• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Al - -Muntaha

3. Kegiatan yang Dilaksanakan dalam Rangka Penanaman Nilai-Nilai Karakter Melalui Program Bil-hifdzi pada Santriwati PPTQ

Al-Muntaha

a. SZ (59 Tahun)

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka menanamkan nilai karakter tebagi menjadi kegiatan harian, mingguan, harian dan tahunan.

Kegiatannya yaitu setoran al-Qur‟an sehari 4 kali, ro‟an, sholat

jama‟ah, sorogan kitab (fasholatan, dziba‟, manaqib, dalail al-khoirot)

saat santriwati sedang berhalangan, bandongan kitab (nashoikhul „ibad,

fatkhul qarib, dziba‟, tafsir jalalain), sima‟an, tartilan, tahlilan, dziba‟an, khitobah, ziarah, maulid nabi dan isro‟ mi‟roj. Untuk prosedurnya bisa dilihat di peraturan pondok pesantren. Pengaruh

kegiatan terhadap kepribadian santriwati, fainsyaallah sebagian besar

santri telah menunjukan perubahan dari pengaruh kegiatan progam

bil-hifdzi, yaitu dalam perihal akhlak. (SZ, 8-3-2018)

b. EM (32 Tahun)

Kegiatan yang diselenggarakan ada berbagai macam, yaitu:

1) Karakter disiplin dibangun melalui kegiatan jama‟ah maka harus

bangun sebelum subuh, saat ada bel ngaji jam 6 maka harus mengaji,

begitupun dengan ngaji ashar, malam, dan juga bandongan kitab.

85

continue. Bahkan ketika ada santri yang tidak melakukan kegiatan

pondok akan mendapat takziran, dalam rangka untuk melatih

karakter disiplin.

2) Karakter kerja keras, yang mana kita tahu bahwa hafalan tidaklah

mudah, hafalan bukan hanya fikiran, namun juga ingatan. Bahkan santri harus mengurangi kegiatan yang yang kurang bermanfaat agar dapat maksimal dalam menghafal.

3) Kesederhanaan. Di pondok pesantren berbeda dengan di rumah.

Mungkin di rumah, santri bisa makan sesuai dengan yang diinginkan, atau nonton tv. Namun di pondok tiak bisa, maka disinilah nilai kesederhanaan dibangun, apa yang ada di pondok,

onone ngono ya ngono. Tidak boleh memiliki sesuatu diluar peraturan pondok.

4) Kebersamaan. Santri dibiasakan untuk mengutamakan kepentingan

bersama daripada kepentingan pribadi seperti sima‟an, ini adalah

bentuk kebersamaan, yang satu baca yang satu nyimak secara

bergantian. Ro‟an/bersih-bersih bersama merupakan bentuk gotong

royong untuk membersihkan lingkungan pondok.

5) Sabar. Ketika menghafal, banyak ujian dan harus mengulang-ulang

ayat hingga puluhan kali, maka haruslah memiliki sifat yang sabar. 6) Tasamuh, yaitu menghormati dan menghargai orang lain.

Pengaruhnya sangat luar biasa. Sepengetahuan saya, perbedaan akan terlihat antara anak yang hidup di lingkungan pesantren, dan anak

86

yang tidak berada di lingkungan pesantren. Rata-rata, orang yang memiliki kecerdasan tinggi adalah orang yang suka menghafal. Karena ia terbiasa memikirkan sesuatu yang berat. Bahkan ia menghafal sesuatu yang orang lain tidak menghafal. Dalam kepribadian juga demikian, seorang penghafal akan mengorbankan waktunya untuk menghafal, secara otomatis, dia kurang berinteraksi dengan dunia luar, maka perilakunya akan lebih terjaga. Bukan berarti bergaul di luar

adalah salah, tapi menyibukkan diri dengan al-Qur‟an adalah lebih baik.

Etika, ucapan, tingkah laku, akhlaknya lebih terjaga. (EM, 4-3-2018)

c. NU (31 Tahun)

Kegiatan yang diselenggarakan yakni harus menambah setoran, takrir,

sima‟an berati saling membantu antar sesama santriwati, ro‟an melatih

santri untuk cinta lingkungan. Pengaruh kegiatan terhadap progam

bil-hifdzi sangat besar, karena dengan demikian maka santri lebih fokus

untuk hafalan dan menambah rasa cinta santri terhadap al-Qur‟an,

akhlaknya bertambah baik karena merasa dirinya sedang menghafal dan

bertanggung jawab atas ayat-ayat suci al-Qur‟an. (NU, 5-3-2018)

d. IF (27 Tahun)

Kegiatan untuk menanamkan progam bil-hifdzi, ngaji rutin 4x sehari

mengajarkan santri untuk disiplin, tawadhu‟. Bandongan kitab yang

diajarkan oleh Bu‟e (pengasuh), Ustadz Nashif dan juga Ustadz

Erkham, beliau mengajarkan akhlak seorang santri terhadap gurunya,

-87

ungguh. Pengaruh kegiatan terhadap kepribadian santri lumayan besar. Karena memang santri itu murid di pondok yang di didik untuk

memiliki karakter akhlakul karimah. (IF, 5-3-2018)

e. SK (20 Tahun)

Seperti halnya setoran rutin minimal 2x dalam sehari, sima‟an rutinan

setiap hari ahad, dan juga sima‟an rutinan ahad legi, qiyamul lail

malam jum‟at agar hati menjadi tenang, tahlilan. Kegiatan tersebut berpengaruh cukup besar terhadap kepribadian. Misalnya dengan saya

mengikuti progam bil-hifdzi, saya lebih mampu menjaga tutur kata,

sikap, cara berpakaian, menghargai waktu, menghormati orang-orang yang tengah menghafal disekeliling saya. (SK, 3-3-2018)

f. VZN (18 Tahun)

Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka penanaman nilai karakter

yaitu 1) mengaji 4x sehari 2) setoran hafalan 3) sima‟an perjuz saat

ahad legi 4) tartilan estafet 5) mendalami ilmu tajwid 6) bandongan

dan sorogan kitab. Adapun pengaruh kegiatan-kegiatan tersebut

sangatlah besar guna membangun ruhaniyah yang sehat, pikiran yang positif sehingga perilaku pun akan menjadi positif. (VZN, 3-3-2018)

g. SZ (21 Tahun)

Salah satu kegiatan dalam menanamkan karakter yaitu sima‟an pada

setiap hari minggu yang mnegajarkan tentang arti kerjasama dan saling membantu, ziarah wali mengingtakan kita bahwa dunia tak abadi,

88

Mengenai pengaruhnya, sangat berpengaruh sekali, saya mejadi sadar bahwa saya belum bisa dalam mengaji, dari situ pun saya semakin sadar bahwa saya sudah terlalu banyak dosa. (SZ, 3-3-2018)

h. BPS (13 Tahun)

Kegiatan yang diselengarakan untuk menanamkan karakter yaitu

mengaji al-Qur‟an yang dilakukan setiap harinya, sima‟an setiap ahad

pagi dan juga sima‟an ahad legi, bandongan kitab nashoikhul „ibad,

selain itu pada malam-malam tertentu santriwati wajib melakukan

shalat sunah tahajjud yang akan membuat hati menjadi tenang dan

tentram, perilaku pun kan menjadi lemah lembut. Hal tersebut sangat berpengaruh besar terhadap kepribadian saya. (BPS, 3-3-2018)

i. EY (21 Tahun)

Kegiatan yang dilaksanakan progam bil-hifdzi tentulah merupakan

usaha untuk menanamkan karakter, seperti misalnya kegiatan ahad legi,

disana kita berusaha untuk saling menghargai satu sama lain,

kebersamaan yang terjaga, ro‟an yang mengutamakan gotong royong,

yasinanan malam jum‟at, khitobah. Sehingga diakui atau tidak, semua

hal tentang bil-hifdzi sangat berpengaruh terhadap santriwati yang

mengikutinya, terkhusus diri saya sendiri. (EY, 3-3-2018)

j. AAM (18 Tahun)

Kegiatan yang dilakukan sebagai penanaman nilai karakter yaitu ro‟an

(kerja bakti), muroja‟ah, belajar bersama. Adapun pengaruhnya

89

mengumpamakan hal tersebut, intinya saya merasa bahwa saya harus menjaga diri saya dalam segala hal. (AMM, 3-3-2018)

k. LIS (18 Tahun)

Adapun kegiatan yang menanamkan nilai karakter yaitu sima‟an,

tartilan, setoran, ro‟an, sholat tahajjud, sholat jama‟ah, ngaji kitab.

Sehingga pengaruhnya kegiatan tersebut terhadap perilaku saya sangatlah besar. Karena dengan demikian saya menjadi sadar bahwasannya seorang penghafal tidaklah layak jika berperilaku yang

tidak sesuai dengan isi al-Qur‟an. (LIS, 3-3-2018)

l. MJ (20 Tahun)

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penanaman karakter yakni

setoran 4 waktu (isya‟, subuh, dhuhur dan ashar), sima‟an ahad legi dan

sima‟an setiap hari minggu. Dengan demikian maka karakter akan hidup dengan penuh tanggung jawab dan disiplin yang tinggi. Pengaruh kegiatan terhadap pribadi saya sangatlah besar, dengan progam ini saya menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, memiliki adab yang baik, dan memiliki motivasi untuk semangat belajar. (MJ, 3-3-2018)

m.IB (21 Tahun)

Kegiatan yang dilakukan untuk menanamkan nilai karakter yaitu

setoran hafalan baru, takrir hafalan lama, sima‟an rutinan. Semua hal

tersebut menjurus pada penanamkan karakter terkait dengan tanggung jawab dan disiplin. Pengaruhnya terhadap diri saya sendiri begitu besar,

90

karena dengan itu, melatih diri untuk mematuhi dan konsekuensi atas

keputusan yang diambil yaitu menghafal al-Qur‟an. (IB, 3-3-2018)

n. NDK (21 Tahun)

Kegiatan yang dilakukan yaitu sima‟an, setoran, deresan, dan banyak

lagi kegiatan tambahan seperti ro‟an, tahajjud, juga bandongan kitab

jalalain untuk mengetahui pesan-pesan dalam al-Qur‟an. Semua itu

sangat berpengaruh terhadap pribadi saya. Karena saya yakin, jika saya tidak berada dalam keadaan seperti ini, saya tidak mungkin menjadi seperti ini. (NDK, 3-3-2018)

o. PDU (13 Tahun)

Kegiatan yang dilakukan yaitu tartilan akan meatih ketelitian, setoran

akan melatih kedisiplinan dan kesabaran, sima‟an melatih kerjasama

dan saling membantu, bandongan kitab membuat kita menjadi paham

mengenai akhlak karimah, dll. Pengaruhnya sangat besar terhadap

kepribadian saya, karena menghafal sejatinya tidak hanya mengulang-ulang ayat agar masuk diingatan, namun menghafal adalah mempelajari

dan menghayati isi al-Qur‟an untuk diamalkan. (PDU, 3-3-2018)

p. AIH (23 Tahun)

Kegiatan yang dilakukan untuk menanamkan nilai karakter salah

satunya yaitu mengaji tafsir jalalain. Dengan mengaji tafsir jalalain,

seseorang akan tau nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur‟an.

Sehingga secara otomatis akan ada respon yang mempengaruhi karakter seseorang menjadi lebih baik. Pengaruhnya sangat besar, karena

91

biasanya seseorang yang sedang dalam menghafal al-Qur‟an akan

cenderung lebih cerdas dalam mengingat segala hal. (AIH, 3-3-2018)

q. MM (23 Tahun)

Kegiatan yang dilakukan untuk menanamkan karakter diantaranya yaitu

setoran al-Qur‟an 4x dalam sehari, takrir agar ayat yang sudah dihafal

tidka lupa, sima‟an, tahlilan, ngaji tafsir dan juga ngaji kitab akhlak.

Kegiatan tersebut sangat berpengaruh bagi kepribadian saya, saya menjadi lebih sabar dalam menuntut ilmu. (MM, 3-3-2018)

4. Implementasi Program Bil-hifdzi PPTQ Al-Muntaha yang Terintegrsi