hal. 43

28 Tadkirotun Musfiroh. Pengembangan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelegence).

PAUD 4404/Modul 1. Hal. 1.3

(38)

2. Pengertian Kecerdasan Logis Matematis

Kecerdasan logika matematika adalah kemampuan memahami suatu kondisi atau keadaan dengan menggunakan perhitungan matematika dan melalui penilaian penalaran logika. Fokusnya yaitu kemampuan memecahkan suatu masalah secara logis berdasarkan informasi-informasi yang dimiliki. Sering disebut juga sebagai kemampuan analisis. Jadi, kecerdasan logis matematik tidak dibatasi kemampuan memecahkan soal hitung-hitungan saja.

Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta mampu mengolah alur pemikiran yang panjang. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal menghitung dan menganalisis hitungan, menemukan fungsi-fungsi dan hubungan, memperkirakan, memprediksi, bereksperimen, mencari jalan keluar yang logis, menemukan adanya pola, induksi dan deduksi, mengorganisasikan/membuat garis besar, membuat langkah-langkah, bermain permainan yang perlu strategi, berpikir abstrak dan menggunakan simbol abstrak dan menggunakan algoritma.29

Kecerdasan logika-matematika adalah kemampuan melakukan penalaran, berurusan dengan angka dan kemampuan untuk memecahkan masalah dengan rasional dan berfikir jernih. Contohnya: biasanya anak akan melihat suatu mesin bukan dari keindahannya tetapi dari bagaimana cara kerja mesin itu (ururtan kerja), juga biasanya senang bermain catur dan otomatis biasanya senang dengan pelajaran matematika. Kecerdasanya nanti pada saat bekerja juga ada hubungannya dengan angka-angka tersebut.

Menurut gardner, ada keterkaitan antara kecerdasan matematik dan liguistik. Pada kemampuan matematik anak menganalisa atau menjabarkan alas dan logis, serta kemampuan mengkonstruksi sosial dari persoalan yang timbul. Kecerdasan linguistik diperlukan untuk mengurutkan dan

29 Ibid. Tadkirotun Musfiroh. Hal. 1.13-1.14

(39)

menjabarkannya dalam bentuk bahasa. Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan saintifik, banker dan tentu saja ahli matematika.

Kecerdasan logika matematika berhubungan dan pola, rumus-rumus, angka-angka dan logika. Orang-orang ini cenderung pintar dalam teka- teki, gambar, aritmatika dan memecahkan masalah matematika, mereka seringkali menyukai komput dan pemograman.

Berikut Ciri-ciri kecerdasan matematika antara lain:

a. Banyak bertanya tentang cara kerja suatu hal b. Suka bekerja atau bermain dengan angka

c. Lebih tertarik pada game matematika dan komputer di bandingkan permainan lain

d. Suka mengerjakan teka-teki logika atau soal-soal angka yang sulit dan memperoleh nilai tinggi dalam pelajaran matematika e. Sering melakukan percobaan mengenal ilmu pasti, pada saat

pelajaran maupun pada waktu luangnya, suka membuat kategori, hierarki atau pola logis lain

f. Menyukai permainan strategi lain

g. Mudah memahami rumus dan cara kerjanya serta tempat dalam mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari

h. Pandai menggunakan pengetahuannya dan memberi pendapatnya untuk memecahkan persoalan sehari-hari.

Adapun Informasi mengenai kecerdasan logis-matematis anak dapat diperoleh melalui observasi terhadap:

a. Kesenangan mereka terhadap angka-angka, mampu membaca angka dan berhitung. Anak yang cerdas dalam logis-matematis cepat dan efektif dalam menjumlah, mengurangi dan membaca simbol angka.

b. Kemahiran mereka berpikir dan menggunakan logika. Anak yang cerdas logis-matematis mampu memecahkan masalah

(40)

secara logis, cepat memahami permasalahan, mampu menelusuri sebab dan akibat suatu masalah.

c. Kesukaan mereka bertanya dan selalu ingin tahu

d. Kecenderungan mereka untuk memanipulasi lingkungan dan menggunakan strategi coba-ralat, serta menduga-duga dan mengujinya.

e. Kecenderungan mereka untuk bermain konstruktif, bermain dengan pola-pola, permainan strategi, menikmati permainan dengan computer atau kalkulator.

f. Kecenderungan untuk menyusun sesuatu dalam kategori seperti urutan besar ke kecil, panjang ke pendek dan mengklasifikasi benda-benda yang memiliki sifat sama.30 3. Faktor yang Mempengaruhi Logika Matematis

Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

a. Perkembangan organik dan kematangan sistem syaraf. Hal ini erat kaitannya dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan organ tubuh anak itu sendiri. Seorang anak yang memilliki kelainan fisik belum tentu mengalami perkembangan kognitif atau matematikanya lambat, begitu juga sebaliknya karena sistem saraf dalam diri anak turut mempengaruhi proses perkembangan kognitif atau matematika anak itu sendiri.

b. Latihan dan pengalaman. Hal ini berkaitan dengan pengembangan diri anak melalui serangkaian latihan-latihan dan pengalaman yang diperolehnya.

c. Interaksi sosial. Hal ini berkaitan dengan hubungan anak terhadap lingkungan di sekitarnya, terutama situasi sosialnya baik itu antara interaksi dengan teman sebaya maupun dengan oranf-orang terdekatnya.

d. Ekuilibrasi. Ekuilibrasi adalah merupakan proses terjadinya keseimbangan yang mengacu pada keempat tahap perkembangan

30 Ibid. Tadkirotun Musfiroh. Hal. 1.14

(41)

kognitif atau matematika. Keseimbangan tahapan yang dilalui anak tentu menjad faktor penentu bagi perkembangan kognitif atau matematika anak itu sendiri.

e. Maka kita sebagai orang tua dan guru harus selalu memberikan stimulasi atau ransangan serta bimbingan yang tepat kepada anak, agar anak dapat berkembang sesuai dengan usia dan tingkat pencapaian perkembangannya.

D. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini 1. Pengertian Metode Pembelajaran

Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, maka metode merupakan sebuah jalan yang hendak ditempuh oleh seseorang supaya sampai kepada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan maupun dalam kepuasan ilmu pengetahuan dan lainnya.

Metode adalah suatu cara kerja yang sistematis dan umum seperti cara kerja ilmu pengetahuan yang bermula dari pertanyaan “bagaimana”.

Menurut Sanjaya metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.31 Metode pengajaran secara umum meliputi keseluruhan cara atau teknik dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswa serta bagaimana siswa diperlakukan selama pembelajaran tersebut. Oleh karena itu metode mengajar bukan hanya terkait dengan diskusi tentang apakah pelajaran perlu diberikan secara keseluruhan atau sebagian namun juga berhubungan secara langsung dengan memperlakukan anak sesuai waktu yang diatur.

31 Ibid. Wina Sanjaya. Hal. 147

(42)

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dalam sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar.

Jadi, metode merupakan cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam suatu pembelajaran. Seorang pendidik yang melakukan pengajaran memiliki peran signifikan karena keberhasilan guru dalam menyampaikan materi menciptakan berhasilnya anak didik.

Sehingga pengetahuan tentang metode pembelajaran sangat penting dipahami oleh guru khususnya calon pendidik.32

2. Prinsip Metode Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran pada anak usia dini ada beberapa prinsip metode pembelajran yang harus diperhatikan antara lain:

a. Berpusat pada anak

Maksudnya adalah penerapan metode berdasarkan kebutuhan dan kondisi anak bukan berdasarkan keinginan dan kemampuan pendidik.

b. Partisipasi aktif

Penerapan metode pembelajaran ditujukan untuk membangkitkan anak ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga anak termotivasi dan muncul inisiatif untuk berperan aktif mengikuti pembelajaran.

c. Bersifat holistik dan integrative

Kegiatan belajar yang diberikan anak tidak terlepas dengan cara terpadu dan menyeluruh yang selalu terkait antara satu bidang dengan bidang lain.

d. Fleksibel

32 Ibid. Eliyyil Akbar. Hal. 63-68

(43)

Metode pembelajaran anak usia dini bersifat dinamis tidak terstruktur dan disesuaikan dengan kondisi dan cara belajar anak yang memang tidak terstruktur. Anak belajar sesuai dengan kesukaannya sehingga pendidik bertugas mengarahkan dan membimbing anak berdasarkan pilihan yang ditentukan anak.

e. Perbedaan individual

Setiap anak memiliki perbedaan walaupun lahir kembar sekalipun. Oleh karena itu, sebagai pendidik dituntut untuk merancang kegiatan guna memberi pilihan kepada anak sesuai minat dan kemampuannya.33

3. Pengaruh Metode Pembelajaran

Di dunia pendidikan, banyak ragam metode pembelajaran. Dari banyaknya metode yang ada, seorang guru dapat menggunakan dua, tiga bahkan lebih metode pembelajaran sekaligus dalam proses belajar mengajar dikelas ataupun diluar kelas. Hal ini bisa dilakukan agar perhatian dan minat anak didik dapat tercurahkan pada materi pelajaran yang disampaikan. Banyaknya macam metode pembelajaran tersebut, disebabkan oleh karena metode tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah tujuan yang berbeda-beda dari masing-masing materi yang disampaikan, perbedaan latar belakang dan kemampuan masing-masing anak didik, perbedaan orientasi, sifat dan kepribadian serta kemampuan dari masing-masing guru, faktor situasi dan kondisi, dimana proses pendidikan dan pembelajaran berlangsung dan tersedianya fasilitas pengajaran yang berbeda-beda, baik secara kuantitas maupun secara kualitasnya.

E. Metode Cerita Bergambar 1. Pengertian Metode Cerita

33 Isjoni. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. (Bandung: Alfabeta, 2010). Hal. 84-85

(44)

Cerita merupakan cara untuk meneruskan warisan dari satu generasi berikutnya atau sebagai sarana menyampaikan nilai yang berlaku dimasyarakat. Metode cerita adalah metode dalam proses belajar mengajar dimana seorang guru menyampaikan cerita secara lisan kepada sejumlah murid yang pada umumnya bersifat pasif. Dalam hal ini biasanya guru menyampaikan cerita tertentu dan dengan alokasi waktu tertentu pula.

Dalam pengajaran yang menggunakan metode cerita, perhatian terpusat pada guru, sedangkan murid hanya menerima secara pasif sehingga timbul kesan anak didik hanya sebagai objek yang selalu menganggap benar apa yang disampaikan oleh guru.

2. Tujuan Bercerita

Menurut Samad mengatakan bahwa tujuan pembelajaran bercerita adalah memotivasi anak dalam suassana yang menggembirakan, pembelajaran melalui cerita lebih bermakna, melalui cerita, anak didik dapat dilibatkan secara aktif, cerita yang bertema moral dapat membantu anak menghayati nilai-nilai murni, cerita dapat mengurangi masalah disiplin secara langsung, bercerita dapat memperluas pengalaman anak, bercerita dapat meningkatkan kemampuan mendengar dan kreativitas anak dan bercerita dapat melatih anak menyusun ide secara teratur baik lisan maupun tulisan.

bagi anak usia dini pertama, dapat melatih daya serap atau daya tangkap anak, artinya anak dapat diransang untuk mampu memahami isi atau ide-ide pokok dalam cerita keseluruhan. Kedua, dapat melatih daya pikir anak. Untuk terlatih memahami proses cerita, mempelajari hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk hubungan sebab-akibatnya. Ketiga, dapat melatih daya konsentrasi anak, untuk merumuskan perhatiannya kepada keseluruhan cerita, karena dengan perumusan perhatian tersebut anak dapat melihat hubungan bagian-bagian cerita sekaligus menangkap ide pokok dalam cerita. Keempat, mengembangkan daya imajinasi anak, artinya dengan bercerita anak dengan fantasinya dapat mengembangkan atau menggambarkan suatu situasi yang berada diluar jangkauan inderanya

(45)

bahkan yang mungkin jauh dari lingkungan sekitarnya. Kelima, membantu perkembangan komunikasi anak secara efektif dan efisien.34

3. Penerapan Metode Cerita dalam Pembelajaran

Dalam penerapan metode cerita anak usia dini, pendidik membaca langsung dari buku cerita yang sudah ada, menggunakan ilustrasi buku sambil meneruskan cerita, menceritakan dongeng dengan media buku bergambar dan bercerita dari majalah bergambar. Dengan menggunakan metode cerita dapat digunakan untuk penanaman nilai keimanan, moral, agama, akhlak serta pembentukan sikap dan perilaku anak. Metode cerita digunakan untuk menghindari rasa bosan, jenuh, malas, tidak tertarik pada materi yang disampaikan guru.35

4. Pengertian Media Gambar

Media gambar adalah media yang menarik perhatian dan disukai oleh anak-anak, karena didalam gambar terdapat bentuk-bentuk obyek dan warna yang jelas. Media gambar juga diartikan sebagai sekumpulan gambar terpisah yang memuat satuan-satuan gambar serta mewakili serentetan cerita, serta gambar-gambar yang disajikan menyertakan keterangan gambar tersebut.36

Hadist Rasulullah SAW, yang menceritakan tentang media gambar terdapat dalam Hadis Riwayat Bukhari, sebagai berikut:

ِبَّىلا َّطَخ : َلاَق ًُْىَع ُالله َِٓضَر ِالله ِدْبَع ْهَع َمَّلۡكَسََ ًَِْٕلۡكَع ُالله َّّلۡكَص ُّٓ

, اًعَّبَزُم اَّطَخ اًطُطُخ َّطَخََ,ًُْىِم اًجِراَخ ِطَسَُْلا ِٓف اًّطَخ َّطَخََ

ِطَسَُْلا ِٓف ِْذَّلا اَذٌَ َّلِإ اًراَغِص :َلاَقََ ,ِطَسَُْلا ِٓف ِْذَّلا ًِِبِواَج ْهِم

ِب َطِْٕحُم ًُُلۡكَجَأ اَذٌَََ , ُناَسْو ِ ْلْا اَذٌَ(

ًِ

ٌَُُ ِْذَّلا اَذٌَََ ًِِب َطاَحَأ ْدَق: ََْأ -

34 Dewi Mike Oktavia, dkk. 2021. “Upaya Penanaman Pendidikan Akhlak Melalui Metode Cerita Bergambar Pada Anak Usia Dini”. Jurnal Syntax Admiration. Universitas Nurul Jadid. Vol. 2. No. 2. Hal. 214

35 Ibid. Eliyyil Akbar. Hal. 67-68

36 Putu Mila Puspita Dkk. 2016. “Penerapan Pendekatan Saintifik Berbantuan Media Kartu Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Di TK Catur Paramita”. E-Journal Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 4. No. 2

(46)

اَذٌَ ُيَأَطْخَأ ْنِئَف, ُضاَزْعَ ْلْا ُراَغِّصلا ُطُطُخْلا ِيِذٌَََ ,ًُُلۡكَمَأ ٌجِراَخ )ِراخبلا ياَر( )اَذٌَ ًَُشٍََو , اَذٌَ ُيَأَطْخَأ ْنِإََ ,اَذٌَ ًَُشٍََو,

٦7

Dari Abdullah ra. bahwa Nabi SAW membuat gambar persegi empat, lalu mengambar garis panjang di tengah persegi empat tadi dan keluar melewati batas persegi itu dan beliau juga membuat garis – garis kecil didalam persegi tadi, di sampingnya: (persegi yang digambar nabi) dan beliau bersabda: ini adalah manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajal yang mengelilingi nya, dan garis panjang yang keluar ini, adalah cita- citanya dan garis-garis kecil ini adalah penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan geris yang ini, maka kena garis yang ini. Jika tidak kena garis yang itu maka kena garis yang setelahnya. Jika tidak mengenai semua garis penghalang tadi maka dia pasti kena ketua rentaanya. (HR.

Bukhari)

Nabi SAW menjelaskan garis lurus yang terdapat di dalam gambar adalah manusia, gambar empat persegi yang melingkarinya adalah ajalnya, satu garis lurus yang keluar melewati gambar merupakan harapan dan angan-angannya sementara garis-garis kecil yang ada di sekitar garis lurus dalam gambar adalah musibah yang selalu menghadang manusia dalam kehidupannya di dunia. Dalam gambaran ini Nabi SAW menjelaskan tentang hakikat kehidupan manusia yang memiliki harapan, angan-angan dan cita-cita yang jauh ke depan untuk menggapai segala yang di inginkan di dalam kehidupan yang fana ini dan ajal yang mengelilinginya yang selalu mengintainya setiap saat sehingga membuat manusia tidak mampu menghindar dari lingkaran ajalnya, sementara dalam kehidupannya, manusia selalu menghadapi berbagai musibah yang mengancam eksistensinya, jika ia dapat terhindar dari satu musibah, musibah lainnya siap menghadang dan membinasakannya, artinya setiap manusia tidak mampu menduga atau menebak kapan ajal akan menjemputnya.

Nabi SAW tidak langsung memberikan nasehat pada mereka untuk tidak sekedar melamun atau berangan-angan panjang tanpa realisasi dan

37Muhammad bin Futuh al-Hamidi. 2002. Al-Jam’u baina al-Shahihain Bukhari wa al- Muslim, (Bairut: Dar al-Nasyr). Hal. 129

Referensi

Dokumen terkait

PT.Charoen Pokphand Indonesia (Food Division) mengeluarkan kebijakan mutu yang merupakan kebijakan perusahaan yaitu senantiasa menghasilkan produk yang bermutu

Penelitian ini terdiri dari satu model kerangka pemikiran yang menjelaskan pengaruh antara variabel bebas yang terdiri dari persepsi harga, aksesibilitas, fasilitas

“ Boerhavia diffusa (Punarnava) Root Extract as green Corrosion Inhibitor for Mild Steel in Hydrochloric Acid Solution: Theoritical and Electrochemical Studies.”

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Ibu di PAUD Desa Sumberadi Sleman Yogyakarta, tingkat pengetahuan ibu dalam

Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan agar mengadakan pengawasan dan penyuluhan tentang hygiene sanitasi di kantin lingkungan universitas sumatera utara sehingga

Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) Pada jenis kesalahan membaca siswa melakukan kesalahan yang disebabkan ketika siswa tidak bisa membaca soal secara benar

2.2 Teori-Teori yang Relevan dengan Obyek 2.2.1 Tujuan Perancangan Pusat Edukasi Interaktif Tujuan utama Pusat Edukasi Interaktif adalah sebagai sarana belajar dalam berbagai

Penelitian ini hampir sama dengan penelitin yang dilakukan Dian (2013) di wilayah kerja puskesmas sicincin, tentang hubungan pengetahuan dan sikap tentang