UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
4.1.2 Kegiatan Fisik Lainnya
Kegiatan-kegiatan fisik lainnya yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro dan Dinas/Instansi terkait dalam kerangka upaya pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4.1
Kegiatan Fisik Lainnya di Tahun 2015
No. Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan
(1) (2) (3) (4)
1 Pengadaan papan himbauan dan pencacah sampah
Taman Alun-alun BLH Kab. Bojonegoro
2 Pengadaan papan himbauan dan pencacah sampah
Taman Rajekwesi BLH Kab. Bojonegoro
3 Pengadaan papan himbauan dan pencacah sampah
Taman A. Yani BLH Kab. Bojonegoro
4 Pengadaan papan himbauan dan pencacah sampah
Terminal Rajekwesi BLH Kab. Bojonegoro
5 Pengadaan papan himbauan dan pencacah sampah
SMAN 3 Bojonegoro BLH Kab. Bojonegoro
6 Pengadaan papan himbauan dan pencacah sampah
RSUD Sosodoro BLH Kab. Bojonegoro
7 Pengadaan bak sampah dan komposter
Badan Lingkungan Hidup BLH Kab. Bojonegoro 8 Pengadaan bak sampah
dan komposter
Pendopo BLH Kab. Bojonegoro
9 Pengadaan bak sampah dan komposter
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
BLH Kab. Bojonegoro 10 Pengadaan bak sampah
dan komposter
Badan Perijinan BLH Kab. Bojonegoro
11 Pengadaan bak sampah dan komposter
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
BLH Kab. Bojonegoro 12 Pengadaan bak sampah
dan komposter
Dinas Perhubungan BLH Kab. Bojonegoro 13 Pengadaan bak sampah
dan komposter
Buku Laporan | Bab IV 116
No. Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan
14 Pengadaan bak sampah dan komposter
Dinas Pendidikan BLH Kab. Bojonegoro
15 Pengadaan bak sampah dan komposter
Dinas Pendudukan dan Pencatatan Wilayah
BLH Kab. Bojonegoro 16 Pengadaan bak sampah
dan komposter
Dinas Koperasi & UKM BLH Kab. Bojonegoro 17 Pengadaan bak sampah
dan komposter
SMPN 7 Bojonegoro BLH Kab. Bojonegoro 18 Pengadaan bak sampah
dan komposter SDN Sukorejo Kec. Bojonegoro BLH Kab. Bojonegoro 19 Pembangunan Sumur Resapan
Desa Glagahan Kec. Sugihwaras
BLH Kab. Bojonegoro 20 Pembangunan Sumur
Resapan
Desa Geger Kec. Kedungadem
BLH Kab. Bojonegoro 21 Pembangunan Sumur
Resapan
Desa Ngasem Kec. Ngasem
BLH Kab. Bojonegoro 22 Pembangunan Sumur
Resapan
Desa Dolokgede Kec. Tambakrejo
BLH Kab. Bojonegoro 23 Pembangunan Sumur
Resapan
Desa Donan Kec. Purwosari
BLH Kab. Bojonegoro 24 Pembangunan Sumur
Resapan
Desa Bareng Kec. Sekar BLH Kab. Bojonegoro 25 Pembangunan Instalasi
Biogas Limbah Ternak Sapi
Desa Sidodadi Kec. Sukosewu
BLH Kab. Bojonegoro
26 Pembangunan Instalasi Biogas Limbah Ternak Sapi
Desa Deru Kec. Sumberrejo
BLH Kab. Bojonegoro
27 Pembangunan Instalasi Biogas Limbah Ternak Sapi
Desa Gayungan Kec. Trucuk
BLH Kab. Bojonegoro
28 Pembangunan Instalasi Biogas Limbah Ternak Sapi
Desa Tambakromo Kec. Malo
BLH Kab. Bojonegoro
29 Pembangunan Instalasi Biogas Limbah Ternak Sapi
Desa Jumok Kec. Ngraho; Desa Kalangan Kec. Margomulyo
BLH Kab. Bojonegoro
30 Pembangunan Instalasi Biogas Limbah Ternak Sapi
Desa Karangmangu Kec. Ngambon
BLH Kab. Bojonegoro
31 Pembangunan Instalasi Biogas Limbah Ternak Sapi
Desa Banjarejo Kec. Bojonegoro
Buku Laporan | Bab IV 117
No. Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan
32 Pembangunan Instalasi Biogas Limbah Ternak Sapi
Desa Mojodeso Kec. Kapas
BLH Kab. Bojonegoro
33 Pembangunan Instalasi Biogas Limbah Ternak Sapi
Desa Klampok Kec. Kapas BLH Kab. Bojonegoro
34 Pembangunan Instalasi Biogas Limbah Ternak Sapi
Desa Kemamang Kec. Balen
BLH Kab. Bojonegoro
35 Pembangunan Instalasi Biogas Limbah Ternak Sapi
Desa Kayulemah Kec. Sumberrejo
BLH Kab. Bojonegoro
36 Pembangunan Instalasi Biogas Limbah Ternak Sapi
Desa Glagahan Kec. Sugihwaras
BLH Kab. Bojonegoro
37 Pembangunan Instalasi Biogas Limbah Ternak Sapi
Desa Tlogoagung Kec. Baureno
BLH Kab. Bojonegoro
Buku Laporan | Bab IV 118
Di samping kegiatan fisik seperti tersebut diatas, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro juga melaksanakan Gerakan Bangga Bojonegoro Bersih, Sehat, Indah, Asri dan Rapi (Gerbang Bojonegoro Bersinar) sebagai upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya mewujudkan pengelolaan kota dan desa yang bersih dan sehat sebanyak 73 obyek penilaian, yang terdiri dari :
8 desa, 11 Kelurahan seKecamatan Bojonegoro;
27 desa Ibu Kota Kecamatan;
27 desa terpilih yang mewakili Kecxamatan.
Pemberian penghargaan “Gerbang Bojonegoro Bersinar”
yang diberikan Pada Peringatan Hari Lingkungan
4.2
DOKUMEN IZIN LINGKUNGAN
Dalam rangka mewujudkan hak masyarakat untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, setiap kegiatan/usaha atau pembangunan di Kabupaten Bojonegoro yang diprakirakan memberikan dampak penting terhadap lingkungan perlu melakukan studi analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal/UKL-UPL).
Buku Laporan | Bab IV 119
Kegiatan pengawasan Amdal cenderung menjadi kewenangan provinsi, sedangkan kewenangan Kabupaten/ Kota lebih pada pengawasan pelaksanaan UKL-UPL. Kegiatan pengawasan pelaksanaan UKL-UPL dalam bentuk pemberian rekomendasi UKL-UPL dan SPPL yang bertujuan untuk menjamin suatu rencana usaha dan/ atau kegiatan dapat berjalan berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan/ usaha dan memaksimalkan dampak positif bagi lingkungan hidup.
Kepedulian pelaku usaha/ kegiatan dan industri dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup bisa juga berupa tanggungjawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah CSR (Corporate Social Responsbility). CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Pada Tahun 2015, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro telah memberikan rekomendasi SPPL terhadap 55 jenis usaha dan/ atau kegiatan, dan rekomendasi UKL-UPL untuk 77 jenis usaha dan/ atau kegiatan yang diantaranya adalah dokumen UKL-UPL untuk pembangunan Taman Rajekwesi dan Pusat Kuliner Rajekwesi dengan pemrakarsa Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bojonegoro.
Buku Laporan | Bab IV 120
4.2.1 Pengawasan Ijin Lingkungan
Ketaatan pelaku usaha/kegiatan dalam memahami dan melaksanakan apa yang telah dituangkan dalam dokumen lingkungan merupakan faktor utama dalam pengendalian dampak lingkungan akibat usaha/kegiatan dan industri. Adapun pengawasan terhadap ijin lingkungan (Amdal/UKL-UPL) yang dilaksanakan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro selama kurun waktu tahun 2015, sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.2
Pengawasan terhadap Ijin Lingkungan
No. Nama Perusahaan/Pemrakarsa Waktu (tgl/bln/thn)
(1) (2) (3)
1 MCL BANYU URIP PROJECT 21 Januari 2015
2 EXXONMOBIL CEPU LIMITED (EMCL) 10 April 2015
3 HOTEL WISMA DJAJA 21 April 2015
4 HOTEL SINAR BINTANG 22 April 2015
5 PT. SARIGUNA PRIMATIRTA 23 April 2015
6 PT. GELORA DJAJA 24 April 2015
7 HOTEL JOGLO 27 April 2015
8 CV. KEONG MAS 28 April 2015
9 PT. TIRTA FLORA MAKMUR 29 April 2015
10 RSUD SUMBEREJO 15 Juni 2015
11 PERUM PERHUTANI KBM INDUSTRI KAYU I SUB CEPU 30 Juni 2015
12 TRI WAHANA UNIVERSAL 20 Agustus 2015
13 INDUSTRI TAHU 14 September 2015
14 HOTEL DEWARNA 21 September 2015
15 HOTEL LAYUNG 29 September 2015
16 KOLAM RENANG 30 September 2015
17 PT. WIRA BUMI 20 Oktober 2015
18 EMCV (EPLS) 21 Oktober 2015
19 PT PERTAMINA 22 Oktober 2015
20 GUDANG PENYIMPANAN BARANG DAN POOL 27 Oktober 2015
21 KLINIK RAWAT INAP ANS 28 Oktober 2015
22 RSUD SUMBEREJO 01 November 2015
23 RS MUHAMMADIYAH KALITIDU 04 November 2015
24 KLINIK RAWAT INAP MUHAMMADIYAH 05 November 2015
Buku Laporan | Bab IV 121
No. Nama Perusahaan/Pemrakarsa Waktu (tgl/bln/thn)
26 HOTEL GRAND DJOGLO KALITIDU 09 November 2015
27 PT. BAROKAH ANGLING DHARMA 12 November 2015
28 RSUD PADANGAN 02 Desember 2015
29 DANDER MEDICAL CENTER 08 Desember 2015
30 CV. INDO BARU MANDIRI 23 Desember 2015
Pengawasan EPC 1 dan EPC 5
4.3
PENEGAKAN HUKUM
Dalam rangka untuk menjembatani penanganan permasalahan lingkungan hidup, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro memberikan layanan pengaduan masyarakat terkait dugaan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup. Pada Tahun 2014, tercatat ada 25 pengaduan masyarakat terkait dugaan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang ditangani Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro, dengan rincian sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4.3
Pengaduan Masalah Lingkungan - BLH Kab. Bojonegoro 2015
No. Masalah Yang Diadukan Status
1 Pengaduan Masyarakat An. Warga Desa Gunungan Kec. Baureno terkait penambangan galian C di lokasi Gunung Pegat, Desa Gajah Kec. Baureno.
Sudah ditindaklanjuti
2 Pengaduan Masyarakat An. Warga Desa Semengko Kec. Kalitidu terkait bau menyengat yang berasal dari PT. Tri Wahana Universal (TWU).
Buku Laporan | Bab IV 122
No. Masalah Yang Diadukan Status
3 Pengaduan Masyarakat An. LSM Jo Branti Kab. Bojonegoro yang ditujukan kepada EMCL, TBR-A ds. Kalisumber Kec. Tambakrejo, Sumur Tua dan proyek double track PT. KAI serta pabrik bahan cor di Kec. Padangan.
Sudah ditindaklanjuti
4 Pengaduan Masyarakat warga desa Kalisumber kepada PT. Pertamina Ep terkait pengeboran di area TBR-A.
Sudah ditindaklanjuti 5 Pengaduan Masyarakat An. Earga Kel. Ngrowo Rt. XI
terkait pengurugan tanah untuk pengembangan perumahan.
Sudah ditindaklanjuti
6 Pengaduan Masyarakat warga desa Tambakmerak Kec. Kasiman terkait kebocoran pipa minyak di desa
Tambakmerak yang mengakibatkan tumpahan minyak yang mengalir ke sungai.
Sudah ditindaklanjuti
7 Pengaduan Masyarakat An. Warga Desa Kunci terkait pembuangan air sisa produksi dari PT. Cleo ytang menggenangi jalan.
Sudah ditindaklanjuti
8 Pengadian Masyarakat An. Warga Desa Nguken Kec. Padangan terkait penambangan pasir yang menggunakan alat mekanik dan kendaraan pengangkut pasir yang menimbulkan kebisingan.
Sudah ditindaklanjuti
9 Pengaduan Masyarakat An. Warga Dsn. Korgan desa purwosari terkait penambangan pasir mekanik yang menyebabkan longsor.
Sudah ditindaklanjuti
10 Pengaduan Masyarakat An. Warga Desa Sranak Kec. trucuk dan Kel. Ledok Kulon terkait penambangan pasir mekanik di wilayah Kel. Ledok Kulon yaang menyebabkan longsor dan kerusakan lingkungan.
Sudah ditindaklanjuti
11 Pengaduan Masyarakat An. Warga Dsn. Pokak Desa Gondang Kec. Gondang terkait penambangan tanah urug yang menimbulkan kebisingan dan debu.
Sudah ditindaklanjuti
12 Pengaduan Masyarakat melalu surat dari Camat Kapas terkait dugaan pencemaran yang berasal dari limbah tahu dan perusahaan Kecap Kapal Layar yang berlokasi di Desa Kabunan Balen.
Sudah ditindaklanjuti
13 Pengaduan Masyarakat melalui SMS Bupati terkait adanya dugaan kebocoran minyak ke sawah warga yang berasal dari PT. TWU.
Sudah ditindaklanjuti
14 Pengaduan Masyarakat melalui SMS Bupati terkait penambangan pasir mekanik di desa Dukoh Lor Kec. Malo mengakibatkan jalan rusak.
Sudah ditindaklanjuti
15 Pengaduan Masyarakat melalui Lapor UKP4 terkait limbah pabrik tahu yang menimbulkan bau menyengat.
Sudah ditindaklanjuti 16 Pengaduan Masyarakat melalui lapor An.Ahmad Satria
terkait bau menyengat yang disebabkan oleh pembuangan limbah dari pabrik tahu.
Buku Laporan | Bab IV 123
No. Masalah Yang Diadukan Status
17 Pengaduan Masyarakat malalui SMS terkait
penambangan pasir mekanik di Desa Campurejo Kec. Bojonegoro yang mengakibatkan longsor tebing Bengawan Solo.
Sudah ditindaklanjuti
18 Pengaduan Masyarakat melalui SMS Bupati tedrkait informasi batas aman pengambilan pasir di Bengawan Solo dari Jembatan.
Sudah ditindaklanjuti
19 Pengaduan Masyarakat melalui SMS terkait kotoran tinja mengambang di kumbangan sungai irigasi yang
menimbulkan bau tidak sedap.
Sudah ditindaklanjuti
20 Pengaduan Masyarakat melalui SMS Bupati terkait penambangan pasir mekanik mulai Timur jembatan Malo sampai dengan Bendung Gerak
Sudah ditindaklanjuti
21 Pengaduan Masyarakat melalui Sekcam Kalitidu terkait pencemaran bau di sekitar jembatan Kalitidu yang diduga karena tumpukan sampah.
Sudah ditindaklanjuti
22 Pengaduan Masyarakat melalui lapor UKP4 terkait rongsokan Utara Stadion yang sangat mengganggu karena kotor dan bau.
Sudah ditindaklanjuti
23 Pengaduan Masyarakat melalui Lapor terkait
penggilingan padi milik warga desa Semenkidul yang menimbulkan sesak napas, gatal dan debu.
Sudah ditindaklanjuti
24 Pengaduan Masyarakat melalui radio radio Malowopti terkait informasi mengenai bahaya kalau kita menutupi buymi dengan sampah dan bahaya melakukan
pembakaran sampah.
Sudah ditindaklanjuti
25 Pengaduan Masyarakat melalui Lapor terkait adanya tempatr rongsokan di permukiman warga jalan
Kusnandar yang mengganggu kebersihan dan keindahan.
Sudah ditindaklanjuti
26 Pengaduan Masyarakat melalui dialog interaktif di Pendopo setiap hari Jum'at terkait pengelolaan lingkungan hidup.
Sudah ditindaklanjuti
27 Pengaduan Masyarakat melalui SMS terkait ikan pada sepanjang aliran Bengawan Solo mabuk dan muncul di permukaan.
Sudah ditindaklanjuti
Meskipun Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro belum mempunyai pos khusus pengaduan masyarakat, akan tetapi setiap ada kasus dugaan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, Badan Lingkungan Hidup selalu menindaklanjuti setiap pengaduan masyarakat yang masuk dan berusaha memfasilitasi terhadap penyelesaian kasus yang ada, bersama-sama dengan pihak-pihak yang terkait.
Buku Laporan | Bab IV 124
4.4
PERAN SERTA MASYARAKAT
Peran serta masyarakat dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup amatlah penting, karena berbagai masalah lingkungan hidup juga tak lepas dari ulah manusia. Penebangan hutan secara liar, pembuangan sampah tidak pada tempatnya, penambangan pasir illegal, pendirian bangunan tidak pada tempatnya dan masih banyak lagi pencemaran air, udara dan tanah yang diakibatkan aktivitas manusia.
Car Free Day di Bojonegoro
Oleh sebab itu diperlukan dukungan masyarakat Bojonegoro dalam pengendalian dan pelesatarian fungsi lingkungan hidup secara berkelanjutan. Kepedulian, kesadaran dan kefahaman masyarakat akan pentingnya kelestarian fungsi lingkungan hidup sebagai penopang kehidupan harus ditanamkan sejak dini. Dan itu merupakan tanggungjawab bersama antara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, swasta dan masyarakat, sehingga amanah untuk menjaga dan melestarikan lingkungan dapat terlaksana dengan baik.
Pengadaan bak pemilah sampah, drum komposter dan mesin pencacah sampah oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro merupakan stimulan kepada masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungannya melalui pengelolaan sampah. Adanya bank sampah dan rumah kompos merupakan wujud kepedulian masyarakat dalam pengelolaan lingkungan dan turut mendorong pemberdayaan perkonomian masyarakat.
Buku Laporan | Bab IV 125
Pembuatan Lubang Resapan Biopori
4.4.1 LSM Lingkungan Hidup
Sampai dengan tahun 2014 tercatat ada 13 lembaga swadaya masyarakat lingkungan hidup di Kabupaten Bojonegoro, jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya ada 11 LSM lingkungan hidup, ini merupakan suatu kemajuan bagi masyarakat Bojonegoro.
Lembaga Swadaya Masyarkat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan hidup, berdasarkan data dari Bakesbangpollinmas Kabupaten Bojonegoro tahun 2015 tercatat sebanyak 12 lembaga. LSM lingkungan hidup merupakan bentuk kepedulian masyarakat Bojonegoro terhadap pengelolaan dan keberlanjutan lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Bojonegoro, hal ini membuktikan bahwa kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan semakin meningkat.
4.4.2 Penerima Penghargaan Lingkungan Hidup
1) Penghargaan ADIPURA
Pelaksanaan program Adipura sesuai dengan peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 99 Tahun 2006. Adanya program Adipura yang dilakukan pemerintah pusat mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam program tersebut, dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih, sehat, dan teduh.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berturut-turut pada tahun 2009 dan 2010 berhasil meraih penghargaan Adipura Kategori Kota Kecil. Selanjutnya
Buku Laporan | Bab IV 126
pada tahun 2011, belum berhasil mendapatkan penghargaan Adipura, akan tetapi di tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015 Kabupaten Bojonegoro berhasil meraih kembali penghargaan Adipura.
2) Penghargaan ADIWIYATA
Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka penerapan kesepakatan bersama antara Menteri Negara LH dengan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 03/MenLH/02/2010 dan Nomor : 01/II/KB/2010.
Tujuan dari Adiwiyata sendiri adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, dengan prinsip dasar partisipatif dan berkelanjutan.
Pembuatan Lubang Resapan Biopori sebagai bentuk Kegiatan Siswa Peduli Lingkungan
Buku Laporan | Bab IV 127
Ditahun 2015, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berhasil memperoleh penghargaan Adiwiyta Nasional yang diraih oleh SMKN 4 Bojonegoro dan SMAN 1 Sumberrejo, yang sebelumnya berhasil meraih penghargaan Adiwiyata Provinsi ditahun 2014. Sedangkan untuk tingkat provinsi diraih oleh SMAN 3 Bojonegoro, SMAN 1 Baureno, SMPN 1 Bojonegoro dan SDN 4 Dander, dan untuk selanjutnya akan terus ditingkatkan agar dapat menjadi Sekolah Adiwiyata Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri.
3) Penghargaan Menuju Provinsi Hijau
Program Menuju Indonesia Hijau (MIH) didesain sebagai alat untuk mendorong penambahan tutupan vegetasi di kawasan berfungsi lindung Kabupaten. Program Menuju Indonesia Hijau juga berkontribusi terhadap pengendalian kerusakan lingkungan dan mendukung pemerintah untuk mencapai target 26% penurunan emisi Gas Rumah Kaca tahun 2020, menurunkan laju deforestasi serta mencegah bertambahnya luasan lahan kritis. Dengan melaksanakan Program MIH, Kabupaten tidak hanya mendukung pencapaian output di atas, tetapi juga bermanfaat langsung untuk menurunkan tingkat kerusakan lingkungan yang berdampak pada becana alam, seperti banjir dan longsor serta menaikkan indeks kualitas lingkungan hidup di daerahnya.
Program Menuju Indonesia Hijau bertujuan untuk mendorong pemerintah daerah menambah tutupan vegetasi dalam rangka :
1) menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
2) mendorong pemanfaatan tutupan vegetasi secara bijaksana; dan
3) meningkatkan resapan gas rumah kaca dalam rangka mitigasi perubahan iklim.
Pada tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mendapat penghargaan Menuju Provinsi Hijau dari Gubernur Jawa Timur dalam upaya mempertahankan dan menambah tutupan vegetasi yang didukung oleh Aspek Manajemen Pemerintah Daerah dan peran serta masyarakat, serta penghargaan Kalpataru tingkat provinsi atas nama Bapak Turmudzi.
Buku Laporan | Bab IV 128
Penerimaan Penghargaan MPH
4.4.3 Kegiatan Sosialisasi Lingkungan Hidup
Untuk meningkatkan peran aktif masyarakat, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro telah melakukan berbagai kegiatan, seperti mengadakan lomba kebersihan lingkungan melalui gerakan bangga Bojonegoro bersih, sehat, indah, asri dan rapi (Gerbang Bojonegoro Bersinar), gerakan pembuatan seribu lubang biopori, gerakan menanam satu milyar pohon, mengikutsertakan masyarakat dalam proses pembahasan rekomendasi Amdal, UKL-UPL dan SPPL serta mengadakan kegiatan penyuluhan/ sosialiasi antara lain;
1) Sosialisasi Peningkatan Kapasitas Program Gerbang Bojonegoro Bersinar; 2) Sosialisasi/Pembinaan Program Kampung Iklim;
3) Sosialisasi Desa Berseri;
4) Bintek Pengelolaan Limbah B3 Bidang Medis; 5) Sosialisasi/Pembinaan Adiwiyata
Buku Laporan | Bab IV 129
6) Sosialisasi/Pembinaan Kalpataru; dan 7) Rakor Pengawasan Lingkungan Hidup.
Rakor Pengawasan Lingkungan Hidup
4.5
KELEMBAGAAN
Produk hukum bidang lingkungan hidup yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan hidup pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro meliputi Peraturan Daerah (1 buah), Peraturan Bupati (4 buah) dan Surat Keputusan Bupati (19 buah) dan 1 (satu) Instruksi Bupati tentang Gerakan Panen Air Hujan di Kabupaten Bojonegoro.
4.5.1 Anggaran
Anggaran pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro tahun 2015, mengalami penurunan sebesar 5% dari 3.976.203.000,00 rupiah di tahun 2014 menjadi Rp. 3.786.450.000,00 rupiah di tahun 2015. Adapun anggaran pengelolaan lingkungan hidup tahun 2015, dalam rangka mendukung
Buku Laporan | Bab IV 130
pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal bidang lingkungan hidup adalah sebesar 219.06.500,00 rupiah. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya sebesar 155.270.000,00 rupiah, berarti mengalami kenaikan yang cukup besar dengan peruntukan anggaran;
SPM pelayanan pencegahan pencemaran air;
SPM pelayanan pencegahan pencemaran udara sumber tidak bergerak, dan;
SPM pelayanan tindaklanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup.
Pada tahun 2012 dari 2,5 M anggaran di bidang lingkungan hidup hampir 50% nya berasal dari Dana Alokasi Khusus bidang lingkungan hidup yaitu sebesar 1,1 milyar rupiah. Sedangkan di tahun 2013 total anggaran 3,4 milyar rupiah, dari APBD Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sebesar 1,9 milyar rupiah dan dari Dana Alokasi Khusus bidang lingkungan hidup sebesar 1,5 milyar rupiah. Untuk tahun anggaran 2014 dan 2015, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro tidak mendapatkan Dana Alokasi Khusus sehingga total anggaran bersumber dari APBD Kabupaten Bojonegoro.
Berikut ini adalah anggaran pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015, sebagaimana tabel tersebut dibawah ini ;
Tabel 4.4
Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2012 – 2015
No Sumber
Anggaran
Jumlah Anggaran
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1 APBD 1.453.042.000 1.958.683.100 3.976.203.000 3.786.450.000
2 DBHC-HT - - - -
3 APBN/DAK 1.121.750.000 1.532.350.000 - -
Buku Laporan | Bab IV 131
4.5.2 Personil
Sebagai gambaran mengenai keberadaan SDM Aparatur Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro adalah bahwa sebagaian besar aparatur berpendidikan sarjana dan magister. Hal ini merupakan salah satu faktor pendorong dan motivasi untuk menciptakan budaya kerja yang kondusif dalam melaksanakan tugas.
Jumlah personil pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro keadaan per 31 Desember 2015 adalah sebanyak 34 orang dengan rincian 21 orang laki-laki dan 13 orang perempuan, dengan komposisi pendidikan sebagai berikut :
a. S2 (Magister) : 9 Orang ( 5 laki-laki, 4 perempuan); b. S1 (Sarjana) : 20 Orang ( 11 laki-laki, 9 perempuan); c. D3 (Diploma 3) : 1 Orang ( laki-laki );
d. SLTA : 4 Orang ( laki-laki ).
Sedangkan untuk tenaga fungsional pengendali dampak lingkungan dan fungsional pengawas lingkungan masih belum ada, akan tetapi sudah ada staf yang mengikuti diklat pengawas lingkungan sebanyak 7 orang, yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 2 orang perempuan, akan tetapi belum dilantik untuk menduduki jabatan fungsional tersebut.