• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskrepsi Hasil Penelitian

4.1.2.2.3 Kegiatan akhir .( ±10 menit )

a) Pendinginan sebagai sarana mengembalikan kondisi tubuh kembali normal dengan bernyanyi bersama-sama.

b) Jam pelajaran habis siswa dibubarkan.

Setelah pembelajaran siklus II selesai dilaksanakan, maka siswa diberikan pertanyaan tentang proses belajar mengajar yang dilakukan. Dengan pemberian pertanyaan secara tertulis tersebut akan dapat diketahui bagaimanakah pemahaman siswa terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar

48

yang baru (afektif), aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motifasi belajar dan sejenisnya. Hal analisis deskripsi persentase dari masing-masing aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik dikategorikan menjadi 5 kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap suatu pengetahuan akan peraturan permainan yang dilakukan (kognitif), sikap siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung (afektif), aktifitas yang meliputi gerak dasar dalam permainan dan keaktifan siswa mengikuti pelajaran penjasorkes (psikomotorik) terhadap (penjasorkes) dengan menggunakan permainan modifikasi Striker Vs Back In Four Goal Target Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal Memperoleh nilai sebagai berikut:

Tabel 4.6 Tabel Hasil Pembelajaran Pada Siklus II

No Rentang Nilai Kriteria Frekuensi Persentase

1 2,5 – 3 Sangat Rendah 0 0% 2 3,5 – 5 Rendah 0 0% 3 5,5 – 7 Sedang 2 7% 4 7,5 – 8 Tinggi 14 50% 5 8 -10 Sangat Tinggi 12 43% Jumlah Siswa 28 100%

Berdasarkan table diatas terlihat bahwa Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal yang memiliki antusias yang cukup baik terhadap penjasorkes terutama dalam permainan. Hal ini terlihat sebanyak 0% termasuk dalam kategori sangat rendah, sebanyak 0% siswa termasuk dalam kategori rendah, sebanyak 21% siswa memiliki kategori sedang 32% kategori tinggi dan 43%

kategori sangat tinggi. Dengan batasan KKM yang di tetapkan pada SDN Jatipurwo yaitu 75 hasil dari pembelajaran dengan modifikasi permainan pada siklusII mengalami peningkatan menjadi 93 % . Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam grafik berikut ini sebagai hasil penilaian pada siklus II

Gambar Grafik 4.5 Hasil Penilaian Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Siswa Siklus II

4.1.2.3 Observasi

Berdasarkan penelitian ini ahli penjas menilai peneliti dengan menggunakan lembar penilaian dan mengamati ketika menyampaikan materi, memberi contoh, mengevaluasi pembelajaran dan menutup pembelajaran. Kemudian ahli juga melihat proses pembelajaran supaya ahli tahu kekurangan peneliti itu dimana dan apa saja. Ketika itu juga peneliti diberi masukan oleh ahli untuk bisa menjalankan penguasaan kelas. Kemudian memberikan motivasi kepada anak-anak supaya timbul semangat dalam bermain. Setelah kegitan penelitian berlangsung peneliti diberi masukan dari ahli penjas untuk melakukan penelitian lanjutan

0 10 20 30 2,5 – 3 3,5 – 5 5,5 – 7 7,5 – 8 8,5-10 1 2 3 4 5 Jumlah Siswa 0 0 2 14 12 28 0% 0% 7% 50% 43% 100%

50

dan mencermati peralatan dan sistem permainan yang perlu dikembangkan lagi sehingga mencapai tujuan pembelajaran.

Pada penelitian ini anak sudah dapat memahami permainan ini terbukti dengan pemahaman aturan permainan dan gerak dasar sepak bola. Mereka melakukan permainan ini dengan semangat dan sungguh-sungguh. Anak-anak merasa mendapat suatu permainan baru yang belum pernah dilakukan oleh para siswa sehingga ingin mencoba lagi pada pertemuan berikutnya. Melalui permainan ini banyak siswa yang meningkat pada tingkat antusiasnya dan meningkatnya keterampilan siswa dalam bermain bola lebik maksimal.

4.1.2.3.1 Kognitif

Penilaian aspek kognitif ini kita bisa melihat kriteria anak yang lebih aktif dalam pembelajaran walaupun belum sesuai dengan apa yang di inginkan. Siswa sudah mulai paham permainan ini walaupun masih mencontoh kelompok lain, anak mau mempraktekkan permainan ini. Hasil penilaian dari aspek kognitif adalah sebagai dasar pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan guru melalui beberapa pertanyaan secara tertulis atau secara unjuk kerja maupun wawancara di SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3Tabel Aspek Kognitif Siswa terhadap Penjasorkes pada Siklus II

No Rentang Nilai Kriteria Frekuensi %

1 2,5 – 3 Sangat Rendah 0 0% 2 3,5 – 5 Rendah 0 0% 3 5,5 – 7 Sedang 4 14% 4 7,5 – 8 Tinggi 11 39% 5 8 -10 Sangat Tinggi 13 47% Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan hasil pembelajaran aspek kognitif dengan data sebagai berikut: kategori sedang sebanyak 4 siswa dengan presentase 29%, kategori tinggi sebanyak 11 siswa dengan presentase 39 % dan 47% kategori sangat tinggi sebanyak 13 siswa. Dengan data tersebut tingkat ketuntasan mencapai 86 % pada aspek kognitif ini. Lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar Grafik 4.6 Penilaian Siswa terhadap Aspek Kognitif Siklus II 1 2 3 4 5 Jumlah 0 0 4 11 13 28 0% 0% 14% 39% 47% 100%

Kognitif

52

4.1.2.3.2 Afektif

Penilaian aspek afektif diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan dari awal pembelajaran meliputi segi perilaku, sikap dan sosial sebagai penilaian yang berdasarkan kepatuhan dalam atuaran-aturan yang saat pembelajaran pada siklus II di SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal adalah Sebagai berikut :

Tabel 4.4 Tabel Aspek Afektif Siswa terhadap Penjasorkes pada Siklus II

No Nilai Nilai Kriteria Frekuensi %

1 2,5 – 3 Sangat Rendah 0 0% 2 3,5 – 5 Rendah 0 0% 3 5,5 – 7 Sedang 4 14% 4 7,5 – 8 Tinggi 10 36% 5 8 -10 Sangat Tinggi 14 50% Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan hasil pembelajaran aspek afektif dengan data sebagai berikut: kategori sedang sebanyak 4siswa, presentase 14 % , kategori tinggi 10 siswa dengan presentase 36% dan 50% kategori sangat tinggi sebanyak 14 siswa. Dengan data tersebut tingkat ketuntasan mencapai 86% pada aspek afektif ini. Lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar Grafik 4.7 Penilaian Siswa terhadap Aspek

Kognitif Siklus II

4.1.2.3.3 Psikomotorik

Penilaian aspek psikomotorik diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan dari awal pembelajaran meliputi segi keterampilan gerak dasar permainan, kelincahan dan kemampuan menerapkan strategi dalam permainan dalam mencapai target gawang yang saat pembelajaran pada siklus I di SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal adalah Sebagai berikut: Tabel 4.5 Tabel Aspek Psikomotorik Siswa terhadap

Penjasorkes pada Siklus I

No Rentang Nilai Kriteria Frekuensi % 1 2,5 – 3 Sangat Rendah 0 0% 2 3,5 – 5 Rendah 0 0% 3 5,5 – 7 Sedang 15 54% 4 7,5 – 8 Tinggi 7 25% 5 8 -10 Sangat Tinggi 6 21% Jumlah 28 100% 1 2 3 4 5 Jumlah 0 0 4 10 14 28 0% 0% 14% 36% 50% 100%

Afektif

54

Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan hasil pembelajaran aspek psikomotorik dengan data sebagai berikut : kategori sedang sebanyak 15 siswa presentase 54% ,kategori tinggi presentase 25% sebanyak 7 siswa dan 21 % kategori sangat tinggi sebanyak 6 siswa. Dengan data tersebut tingkat ketuntasan mencapai 46 % pada aspek psikomotorik. Lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar Grafik 4.4 Hasil Penilaian Siswa terhadap Aspek Psikomotorik Siklus I

4.1.2.3.4 Refleksi

Refleksi tindakan pada siklus II adalah sebagai koreksi dari pengamatan hasil pembelaajaran yang dillakukan pada siklus II apakah terjadi masalah yang timbul pada siklus IIdan dicari pemecahannya untuk dilanjukan pada siklus III. Hasil yang ditunjukkan dari Siklus II mengalami peningkatan yang sudah cukup tinggi dari 75% meniadi 93%. Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran, analisis pengamatan,dan refleksi, serta diskusi dengan

1 2 3 4 5 Jumlah 0 0 15 7 6 28 0% 0% 54% 25% 21% 100%

Psikomotorik

teman sejawat, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa siklus II sangat berhasil dan tidak memerlukan langkah perbaikan pembelajaran lanjutan.

4.2 Pembahasan

Seperti telah dijelaskan pada latar belakang masalah di atas bahwa dalam kegiatan pembelajaran penjasorkes pembelajaran sepak bola pada SDN Jatipurwo Kec Rowosari Kab Kendal mempunyai masalah antusias siswa putri yang sangat rendah sehingga dibuatlah pemecahan masalahnya melalui sebuah modifikasi pembelajaran.

Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran, penulis membuat konsep pembelajaran sepakbola mini dengan permainan striker vs back in four goal target sebagai media pembelajaran yang diperlukan. Setelah dilakukan pembelajaran yang merupakan tindakan penelitian sebagai langkah perbaikan dalam siklus I dan siklus II, ternyata terjadi peningkatan penguasaan materi dan unjuk kerja siswa dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes. Peningkatan ini menunjukkan bahwa langkah pembelajaran sebagai perbaikan, berhasil memperbaiki proses pembelajaran dan sekaligus meningkatkan ketuntasan belajar siswa.

Strategi pembelajaran yang digunakan pada perbaikan proses belajar siswa dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I dan siklus II, menekankan pada pembelajaran secara langsung yang bersifat kontekstual. Metode ini dimaksudkan untuk mengasah dan meningkatkan konsep berpikir siswa yang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata sehingga siswa mampu memahami masalah dengan baik.

56

Dengan demikian strategi perbaikan pembelajaran sepakbola dengan menggunakan metode permainan striker vs back in four goal target dalam pembelajaran penjasorkes telah sesuai dengan kebutuhan dalam upaya meningkatkan keterampilan menendang, menggiring, mengoper dan menguasai bola. Langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan juga telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang setelah di lakukan tindakan pembelajaran pada siklus II ketuntasan belajar siswa dari 28 siswa yang belum tuntas 2 siswa dengan KKM 75 adi tingka ketuntasan meningkat menjadi 93% pada siklus II.

Dalam siklus I ketuntasan mencapai hasil 75 % dan siklus II 93 %, jadi pada siklus II mengalami peningkatan 18 %. Pada Siklus I ini siswa yang tidak 4 siswa dari 28 siswa. Setelah siklus II sudah meningkat dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus III karena sudah mengalami peningkatan dalam proses belajar siswa di SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal, walaupun peningkatan yang cukup tinggi pada aspek kognitif dan afektif. Aspek Psikomotorik peningkatanya masih rendah tapi secara keseluruhan sudah mencapai hasil yang sangat tinggi. Dalam pembelajaran penjasorkes mencakup tiga aspek tersebut merupakan tujuan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang sudah cukup baik. Peningkatan hasil belajar ini merupakan suatu keberhasilan yang diperoleh dari model pembelajaran melalui modifikasi permainan striker vs back in four goal target dalam pembelajaran sepak bola.

BAB V

Dokumen terkait