• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL (ESQ) 1.Pengertian kecerdasan emosional (EQ)

2. Kecerdasan Spiritual a.Pengertian

Kecerdasan spiritual tersusun dalam dua kata yaitu kecerdasan dan spiritual. Kecerdasan adalah kecakapan untuk menangani situasi-situasi dan kemampuan mempelajari sesuatu, termasuk pencapaian hubungan dengan yang lain. Kemampuan berurusan dengan kerumitan, kerumitan atau abstrak-abstrak, kemampuan dan kecakapan berfikir. (Sudarsono, 1993:118)

Kecerdasan berasal dari kata “cerdas” yang mendapat imbuan ke-an. Cerdas berarti akal budi, pandai, tajam dalam pikiran. (Poerwadarminta, 2006:363).

Spiritual adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan, rohani atau batin. (Poerwadarmita, 2006:1143)

Kecerdasan spiritual atau spiritual Quetiont adalah kemampuan seseorang untuk mendengarkan hati sebagai bisikan kebenaran yang berasal dari Allah SWT. Ketika seseorang mengambil keputusan atau melakukan pilihan, berempati, dan beradaptasi. Potensi ini sangat ditentukan oleh upaya membersihkan qalbu dan memberikan pencerahan qalbu, sehingga mampu memberikan nasehat dan mengarahkan tindakan, bahkan akhirnya menuntut seseorang dalam mengambil tiap-tiap keputusan (Tasmara, 2001 : 48)

Sedangkan menurut Danah Zohar dan Ian Marshall kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menempati makna dan value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks

makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau tujuan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang digunakan untuk mengoptimalkan EQ dan IQ dengan baik. Bahkan dapat dikatakan bahwa SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita.(Zohar,Marshall dalam Nasution, 2009:16).

Sebagaimana firman Allah dalam surat Ar Ruum ayat 30:















































Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus

kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia

tidak mengetahui.”

Dalam perbuatanya setiap orang memiliki prinsip-prinsip yang dipegangi dan mengikuti dorongan hati. Jiwa manusia ada nilai-nilai spiritual yang bersifat universal seperti kejujuran, kebenaran, kepedulian, cinta, tenggang rasa, keberanian, tanggung jawab, keadilan, rasa syukur, dan lain-lain. Menurut Ary Ginanjar, nilai-nilai itu dinamakan suara hati fitrah yang bersumber dari asmaul husna. Ia menjelaskan bahwa nilai yang paling dalam itu (God Spot) mengandung sifat-sifat tuhan (Asmaul Husna) sebagai potensi diri untuk dikembangkan.

Sedangkan dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku, dan kegiatan,

serta menyinergikan IQ, EQ dan SQ ssecara komprehensif (Ginanjar, 2007 : 47)

Yang dimaksud dengan SQ yakni pengetahuan akan kesadaran diri, makna hidup dan nilai-nilai tertinggi. Kecerdasan ini berupa mengelola

“kecerdasan hati” sehingga terekspresikan kita bekerja sama dengan lancar

menuju sasaran yang lebih luas dan bermakna.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa definisi kecerdasan spiritual adalah kemampuan potensial manusia yang menjadikan ia dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup, karena merasa sebagai bagian dari keseluruhan.

Nilai-nilai spiritual inilah yang dapat memberikan makna kehidupan karena sesungguhnya pemaknaan terhadap kehidupan ini bukan datang dari luar akan tetapi datang dari dalam. Dengan kata lain, harta, jabatan, dan kemewahan lainya (dunia luar) tidak bisa memberikan ketenangan yang hakiki bagi kehidupan manusia. Buktinya banyak orang yang cukup secaraa materi, tetapi batin mereka kering dan hampa (Nasution, 2009:10). Meskipun demikian, bukan berarti kemiskinan (jauh dari harta, jabatan dan kemewahan) menjadi kunci ketenangan. Akan tetapi yang dimaksud adalah kita orang Islam jangan terjebak oleh fatamorgana kemewahan dunia.

Jadikanlah materi hanya sebagai target “antara” untuk mempertahankan kelangsungan hidup mengabdi kepada Allah Ta’ala menuju target akhir

Jadi kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang untuk menghadapi dan memecahkan masalah serta memaknai kehidupan dari berbagai sudut pandang, menjadikan setiap perilaku dan kegiatan sebagai ibadah kepada Allah serta berprinsip hanya kepada-Nya.

a. Ciri-Ciri Kecerdasan Spiritual

Menurut Zohar dan Ian Marshall dalam Muhaimin (2010:43) seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Kemampuan berperilaku fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif).

Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai dengan sikap hidupnya yang yang berperilaku fleksibel akan terlihat luwes dalam menyelesaikan permasalahannya yang luas dan dalam. Dia menyesuaikan diri dalam situasi dan kondisi apapun dengan mudah.

2) Tingkat kesadaran diri yang tinggi

Orang yang mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi ditandai dengan mengenali siapa dirinya. Kesadaran yang tinggi telah menjadikanya mudah untuk mengendalikan diri dan memahami orang lain.

3) Kemampuan menghadapi penderitaan

Seseorang yang mampu menghadapi penderitaan itu adalah jalan menuju manusia yang berkualitas. Dia meyakini dalam

penderitaan itu masih ada orang yang lebih menderita dari pada dirinya, dan dia akan selalu mengambil hikmah dari setiap penderitaan itu.

4) Kemampuan menghadapi rasa takut

Rasa takut pasti pernah dialami setiap orang dalam hidupnya, manusia kadang merasa takut kehilangan jabatanya, hartanya, orang yang disayanginya, dan sebagainya. Namun dengan kecerdasan spiritual rasa takut itu dapat dihadapi dengan wajar tanpa kecurangan ataupun tindakan yang tidak terpuji. 5) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai

Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual selalu berpegang teguh dengan visi dan nilai yang diyakininya. Visi dan nilai ini bisa bersumber dari pengalaman hidup. Visi dan nilai membuat kehidupan menjadi berkualitas, selalu terarah kepada kebaikan, tidak tergoyahkan ketika menghadapi cobaan, dan lebih mudah untuk mencapai kebahagiaan.

6) Enggan menyebabkan kerugian yang tidak perlu

Agar keputusan yang diambil tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, maka orang cerdas spiritualnya akan berpikir selektif. Dia selalu memutuskan sesuatu yang mempertimbangkan sisi baik buruknya, sehingga menimbulkan langkah yang efektif.

7) Cenderung melihat keterkaitan berbagai hal

Berpikir holistik atau melihat keterkaitan berbagai hal, bermanfaat untuk menghasilkan kebaikan. Berfikir holistik membuat seseorang tampak lebih matang dan berkualitas. Kecerendungan melihat keterkaitan berbagai hal diperlukan saat menghadapi berbagai kejadian.

8) Cenderung bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika”

Pertanyaan “mengapa” atau “bagaimana jika” merupakan

pertanyaan untuk mencari jawaban yang mendasar. Dengan mengajukan pertanyaan seperti itu, seorang akan terbantu memahami setiap permasalahan secara baik dan bukan parsial. Tjuan bertanya mengapa atau bagaimana jika adalah supaya seseorang tidak terjebak dalam satu permasalahan yang memungkinkan seseorang dapat mengambil keputusan tidak tepat, dan terhindar dari sebuah kegagalan mencapai sebuah keberhasilan.

9) Pemimpin yang penuh perhatian dan tanggung jawab

Apabila kita mencari seorang pemimpin, carilah pemimpin yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi. Sebab orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan bias menjadi pemimpin yang penuh pengabdian dan tanggung jawab. (Zohar dan Marshall, 2007: 14)

3. Kecerdasan Emosional Spiritual

Dokumen terkait