BAB II LANDASAN
E. Metode Cerita Bergambar
Metode pembelajaran anak usia dini bersifat dinamis tidak terstruktur dan disesuaikan dengan kondisi dan cara belajar anak yang memang tidak terstruktur. Anak belajar sesuai dengan kesukaannya sehingga pendidik bertugas mengarahkan dan membimbing anak berdasarkan pilihan yang ditentukan anak.
e. Perbedaan individual
Setiap anak memiliki perbedaan walaupun lahir kembar sekalipun. Oleh karena itu, sebagai pendidik dituntut untuk merancang kegiatan guna memberi pilihan kepada anak sesuai minat dan kemampuannya.33
3. Pengaruh Metode Pembelajaran
Di dunia pendidikan, banyak ragam metode pembelajaran. Dari banyaknya metode yang ada, seorang guru dapat menggunakan dua, tiga bahkan lebih metode pembelajaran sekaligus dalam proses belajar mengajar dikelas ataupun diluar kelas. Hal ini bisa dilakukan agar perhatian dan minat anak didik dapat tercurahkan pada materi pelajaran yang disampaikan. Banyaknya macam metode pembelajaran tersebut, disebabkan oleh karena metode tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah tujuan yang berbeda-beda dari masing-masing materi yang disampaikan, perbedaan latar belakang dan kemampuan masing-masing anak didik, perbedaan orientasi, sifat dan kepribadian serta kemampuan dari masing-masing guru, faktor situasi dan kondisi, dimana proses pendidikan dan pembelajaran berlangsung dan tersedianya fasilitas pengajaran yang berbeda-beda, baik secara kuantitas maupun secara kualitasnya.
E. Metode Cerita Bergambar
Cerita merupakan cara untuk meneruskan warisan dari satu generasi berikutnya atau sebagai sarana menyampaikan nilai yang berlaku dimasyarakat. Metode cerita adalah metode dalam proses belajar mengajar dimana seorang guru menyampaikan cerita secara lisan kepada sejumlah murid yang pada umumnya bersifat pasif. Dalam hal ini biasanya guru menyampaikan cerita tertentu dan dengan alokasi waktu tertentu pula.
Dalam pengajaran yang menggunakan metode cerita, perhatian terpusat pada guru, sedangkan murid hanya menerima secara pasif sehingga timbul kesan anak didik hanya sebagai objek yang selalu menganggap benar apa yang disampaikan oleh guru.
2. Tujuan Bercerita
Menurut Samad mengatakan bahwa tujuan pembelajaran bercerita adalah memotivasi anak dalam suassana yang menggembirakan, pembelajaran melalui cerita lebih bermakna, melalui cerita, anak didik dapat dilibatkan secara aktif, cerita yang bertema moral dapat membantu anak menghayati nilai-nilai murni, cerita dapat mengurangi masalah disiplin secara langsung, bercerita dapat memperluas pengalaman anak, bercerita dapat meningkatkan kemampuan mendengar dan kreativitas anak dan bercerita dapat melatih anak menyusun ide secara teratur baik lisan maupun tulisan.
bagi anak usia dini pertama, dapat melatih daya serap atau daya tangkap anak, artinya anak dapat diransang untuk mampu memahami isi atau ide-ide pokok dalam cerita keseluruhan. Kedua, dapat melatih daya pikir anak. Untuk terlatih memahami proses cerita, mempelajari hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk hubungan sebab-akibatnya. Ketiga, dapat melatih daya konsentrasi anak, untuk merumuskan perhatiannya kepada keseluruhan cerita, karena dengan perumusan perhatian tersebut anak dapat melihat hubungan bagian-bagian cerita sekaligus menangkap ide pokok dalam cerita. Keempat, mengembangkan daya imajinasi anak, artinya dengan bercerita anak dengan fantasinya dapat mengembangkan atau menggambarkan suatu situasi yang berada diluar jangkauan inderanya
bahkan yang mungkin jauh dari lingkungan sekitarnya. Kelima, membantu perkembangan komunikasi anak secara efektif dan efisien.34
3. Penerapan Metode Cerita dalam Pembelajaran
Dalam penerapan metode cerita anak usia dini, pendidik membaca langsung dari buku cerita yang sudah ada, menggunakan ilustrasi buku sambil meneruskan cerita, menceritakan dongeng dengan media buku bergambar dan bercerita dari majalah bergambar. Dengan menggunakan metode cerita dapat digunakan untuk penanaman nilai keimanan, moral, agama, akhlak serta pembentukan sikap dan perilaku anak. Metode cerita digunakan untuk menghindari rasa bosan, jenuh, malas, tidak tertarik pada materi yang disampaikan guru.35
4. Pengertian Media Gambar
Media gambar adalah media yang menarik perhatian dan disukai oleh anak-anak, karena didalam gambar terdapat bentuk-bentuk obyek dan warna yang jelas. Media gambar juga diartikan sebagai sekumpulan gambar terpisah yang memuat satuan-satuan gambar serta mewakili serentetan cerita, serta gambar-gambar yang disajikan menyertakan keterangan gambar tersebut.36
Hadist Rasulullah SAW, yang menceritakan tentang media gambar terdapat dalam Hadis Riwayat Bukhari, sebagai berikut:
ِبَّىلا َّطَخ : َلاَق ًُْىَع ُالله َِٓضَر ِالله ِدْبَع ْهَع َمَّلۡكَسََ ًَِْٕلۡكَع ُالله َّّلۡكَص ُّٓ
, اًعَّبَزُم اَّطَخ اًطُطُخ َّطَخََ,ًُْىِم اًجِراَخ ِطَسَُْلا ِٓف اًّطَخ َّطَخََ
ِطَسَُْلا ِٓف ِْذَّلا اَذٌَ َّلِإ اًراَغِص :َلاَقََ ,ِطَسَُْلا ِٓف ِْذَّلا ًِِبِواَج ْهِم
ِب َطِْٕحُم ًُُلۡكَجَأ اَذٌَََ , ُناَسْو ِ ْلْا اَذٌَ(
ًِ
ٌَُُ ِْذَّلا اَذٌَََ ًِِب َطاَحَأ ْدَق: ََْأ
34 Dewi Mike Oktavia, dkk. 2021. “Upaya Penanaman Pendidikan Akhlak Melalui Metode Cerita Bergambar Pada Anak Usia Dini”. Jurnal Syntax Admiration. Universitas Nurul Jadid. Vol. 2. No. 2. Hal. 214
35 Ibid. Eliyyil Akbar. Hal. 67-68
36 Putu Mila Puspita Dkk. 2016. “Penerapan Pendekatan Saintifik Berbantuan Media Kartu Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Di TK Catur Paramita”. E-Journal Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 4. No. 2
اَذٌَ ُيَأَطْخَأ ْنِئَف, ُضاَزْعَ ْلْا ُراَغِّصلا ُطُطُخْلا ِيِذٌَََ ,ًُُلۡكَمَأ ٌجِراَخ )ِراخبلا ياَر( )اَذٌَ ًَُشٍََو , اَذٌَ ُيَأَطْخَأ ْنِإََ ,اَذٌَ ًَُشٍََو,
٦7
Dari Abdullah ra. bahwa Nabi SAW membuat gambar persegi empat, lalu mengambar garis panjang di tengah persegi empat tadi dan keluar melewati batas persegi itu dan beliau juga membuat garis – garis kecil didalam persegi tadi, di sampingnya: (persegi yang digambar nabi) dan beliau bersabda: ini adalah manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajal yang mengelilingi nya, dan garis panjang yang keluar ini, adalah cita-citanya dan garis-garis kecil ini adalah penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan geris yang ini, maka kena garis yang ini. Jika tidak kena garis yang itu maka kena garis yang setelahnya. Jika tidak mengenai semua garis penghalang tadi maka dia pasti kena ketua rentaanya. (HR.
Bukhari)
Nabi SAW menjelaskan garis lurus yang terdapat di dalam gambar adalah manusia, gambar empat persegi yang melingkarinya adalah ajalnya, satu garis lurus yang keluar melewati gambar merupakan harapan dan angan-angannya sementara garis-garis kecil yang ada di sekitar garis lurus dalam gambar adalah musibah yang selalu menghadang manusia dalam kehidupannya di dunia. Dalam gambaran ini Nabi SAW menjelaskan tentang hakikat kehidupan manusia yang memiliki harapan, angan-angan dan cita-cita yang jauh ke depan untuk menggapai segala yang di inginkan di dalam kehidupan yang fana ini dan ajal yang mengelilinginya yang selalu mengintainya setiap saat sehingga membuat manusia tidak mampu menghindar dari lingkaran ajalnya, sementara dalam kehidupannya, manusia selalu menghadapi berbagai musibah yang mengancam eksistensinya, jika ia dapat terhindar dari satu musibah, musibah lainnya siap menghadang dan membinasakannya, artinya setiap manusia tidak mampu menduga atau menebak kapan ajal akan menjemputnya.
Nabi SAW tidak langsung memberikan nasehat pada mereka untuk tidak sekedar melamun atau berangan-angan panjang tanpa realisasi dan
37Muhammad bin Futuh Hamidi. 2002. Al-Jam’u baina Shahihain Bukhari wa al-Muslim, (Bairut: Dar al-Nasyr). Hal. 129
mengajarkan pada mereka untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian. Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW seorang pendidik yang sangat memahami metode yang baik dalam menyampaikan pengetahuan kepada manusia, beliau menjelaskan suatu informasi melalui gambar agar lebih mudah dipahami dan diserap oleh akal dan jiwa.38
Berdasarkan hadis ini, kita dapat meneladani bahwa Rasulullah SAW adalah seorang yang sangat memahami metode dan media yang baik dalam menyampaikan pengetahuan kepada manusia. Rasulullah SAW menjelaskan suatu informasi melalui gambar agar lebih mudah dipahami dan diserap oleh akal dan jiwa. Hadis tersebut juga menerangkan bahwa dalam setiap proses pembelajaran baik dalam lingkup kecil maupun besar pasti membutuhkan media pembelajaran, yang merupakan komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
F. Peranan Metode Cerita Bergambar Terhadap Perkembangan Kognitif