• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedudukan dan Fungsi , Tugas dan Wewenang Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah

Bab IV Kesimpulan dan Saran, bab ini berisi kesimpulan dari analis

TINJAUAN KEBERADAAN LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

B. Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

2. Kedudukan dan Fungsi , Tugas dan Wewenang Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah

Perubahan UUD 1945

Keberadaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah diatur dengan jelas pada Pasal 18 ayat (3) dalam UUD 1945 setelah perubahan kedua yang menyatakan bahwa pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Ketentuan ini menjadi suatu dasar hukum terhadap keberadaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam sistem ketatanegaran di Indonesia.

Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 18 ayat (3) tidak menjelaskan mengenai kedudukan dan fungsi, tugas dan wewenang dari DPRD, tetapi UUD 1945 setetelah perubahan pada Pasal 18 ayat (7) menyatakan bahwa ada undang – undang khusus yang mengatur mengenai susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan undang – undang pertama yang dibentuk untuk mengatur pemerintahan daerah setelah perubahan UUD 1945. Dalam undang – undang ini diatur kedudukan dan fungsi, tugas dan wewenang DPRD. Kedudukan DPRD dalam Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 ialah sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memiliki fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah provinsi dan unsur penyelenggara pemerintahan daerah memiliki tugas dan

wewenang. Tugas dan wewenang DPRD diatur dalam undang – undang pemerintahan daerah yaitu sebagai berikut :75

a. membentuk Perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat persetujuan bersama;

b. membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama dengan kepala daerah;

c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerja sama internasional di daerah;

d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala daerah/wakil kepala daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD provinsi dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi DPRD kabupaten/kota;

e. memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah;

f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;

g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sana internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah;

h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;

i. membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah;

j. melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah;

k. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antar daerah dan dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.

Kemudian Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah direvisi menjadi Undang – Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kedudukan dan fungsi DPRD dalam undang – undang ini masih mengikuti ketentuan Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sedangkan tugas dan wewenang dalam Undang – Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang No.32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah mengalami perubahan yaitu pengahapusan huruf i pada Pasal 42 ayat ( 1) tentang tugas dan wewenang DPRD. 76

Penjelasan mengenai kedudukan DPRD selain diatur dalam undang – undang pmerintahan daerah , diatur juga dalam Undang – Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada Pasal 291, pada undang – undang ini bukan hanya menjelaskan kedudukan tetapi juga susunan DPRD yang terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum.

Selain tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud di atas, DPRD melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam peraturan perundang – undangan. Peraturan perundang – undangan yang mengatur tugas dan wewenang DPRD ialah Undang – Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah . Tugas dan wewenang DPRD provinsi ialah sebagai berikut :77

a. membentuk peraturan daerah provinsi bersama gubernur;

b. membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi yang diajukan oleh gubernur;

c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi;

d. mengusulkan pengangkatan dan /atau pemberhentian gubernur dan/atau wakil gubernur kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian;

76 Pasal 42 ayat (1) huruf i Undang Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

77 Pasal 293 ayat (1) Undang Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

e. memilih wakil gubernur dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil gubernur;

f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah provinsi terhadap rencanaperjanjian internasionaldi daerah;

g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi;

h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi;

i. memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah; j. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang – undangan ; dan

k. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang – undangan.

Berdasarkan tugas dan wewenang sebagaimana diuraikan di atas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah memiliki hak dan kewajiban. DPRD memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat.78 Hak interpelasi adalah hak DPRD provinsi untuk meminta keterangan kepada gubernur mengenai kebijakanpemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.79 Hak angket adalah hak DPRD provinsi untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah, dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang - undangan.80 Hak menyatakan pendapat adalah hak DPRD provinsi untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan gubernur atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya

78 Siswanto Sunarno, Op.Cit, hal.68

79 Pasal 298 ayat (2) Undang Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

80 Pasal 298 ayat (3) Undang Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.81 Selain tiga hak tersebut, anggota DPRD provinsi juga memiliki hak lain yang diatur dalam undang – undang, yaitu sebagai berikut : 82

a. mengajukan rancangan Perda; b. mengajukan pertanyaan

c. menyampaikan usul dan pendapat; d. memilih dan dipilih;

e. membela diri; f. imunitas;

g. protokoler; dan .

h. keuangan dan administratif

Pada Undang – Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mengenai hak anggota DPRD provinsi ditambah satu hak yaitu mengikuti orientasi dan pendalaman tugas. Selain memiliki hak, anggota DPRD juga memiliki kewajiban yaitu sebagai berikut : 83

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila ;

b. melaksanakan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang – undangan ;

c. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ;

d. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan ;

e. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat ;

f. menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah ;

g. menaati tata tertib dan kode etik ;

h. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi ;

81 Pasal 298 ayat (4) Undang Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

82

Pasal 44 ayat (1) Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 83 Pasal 300 Undang Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

i. menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kujungan kerja secara berkala ;

j. menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat ; dan

k. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen di daerah pemilihannya.

Untuk mengoptimalkan pelaksaan fungsi, tugas dan wewenang, serta hak dan kewajiban anggota DPRD provinsi di bentuk fraksi sebagai wadah berhimpun anggota DPRD provinsi. Pada Pasal 50 dalam Undang – Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah menjelaskan bahwa setiap anggota DPRD wajib berhimpun dalam fraksi dan jumlah anggota setiap fraksi sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya sama dengan jumlah komisi di DPRD.

Partai politik yang memenuhi persyaratan untuk membentuk fraksi hanya dapat membentuk satu fraksi. Partai politik yang tidak memenuhi syarat untuk membentuk 1 fraksi, wajib bergabung dengan fraksi yang ada atau membentuk fraksi gabungan. Fraksi yang sudah terbentuk wajib menerima anggota DPRD dari partai politik lain yang tidak memenuhi syarat untuk dapat membentuk satu fraksi. Apabilah fraksi gabungan yang sudah dibentuk belum juga memenuhi syarat sebagai fraksi gabungan, maka seluruh anggota fraksi gabungan tersebut wajib bergabung dengan fraksi dan/atau fraksi gabungan lain yang memenuhi syarat. Kententuan ini diatur dalam Undang – Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Selain fraksi, DPRD provinsi juga memiliki alat kelengkapan untuk menjalankan fungsi, tugas dan wewenang DPRD yang terdiri atas ;84

1. Pimpinan ;

2. Badan Musyawarah ; 3. Komisi ;

4. Badan Legislasi Daerah ; 5. Badan Anggaran ; 6. Badan Kehormatan ; dan

7. Alat Kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna.

Jumlah pimpinan DPRD dan komisi yang dibentuk pada provinsi tergantung pada jumlah anggota DPRD yang terpilih tiap provinsi berdasarkan hasil dari keputusan Komisi Pemilihan Umum yang telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Ketentuan tata cara pembentukan, susunan, tugas dan wewenang dari alat kelengkapan daerah diatur dalam peraturan DPRD tentang tata tertib masing – masing provinsi.

84

Pasal 302 ayat (1) Undang – Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

BAB III