• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PAPARAN DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum MA Al Bidayah Candi Bandungan 1.Letak Geografis

1. Peran guru dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual siswa di MA Al Bidayah Candi Bandungan

Adapun peran guru dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual siswa di MA Al Bidayah yang meliputi konsistensi, kerendahan hati, berusaha dan berserah diri, ketulusan, totalitas, keseimbangan, intergitas dan penyempurnaan:

a. Konsistensi (Istiqomah)

Menurut HT selaku guru waka kesiswaan mengatakan:

“guru mengharuskan kepada siswa untuk shalat dhuhur berjamaah bagi siswa laki-laki maupun perempuan yang tidak berhalangan serta shalat jum’at dan guru hanya membimbing dan mengabsen

siswa”

Siswa diwajibkan mengerjakan shalat dzuhur berjamaah dan shalat

jum’at diharapkan mampu membantu siswa untuk konsistensi

(istiqomah) dalam menjalankan ibadahnya di manapun mereka berada.

Ditambahkan oleh RS sebagai guru akidah akhlak dan waka kurikulum menuturkan:

“kami membiasakan siswa untuk membaca asmaul husna setiap hari dan atu tadarus Al Qur’an sebelum pelajaran dimulai”

Ditambahkan oleh M siswa kelas XII mengatakan:

“kami diwajibkan untuk shalat dzuhur berjama’ah dan shalat jum’at mas.... bahkan kami juga diharuskan dzuha dengan bergilir setiap kelas”

Guru berperan dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual siswa terutama dalam hal konsistensi (istiqomah) dengan memberikan kewajiban serta membiasakan siswa untuk melakukan dan merasakan pengalaman pengamalan ibadahnya.

Menurut ED selaku kepala sekolah menyampaikan sebagai berikut:

“kami mewajibkan kepada seluruh guru dan karyawan untuk memberikan contoh keteladanan seperti kami juga ikut aktif dalam

kegiatan shalat dhuhur berjama’ah demi terwujudnya budi beperti

yang luhur sesuai dengan visi dan misi madrasah”

Senada dengan itu S selaku waka sarana dan prasarana mengatakan:

“sebagai seorang guru tentu saja kita memberikan teladan yang baik, karena guru itu digugu dan ditiru, jadi apa yang kita lakukan tentu saja menjadi contoh bagi siswa baik perkataan maupun perbuatan”

Guru selalu berusaha aktif dalam memberikan teladan yang baik bagi siswa karena apa yamg dilakukan guru menjadi contoh yang akan dilakukan siswanya baik dari segi perkataan maupun perbuatan, sehingga jika seorang guru mempunyai konsistensi maka siswanya pun akan memiliki konsistensi.

“guru menanamkan pada siswa bahwa Allah akan mengangkat derajat manusia dengan ilmu dan kemampuan yang dimilikinya sehingga dengan begitu akan menumbuhkan kesadaran diri pada siswa untuk rajin dalam menuntut ilmu, serta memberikan teladan yang baik misalnya melalui pelajaran akidah akhlak”

Penanaman nilai pada siswa bahwa Allah akan mengangkat derajat manusia dengan ilmu yang dimilikinya akan membuat siswa mempunyai kesadaran diri untuk rajin dalam menuntut ilmu. Selain itu guru juga memberikan contoh atau teladan yang baik serta mengarahkan mereka untuk berbuat baik.

b. Kerendahan hati (tawadu’)

Menurut RS selaku guru akidah akhlak mengatakan:

“dalam hal ini, guru melibatkan siswa secara optimal dalam pelajaran baik secara fisik, sosial, maupun emosional. Karena dengan begitu kita dapat melatih siswa pandai bersosialisasi dengan teman, guru dan sesama, serta menuntun siswa pandai mengendalikan diri dan emosi dan menggiringya kearah yang positif....ya misalnya dengan metode diskusi, tannya jawab dan sebagainya”

Guru melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran baik secara fisik, sosial, maupun material sehingga siswa pandai bersosialisasi dan menjaga hubungan baik dengan guru, maupun sesama siswa.

Ditambahkan oeh HT selaku guru waka kesiswaan mengatakan:

“guru menganjurkan pada siswa untuk bertutur kata dengan sopan dan mengucapkan salam apabila bertemu dengan guru serta ketika akan memasuki ruangan baik kelas maupun ruang guru”

Guru mengajarkan kepada siswa untuk bertutur kata dengan sopan, mengucapkan salam ketika bertemu serta berjabat tangan ketika berjumpa. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran baik secara fisik, materiil, maupun emosional.

Melihat hal ini peran guru yang telah dilakukan adalah mengajarkan kepada siswa untuk saling menghargai dan menghormati dengan tidak memandang diri lebih tinggi daripada orang lain.

c. Berusaha dan berserah diri (tawakkal)

Berusaha dan berserah diri ( tawakkal) merupakan hal penting dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga ketika apa yang sudah direncanakan dan diusahakan dengan sungguh-sungguh dalam belajar tidak tercapai, maka itu tidak akan membuat dirinya putus asa. Oleh sebab itu RS selaku guru akidah akhlak dan waka kurikulum mengatakan:

“guru menanamkan pada siswa untuk berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan aktifitas belajar, atau memberikan motivasi atau semangat pada siswa sehingga siswa akan tertarik dengan suasana belajar dalam kelas sehingga siswa tidak akan merasa bosan dalamk kelas”

Senada dengan itu ED yang merupakan guru waka kesiswaan mengatakan:

“guru menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar ... selain itu kami juga melibatkan siswa untuk aktif dalam dalam kegiatan-kegiatan atau event-event atau perlombaan baik yang diadakan sekolah maupun diluar sekolah sehingga mereka merasa tertarik dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang maksimal”

Siswa lebih senang apabila dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sehingga hal itu mampu membuat siswa untuk berusaha dengan sungguh-sungguh dalam kegiatan itu dan menyerahkan hasil yang telah diusahakan kepada Allah SWT.

Diatmbahkan oleh HT sebagai waka kesiswaan mengatakan:

“guru membantu siswa yang bermasalah untuk menemukan solusinya.... terutama bagi siswa kami mengajak mereka mengobrol secara langsung serta memberikan surat panggilan dengan orang tua untuk duduk dan ngobrol bersama untuk mencari solusinya”

d. Ketulusan (keikhlasan)

Menurut RS waka kurikulum dan guru akidah akhlak mengatakan:

“ya seperti halnya yang dilakukan sekolah lain di sini kami juga menganjurkan kepada siswa untuk menyisihkan sakunya untuk yazis, infak dan shadakah yang dilakukan seminggu sekali setiap hari jum’at untuk mengembangkan empati siswa, selain itu kami juga mengajak siswa untuk takziyah ketika ada yang terkena musibah”

Guru mengajarkan kepada siswa untuk menyisihkan uang untuk shadaqah dan infak agar siswa terbiasa untuk melakukan sesuatu dengan ikhlas.

Ditambahkan oleh HT waka kesiswaan:

“kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan keikhlasan pada siswa yaitu dengan mengadakan kemah bakti sosial, penyembelihan hewan kurban serta pembagian zakat, serta infak dan sedekah untuk mengajarkan siswa ikhlas dalam beramal serta kami (guru) mengajarkan kepada siswa untuk

Guru mengajarkan kepada siswa untuk melakukan kegitan-kegiatan positif yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, serta mengajarkan kepada siswa ikhlas dalam beramal.

e. Totalitas (kaffah)

Menurut ED selaku kepala sekolah menyampaikan:

“dalam hal ini kami berusaha secara total dalam melakukan peran atau tugas sebagai guru, selain itu kami juga berusaha membantu siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang

sedang dihadapinya.”

Guru melakukan perannya secara total selain itu guru juga tidak hanya mentransfer ilmu saja tetapi juga melakukan perannya dengan membantu siswa menyelesaikan masalahnya.

Senada dengan itu RS selaku guru akidah akhlak dan waka kurikulum menyampaikan:

“kami menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar...selain itu kami juga melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan, event-event atu perlombaan baik yang diadakan sekolah maupun diluar sekolah”

Menurut M siswa kelas XII mengatakan:

“dalam hal ketrampilan tentu saja disini kami dituntut untuk untuk mempunyai ketrampilan, bahkan kami sendiri yang menentukan atau membuat perlombaan dalam acara class meeting serta di beri kesempatan untuk mengelola kantin atau koperasi sendiri”.

Selain itu ditambahkan oleh HT waka kesiswaan dan guru fisika sebagai berikut:

“kami mendorong siswa untuk aktif dalam berorganisasi baik

serta pandai beradaptasi dengan lingkungan dimanapun mereka berada dan mematuhi norma yang berlaku di masyarakat, selain itu kami juga menjalin hubungan positif dengan masyarakat dengan memberikan peraturan-peraturan terhadap siswa untuk tidak melakukan hal-hal negatif yang meresahkan masyarakat seperti tindakan kriminalitas seperti pencurian, penodongan, tawuran dan sebagainya yang meresahkan warga atau masyarakat”

guru mendorong dan menganjurkan kepada siswa untuk mengikuti organisasi baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah agar siswa secara total .

Ditambahkan oleh S selaku guru fisika mengatakan:

“guru melibatkan siswa secara optimal dalam proses pembelajaran baik secara fisik, sosial maupun emosional. Karena dengan begitu kita dapat melatih siswa bersosialisasi dengan baik dan melibatkan siswa secara total dalam pembelajaran bukan sebatas teori saja”

f. Integritas dan penyempurnaan (ihsan)

Seperti yang dikatakan ED selaku kepala sekolah menyampaikan sebagai berikut:

“kami mewajibkan kepda seluruh guru dan karyawan untuk memberikan contoh keteladanan baik, seperti kami juga ikut aktif dalam kegiatan shalat dhuhur berjamaah demi terwujudnya budi pekerti yang luhur sesuai visi dan misi madrasah”

Senada dengan itu S selaku guru waka sarana dan prasarana mengatakan:

“sebagai seorang guru tentu saja kita memberikan teladanyang baik, karena guru itu digugu dan ditiru jadi apa yang kita lakukan tentu saja menjadi contoh bagi siswa baik perkataan maupun perbuatan”

Menurut RS guru akidah akhlak dan waka kurikulum dari hasil wawancara sebagai berikut:

“guru menanamkan nilai-nilai moral dan agama melalui sikap dan perilaku guru, melalui pelajaran-pelajaran yang disampaikan seperti mata pelajaran akidah akhlak, fiqih, ski dan aswaja atu ke-NU an”

Guru menanamkan nilai-nilai moral dan agama melalui kegiatan belajar mengajar serta memberi contoh melalui sikap dan perilaku guru.

3. Kurikulum yang diterapkan di MA Al Bidayah

Kurikulum merupakan segala rencana pelaksanaan pendidikan yang dijadikan pedoman di suatu lembaga sekolah/madrasah. Kurikulum yang diterapkan di MA Al Bidayah adalah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah yaitu menggunakan kurikulum 2013. Hal ini sebagaimana penuturan RS selaku waka kurikulum sebagai berikut:

“di sini menggunakan kurikulum 2013 sebagaimana yang telah

ditetapkan meskipun kami belum sepenuhnya menggunakan kurikulum itu dalam kegiatan belajar mengajar”

Hal serupa juga disampaikan ED selaku kepala sekolah:

“kalau kurikulum ya masih sama disini kami sesuai dengan ketetapan pemerintah, tetapi disini juga melakukan tindakan lain sebagai tambahan kurikulum intern atau program tambahan sebagai ciri khusus seperti, hafalan surat pendek, praktik mengkafani jenazah dan tahlil dan dzikir”

Kurikulum yang digunakan di MA Al Bidayah adalah kurikulum 2013. Selain itu program tambahan yang diberlakukan di MA Al Bidayah sudah mengarah pada pengembangan ESQ siswa, meskipun secara eksplisit tidak menyebutkan kata-kata mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual.

4. Faktor pendukung pengembangan keerdasan emosional dan spiritual (ESQ)

Demi tercapainya tujuan pendidikan di suatu lembaga pendidikan sekolah/madrasah tentunya ada faktor yang mendukung. Adapun faktor yang mendukung untuk pengembangan keerdasan emosional dan spiritual di MA Al Bidayah, sebagaimana yang diungkapkan bapak S sebagai waka sarpras, dari hasil wawancara sbagai berikut:

“alhamdulillah.. untuk fasilitas atau sarana dan prasarana di Madrasah kami sudah mendukung, seperti masjid yang cukup luas dan berada di lingkungan sekolah, Al Qur’an dan alat-alat ibadah serta peralatan lain seperti: kesenian dan pramuka. Suasana yang tenang karena jauh dari keramaian. Lingkungan masyarakat yang aman, tentram dan damai”

Menurut HT selaku waka kesiswaan dan guru fisika mengatakan:

“dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual siswa,, untuk sarana dan prasarana juga sudah cukup mendukung, sedangkan dari siswa sendiri juga memiliki antusias yang tinggi dalam kegiatan belajar mengajar”

Sarana dan prasarana yang mendukung serta antusiasme dari siswa menjadi faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual siswa.

Selain itu disampaikan oleh ibu RS sebagi waka kurikulum dan guru akidah akhlak tentang faktor pendukungnya sebagai berikut:

“kalau untuk peran guru agama dalam mengembangkan kecerdasa emosional dan spiritual (ESQ)... dalam pembelajaran terutama dalam guru yang mengempu mata pelajaran agama pada khusunya dan juga guru yang mengampu mata pelajaran lain disini kami berusaha untuk mengembangkan kecerdasan siswa baik IQ, EQ, dan SQ, dan melihat perkembangan perilaku dan karakter siswa”

Faktor yang mendukung pengembangan kecerdasan emosional

Dokumen terkait