• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.6. Kegiatan Infrastruktur

5.6.1. Data Pengetahuan Responden Mengenai Kegiatan Infrastruktur

Semua Anggota CU Syaloom mengetahui tentang Kegiatan Infrastruktur berupa pengadaan Sarana Air Minum (SAM). Hal ini juga karena semua anggota CU ikut berpartisipasi dalam pembangunan SAM (Kuesioner, Maret 2014)

Data Berdasarkan Pendapat Responden Mengenai Kegiatan Infrastruktur

No Kategori Jumlah Persentase

1 Baik 14 44 %

2 Biasa Saja - -

3 Sangat Menolong 18 56 %

Total 32 100

Sumber: Kuesioner, Maret 2014

Kebutuhan anggota CU akan adanya air yang dapat disalurkan ke rumah-rumah membuat anggota merasa sangat tertolong dengan adanya Sarana Air Minum (SAM). Berdasarkan hasil kuesioner yang tertera pada Tabel 5.20, responden yang ikut dalam kegiatan Infrastruktur untuk membangun Sarana Air Minum menyatakan kegiatan ini baik adanya dan sangat menolong.

5.7. Sikap Kritis

Tabel 5.21

Data Responden Memberikan Pendapat Sebelum dan Sesudah adanya Kegiatan CU Sebelum adanya Kegiatan CU Setelah adanya Kegiatan CU No Kategori F Persentase Kategori F Persentase

1 Pernah 4 12% Pernah 11 34%

sikap kritis anggota CU, salah satunya kemampuan mengemukakan pendapat. Pendidikan akan isu masalah sosial mampu mengubah pola pikir dan sikap anggota CU yang awalnya enggan memberikan pendapat karena kurannya pengetahuan, dengan demikian mampu menyampaikan pendapatnya dalam setiap kegiatan-kegiatan di CU. Keikutsertaan anggota CU dalam kegiatan Advokasi membangun pola pikir sehingga lebih partisipatif. Tabel 5.21 menunjukkan perbandingan sebelum dan sesudah adanya kegiatan CU, persentase anggota yang pernah memberikan pendapat sebelum adanya kegiatan CU adalah 12%. Setelah adanya kegiatan CU menjadi 34%. Sedangkan untuk anggota yang tidak pernah memberikan pendapat persentase sebelum adanya kegiatan CU 88% dan setelah adanya kegiatan CU berkurang menjadi 66%.

Tabel 5.22

Data Pengetahuan Responden Mengenai Masalah di Desa Sebelum dan Sesudah Adanya Kegiatan CU

Sebelum adanya Kegiatan CU Setelah adanya Kegiatan CU

No Kategori F Persentase Kategori F Persentase

1 Ada 3 9% Ada 9 28%

2 Tidak Ada 29 91% Tidak Ada 23 72%

Total 32 100 Total 32 100

Sumber: Kuesioner, Maret 2014

Kesadaran masyarakat akan masalah juga dibangun melalui upaya pemberdayaan melalui CU. Pengetahuan anggota mengenai masalah yang ada di desa maupun kelompoknya merupakan sikap kritis masyarakat. Berdasarkan hasil kuesioner yang tertera pada Tabel 5.22, sebelum adanya kegiatan CU, hanya 9% responden yang menyadari adanya suatu masalah di desa Tanjung Purba yaitu pentingnya dibuat surat kepemilikan tanah. Setelah adanya kegiatan

responden yang tidak memahami masalah dari 91% menjadi 72%. Permasalahan yang diketahui responden menyangkut pelestarian hutan dalam hal menjaga mata air. Terjadi perdebatan diantara masyarakat, mengenai siapa yang bertanggung jawab akan pelestarian hutan tersebut. Selain itu permasalahan yang ada terkait isu masalah sosial, maraknya peredaran dan penggunaan Narkoba. Adanya pendidikan kesetaraan gender, ternyata telah menjadi kesalahpahaman di antara laki-laki dan perempuan. Dari jawaban responden, adanya pendidikan gender membuat kaum perempuan sering memandang rendah kaum laki-laki.

Tabel 5.23

Sikap Responden Terhadap Masalah Sebelum dan Sesudah Adanya Kegiatan CU Sebelum Adanya Kegiatan CU Setelah Adanya Kegiatan CU No Kategori F Persentase Kategori F Persentase

1 Menanggapi - - Menanggapi 10 28%

2 Biasa Saja 30 94% Biasa Saja 23 72%

3 Tidak Menanggapi 2 6% Tidak Menanggapi - - Total 32 100 Total 32 100

Sumber: Kuesioner, Maret 2014

Pemahaman anggota CU akan adanya suatu masalah di desa maupun kelompoknya, turut mempengaruhi sikap dan responnya terhadap masalah tersebut. Dilihat dari tabel 5.23

menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa penting adanya surat kepemilikan tanah untuk menghindari pihak-pihak yang mungkin saja mempermasalahkan status kepemilikan tanah.

5.8. Tingkat Pendapatan

Tabel 5.24

Data Pendapatan Responden Perbulan Sebelum dan Sesudah Adanya Kegiatan CU Sebelum adanya Kegiatan CU Setelah adanya Kegiatan CU

No Pendapatan F Persentase F Persentase

1 Rp. 500.000 – Rp. 1.500.000 14 44% 7 22% 2 Rp. 1.600.000 – Rp. 2.500.000 7 22% 6 19% 3 Rp. 2.600.000 – Rp. 3.500.000 5 16% 8 25% 4 Rp. 3.600.000 – Rp. 4.500.000 3 9% 5 16% 5 ›› Rp. 4.600.000 3 9% 6 19% Total 32 100 32 100

Sumber: Kuesioner, Maret 2014

Bekerja sebagai petani, pendapatan masyarakat tidak menentu. Pendapatan petani juga dipengaruhi oleh jenis tanama yang ditaman. Apakah jangka pendek atau jangka panjang, karena sudah menjadi pekerjaan mayoritas masyarakat disamping menanam tanaman jangka panjang seperti Jeruk, penduduk juga menanam jangka pendek sehingga ada penghasilan yang diperoleh setiap bulannya. Selain dari pada itu pendapatan penduduk juga berasal dari upah harian yang diterima apabila bekerja di ladang orang lain. Data pada Tabel 5.24 menunjukkan pendapatan 44% responden sebelum adanya kegiatan CU berkisar antara

pedesaan, pendapatan ini dapat memenuhi kebutuhan dasar responden. Sementara itu 22% responden yang memiliki pendapatan berkisar Rp.1.600.000 – Rp.2.500.000 sebelum kegiatan CU berkurang menjadi 19%. Responden dengan pendapatan yang berkisar Rp.2.600.000 – Rp.3.500.000, bertambah dari 16% menjadi 25%. Begitu juga dengan pendapatan yang berkisar Rp.3.600.000 – Rp.4.500.000 mengalami peningkatan dari 9% menjadi 16%. Pendapatam Rp.4.600.000 keatas juga mengalami peningkatan dari 9% menjadi 19%. Hal ini juga dapat terjadi karena adanya kegiatan peternakan yang menambah pendapatan responden.

Tabel 5.25

Data Jumlah Pendapatan Responden Untuk Kebutuhan Konsumsi Sebelum dan Sesudah adanya Kegiatan CU

Sebelum Adanya Kegiatan CU Setelah Adanya Kegiatan CU

No Kategori F Persentase Kategori F Persentase

1 Memenuhi 16 50 % Memenuhi 26 81 %

2 Kurang Memenuhi 11 34 % Kurang Memenuhi 6 19 % 2 Tidak Memenuhi 5 16 % Tidak Memenuhi - -

Total 32 100 Total 32 100

Sumber: Kuesioner, Maret 2014

responden dapat dipenuhi dari 60% menjadi 81%. Hal ini juga dapat dilihat dari responden yang pendapatannya tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi sebelum meningkanya pendapatan 16% menjadi 0 setelah adanya kegiatan CU. Sementara itu ada 34% responden yang pendapatannya kurang memenuhi kebutuhan konsumsi sebelum meningkatnya pendapatan menjadi 19%. Hal ini terjadi karena tidak ada hasil pertanian yang dapat dikonsumsi.

Tabel 5.26

Data Jumlah Pendapatan Responden Untuk Perumahan Sebelum dan Sesudah Adanya Kegiatan CU

Sebelum Adanya Kegiatan CU Setelah Adanya Kegiatan CU

No Kategori F Persentase Kategori F Persentase

1 Memenuhi 9 28% Memenuhi 21 65%

2 Kurang Memenuhi 12 37% Kurang Memenuhi 11 35% 3 Tidak Memenuhi 11 35% Tidak Memenuhi -

Total 32 100 Total 32 100

Sumber: Kuesioner, Maret 2014

Perumahan responden terdiri dari 3 tipe, yaitu permanen, semi permanen dan darurat. Jumlah pendapatan untuk biaya perumahan memang terlihat perubahan yang signifikan. Meningkatnya pendapatan, salah satu kebutuhan yang langsung dipenuhi responden adalah untuk biaya perbaikan rumah, biasanya renovasi rumah papan. Walaupun demikian, biaya tersebut belum dapat memperbaiki rumah sepenuhnya. Setelah adanya kegiatan di CU untuk menambah pendapatan, 35% respoden masih mengalami kekurangan dalam hal biaya perumahan. Pendapatan responden untuk memenuhi biaya perumahan dapat dilihat dari Tabel 5.26 yang menunjukkan 35% responden sebelum meningkatnya pendapatan tidak dapat

serta mengganti atap seng. Setelah meningkatnya pendapatan, sedikit demi sedikit keadaan rumah dapat diperbaiki. Rumah dengan tipe darurat dari lantai tanah menjadi lantai semen. Walaupun tidak semua dapat diperbaiki, kondisi perumahan responden dapat dikatakan baik dengan meningkatnya pendapatan. Sehingga pendapatan dapat memenuhi biaya perumahan. Persentase responden sebanyak 37% dengan pendapatan kurang dapat memenuhi biaya perumahan yaitu dari tipe darurat menjadi semi permanen dan semi permanen menjadi permanen. Meningkatnya pendapatan persentase respondeng yang kurang dapat memenuhi biaya perumahan menjadi 35%.

Tabel 5.27

Data Jumlah Pendapatan Untuk Pendidikan Anak Sebelum dan Sesudah Adanya Kegiatan CU

Sebelum Adanya Kegiatan CU Setelah Adanya Kegiatan CU

No Kategori F Persentase Kategori F Persentase

1 Memenuhi 13 41% Memenuhi 16 50%

2 Kurang Memenuhi 11 34% Kurang Memenuhi 16 50% 3 Tidak Memenuhi 8 25% Tidak Memenuhi -

Total 32 100 Total 32 100

Sumber: Kuesioner, Maret 2014

semakin banyak sehingga masih mengalami kekurangan. Dari kondisi anak responden yang tadinya bersekolah di desa dengan biaya pendidikan murah, kini harus melanjutkan pendidikan di kota karena tidak tersedianya sarana pendidikan tingkat menengah dan atas dengan biaya yang lebih banyak.

Tabel 5.28

Data Jumlah Pendapatan Responden Untuk Perawatan Kesehatan Sebelum dan Sesudah Adanya Kegiatan CU

Sebelum Adanya Kegiatan CU Setelah Adanya Kegiatan CU

No Kategori F Persentase Kategori F Persentase

1 Memenuhi 22 69% Memenuhi 29 81%

2 Kurang Memenuhi 8 25% Kurang Memenuhi 3 9%

3 Tidak Memenuhi 2 6% Tidak Memenuhi - -

Total 32 100 Total 32 100

Sumber: Kuesioner, Maret 2014

Berdasarkan data pada Tabel 5.28 dapat dilihat, ada 6% responden dengan kategori pendapatan tidak dapat memenuhi biaya perawatan kesehatan sebelum meningkatnya pendapatan. Hal ini dikarenakan responden kondisi kesehatan responden memerlukan perawatan rumah sakit. dan 6 % anggota yang tidak dapat memenuhinya. Hal ini karena penyakit yang diderita mengharuskan untuk di rawat di rumah sakit. Setelah upaya pemberdayaan terdapat peningkatan anggota yang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk biaya perawatan kesehatan sehingga dapat memenuhinya walaupun masih mengalami kekurangan.

5.9.1. Data Berdasarkan Sumber Air Minum Responden Sebelum dan Sesudah Adanya Kegiatan CU

Berdasarkan hasil kuesioner, semua responden sebelum adanya pembangunan SAM, sumber utama airnya berasal dari sungai yang jaraknya sekitar 30 m dari perkampungan penduduk. Akibat keadaan ini pula penduduk tidak mempunyai fasilitas MCK yang memadai di dalam rumah, karena belum tersedia air ke rumah-rumah. Adanya kegiatan infrastruktur untuk membangun Sarana Air Minum di desa Tanjung Purba, responden merasakan manfaat merasa sangat tertolong. Rutinitas mengambil air ke sungai sudah tidak lagi dilakukan dan kebersihan pun terjaga dengan tersedianya MCK di rumah (Kuesioner, Maret 2014).

Tabel 5.29

Data Responden Berdasarkan Ketersediaan Air Sebelum dan Sesudah Adanya Kegiatan CU

Sebelum Adanya Kegiatan CU Setelah Adanya Kegiatan CU

No Kategori F Persentase Kategori F Persentase

1 Mencukupi 9 28% Mencukupi 32 100 %

2 Tidak Mencukupi 23 72% Tidak Mencukupi - -

Total 32 100 Total 32 100

Sumber: Kuesioner, Maret 2014

tidak lagi dikerjakan efektif. Kegiatan pagi hari responden harus mengambil air ke sungai untuk memasak, karena kegiatan ini pun memakan waktu responden tidak lagi melakukan pekerjaan membersihkan rumah. SAM memang sangat membantu dalam hal kebutuhan air. SAM sendiri tidak hanya diberikan pada anggota CU, SAM berlaku bagi semua orang yang membutuhkan air. Perbedaannya terletak pada biaya administrasi yang dikenakan, pada anggota CU biaya meteran air lebih murah dibandingkan yang bukan anggota CU. Perhitungan biaya penggunaan SAM, dibebankan perbulannya dengan perhitungan banyaknya meteran air yang dipakai.

Tabel 5.30

Data Responden Berdasarkan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Adanya Kegiatan CU

Sebelum Adanya Kegiatan CU Setelah Adanya Kegiatan CU

No Kategori F Persentase Kategori F Persentase

1 Ya 6 19% Ya 13 41%

2 Tidak 26 74% Tidak 19 59%

Total 32 100 Total 32 100

Sumber: Kuesioner, Maret 2014

Upaya pemberdayaan memang ditujukan untuk menambah pengetahuan anggota CU secara langsung. Dari informasi yang diketahui peneliti, pengetahuan anggota bertambah mengenai bagaimana menjaga keharmonisan keluarga dan mengantispasi bahaya HIV/AIDS melalui kegiatan advokasi. Selain itu pengetahuan dalam hal pertanian seperti penggunaan pupuk kompos, tanaman organik dan lain sebagainya diperoleh melalui kegiatan Pengembangan Ekonomi Masyarakat. Melalui kelompok CU sendiri pengetahuan anggota bertambah dalam hal pengelolaan keuangan.

Data Responden Berdasarkan Hubungan Interaksi Sebelum dan Sesudah Adanya Kegiatan CU

Sebelum Adanya Kegiatan CU Setelah Adanya Kegiatan CU

No Kategori F Persentase Kategori F Persentase

1 Sangat Baik 13 41% Sangat Baik 23 72%

2 Baik 16 50% Baik 8 25%

3 Kurang Baik 3 9% Kurang Baik 1 3%

Total 32 100 32 100

Sumber: Kuesioner, Maret 2014

Dengan adanya kelompok CU, secara tidak langsung hubungan antar sesama anggota terjalin semakin baik. Hal ini terlihat dari hasil kuesioner, dengan persentase 72% anggota mengatakan hubungan yang terjalin sangat baik. Dalam hubungan ini, sesama anggota mengerti artinya kebersamaan dan saling percaya satu sama lain.

5.10. Analisis Dampak Upaya Pemberdayaan Melalui Credit Union Terhadap Perkembangan Kelompok Dampingan Yayasan Ate Keleng

Adanya upaya pemberdayaan memberikan dampak pada perkembangan CU Syaloom, dampak tersebut dapat dilihat dari 3 aspek yaitu, dampak positif, dampak langsung dan dampak tidak langsung yang dirasakan anggota CU Syaloom terhadap perkembangan kelompoknya.

5.10.1. Dampak Positif

Dampak yang perpengaruh positif terhadap perkembangan kelompok CU Syaloom dapat dilihat dari sikap kritis masyarakat dengan biberikannya pendidikan menyangkut isu- isu masalah sosial yang ada di desa maupun kelompoknya melalui kegiatan advokasi. Sikap kritis tersebut dapat dilihat dari masyarakat semakin mampu menyampaikan pendapat yang dapat membangun desanya. Selain itu sikap kritis masyarakat juga dilihat dari kemampuan memahami suatu masalah dan memberikan respon terhadap masalah.

Dampak positif upaya pemberdayaan terhadap perkembangan CU Syaloom juga dapat dilihat dari meningkatnya pendapatan anggota dengan adanya kegiatan pertanian dan peternakan melalui Pengembangan Ekonomi Masyarakat. Kegiatan pertanian dan peternakan diseimbangkan dengan pekerjaan utama mayoritas masyarakat, sehingga adanya kegiatan tersebut menambah pemahaman masyarakat akan sistem pertanian.

Dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat berkaitan dengan kebutuhan air minum adalah kegiatan Infrastruktur. Dengan menyalurkan air ke rumah-rumah dapat memudahkan penduduk menikmati air setiap harinya tanpa harus bersusah payah.

5.10.2. Dampak Langsung

Dampak langsung yaitu dampak yang dirasakan langsung oleh anggota CU Syaloom setelah adanya upaya pemberdayaan. Dampak langsung berkaitan dengan dampak positif

kelompok.

5.10.3. Dampak Tidak Langsung

Dampak tidak langsung yaitu dampak yang dirasakan secara tidak langsung oleh anggota CU Syaloom. Dampak tersebut dilihat dari hubungan yang terjalin antar anggota CU dan kepedulian terhadap sesama. Dampak tidak langsung juga dapat dirasakan oleh masyarakay yang bukan anggota CU Syaloom, yaitu dibangunnya Sarana Air Minum (SAM) sebagai fasilitas desa yang dapat dinikmati oleh semua masyarakat tanpa terkecuali

5.11. Analisis Data Kuantitatif Perbandingan Perkembangan Kelompok CU Sebelum

Dokumen terkait